1.
2. PENDAHULUAN
o I. Latar Belakang
o Aktivitas pembangunan merupakan suatu proses intervensi thd LH, bila tidak
dikendalikan, lingk yg tidak sehat sbg akibat yang bakal dirasakan.
o Kualitas lingk yg menurun terjadi krn air sungai dan laut yg tercemar oleh
limbah, udara oleh polutan seperti karbon dioksida, tanah oleh barang
anorganis yg sulit hancur maupun oleh bahan kimia sep. pestisida. Ini semua
menurunkan kesehatan manusia di lingk tsb.
o Munculnya industri-2 di kawasan sepanjang sungai dan pelabuhan, log pond
dan sarana transportasi; menyebabkan tekanan thd sungai semakin berat baik
kelestarian fungsi sungai maupun pencemaran sungai yg dari hulunya sudah
tercemar oleh limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
3.
o Pemerintah telah mengeluarkan PP No. 82 Tahun 2001 Ttg Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air , dalam PP tsb Pemerintah
melakukan pengendalian pengelolaan air dan pengendalian pencemaran air.
o Untuk pelaksanaan pengendalian pencemaran air Pemerintah menetapkan
daya tampung beban penc, persyaratan pembuangan air limbah. Selain itu juga
melakukan inventarisasi dan identifikasi sumber pencemaran, memantau
kualitas air & sumber pencemar .
o Meningkatnya keg dapat mendorong peningkatan penggunaan B-3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun), Selama tiga dekade terakhir, penggunaan dan jumlah
B-3 semakin meningkat.
o Agar B-3 tidak mencemari LH maka diperlukan peningkatan upaya
pengelolaannya dengan lebih baik dan terpadu.
o Tuntutan dan kebutuhan rakyat di daerah akan LH yg baik akan tergilas oleh
kepentingan para pemodal besar untuk mengekploitasi alam dengan cara-2 yg
dapat mengganggu keseimbangan ekologi . Dalam tahun-tahun belakangan ini
telah muncul berbagai konflik tersebar secara merata diberbagai wilayah
nusantara
o Kekuasaan politik belum memiliki arti nyata agar mampu memanfaatkan
potensi sumber daya alamnya melalui sebuah proses pembangunan yang
berkelanjutan.
o Olkartu ketaatan thd ketentuan UU maupun persyratan perizinan seperti
AMDAL/RKL-RPL, UKL/UPL, Izin limbah cair, Izin Land Aplikasi, izin
TPS LB-3 yang berkaitan dengan masalah lingk harus dilakukan secara
sukarela oleh para penanggung jawab .
o Kenyataannya masih banyak yang belum diaati/atau dilanggar , untuk itu perlu
adanya dorongan melalui program penaatan, pemeriksaan dan ada kalanya
harus dilakukan dengan upaya paksa dalam bentuk program penegakan
hukum/yustisi.
o Pemeriksaan/inspeksi merupakan salah satu kegiatan pengawasan agar
pengusaha mentaati semua ketentuan yang berlaku ( air, udara, tanah,
kebisingan, B-3).
4.
o Setiap penanggung jawab kegiatan industri wajib:
o 8. Menyampaikan laporan ttg catatan debit harian, kadar parameter BMLC, dll
sekurang-2nya 3 bulan sekali kepada BAPEDAL (Kab./Kota dan Propinsi
serta instansi teknis terkait)
5.
o III. PROTAP PENANGGULANGAN DAMPAK LINGKUNGAN
o PENCEMARAN / PENGAWASAN
o Bahan kimia dan biologi yang digunakan dalam pengelolaan air limbah
o Pengecekan thd kondisi fisik IPAL & Kerja IPAL (permanen kedap air atau
tidak)
o Kapasitas Instalasi Pengolah Limbah (IPAL) dan designnya
o Debit air limbah dari IPAL, lihat catatan harian pabrik tentang hal ini.
o Pengecekan thd alat ukur debit air limbah ( flow meter ) yg dimiliki pabrik
o Data analisa air limbah , baik hasil swapantau pabrik maupun hasil
pengawasan instansi yang bertanggungjawab di daerah
o Pengecekan thd pengelolaan lumpur sedimen dan sludge dari IPAL
o Pengecekan thd upaya pemanfaatan air limbah (reuse, recycle dan reduce).
6.
o Penanganan Limbah Cair
o Proses penanganan Limbah Cair pada prinsipnya terdiri dari tiga tahap yaitu :
o buangan dg padatan
o lumpur aktif
o destilasi, dll
7.
o B. Pengelolaan Limbah B-3
Proses penanganan dan pengelolaan limbah padat non B-3 , perlu diperiksa apakah
limbah yg dikatakan masuk kategori non B-3 telah melewati analisis karakteristik
limbah B-3 atau telah dapat dipastikan bukan termasuk L-B-3.
Untuk mengetahui jumlah atau kapasitas limbah dilakukan pengecekan thd sumber
limbah padat non B-3 tersebut
Berdasarkan teknologi yang tersedia dan alur proses produksi dapat diketahui volume
limbah padat yang dihasilkan, berapa yang dimanfaatkan kembali, berapa yang
ditimbun , atau bahkan berapa yang dijual . Selanjutnya dapat dibuat neraca
keseimbangan
Dalam pemanfaatan limbah padat non B-3 perlu dirinci dan dicatat pihak mana yang
memanfaatkan , untuk tujuan apa, dan berapa jumlah yang dimanfaatkan . Apabila
hasil pemanfaatan berupa produk yang memberi nilai tambah pada perusahaan,
apakah ada dampak samping dari produk tersebut (cek limbahnya), dan seterusnya.
1. Isu LH adalah Penc dan Perusakan lingk , Implikasi dampaknya sangat luas dan
komplek krn mengganggu sendi-2 kehidupan masy. dan keberadaan makhluk hidup
2. Masalahan LH bersifat multi sektoral dan kompleks yg hrs ditangani scr holistik
dan terpadu.
4. Penegakan hukum lingk thd pelaku kejahatan lingk mutlak harus dilaksanakan dg
pembaharuan dan pembentukan peradilan lingk dan perangkatnya
o Rencana pengelolaan DAS secara terpadu mengarah kepada one river one
management .
Pencemaran Industri
Proses produksi ini akan menghasilkan produk yg diinginkan dan hasil samping yang
tidak diinginkan berupa limbah
Limbah terdiri dari limbah padat, limbah cair dan gas buangan yang akan masuk ke
lingkungan.
Untuk itu diperlukan upaya untuk mengurangi limbah tsb dg membuat IPAL (Instalasi
Pengolah Air Limbah), Dust Collector (Penangkap Debu), Peredam suara, dll
Untuk memastikan suatu kegiatan industri tidak mempunyai dampak (-) thd lingk,
diperlukan upaya pemantauan secara berkala dan terus menerus terhadap kualitas
limbah cair dan gas buangan
Utk pengolahan data informasi , shg berguna dimasa yg akan datang termasuk utk
keperluan penyidikan.
BENTUK-BENTUK PENGAWASAN
Pengawasan Rutin
Pengawasan Kunjungan
Konsumen dan produsen dihimbau untuk peduli lingkungan atau mempraktekkan apa
yg disebut " etika lingkungan ". Misalnya, mereka diseru utk
menggunakan botol gelas minuman (yg dpt digunakan lagi) dr pd botol plastik (yg
sekali pakai dibuang).
jika instrumen ini dianut, masy dan pemerintah harus melakukan gerakan pendidikan
dan penyadaran tentang lingkungan, agar konsumen hanya membeli barang yg
diproduksi scr ramah-lingk .
Para pakar dpt berhimpun utk menyusun semacam " norma profesi teknik
" yg diterima scr umum, shg dpt mengikat seluruh industri.
Kampanye atau himbauan ini merupakan alternatif yang bermanfaat dan hemat untuk
mengendalikan perilaku-cemar ,
Upaya pencegahan penc membutuhkan biaya yg tdk kecil, shg mungkin hrs dilakukan
pengurangan jml industri yg berakibat berkurangnya lapangan kerja .
V. KESIMPULAN
Daya dukung lingkungan merupakan hal penting utk dikaji sbg dasar bagi
pengambilan keputusan dlm suatu lingk ttt.
Kemampuan dan wawasan masyarakat di lingk rawan dampak perlu ditingkatkan scr
bertahap sbg ujung tombak membantu Pemerintah dlm pengendalian pencemaran air.