Anda di halaman 1dari 37

EVALUASI MANAJEMEN RISIKO

DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
KEUANGAN

SHARING SESSION:
Disampaikan kepada BP Batam

Integritas · Profesionalisme · Sinergi · Pelayanan · Kesempurnaan 1


3
KEMENTERIAN KEUANGAN

Outline
INSPEKTORAT JENDERAL

Click to edit Master title style


1 Gambaran Umum
• Click to edit Master text styles
• Second level
2 Proses Manajemen Risiko
• Third level
Click icon to add
picture • Fourth level
3 Evaluasi Proses
• Fifth level Manajemen Risiko

Date Your Footer Here 2


Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan
KEMENTERIAN KEUANGAN
INSPEKTORAT JENDERAL

Gambaran Umum
Manfaat Manajemen Risiko

Manfaat

mendukung mengurangi meningkatkan meningkatkan meningkatkan memperluas


hubungan baik dengan pertimbangan dalam
tercapainya kejutan kesempatan kepatuhan pada pengambilan keputusan,
pemangku
Sasaran. (surprises). dalam peraturan. kepentingan. perencanaan, dan
memanfaatkan penggunaan sumber
daya organisasi.
peluang

1 2 3 4 5 6
mendorong meningkatkan meningkatkan meningkatkan menciptakan
manajemen lebih kualitas
proaktif dan antisipatif reputasi akuntabilitas rasa aman bagi
perencanaan dan
terhadap perubahan
pencapaian kinerja.
organisasi. dan tata kelola pimpinan dan
organisasi dan
lingkungan. organisasi. seluruh pegawai.

7 8 9 10 11

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 4
Gambaran Umum Kerangka Kerja MR Kemenkeu

Proyeksi Fiskal, Postur APBN, serta Aset dan Kewajiban Negara yang Terkendali dalam
Jangka Pendek, Menengah, dan Panjang

Optimalisasi Pencapaian Visi, Misi, Sasaran, dan Peningkatan Kinerja

Eksternal Internal Alur Manajemen Risiko Budaya

Komite MR 1st
Proses MR Integrasi pada
1. Kementerian Proses Bisnis
UPR-One

Regulasi
Negara/Lembaga
2. Lembaga Non
Struktural UPR-Two Penghargaan
3. BUMN Penyusunan
4. Badan Layanan Umum Sistem
Evaluasi
UPR-Three Komunikasi
5. Lembaga khusus yang MR Sistem
Berkelanjutan
didirikan dengan UU. MR
Dalam rangka pencapaian UKMR 2nd
sasaran di bidang KOMITMEN
keuangan negara ITJEN 3 rd PIMPINAN

Terintegrasi Terstruktur dan komprehensif Adaptif Inklusif Dinamis


Berdasarkan informasi terbaik Memperhatikan SDM dan budaya Perbaikan Berkesinambungan

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 5
KEMENTERIAN KEUANGAN
INSPEKTORAT JENDERAL

Proses Manajemen Risiko


Proses Manajemen Risiko

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 7
A. Komunikasi dan Konsultasi

KOMUNIKASI: penyampaian informasi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap


Risiko. KONSULTASI: aktivitas untuk memperoleh informasi terkait Risiko guna mendapatkan
umpan balik dalam rangka pengambilan keputusan.
RAPAT BERKALA
Dilaksanakan paling sedikit setiap triwulan dalam Dialog
Kinerja Organisasi (DKO), dipimpin oleh Pimpinan UPR, dihadiri
oleh seluruh pejabat satu level di bawah Pimpinan UPR, dan
penyelenggaraan rapat berkala dikoordinasikan oleh eksekutif
manajemen.

RAPAT INSIDENTIL
Dilaksanakan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan berdasarkan
arahan pimpinan UPR atau kondisi mendesak terkait Risiko.
Penyelenggaraan rapat insidental dikoordinasikan oleh
eksekutif manajemen.

DISKUSI KELOMPOK TERARAH (FOCUSED


GROUP DISCUSSION)
bertujuan untuk menggali dan menganalisis informasi terkait
Risiko, dapat melibatkan struktur UPR, para Manajer Risiko,
dan/atau pihak yang memiliki pengetahuan mendalam (expert)
terkait informasi tersebut.

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 8
B. Perumusan Konteks
Untuk memahami lingkungan dan batasan penerapan Manajemen Risiko pada setiap UPR

Ruang Lingkup Menetapkan Sasaran Mengidentifikasi Pemangku Menetapkan Struktur Hasil Perumusan
dan Periode Organisasi Kepentingan UPR Konteks

 Ruang lingkup merupakan  Acuan utama: mengacu pada  Pihak yang berinteraksi dan Mengacu pada ketentuan Dituangkan dalam Formulir
batasan tugas, fungsi, dan sasaran strategis dalam peta berkepentingan terhadap organisasi dan tata kerja yang Konteks Manajemen Risiko
mandat dimana Manajemen strategi unit organisasi. output dan outcome organisasi. berlaku di lingkungan Kementerian
Risiko akan diterapkan.  Acuan alternative: inisiatif  Deskripsi pemangku Keuangan
 Periode penerapan Manajemen strategis dalam kontrak kinerja, kepentingan dalam
Risiko merupakan kurun waktu program, proyek, kegiatan yang hubungannya dengan
penerapan Manajemen Risiko. direncanakan/dilaksanakan pencapaian sasaran organisasi
organisasi.

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 9
C. Identifikasi Risiko

Menentukan semua Risiko yang berpengaruh terhadap pencapaian sasaran organisasi

Perumusan Kejadian, Penyebab, dan


1 3 Menetapkan Kategori Risiko
1.Risiko Keuangan Negara dan Kekayaan
Dampak Risiko
Negara; 2.Risiko Kebijakan; 3.Risiko Reputasi;
Dapat menggunakan berbagai metode analisis
4.Risiko Fraud; 5.Risiko Legal; 6.Risiko
masalah seperti fishbone diagram
Kepatuhan; 7.Risiko Operasional

Identifikasi Risiko
melalui pendekatan: Hasil Identifikasi Risiko
1.TOP-DOWN ; 2.Sasaran Organisasi UPR; Dituangkan dalam Formulir Profil dan Peta
3.BOTTOM –UP; 4. Identifikasi Probis strategis;
5. Inisiatif Strategis/Proyek yang dilakukan; 6.
2 4 Risiko
identifikasi kategori

Minimal jumlah kategori risiko yang diidentifikasi:


UPR Kemenkeu-Wide : 5 (lima) kategori Risiko;
UPR Kemenkeu-One : 4 (empat) kategori Risiko;
UPR Kemenkeu-Two dan Kemenkeu-Three : 3 (tiga) kategori Risiko.

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 10
D. Analisis Risiko

Menentukan Besaran Risiko dan Level Risiko dengan cara menentukan level kemungkinan dan level dampak terjadinya
Risiko berdasarkan Kriteria Risiko, setelah mempertimbangkan keandalan sistem pengendalian yang ada.

Menginventarisir SPI yang telah dilaksanakan Mengestimasi level dampak risiko


1 Dapat berupa SOP, pengawasan melekat, review berjenjang, 4  Mengukur dampak apabila risiko terjadi didasarkan pada SPI,
regulasi, dan pemantauan rutin proyeksi dan isu terkait lainnya;
 Berdasarkan analisis data Risiko pada LED;

Menerapkan kriteria risiko  Berdasarkan area dampak dan estimasi dampak sesuai kriteria

2  Kriteria Kemungkinan terjadinya risiko ditentukan oleh dampak Risiko


pimpinan UPR (non low tolerance event vs low tolerance
event );
5 Menentukan besaran dan level risiko
 Kriteria Dampak diklasifikasikan ke dalam area dampak dan
 Ditentukan dengan mengombinasikan Level
diurutkan dari bobot tertinggi hingga terendah: Beban
Keuangan Negara; Penurunan Reputasi; Sanksi pidana, perdata, Kemungkinan dan Level Dampak Risiko sesuai Matriks
dan/atau administrative; Kecelakaan dan penyakit akibat kerja; Analisis Risiko;
Gangguan terhadap layanan organisasi; Penurunan kinerja.  Berdasarkan pemetaan Risiko tersebut, diperoleh Level

Mengestimasi level kemungkinan risiko Risiko yang meliputi sangat tinggi (5), tinggi (4), sedang
3  Mengukur peluang kejadian didasarkan pada SPI dan isu terkait (3), rendah (2), atau sangat rendah (1).
lainnya;
 Berdasarkan analisis tren data Risiko pada LED;
Hasil analisis risiko
 Jika tidak ada histori: teknik perkiraan; pendapat ahli; atau
6 Hasil Analisis dituangkan dalam Formulir Profil dan Peta Risiko

konsensus pemilik proses bisnis, pengelola Risiko dan pimpinan


UPR.

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 11
e. Evaluasi Risiko

Menentukan prioritas Risiko, Besaran/Level Risiko Residual Harapan, keputusan mitigasi Risiko,
dan Indikator Risiko Utama (IRU)

01 02 03 04

Menyusun Prioritas Risiko Menentukan Besaran/Level Keputusan Mitigasi Risiko Menetapkan IRU
Risiko Residual Harapan
 Diurutkan berdasarkan Besaran  Menerapkan Selera Risiko Suatu ukuran yang dapat memberikan
Risiko;  Besaran/Level Risiko Residual informasi sebagai sinyal awal tentang
 Menetapkan Mitigasi Risiko dengan
 Apabila terdapat lebih dari satu Harapan merupakan target ketentuan: adanya peningkatan atau penurunan
Risiko yang memiliki besaran Risiko Besaran/Level Risiko pada akhir Besaran Risiko yang ditetapkan.
 dilakukan terhadap seluruh
yang sama, maka cara penentuan periode penerapan proses
Manajemen Risiko; risiko utama (level sedang,
prioritas:
tinggi, dan sangat tinggi).
 Urutan area dampak dari yang  Mempertimbangkan selera
 Bukan risiko utama dimitigasi,
tertinggi hingga terendah; Pimpinan UPR dan sumber daya.
jika ada potensi peningkatan
 Urutan Kategori Risiko yang tertinggi Besaran Risiko melampauai
hingga terendah; area penerimaan Risiko.
 Judgement pimpinan UPR.

19

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 12
f. Mitigasi Risiko

Tindakan yang bertujuan untuk menurunkan dan/atau menjaga


Besaran dan/atau Level Risiko Utama hingga mencapai Risiko
Residual Harapan.

1. Mengurangi kemungkinan terjadinya Risiko


Kriteria rencana Mitigasi Risiko
2. Mengurangi dampak Risiko

OPSI MITIGASI RISIKO


 bukan merupakan pengendalian internal yang 3. Membagi (sharing) Risiko
sudah dilaksanakan dan bukan merupakan 4. Menghindari Risiko
bagian dari SOP yang berlaku. 5. Menerima Risiko
 merupakan kegiatan terobosan dan bukan
kegiatan rutin. Prioritas opsi mitigasi Risiko dipilih berdasarkan
 harus diupayakan mampu menurunkan dan urutan opsi mitigasi sebagaimana tersebut di atas.
mencapai Besaran/Level Risiko Residual Mitigasi Risiko dapat merupakan kombinasi beberapa
Harapan; opsi.
 mempertimbangkan biaya dan manfaat atau nilai
tambah. Mitigasi Risiko yang efektif menurunkan Besaran/Level Risiko
 merupakan kegiatan yang berada pada dimasukkan sebagai aktivitas pengendalian pada periode
kewenangan dan tanggung jawab UPR. berikutnya

21

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 13
g. Pemantauan dan Reviu Risiko

PEMANTAUAN REVIEW

Dilakukan oleh UPR  Review Implementasi MR oleh


dalam bentuk UKI dan/atau Pengelola MR
pemantauan
berkelanjutan dan/atau  Penilaian Tingkat Kematangan
pemantauan berkala Penerapan Manajemen Risiko
(TKPMR) oleh Itjen dan/atau
pihak lain

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 14
Formulir Pemantauan Risiko - Triwulanan

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 15
KEMENTERIAN KEUANGAN
INSPEKTORAT JENDERAL

Evaluasi Proses Manajemen Risiko


di Kemenkeu
Penilaian Proses Manajemen Risiko – Per Irjen No 12 tahun 2014

 Tujuan penilaian proses manajemen risiko


menilai kualitas seluruh tahapan proses manajemen
risiko pada UPR.

Kepemimpinan  Tujuh proses manajemen risiko, yaitu:


(15%)

Proses
Manajemen
Risiko (45%)

Aktivitas
Penanganan
Risiko (25%)

Hasil
Penerapan
Manajemen
Risiko (15%)

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 17
Bobot penilaian setiap tahap proses manajemen risiko
Kepemimpinan
(15%) 1. Penetapan konteks (15%)
2. Identifikasi risiko (30%)
Proses
Manajemen 3. Analisis risiko (10%)
Risiko (45%)
4. Evaluasi risiko ( 5%)
Aktivitas 5. Penanganan risiko (25%)
Penanganan
Risiko (25%) 6. Monitoring dan reviu ( 5%)
Hasil 7. Komunikasi dan konsultasi (10%)
Penerapan
Manajemen
Risiko (15%)

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 18
1. Penetapan Konteks

1. Seluruh sasaran strategis UPR telah masuk dalam lingkup manajemen risiko.
2. Seluruh risiko telah dirumuskan kriterianya, baik untuk kriteria kemungkinan maupun kriteria
konsekuensi.
3. Komposisi tim Pengelola risiko telah komprehensif.
4. Selera risiko telah ditetapkan oleh Komite Manajemen Risiko dan menjadi dasar/acuan dalam
penanganan risiko pada periode berjalan.
5. Stakeholder dan peraturan perundangan sebagai lingkup MR telah komprehensif.

Strategic Partner & Trusted Advisor 19 Sinergi Pelayanan Kesempurnaan


Integritas Profesionalisme 19
2. Identifikasi Risiko

1. Mengidentifikasi risiko seluruh sasaran strategi organisasi.


2. Pengembangan identifikasi risiko dengan memperhatikan deskripsi sasaran strategi dan
diupayakan mencakup seluruh risiko utama yang dihadapi oleh UPR.
3. Peristiwa, penyebab, konsekuensi, dan kategori risiko dirumuskan dengan tepat.
4. Pemeliharaan keberlanjutan risiko periode sebelumnya dalam identifikasi risiko kecuali terjadi
perubahan organisasi, tugas dan fungsi, dan/atau sasaran strategi.
5. Mengidentifikasi seluruh kategori risiko, kecuali kategori risiko tersebut tidak mungkin terjadi
bagi UPR yang bersangkutan (misal risiko finansial).
6. Deskripsi konsekuensi memadai (dalam level UPR).

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 20
3. Analisis Risiko

1. Analisis risiko berupa tingkat Kemungkinan, Dampak dan Level risiko dilakukan untuk seluruh risiko
yang diidentifikasi.
2. Penetapan tingkat kemungkinan dan dampak bersumber pada data yang relevan, serta
mempertimbangkan pengendalian existing.
3. Penentuan level risiko, besaran risiko dan tingkat risiko sesuai dengan matriks analisis risiko.

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 21
4. Evaluasi Risiko

1. Evaluasi risiko dilakukan untuk seluruh risiko yang dianalisis.


2. Penentuan risiko yang akan ditangani lebih lanjut atau tidak, sesuai selera risiko.
3. Penentuan daftar prioritas risiko dilakukan sesuai kaidah.

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 22
5. Mitigasi Risiko

1. Rencana penanganan diurutkan sesuai urutan prioritas.


2. Opsi yang dipilih selaras dengan opsi penanganan yang mungkin, level kemungkinan, level
konsekuensi serta selera risiko dan/atau kewenangan, dan tanggung jawab UPR.
3. Rumusan rencana penanganan sesuai dengan opsi yang dipilih.
4. Rencana penanganan merupakan inisiatif baru atau modifikasi atas pengendalian yang ada.
5. Rencana penanganan secara lengkap merumuskan ukuran kinerja, target kinerja, jadwal, risiko
residual yang diharapkan, dan penanggung jawabnya.
6. Rumusan ukuran kinerja, target kinerja, jadwal, risiko residual yang diharapkan, dan penanggung
jawabnya tepat, antara lain jelas, spesifik, dan berada dalam lingkup time horizon.

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 23
6. Monitoring dan Reviu Risiko

1. Seluruh risiko dilakukan monitoring.


2. Seluruh rencana penanganan dilakukan monitoring.
3. Penetapan form monitoring penanganan dilakukan tepat waktu/ akhir periode manajemen risiko.
4. Level risiko residual aktual, level risiko residual yang diharapkan, kesenjangan/deviasi, dan trend
risiko sudah dirumuskan dengan tepat.
5. Merumuskan langkah korektif atas deviasi negatif.

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 24
7. Komunikasi dan Konsultansi Risiko

1. Prinsip, kerangka, strategi dan kebijakan manajemen risiko, Standard Operating Procedure, organisasi
dan tata kerja, dan dokumentasi standar dikomunikasikan ke internal organisasi.
2. Profil risiko dan rencana penanganan dikomunikasikan ke pihak terkait, baik pada Pimpinan unit kerja
yang bersangkutan, Pimpinan pada unit kerja level diatasnya maupun pejabat/pegawai di bawah UPR.
3. Laporan penanganan risiko disampaikan ke Pimpinan unit kerja yang bersangkutan, Pimpinan pada unit
kerja level diatasnya

Strategic Partner & Trusted Advisor Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 25
KEMENTERIAN KEUANGAN
INSPEKTORAT JENDERAL

Hasil Evaluasi Proses Manajemen Risiko


di BP Batam
Metode Evaluasi

1. Ruang Lingkup Evaluasi


• Risk Register Kepala BP Batam dan Unit Kerja Tk II (sampling)
• Laporan Rencana Tindak Pengendalian triwulan II Kepala BP Batam

2. Metode Evaluasi
• Reviu dokumen

3. Area yang dievaluasi atas Risk Register adalah Proses MR yang meliputi:
• Penetapan konteks: Perumusan Sasaran strategis;
• Identifikasi risiko: Perumusan Peristiwa, sebab dan dampak serta kode risiko;
• Analisis Risiko: identifikasi control existing, serta Penetapan LK, LD dan LR;
• Evaluasi Risiko : N/A
• Rencana Penangangan Risiko: Perumusan kegiatan penanganan, waktu, dan PIC, serta penetapan LK, LD dan LR
Harapan.

Strategic Partner & Trusted Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan


Hasil Evaluasi Risk Register

Perumusan Sasaran Strategis

1. Secara umum, Sasaran strategis yang dirumuskan berupa pernyataan kualitatif atau kuantitatif dan telah
menggambarkan hasil yang diinginkan, terukur, realistis, serta terkait dengan visi dan misi BP Batam.
2. Namun, dari hasil sampling atas perumusan SS, terdapat beberapa SS yang tidak sesuai kriteria,
misalnya:
• Terselenggaranya seluruh tugas dan tanggung jawab kantor abcd.

Strategic Partner & Trusted Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan


Hasil Evaluasi Risk Register

Identifikasi Risiko
1. Perumusan Perisitiwa:
a. Terdapat Unit kerja TK II yang tidak mengidentifikasi peristiwa atas SS.
b. Risiko tidak terlihat tone negatif, misal:
• Penyusunan dan penerbitan produk hukum berupa keputusan kepala BP Batam.
• Realisasi program kerja/kegiatan, Realisasi penyerapan anggaran belanja.
• Peningkatan Permintaan rawat inap sehingga antrian makin Panjang/lama.
c. Risiko menyebutkan nilai/kuantitatif, misal:
• Jumlah pembebasan tanah tidak tercapai 600 ha
• Jumlah pendaftaran hak pengelolaan tidak tercapai 7.332 Ha
d. Risiko Perlu ditajamkan, misal:
• Kegiatan tidak dapat dilaksanakan

Strategic Partner & Trusted Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan


Hasil Evaluasi Risk Register

Identifikasi Risiko
2. Perumusan sebab:
a. Terdapat Unit kerja TK II yang tidak mengidentifikasi penyebab atas suatu peristiwa.
b. Sebab sama dengan peristiwa, missal:
• Peristiwa: “belum tertibnya administrasi pengguna BMN yang dipinjam pakai”, dengan sebab “tidak tertib
administrasi BMN yang dipinjam pakaikan oleh pengguna”
c. Sebab yang diidentifikasi jumlahnya cukup banyak (>3), tidak fokus pada penyebab utama (root cause)
d. Sebab tidak terkait dengan peristiwa risiko, misal:
• Risiko: Pelaksanaan penyusunan dan evaluasi rancangan perjanjian tanpa dilengkapi dokumen analisa,
dengan penyebab: Bahwa Perka No. 5/2021 tentang Pemanfaatan Aset BP Batam jo. No. 9/2022
menyatakan kewajiban unit kerja untuk menyusun dokumen analisa kerja sama pemanfaatan. (mungkin
maksudnya kurangnya pemahaman unit kerja atas kewajiban penyusunan dokumen Analisa kerjasama
pemanfaat sesuai perka 5/2021)

Strategic Partner & Trusted Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan


Hasil Evaluasi Risk Register

Identifikasi Risiko
3. Perumusan dampak:
a. Terdapat Unit kerja TK II yang tidak mengidentifikasi dampak atas suatu peristiwa.
b. Dampak yang dirumuskan jumlahnya cukup banyak (>1), sehingga perlu ditetapkan dampak yang paling dekat
dengan peristiwa risiko untuk memudahkan penetapan level dampak berdasarkan kriteria dampak.
c. Area dampak (reputasi, keuangan, proyek dsb) tidak ditetapkan.
d. Dampak dirumuskan sesuai banyaknya penyebab.
4. Pembuatan kode risiko
• Terdapat Unit kerja TK II yang tidak membuat kode risiko dampak atas suatu peristiwa.

Strategic Partner & Trusted Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan


Hasil Evaluasi Risk Register

Analisis Risiko
1. Identifikasi Pengendalian yang ada (Kontrol existing)
• Tidak seluruh risiko diidentifikasi pengendaliannya
• Existing control belum dirumuskan secara detail atas risikonya (tertulis misal: pedoman, prosedur dsb). Risiko:
Usulan rancangan peraturan yang tidak dilengkapi dengan kajian akademik, pengendalian tertulis: Alur kerja.
Harusnya: Kewajiban adanya kajian akademik berdasarkan peraturan no … .
• Existing control yang diidentifikasi berdasarkan banyaknya penyebab, tidak berdasarkan peristiwa risiko. Misal:
1 risiko dengan 11 penyebab, maka diidentifikasi existing control sebanyak 11.
2. Penetapan Level kemungkinan (LK), level dampak (LD) dan level risiko (LR)
• Tidak seluruh risiko diidentifikasi LK, LD dan LR nya.
• LK, LD dan LR yang diidentifikasi berdasarkan banyaknya penyebab, tidak berdasarkan peristiwa risiko. Misal:
1 risiko dengan 11 penyebab, maka diidentifikasi LK, LD dan LR sebanyak 11.

Strategic Partner & Trusted Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan


Hasil Evaluasi Risk Register

Mitigasi Risiko
1. Perumusan Rencana Kegiatan
a. Terdapat Unit kerja TK II yang tidak mengidentifikasi RTP/Mitigasi atas risiko
b. Rencana kegiatan pada RTP perlu diperjelas. Misal: rencana kegiatan berupa pembentukan Tim, namun tidak
dijelaskan apa tugas dari Tim yang akan dibentuk dalam rangka memitigasi risiko.
c. Rencana kegiatan pada RTP tidak seluruhnya disusun atas penyebab yang diidentifikasi. Misal: jumlah penyebab
3, namun mitigasi risiko hanya terkait penyebab pertama saja, penyebab kedua dan ketiga tidak dirumuskan
mitigasinya.
d. Masih terdapat unit kerja TK II yang menyusun RTP atas risiko dengan level sedang dan rendah (masuk dalam
area selera risiko BP Batam), yang seharusnya tidak perlu dirumuskan mitigasinya.
2. Penetapan waktu rencana kegiatan
a. Waktu rencana kegiatan tidak disusun untuk setiap rencana.
b. Waktu dibuat semuanya di akhir tahun (triwulan IV), yang seharusnya bisa dibuat lebih awal dalam rangka
pencegahan.

Strategic Partner & Trusted Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan


Hasil Evaluasi Risk Register

Mitigasi Risiko
3. Penanggung jawab RTP/PIC
• PIC RTP yang ditetapkan adalah nama unit satkernya, bukan unit satu level dibawahnya. Misal: Biro abcd, maka
PIC yang ditunjuk adalah kepala Bagian a dan Kepala bagian b.
4. Penetapan Level Kemungkinan/Level Dampak/Level Risiko (LK/LD/LR) Harapan
• LK/LD/LR Harapan tidak turun di akhir tahun, tetapi malah naik.
• LK/LD/LR Harapan disusun per sebab risiko, tidak per peristiwa risiko.
• LK/LD/LR Harapan yang disusun belum mempertimbangkan rencana kegiatan RTP. Misal: Direktorat abcd
memiliki rencana kegiatan yang semuanya untuk mencegah kemungkinan risiko terjadi sehingga level
kemungkinan (LK) harapan diharapkan turun di akhir tahun. Namun dalam penetapannya, tidak hanya LK
harapan yang turun, LD harapan juga ditetapkan turun.
• LK/LD/LR Harapan turun tajam hingga 3-4 tingkatan, padahal rencana kegiatan pada RTP berupa kegiatan yg
rutin dilakukan (bukan inovasi).

Strategic Partner & Trusted Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan


Hasil Evaluasi Risk Register

Mitigasi Risiko
5. Lainnya
• perlu dipertimbangkan adanya ukuran kuantitatif pada RTP yang hendak dicapai untuk memudahkan dalam
mengukur progress implementasi rencana kegiatan. Misal:
 rencana kegiatan RTP: 1) penyiapan Kajian, dan 2) sosialisasi.
 Ditambahkan Target: 1) kajian 1x, dan 2) sosialisasi 2 kali.

Strategic Partner & Trusted Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan


Hasil Evaluasi Laporan RTP

1. Seluruh risiko (19 risiko) telah dibuat laporan pemantauannya s.d. triwulan II, yang mencakup
• besaran/level risiko aktual dan penjelasannya,
• visualisasi proyeksi dan tren risiko,
• mitigasi yang telah dilaksanakan s.d. periode pelaporan, dan
• rencana mitigasi yang ditetapkan pada formulir risk register.
• Peta risiko atas keseluruhan risiko.
2. Beberapa kondisi dan area of improvement dalam penyusunan RTP:
• Perlu dibuatkan summary atas nama risiko-risiko yang levelnya masih ekstrim dan tinggi, termasuk risiko yang
tren risikonya naik (jika ada), sehingga mitigasi yang dilakukan oleh BP Batam akan diprioritaskan pada risiko
ekstrim, dan kemudian risiko tinggi untuk dimitigasi.

Strategic Partner & Trusted Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan


Terima Kasih
KEMENTERIAN KEUANGAN
INSPEKTORAT JENDERAL

Gedung Djuanda II Lantai 4–13


Jl. Dr. Wahidin No. 1 Jakarta 10710
Telp. (021) 3865430

www.itjen.kemenkeu.go.id ItjenKemenkeu ItjenKemenkeu itjenkemenkeu Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

Anda mungkin juga menyukai