Anda di halaman 1dari 40

Presentasi untuk Komite Ekonomi dan Industri Nasional

REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN KAWASAN BATAM

Hatanto Reksodipoetro
Kepala BP Batam

Batam, 4 November 2016

BADAN PENGUSAHAAN BATAM


BAGIAN I
Tugas dan Kewenangan BP Batam
1. PERJALANAN KAWASAN BEBAS BATAM & OTONOMI DAERAH (Periode 1971 – Saat ini)

DASAR HUKUM FTZ OTONOMI DAERAH

KEPUTUSAN PRESIDEN UNDANG-UNDANG UNDANG - UNDANG


PERATURAN PEMERINTAH

No 74 thn 1971 UU 22 /1999


tentang Pengembangan
No. 36 tahun 2000 Jo No 46 tahun 2007 Bagian dari
No. 44 Tahun 2007 tentang Instansi
Pembangunan Pulau Batam tentang Kawasan Pemerintahan Daerah Pusat
tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan s.d saat ini
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam UU 53 /1999
Pelabuhan Bebas tentang
No 41 thn 1973
tentang Daerah Industri Pembentukkan Kota Batam
Pulau Batam No 5 tahun 2011  Mencabut
tentang UU 22/1999
Keppres 8 Tahun 2016 Perubahan UU 32 /2004
Tentang Dewan Kawasan No. 46 Tahun 2007 tentang
PBPB Batam
Pemerintahan Daerah
 Mencabut
UU 32/2004
UU 23 /2014 tentang
Pemerintahan Daerah
2. TUGAS FUNGSI DAN KEWENANGAN
TUGAS DAN KEWENANGAN BP BATAM

TUGAS FUNGSI KEWENANGAN 3)

a. Mengembangkan dan mengendalikan a. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan


Pembangunan Pulau Batam sebagai Bebas mempunyai fungsi sebagai tempat untuk
suatu Daerah Industri; mengembangkan usaha-usaha di bidang
b. Mengembangkan dan mengendalikan perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan
energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos
kegiatan-kegiatan pengalih-kapalan
dan telekomunikasi, perbankan, asuransi, Pengembangan dan
(transhipment) di Pulau Batam;
pariwisata dan bidang-bidang lainnya. . 2) Pertanahan Pengelolaan
c. Merencanakan kebutuhan prasarana dan Infrastruktur Pelayanan Investasi
pengusahaan instalasi-instalasi prasarana b. Fungsi meliputi:
dan fasilitas lainnya; 1) 1). kegiatan manufaktur, rancang bangun, a. Hak Pengelolaan a. Transportasi darat a. Penerbitan perizinan
perekayasaan, penyortiran, pemeriksaan atas tanah (Jalan & Jembatan yang melekat pada
d. Menampung dan meneliti permohonan izin awal, pemeriksaan akhir, pengepakan, dan b. Bandar Udara kewenagan
usaha yang diajukan oleh para pengusaha b. Perencanaan
c. Pelabuhan Laut b. Penerbitan perizinan
serta mengajukannya kepada instansi- Peruntukan Tanah
pengepakan ulang atas barang dan bahan c. Penggunaan d. Air Bersih dari pendelegasian
instansi yang bersangkutan; baku dari dalam dan luar negeri, pelayanan e. Air Limbah/
Tanah
e. Menjamin agar tata-cara perizinan dan perbaikan atau rekondisi permesinan, dan d. Penerimaan uang Lingkungan
pemberian jasa-jasa yang diperlukan peningkatan mutu; Pemasukan f. Rumah Sakit
dalam mendirikan dan menjalankan usaha 2).Penyediaan dan pengembangan prasarana g. Teknologi Informasi
di Pulau Batam dapat berjalan lancar dan dan sarana air dan sumber air, prasarana h. Sarana lainnya
tertib, segala sesuatunya untuk dapat dan sarana perhubungan termasuk
menumbuhkan minat para pengusaha pelabuhan laut dan bandar udara, bangunan
menanamkan modalnya di pulau batam. dan jaringan listrik, pos dan telekomunikasi,
serta prasarana dan sarana lainnya. ) Kepres 41/1973 dan Pasal 9, Pasal 10 dan Pasal 15 UU 36/2000 jo
3
1
) Pasal 9 UU 36/2000 jo UU 44/2007 UU 44/2007, PP 46/2007 JO PP 5/2011 dan PP 6/2011
2
) Pasal 4, Kepres 41/1973
3. KEWENANGAN DI BIDANG PERTANAHAN

a). Hak Pengelolaan Atas Tanah (HPL)


• Hak Pengelolaan adalah hak menguasai (oleh) negara yang kewenangan pelaksanaannya diberikan
kepada pemegang haknya. 4)
• Hak Pengelolaan atas seluruh tanah yang terletak di Pulau Batam diberikan kepada Ketua Otorita Batam.
• Otorita Batam (Keppres 41/1973) merupakan representasi negara dalam hal Hak menguasai oleh negara
atas seluruh tanah yang terletak di Pulau Batam dengan 4 (empat) kewenangan:
1) Merencanakan penggunaan/peruntukan tanah;
2) Menggunakan bagian-bagian tanah untuk keperluan tugasnya;
3) Membagikan mengalokasikan bagian-bagian atas tanah kepada pihak ketiga untuk digunakan sebagai
tempat kegiatan yang menunjang kawasan Batam;
4) Menerima uang pemasukan/ganti rugi dan uang wajib tahunan.
4)
Catatan :
Hak Pengelolaan Otorita Batam diperluas sampai dengan Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau-pulau Sekitarnya diberikan
sebagai perluasan wilayah kerja Otorita Batam berikut Hak Pengelolaannya, dan Pada waktu peralihan Otorita Batam menjadi
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) melalui PP 46/2007 jo PP
5/2011 Hak Pengelolaan Otorita Batam dan Hak Pengelolaan Pemko Batam beralih menjadi Hak Pengelolaan BP Batam.
3. KEWENANGAN DI BIDANG PERTANAHAN

b). Perencanaan Peruntukan Penggunaan Tanah/ Tata Ruang Di Kawasan Strategis Nasional Batam

Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia (PP No. 26 Tahun 2008).
1. Batam semenjak pembentukannya sebagai Daerah Industri dengan Keppres 74/1971 adalah Kawasan
Khusus/Kawasan Strategis Nasional sesuai kriteria Kawasan Khusus dimaksud dalam Undang-
Undang Penataan Ruang dan Undang-Undang Pemerintahan Daerah, dengan fakta:
a. Merupakan bagian Proyek Nasional, di satu Wilayah Kabupaten/Kota ditetapkan oleh
Pemerintah/Presiden.
b. Rencana Induk setara Rencana Tata Ruang Nasional berdasarkan persetujuan/ ditetapkan oleh
Presiden.
c. Mempunyai status khusus sebagai Wilayah Bonded Warehouse dan sekarang FTZ.
d. Seluruh tanah yang terletak di Wilayah Kerjanya diserahkan dengan Hak Pengelolaan.
e. Ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional, dimana Rencana Tata Ruangnya ditetapkan oleh
Presiden.
2. Selanjutnya sesuai hierarki, penetapan/pembuatan RTRW Kota Batam merujuk RTR KSN (Perpres 87/2011).
3. KEWENANGAN DI BIDANG PERTANAHAN

c). Penggunaan Tanah (HPL) d). Menerima Uang Pemasukan/Ganti


Rugi Dan Uang Wajib Tahunan
1. Untuk Keperluan tugasnya Sarana dan 1. Pemberian hak atas tanah Negara disertai
prasarana, fasilitas umum dan sosial. PEMUNGUTAN UANG PEMASUKAN/UANG WAJIB
TAHUNAN atau biaya administrasi sesuai ketentuan
2. Memberikan bagian-bagian tanah kepada
dalam peraturan ini. 6)
pihak ketiga, dengan proses 5) yang
ditetapkan oleh Kepala BP Batam. 2. Uang pemasukan adalah uang YANG HARUS
DIBAYAR OLEH SETIAP PENERIMA HAK ATAS
TANAH NEGARA sesuai ketentuan yang berlaku
SEBAGAI PENGAKUAN (RECOGNITIE) ATAS HAK
MENGUASAI NEGARA. 7)
3. UWTO adalah Uang Wajib yang dibayar seseorang
UNTUK MEMPEROLEH HAK di atas tanah HPL
Otorita Batam sebagai Pengakuan atas HPL Otorita
Batam

Proses yang ditetapkan oleh Kepala BP Batam terdiri dari:


5). 6). Permendagri No. 1 Tahun 1975
Izin prinsip, Surat perjanjian alokasi tanah, Surat keputusan 7).
Peratuan Menteri Negara Agraria/Ka.
pemberian alokasi tanah, Pengusulan dalam bentuk
rekomendasi untuk penerbitan hak atas tanah kepada BPN. BPN No. 9 Tahun 1999
4. PERKEMBANGAN TERKINI

 Presiden menilai perkembangan kinerja KPBPB Batam menurun, sehingga mengangkat


Menko Perekonomian, sebagai Ketua Dewan Kawasan Batam melalui Keputusan Presiden
No. 8 Tahun 2016, untuk menanganinya.

 Menko Perekonomian menunjuk Pimpinan baru dan memberhentikan pimpinan lama BP


Batam melalui Keputusan No. 43 Tahun 2016, terhitung tanggal 5 April 2016.

 Pimpinan baru BP Batam diperintahkan untuk segera membenahi, mengembalikan kinerja dan

melaksanakan pengembangan lebih lanjut P. Batam agar :


a. Mampu bersaing dengan kawasan sejenis di Asia Pasifik, dan
b. Mampu menjadi salah satu kontributor utama perekonomian nasional
5. INVESTASI MELAMBAT

Masalah Utama Yang Menghambat Investasi :

a. Proses perizinan di Batam kurang mendukung Investasi


b. Manajemen lahan carut marut
c. Proses perizinan di pelabuhan lambat dan kapasitas sarana bongkar muat pelabuhan
terbatas, mental karyawan yang terlibat kurang baik/rawan KKN.
d. Penyerobotan dan pembakaran hutan terus berlangsung.
e. Iklim ketenagakerjaan kurang kondusif untuk investor, serta banyak demonstrasi, buruh
menuntut upah terus naik dan bentrokan antar suku
f. Lahan banyak dikuasai oleh spekulan dan tidak segera dibangun
g. Investor besar dan berkwalitas masih menunggu perkembangan BP Batam
h. Beberapa Investor terkemuka hengkang dari Batam yang memberikan image negatif bagi
investasi
i. Investor yang serius sulit mendapatkan lahan langsung dari BP Batam.
j. Biaya pengiriman dari batam ke negara tujuan lebih mahal bila dibandingkan dengan dari
Singapura.
6. PROGRAM JANGKA PENDEK

Investasi di Batam 2016


466.9
292.5
Realisasi Investasi
Izin Usaha PMA Januari-Juli
1. Revitalisasi Pelayanan Umum (dalam juta $ USD) 32
2. Penyelesaian Permasalahan Lahan 38
3. Revitalisasi dan Meningkatkan Kinerja Pelabuhan Laut 2015
2016
4. Revitalisasi dan Meningkatkan Kinerja Bandar Udara
5. Revitalisasi dan Meningkatkan Kinerja Rumah Sakit 367.7
Proyek Nilai Investasi
6. Revitalisasi Prasarana dan Sarana
7. Revitalisasi Pengelolaan Jasa Air Limbah; Realisasi Investasi 269.8 281.7
8. Revitalisasi Pemanfaatan Asset Izin Usaha PMA
(dalam juta $ USD)
9. Penyempurnaan Sistem Perencanaan Internal
10. Revitalisasi Organisasi Manajemen dan Sumber
Daya Manusia (SDM) 115.3
11. Peningkatan Kinerja Sistem Evaluasi dan 50 78
24 33.5 60
Pengendalian 64
12. Revitalisasi Kantor Perwakilan
2011
2012
2013
2014
2015
7. REVITALISASI PELAYANAN UMUM (PERBAIKAN PELAYANAN PTSP)

Masalah Perjinan
Langkah langkah yang telah diambil
1. Percaloan dan moral hazard Perijinan dan sedang dikerjakan
1. Mengunakan sistem on line
2. Sistem manual 2. Menerapkan sistem i23J dan KILK
3. Renofasi ruangan
3. SOP perijinan belum ada/ dijalankan 4. Menambah petugas loket
5. Menerapkan SOP yang lebih terukur
4. Ruang pelayanan tidak nyaman

• Implementasi sistem pelayanan izin investasi 3 jam (i23j)


dan Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KILK)

• Program i23J dan KILK sudah dilakukan soft launching


pada 1 September 2016. Dalam program I23J akan
diselasaikan dalam waktu 3 jam untuk 8 produk perijinan
yaitu: Ijin Investasi, Pendirian Perusahaan, NPWP, NIK,
TDP, RPTKA, IMTA, API-P.
7. REVITALISASI PELAYANAN UMUM (PERBAIKAN PELAYANAN PTSP)

b . Penerapan Sistem I23J dan KILK

Launching i23j & KILK


MoU 2 Perusahaan yang Menggunakan Layanan i23j
Batam, 1 September 2016 PT. Kho Brothers (30-100 jt USD) & PT. Enerco (70 jt USD)
Jakarta, 20 September 2016
8. KONDISI PENANGANAN LAHAN PER APRIL 2016

(Penggantian Pimpinan Baru)


TATA KELOLA LAHAN Terus Dibenahi
1 1384 (600 Ha) Persetujuan Lahan Baru
Bermasalah*  Ada Tumpang Tindih

4700 Peralihan Hak Tertunda  Permohonan Lahan Yang Belum Terproses

2 Terindikasi 7.200 Ha Lahan Terlantar  Database Tidak Ada (disimpan individu)

3 Harga Pasar 10 – 100 x Perolehan  Alokasi Lahan Tidak Taat Prosedur


(UWTO)
4 Indikasi Praktek Spekulasi Lahan  Minimnya Pengawasan Alokasi Lahan

*Hutan Lindung, DPCLS, Belum HPL, Tumpang Tindih


9. LANGKAH-LANGKAH YANG DIAMBIL

PEMANGGILAN PEMILIK
LAHAN BERMASALAH
 Hilangkan Moral Hazard
 Perbaikan Sistim
 Penggantian Pejabat

 Migrasi Data
 Pemetaan Ulang (drone)
 Sistim Online (kurangi pertemuan orang)
 Evaluasi lahan terlantar dengan potensi 7000 Ha 400 Ha
Eksekusi
 Perbaikan SOP

Kenaikan Tarif UWTO (Maksimal 4x)*


*Harga jual 10 – 100 x UWTO sekarang 44
PERUSAHAAN
10. Neraca Lahan Pulau Batam
11. Kondisi Eksisting Pemanfaatan Lahan

Proporsi Peruntukkan Ruang Pulau


Batam
30%

28.32%
25%
21.27%
20%
16.63%

15%
Prosentase

10%
6.67%
5.76% 5.87%
5% 3.98% 3.25% 3.35%
2.22% 2.44%
0.25%
0%
i

am

ca pat
Pe dar ta
Fa uh ara

ak ind Li a
In gi

an aut

uk
lam g S ung

W ..
Pa ustr

Su . L w. Jas

.
a
ng

su

rb

ad
s

sd L

da tem
ga nk
lab ud
Ba iwi

a A un nd
Fa
d
Ti

ga
aw K dan
so an

an Ha

e
r
an

n
n
im

n
a
uk
rm

ag
Pe

rd
Pe

Peruntukkan
K

P e m u k i m a n Mendominasi 28%
12. Reformulasi Fungsi Lahan yang Sudah

b. Lahan Sebagai Tempat Investasi


Sisa Lahan Untuk Investasi Permukiman didorong
a. Lahan Sebagai Salah Satu Kontributor Bernilai Tambah Tinggi
Untuk Melanjutkan Pembangunan ke arah Vertikal Housing
13. DASAR PERATURAN, PERAN, KEBIJAKAN

KEBIJAKAN DALAM PENENTUAN TARIF


DASAR PERATURAN UANG WAJIB TAHUNAN
1. Keppres 41/1973 1. Transparan, adil, berkelanjutan.
2. Undang-undang No 36 tahun 2000 tentang penetapan 2. Pemberian insentif bagi ;
Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan o Masyarakat tidak mampu, dengan
Pelabuhan Bebas menurunkan tarif UWT KSB (luasan <60 m2)
3. PP No 46 tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan dan rusun sederhana, sedangkan kavling
<72 m tarif tetap.
Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam
o Industri berteknologi tinggi yang memberikan
4. Peraturan Menteri Keuangan 48/2016 nilai tambah
3. Berpedoman pada batasan yang telah ditentukan
PERAN UWT (UANG WAJIB TAHUNAN) dalam PMK 48/2016
4. Kenaikan minimal -83% maksimal UWTO 427%
1. UWT merupakan PNBP sebagai sumber pembiayaan yang
dari tarif lama, kenaikan rata-rata 193%
hanya dimanfaatkan untuk pembangunan Batam melalui BP
Batam. 5. Membatasi luas lahan pemukiman dan memperluas
2. UWT sebagai instrumen pemanfaatan dan pengendalian arah lahan industri
pembangunan Batam. 6. Optimalisasi UWT sebagai sumber pembiayaan
pembangunan yang mengurangi beban APBN
14. ALGORITMA PENINGKATAN UANG WAJIB TAHUNAN
15. Tarif Baru Sewa Pengalokasian
16. Berbagai Tanggapan Masyarakat terhadap Kenaikan Uang Wajib Tahunan

Berbagai
Aksi
Penolakan
16. Berbagai Tanggapan Masyarakat terhadap Kenaikan Uang Wajib Tahunan

Uang
Berbagai Aksi Wajib
Dukungan PEMBAYARAN
Tahunan
17. REVITALISASI DAN MENINGKATKAN KINERJA PELABUHAN LAUT

Langkah Perbaikan:

1. Hampir seluruh proses bisnis di Kantor Pelabuhan dilakukan Langkah Perbaikan:


secara manual
1. Guna mencegah kebocoran berlanjut maka telah kami
2. Hampir semua kapal menggunakan jasa “agen” untuk ambil tindakan mutasi terhadap 2 pejabat esalon 3 di
mengurus kapalnya ketika bersandar di Batam. Kantor Pelabuhan

3. Selama ini Kantor Pelabuhan tidak melakukan kebijakan 2. Menerapkan peraturan mengenai wajibnya agen
adanya kewajiban bagi para agen kapal untuk menaruh pelabuhan untuk menyetor deposit senilai 125 persen
deposit guna menjamin pembayaran atas jasa jasa yang untuk perkiraan biaya setiap kapal yang akan berlabuh di
diterima oleh kapal kapal. Batam

4. Sistim pemrosesan PUK (Pernyataan Umum Kapal) tidak 3. Guna memastikan tidak lagi terjadi manipulasi data akan
terintegrasi menggunakan piranti pemantauan kapal melalui satelit.

5. Tidak terintegrasinya sistim pengelolaan “proses bisnis” 4. Implementasi sistem pelayanan Host to Host pada kantor
Pelabuhan Laut
6. Tidak adanya fasilitas “radar”
5. Proses revitalisasi pelabuhan domestik Sekupang
7. PUK yang tidak pernah diterbitkan fakturnya sedangkan
kapalnya sudah berlayar keluar Batam 6. Proses revitalisasi pelabuhan domestik Telaga Punggur
18. System Lama vs H2H System Seaport Management System (LMS)

BEFORE
PUK SIB Accounting Transfer
PJK Journal

SMS (Seaport Management System) FBMS Bank

Host to Host
PUK PJK Hold & cek saldo
Bank Release AR/AP
Posting Journal

AFTER
Bank
Cek Kapal SIB
FBMS
SMS (Seaport Management System)
19. REFORMULASI VISI, MISI, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

1. Mengembalikan P Batam sebagai Kawasan Investasi bersaing di Kawasan


Target Jangka
Pendek2. Menghilangkan semua hambatan investasi, membangun SDM inovatif dan kreatif

Target Jangka
1. Pulau Batam mampu bersaing dengan kawasan sejenis di Asia Pasifik
Panjang
2. Menarik Investasi industri hijau dan inovatif, mewujudkan kawasan pariwisata
maritim dan wisata alam, Basis Logistik Kawasan, dan Pusat Keuangan

Program Kerja
A. Meningkatkan daya tarik investasi
Jangka Pendek
1) Menyelesaikan Tumpang Tindih Kewenangan; Program Pendukung
2) Menyelesaikan Masalah Lahan/Pertanahan;
3) Menyesuaikan Master Plan Pembangunan dan Tata
A. Meningkatkan profesionalisme pegawai
Ruang Kawasan; B. Menghilangkan inefisiensi
Jangka Panjang
4) Membangun infrastruktur Pelengkap yang ada C. Membangun organisasi yang efisien dan pro-bisnis
5) Membangun infrastruktur kawasan Tambahan baru
B. Meningkatkan keandalan infrastuktur investasi
C. Meningkatkan promosi yang terarah
20. SIMULASI TARGET JANGKA PANJANG

PDB Singapura(2015) :
PERENCANAAN TARGET MAKRO PENGEMBANGAN
USD 293.4 Bn (HB)
PULAU BATAM USD 285.6 Bn (HK)
Rp 3700 Tril (HK)

-> 1US = $1,37(Sin)


2016

Agar Batam #5 Nasional

Posisi Batam BATAM Growth : 8 % (skrg) ------> PDRB Tahun 2092 : Rp 24,951,246 T
 PDRB(F) (Harga Konstan 2016(f)) = Rp.98,7 T Growth : 13,5 % ------> PDRB Tahun 2031 : Rp 658,304 T
 Growth 4 Tahun = 7,3 %
Growth : 17,5 % ------> PDRB Tahun 2026 : Rp 494,159 T
Growth : 30,0 % ------> PDRB Tahun 2021 : Rp 365,8 T

Badan Pengusahaan Batam dalam segala


upaya akan menargetkan pertumbuhan
sekitar 20%
21. SINERGI STAKE HOLDER UNTUK MENINGKATKAN INVESTASI MUTLAK PERLU

 Suasana kondusif dalam membangun


 Pemberitaan yang seimbang dan
 Stabilitas politik MEDIA MASSA
POLITIK bertanggung jawab
 Dukungan pusat-daerah khususnya payung
hukum permanen

 Dukungan perluasan infrastruktur


 Menarik Investasi high V.A teknologi tinggi
 Zero inventory concept dalam prosesan arus
EKONOMI TEKNOLOGI  Pengembangan fasilitas testing & labelling
barang keluar-masuk namun terkontrol
 Smart city concept
 Investasi dari repatriasi dana

 Terciptanya kondisi perburuhan kondusif


 Tindak tegas anarkis dan provokator  Reboisasi
 Pertumbuhan populasi terkendali LINGKUNGAN  Menghilangkan ruli
SOSIAL 
 Peningkatan kualitas pendidikan Pengolahan limbah domestik dan industri
 Peningkatan kualitas training / retraining berwawasan lingkungan dan modern

 Pembangunan masyarakat berazas “Bhineka


Tunggal Ika”
BUDAYA  Pembangunan karakter ketenagakerjaan KESEHATAN  Pelayanan sarana kesehatan prima
kompetitif

 Menekan serendah mungkin angka kriminal


 Mengurangi Efek Negatif issue-issue teroris
HAN & KAM PERENCANAAN  Kelas dunia, holistik dan
 Membasmi penyelundupan & human trafficking
implementatif
TERIMA KASIH
LAMPIRAN :
Ringkasan Program Jangka Pendek Lainnya
1. PERJALANAN KAWASAN BEBAS BATAM & OTONOMI DAERAH (Periode 1971 – Saat ini)
D KEPUTUSAN PRESIDEN UNDANG-UNDANG PERATURAN PEMERINTAH KEPUTUSAN PRESIDEN
A
S 1971 1973 2000 s.d 2007 2007 2011 2016
A No 74 thn 1971 No 46 tahun 2007 tentang No 5 tahun 2011 tentang Keppres 8 Tahun 2016
No 41 thn 1973 No. 36 tahun 2000 Jo No. 44 Tahun 2007 tentang
R tentang Pengembangan tentang Daerah Industri Kawasan Perdagangan Bebas Kawasan Perdagangan Bebas dan Perubahan Tentang Dewan Kawasan
H Pembangunan Pulau Batam Pulau Batam dan Pelabuhan Bebas Pelabuhan Bebas Batam No. 46 Tahun 2007 PBPB Batam
U
 Batu Ampar sebagai wilayah  Menerima Hak  fungsi sebagai tempat untuk  Jangka waktu 70  Kawasan Perdagangan Ketua : Menko Bid.
K tahun sejak 2007 Bebas dan Pelabuhan Perekonomian
entreport partikulir Pengelolaan Lahan (HPL) mengembangkan usaha-usaha di
U bidang perdagangan, jasa, industri, Bebas Batam meliputi Anggota:
M  Pulau Batam sebagai  Dewan Pengawas  Kegiatan ekonomi
pertambangan dan energi, Pulau Batam, Pulau 1. Menteri Dalam Negeri
FT kawasan industri, sebagai Pengambil sektor perdagangan, Tonton, Pulau Setokok, 2. Menteri Hukum & HAM
transportasi, maritim dan perikanan,
maritim, indutri,
Z perdagangan, alih kapal dan Kebijakan pos dan telekomunikasi, perbankan, Pulau Nipah, Pulau 3. Menteri Keuangan
pariwisata (Menteri/Kepala LPND + perhubungan, Rempang, Pulau 4. Menteri Perdagangan
asuransi, pariwisata dan bidang-
Gub Riau) perbankan, pariwisata Galang, Pulau Galang 5. Menteri ATR/Ka. BPN
bidang lainnya
 Insentif fiskal berupa dan bidang lain Baru, dan Pulau Janda 6. Panglima TNI
pembebasan pajak PPN,  Badan Otorita Batam Badan Pengusahaan diberi Berias dan gugusannya. 7. Kapolri
PPnBM dan bea masuk  BP Batam diberi Hak
sebagai Regulator wewenang mengeluarkan izin-izin 8. Sekretaris Kabinet
Pengelolaan atas  Aset Badan BP Batam
usaha dan izin usaha lainnya sesuai 9. Gubernur Kepri
 Bentuk badan otoritas yaitu  Perusahaan Perseroan tanah yg asal merupakan aset negara
dengan peraturan perundang- 10. DPRD Prov, Kepri
Badan Otorita Batam Batam sebagai Operator dipegang Otorita yang dikelola oleh BP
undangan yang berlaku. 11. Walikota Batam.
Batam. Batam.

O UNDANG - UNDANG Bagian


 Mencabut dari
T 1999 1999  Mencabut 2014
O 2004 UU 22/1999
UU 32/2004 Instansi
N UU 22 /1999 tentang UU 53 /1999 tentang UU 23 /2014 tentang Pusat
UU 32 /2004 tentang
O Pemerintahan Daerah Pembentukkan Kota Batam Pemerintahan Daerah s.d saat
Pemerintahan Daerah
MI ini
D  Kewenangan Daerah Kabupaten  Dengan terbentuknya Kota Batam  Untuk menyelengarakan fungsi  Untuk menyelenggarakan fungsi
A dan Daerah Kota berlaku juga di sebagai Daerah Otonom, PemKo pemerintahan tertentu yang bersifat khusus pemerintahan tertentu yang bersifat strategis
E kawasan otoritas yang terletak di Batam dalam penyelenggaraan bagi kepentingan nasional, Pemerintah bagi kepentingan nasional, Pemerintah
R Daerah Otonom, yang mcliputi pemerintahan dan pembangunan dapat menetapkan kawasan khusus Pusat dapat menetapkan kawasan
A badan otorita kawasan lain yang di daerahnya mengikutsertakan dalam wilayah provinsi dan/atau khusus dalam wilayah provinsi dan/atau
H sejenis. Badan OB. kabupaten/kota. kabupaten/kota.

 Pengaturan lebih lanjut ditetapkan  Hubungan kerja antara PemKo  Fungsi pemerintahan tertentu untuk  Kawasan khusus meliputi : kawasan
dengan Peraturan Pemcrintah. Batam dan Badan OB diatur lebih Perdagangan bebas dan/atau pelabuhan perdagangan bebas dan/atau pelabuhan
lanjut dengan PP bebas ditetapkan dengan undang-undang. bebas dll.
12. REFORMASI DALAM SISTEM MANAJEMEN PENGELOLAAN LAHAN :
PROSES, EVALUASI DAN LAPORAN

Kondisi Sebelumnya Perbaikan dengan tindakan segera

▪ Pemohon mengajukan aplikasi dan dokumen pendukung lainnya


Proses pada masing-masing proses ▪ Pemohon mengajukan aplikasi dan semua dokumen yang
Perijinan ▪ Izin yang diperlukan terdiri dari 1. Izin Prinsip; 2. SPJ; 3. SKEP; 4. Surat dibutuhkan SATU KALI (Izin Prinsip diterbitkan dalam satu paket)
Rekomendasi (untuk memperoleh Sertifikat Lahan) untuk seluruh proses

▪ Izin Prinsip : 21 - 263 hari ▪ Berdasarkan Standard Pelayanan Minimum/Service Level


Agreement (SLA)
Durasi ▪ Invoice untuk Uang Muka : 7-60 hari semenjak aplikasi disetujui
- Persetujuan Prinsip: 60 hari
▪ Penerbitan Izin Prinsip : 35 - 194 hari sejak pembayaran Uang Muka
- Perpanjangan UWTO : 10 hari
▪ Penerbitan SPJ and SKEP : 4 - 98 hari

Database &
▪ Data yang terpisah-pisah ▪ Data terintegrasi baik grafis maupun non-grafis
Information
▪ Sistem yang belum terintegrasi dan proses manual ▪ Sistem Manajemen Lahan sebagai single window system
System (ONLINE)
▪ Perbaikan pada sistem pengawasan lahan
Pengawasan ▪ Pengawasan penggunaan lahan yang belum optimal ▪ Penegakan Peraturan dan Perjanjian
▪ Memorandum & Pemanggilan
▪ Dasar rujukan diantara pengelolaan lahan dan biaya belum ▪ Periode ditetapkan secara sistematis, terhitung maksimal 1
diimplementasikan, Batas waktu pembayaran dan bulan setelah “posting”, sementara untuk pemasukan uwto
Tuntutan UWTO
pemasukan belum terimplementasi dengan sistematis yang bermasalah akan muncul maksimal 3 hari setelah deteksi
▪ Harga saat ini dinilai “sangat rendah” dibandingkan dengan ▪ Harga baru akan memberi kesempatan kepada investor untuk
Tarif UWTO harga pasar saat ini dilapangan yang memberi peluang mendapat kepastian dalam melakukan projek investasi
untung dimainkan broker lahan. sehingga tidak akan ada biaya tambahan yang sia-sia
21. Algoritma Peningkatan Uang Wajib Tahunan
1. Struktur UWTO lama mengikuti pengelompokan wilayah dari Tarif Lama, dari 10 wilayah pengembangan di mapping terhadap 45
Kelurahan di Pulau Batam.
2. Untuk mendudukkan Fungsi Lahan sebagai Sumber Daya Pembangunan selanjutnya Batam, Tarif yang semula hanya 12 Jenis
dikembangkan menjadi 41 Jenis, dengan tetap mengikuti pengelompokan yang lama yaitu 6 kelompok. Sebagai Contoh,
perumahan di tarif lama hanya ada 1 saat ini berubah menjadi 9 klasifikasi peruntukan.
3. Bila dijumpai bahwa pada satu wilayah tidak memiliki suatu jenis peruntukan tertentu, maka UWT lama digunakan sebagai dasar
dengan melakukan perhitungan proporsi sederhana, contoh :
a. Teluk Tering (Core) tidak ada tarif Perumahan, dan tarifnya dihitung dengan membandingkan ke area terdekat di Batam
Center, dengan perbandingan yang sama antara perumahan dan jasa di Batam Center adalah sama dengan di Teluk Tering.
b. Tidak adanya tarif Industri di area Teluk Tering dan Area Nagoya, dilakukan dengan cara yang sama dengan perhitungan tarif
perumahan.
4. Sesuai dengan informsi saat dengar Pendapat di DPRD, dan REI tanggal 13 Oktober 2016, maka kenaikan UWT Perpanjangan
dibatasi maksimal 472% hanya untuk lahan perumahan mewah (luas > 500 m2) karena pemanfaatan lahan hanya untuk pribadi
tanpa manfaat buat lingkungan Batam yang lahannya terbatas.
5. Nilai UWT Perpanjangan mengikuti proporsi luasan tapak, serta harapan terhadap hadirnya aktivitas ekonomi tertentu yang dapat
menghasilkan Nilai Tambah yang lebih besar .
6. Lahan “terlantar” yang masih diminati pemegang PL lama, maka selain UWT lama sisa dikembalikan dan pemegang PL lama harus
membayar 150% dari UWT baru (karena akan terbit PL baru yang berumur 30 tahun, sedangkan UWT perpanjangan hanya 20
Tahun).
7. Lahan “baru”, UWT nya adalah sebesar 125% dari UWT Lahan “terlantar” dengan masa manfaat 30 tahun, dan pengalokasian
lahan baru dilaksanakan melalui mekanisme lelang.
14. ALGORITMA PENINGKATAN UANG WAJIB TAHUNAN

Tarif Lama
Perumahan 89.78
Jasa &
3
Perdagangan 99.92
Industri 0
62.27
Pariwisata 6
72.63
Budidaya 20.205
Lainnya 0
Fasum &
Lainnya 15.94
0
Garis Pantai
23. PERBANDINGAN TARIF LAMA & BARU

Tarif Baru
Tarif Lama Kenaikan Tarif Maksimal

Harga Pasar 4x
32 x
harga UWTO lama

harga UWTO 20 tahun


lama Belum pernah disesuaikan

Tarif Kavling Siap bangun dan


Rusun Sederhana

TURUN
LAMPIRAN A. REVITALISASI KANTOR PENGELOLAAN AIR DAN LIMBAH

URAIAN KEGIATAN

1. Pembersihan eceng gondok di waduk duriangkang untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas air dan
kontuinitas air baku

2. Peraturan Kepala dan SK Kepala BP Batam tentang Ketahananan Waduk sebagai Penyiapan dasar
hukum untuk pengamanan daerah tangkapan air waduk

3. Penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerjasama antara BP Batam dengan Kementerian PUPR,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air tentang Pembangunan Bendungan Sei Gong di Pulau Galang
untuk Penyiapan payung hukum dan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka pembangunan
waduk Sei Gong di Pulau Galang

4. Pengamatan kondisi sumber air baku di Pulau Batam untuk Antisipasi terhadap krisis air (penurunan
curah hujan yang berpengaruh terhadap ketersediaan air baku)

5. Pembuatan SOP pengelolaan waduk dan dasar hukum pelaksanaannya untuk Tersedianya dokumen
SOP

6. Pembangunan WTP Sei Tembesi untuk penambahan supply air bersih di Batam
LAMPIRAN B. PENGELOLAAN JALAN

URAIAN KEGIATAN :

1. MOU dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Penggunaan, Pemeliharaan,
dan Pembangunan Aset Jalan Nasional di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam,
masa berlaku 2016-2019

2. Kerjasama perbaikan jembatan 1 (cable stayed bridge) dengan Kementerian PU-PERA, Kistec Korea, dan
BP Batam.

3. Pembuatan 4 Peraturan Kepala BP Batam tentang :


a. Pengelolaan izin titik reklame di Batam
b. Pengelolaan izin pemanfaatan ROW jalan
c. Pengelolaan izin cut and fill untuk pematangan lahan
d. Pengelolaan izin reklamasi

4. Pembuatan 5 SOP unit kerja :


a. Perizinan cut and fill
b. Perizinan reklame
c. Jasa laboratorium
d. Pemanfaatan ROW jalan untuk galian dan utilitas
e. Pemanfaatan ROW jalan untuk pertamanan
LAMPIRAN C. PEMANFAATAN ASET

URAIAN KEGIATAN :

1. Memperbaiki SOP dan SPM untuk semua layanan di Direktorat Pemanfaatan Aset untuk
meningkatkan pelayanan

2. Untuk meningkatkan pelayanan dan mempercepat evaluasi :


a. Menggunakan aplikasi FBMS (Financial Billing Management System) dan
LMS (Line Management System) untuk legalitas dokumen KSB
b. Menyusun Data base KSB dan gambar GIS PL KSB
c. Menggunakan System pembayaran Online untuk sewa rusun

3. Menyelesaikan pembangunan 4 Twin Block rusun dalam rangka mendukung program nawacita
program sejuta rumah

4. Merevisi Tarif pelayanan asset BP Batam dalam rangka menaikkan pendapatan BP Batam

5. Proses hibah asset (Kantor Walikota, Masjid Raya, Pasar Induk Jodoh, TPA Telaga Punggur dan
Masjid Baiturrahman) ke Pemko Batam untuk meningkatkan pelayanan umum (dalam proses)
LAMPIRAN D. PENYELESAIAN PERMASALAHAN DAN REVITALISASI KANTOR LAHAN

- LANGKAH YANG TELAH DIAMBIL DAN SEDANG


Total Lahan Pulau Batam 45,776 Ha Kawasan Budidaya 31,283 HA DIKERJAKAN :

Masalah Lahan 1. Membangun database pengalokasian lahan dalam satu data


server yang terpusat
1. 3,709 berkas belum di Proses 2. Mengintensifkan penggunaan program Land Management
2. Seluruh data terkait Lahan tersebar di komputer (tidak terpusat). System (LMS)
3. Dokumen asli pengalokasian lahan “tersebar” tidak dikelola secara baik 3. Merubah Standar Operating Prosedur dengan menghilangkan
4. 4,951 Split gambar PL yang belum dikerjakan. aturan dan proses yang berbelit dan tidak ada value
5. 1,047 SKEP dan SPJ yang belum diproses. addednya dalam meningkatkan pelayanan maupun
6. 9,000 Ijin Pengalihan Hak yang belum diproses. keamanan data dan proses.
7. 1,186 faktur tagihan UWTO 4. Menambah juru gambar dan juru ukur bersertifikat dengan
8. 200 pemegang PL dengan luas lahan sekitar 11,000 Ha tidak jumlah tambahan tenaga masing masing 7 orang. Menambah
membangun lahan. petugas loket dari 4 orang dengan spesialisasi masing
9. Tarif UWTO yang belum pernah disesuaikan sejak tahun 80an. Untuk masing menjadi 8 orang dengan kemampuan melayani
ilustrasi, tarif (UWTO) sewa tanah di Batam Center hanya sebesar seluruh perijinan. Digabungkan dengan sistem LMS maka
Rp.80 ribu/meter, padaahal di secondary market diperjual belikan petugas loket yang berjumlah 8 orang itu ditambah 3
dengan nilai antara Rp. 6 juta sampai Rp.10 juta tergantung lokasi. supervisor bisa memberikan pelayanan yang jauh lebih cepat
10. Semua pengelolaan dan proses pengalokasian ataupun perijinan (ada sehingga antrian bisa dibuat makin pendek dan cepat.
6 macam ijin) dikelola secara manual (menimbulkan “percaloan” dan 5. Untuk Permohonan alokasi baru dan Perpanjangan Hak Atas
moral hazard yang memberatkan masyarakat) Tanah memang sampai sekarang belum dapat diproses
11. PPAT dan Notaris dengan menetapkan tarif jasa yang luar bisa berhubung kami masih menunggu Peraturan Menteri
tingginya untuk pengurusan izin Keuangan terkait tarif UWTO dan jasa pelayanan Kantor
Lahan.
Lampiran E : Reformasi dalam Sistem Manajemen Pengelolaan Lahan :
Proses, Evaluasi dan Laporan
Proses Saat Ini
Alokasi
Lahan
Proses

Surat
keputusan
Pemohon / Proses Pematangan
persetujuan
lahan Pelaksanaan
Investor
(Cut & Fill, etc) Proyek
Penerbitan oleh Investor
Proses surat
rekomendasi

Proses Baru

1. Alokasi
Lahan
2. Surat Pematangan
Proses

Keputusan lahan
Pemohon / Pelaksanaan
3. Penerbitan (Cut & Fill, etc)
Investor Proyek
surat oleh BP Batam
rekomenda
si
DATA LAHAN SEPTEMBER 2016

Anda mungkin juga menyukai