Anda di halaman 1dari 28

Tugas Mandiri

Laboratorium
Lingkungan

Oleh :
Meiza Mauliani (2007111655)
Pokok Pembahasan

01. 02. 03.


Berat Jenis Sampah, Analisis Proksimasi
Komposisi Sampah Sampah ( Kadar Analisis Ultimasi
dan Faktor air,Volatile,Abu dan Sampah ( Kandungan
Pemadatan Fixed Carbon ) C,H,N,O,S,K dan P)
1.
BERAT JENIS SAMPAH,
KOMPOSISI SAMPAH DAN
FAKTOR PEMADATAN
Berat Jenis
Sampah,Kom
posisi Sampah 01.
dan Faktor
Pemadatan
Berat Jenis Sampah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh


Khalika Jaspi di Kecamatan Tampan Kota
Pekanbaru didapatkan berat jenis sampah
domestic di Kota Pekanbaru adalah 0,18-0,22
kg/o/h. Dari literatur juga di dapatkan untuk
high income berat jenisnya adalah 0,22 kg/o/h ,
medium income berat jenisnya 0,17 kg/o/h dan
low income berat jenisnya 0,18 kg/o/h.
2. Komposisi Sampah

Untuk komposisi sampah, sampah organik


adalah sampah terbanyak yang dihasilkan,
sebesar 93,60%, dengan komposisi sampah
makanan (50,06%), sampah plastik (20,06%),
Komposisi sampah merupakan penggamabaran sampah kertas (14,74%), sampah tekstil
dari masing-masing komponen yang terdapat (8,27%) sampah karet (0,13%) dan sampah
dalam buangan padat dan distribusinya dan halaman (1,02%).
biasanya dinyatakan dalam persen berat (%)
Jika dilihat dalam Tabel 2, sampah makanan paling banyak
dihasilkan oleh masyarakat low income dibanding medium
income dan high income, perbedaan ini disebabkan karena
masyarakat karena pernedaan tingkat pemenuhan pola
kebutuhan makanan, dimana masyarakat high income lebih
banyak mengkonsumsi makanan yang praktis, cepat saji dan
bersifat kering, sementara masyarakat low income lebih banyak
mengkonsumsi makanan-makanan alami yang cenderung berat
dan basah.
3. Faktor Pemadatan

Faktor Pemadatan atau angka


kompaksi merupakan
perbandingan volume akhir
dan volume awal
sampah,factor pemadatan ini
diperlukan untuk menentukan
besarnya timbulan sampah
dalam satuan volume dan
untuk faktor pemadatan
sampah domestic Kota
Pekanbaru di Kecamatan
Tampan sekitar 0,97.
02.
Analisis Proksimasi
Sampah ( Kadar Air,
Volatile, Abu dan Fixed
Carbon )
Pengertian dan Persamaan Rumus

Kadar Air Volatile

Sampel Briket Hybrid (paduan kulit Kandungan volatile metter biobriket atau
durian dengan batu bara muda), dapat bioarang dari kulit durian dapat di tentukan
ditentukan kadar airnya dengan dengan menggunakan persamaan :
pamanasan 1050 C kedalam tanur 𝑉𝑜𝑙𝑎𝑡𝑖𝑙𝑒 𝑀𝑎𝑡𝑡𝑒𝑟 % = 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑍𝑎𝑡 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
selama ±30 menit dan didinginkan ( 𝐾𝑍𝐻)(750° 𝐶) − 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖r
kedalam desikator selama ±15 menit
selanjutnya ditimbang massanya.
Sambungan Analisis Proksimasi Sampah
● Kadar Abu
Kadar Abu biobriket atau bioarang dari ● Fixed Carbon
kulit durian di tentukan menggunakan tanur Kadar karbon terikat (Fixed Carbon)
pada suhu 4000 C. Perhitungan kadar abu dapat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
dihitung dengan persamaan : :
Hasil Dari Studi Kasus
Kadar Air Laundry room
Kadar air tertinggi terdapat Venus is the second planet from
pada suhu 400⁰ C dengan the Sun
perekat 15% yaitu 3,86400 %.
Briket dengan kadar air yang
tinggi akan menyebabkan Kitchen
nilai kalor yang dihasilkan
Mars is actually a very cold
briket tersebut menurun. Hal
place
ini disebabkan energi yang
dihasilkan akan banyak
terserap untuk menguapkan Outdoors
air.
Neptune is the farthest planet
from the Sun
Volatile
Dari hasil grafik di atas menunjukan nilai kadar
abu tertinggi yaitu pada suhu 700 ⁰C dengan
presentase perekat 15% adalah 13,10490 %.
Kadar abu meningkat seiring dengan
bertambahnya temperatur pirolisis dan
bertambahnya presentase perekat. Menurut
Sudrajat (1985) peningkatan kadar abu terjadi
karena terbentuknya garam – garam mineral pada
saat proses pengarangan yang bila proses
tersebut berlanjut akan membentuk partikel –
partikel halus dari garam mineral. t. Kadar abu
dipengaruhi oleh besarnya kadar silikat, semakin
besar kadar silikat maka kadar abu yang
dihasilkan akan semakin besar.
Abu
Hasil analisis volatile matter tertinggi yaitu pada suhu
400˚C dan presentase perekat 5% yaitu 29,27683 % dan
volatile matter terendah pada suhu 700 ˚C dengan perekat
15% adalah 17.63871 %. Semakin banyak kandungan
volatile matter pada biobriket maka semakin mudah
biobriket untuk terbakar dan menyala, sehingga laju
pembakaran semakin cepat. Pada proses karbonisasi
paduan batubara muda dan kulit durian, fixed carbon akan
meningkat sementara untuk volatile matter akan menurun
Fixed Carbon

Dari hasil penelitian diperoleh kadar karbon terikat


yang cenderung meningkat dengan meningkatnya
suhu yang diberikan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Sjostrom (1995) yaitu suhu yang
semakin tinggi akan meningkatkan kandungan
karbon karena dedehidrasi lebih sempurna dan
adanya penghilangan produk-produk yang mudah
menguap s, hasil analisis fixed carbon tertinggi
yaitu 66,73969 % pada suhu 700˚C dan fixced
karbon terendah 61,68249 %. dari hasil fixed
carbon memenuhi standar jepang yaitu 60-80%.
03.
Analisis Ultimasi
Sampah ( Kandungan
C,H,N,O,S,K dan P )
Pengujian ultimate merupakan pengujian untuk menentukan berbagai macam kandungan unsur – unsur kimia
seperti karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen dan sulfur. Unsur karbon dalam bahan bakar padat merupakan
unsur yang sangat penting perannya sebagai penghasil sumber panas. Karbon dalam bahan bakar padat ini
tidak berada dalam unsur tetapi dalam bentuk senyawa. Oksigen yang terkandung dalam bahan bakar padat
merupakan oksigen yang reaktif. Oksigen merupakan komponen dari fenomena antara campuran organic dan
anorganik pada bahan bakar padat. Ketika bahan bakar padat teroksidasi, oksigen dapat hadir sebagai oksida.
Yang perlu diketahui bahwa kandungan oksigen merupakan kandungan penting dalam bahan bakar padat.
Kandungan nitrogen pada bahan bakar padat erat kaitannya dengan polusi yang ada dihasilkan. Serta
kandungan sulfur merupakan bagian dari mineral seperti sulfat dan sulfida. Gas sulfur sulfide yang terbentuk
selama proses pembakaran merupakan polutan. Hydrogen adalah kandungan yang berasal dari moisture yang
terdapat bahan bakar padat tersebut.
Hasil Uji Nilai Ultimate

~ Karbon
Grafik Nilai karbon yang dihasilkan dari briket daun kering dengan bubur kertas ini
adalah, untuk sampel 1 nilai karbonnya adalah 46.18%, untuk sampel 2 nilai karbon
adalah 47.40%, sampel 3 nilai karbon bernilai 48.11% dan untuk sampel 4 sampel yang
terakhir bernilai karbon 48.34%. Nilai karbon ini merupakan nilai yang paling penting
untuk diketahui sebelum bahan bakar briket ini nantinya akan dibakar. Semakin tinggi
nilai karbon yang didapat dari briket tersebut makin bagus juga kualitas pembakaran
pada briket tersebut.
~Hidrogen
Grafik Nilai hidrogen yang dihasilkan
dari briket daun kering dengan bubur
kertas ini adalah, untuk sampel 1 nilai
hidrogen adalah 3.78%, untuk sampel 2
nilai hidrogen adalah 3.66%, sampel 3
nilai hidrogen bernilai 3.53% dan untuk
sampel 4 sampel yang terakhir bernilai
hidrogen 3.23%. Nilai hidrogen ini
merupakan nilai yang paling penting
untuk diketahui sebelum bahan bakar
briket ini nantinya akan dibakar karena
nanti akan berpengaruh pada hasil cairan
yang keluar dari bahan briket tersebut.
Nilai hydrogen di dalam briket haruslah
serendah mungkin.
~Nitrogen
● Grafik Nilai Nitrogen yang dihasilkan dari briket daun
kering dengan bubur kertas ini adalah, untuk sampel 1
nilai nitrogen adalah 0.58%, untuk sampel 2 nilai
nitrogen adalah 0.68%, sampel 3 nilai nitrogen
bernilai 0.71% dan untuk sampel 4 sampel yang
terakhir bernilai nitrogen 0.66%. Nilai nitrogen ini
merupakan nilai yang paling penting untuk diketahui
sebelum bahan bakar briket ini nantinya akan dibakar
karena akan berkaitan dengan polutan yang dihasilkan
dari proses pembakaran pada briket ini. Semakin
rendah nilai nitrogen dalam kandungan briket akan
semakin bagus dalam proses laju pembakaran briket
tersebut karena akan menghasilkan residu polutan
yang sedikit juga
~Oksigen
Grafik Nilai Oksigen yang dihasilkan dari briket daun
kering dengan bubur kertas ini adalah, untuk sampel 1
nilai oksigen adalah 30.89%, untuk sampel 2 nilai
oksigen adalah 27.54%, sampel 3 nilai oksigen bernilai
26.09% dan untuk sampel 4 sampel yang terakhir
bernilai oksigen 26.14%. Nilai oksigen ini merupakan
nilai yang paling penting untuk diketahui sebelum
bahan bakar briket ini nantinya akan dibakar karena
akan berkaitan dengan pembakaran yang sempurna
dihasilkan dari proses pembakaran pada briket ini.
Semakin tinggi nilai oksigen di dalam briket tersebut
maka ketika briket teroksidasi, oksigen bisa masuk ke
dalam briket tersebut.
~ Sulfur
Grafik Nilai Sulfur yang dihasilkan dari briket
daun kering dengan bubur kertas ini adalah,
untuk sampel 1 nilai sulfur adalah 0.07%, untuk
sampel 2 nilai sulfur adalah 0.08%, sampel 3
nilai sulfur bernilai 0.08% dan untuk sampel 4
sampel yang terakhir bernilai sulfur 0.08%. Nilai
sulfur ini merupakan nilai yang penting untuk
diketahui sebelum bahan bakar briket ini
nantinya akan dibakar. Karena berkaitan dengan
polutan yang dihasilkan dari briket tersebut.
Semakin kecil nilai sulfur yang dihasilkan dari
hasil uji lab maka akan semakin kecil juga
polutan yang dihasilkan jika briket tersebut di
bakar.
Nilai uji ultimate terdiri dari carbon,
hydrogen, nitrogen, oksigen dan sulfur. Nilai
yang dihasilkan dari uji ultimate antara lain
nilai unsur karbon dari 46.18 – 48.34%.
Nilai hydrogen 3.23 – 3.78%. Untuk
kandungan nitrogen yang terkandung di
dalam briket 0.58 – 0.71%. Kandungan
oksigen yang terdapat di dalam briket adalah
26.09 – 30.89%. Serta kandungan sulfur
yang ada pada briket campuran daun kering
dan bubur kertas adalah 0.07 – 0.08%.
Referensi Studi
Kasus 1
Referensi
Studi Kasus 2
Referensi Studi
Kasus 3
Terimakasih
buk…
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai