Anda di halaman 1dari 6

J-Move. Jurnal Teknik Mesin FT-UMI. Vol. 4. No. 1. 2022.

ANALISIS KARAKTERISTIK BRIKET DARI CANGKANG KEMIRI


SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Rustam Efendi(1), Hermanto(1), Sungkono(2)


1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muslim Indonesia
2)
Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muslim Indonesia

ABSTRAK
Peningkatan konsumsi bahan bakar fosil, yang disertai dengan kesadaran akan isu
pemanasan global dan kerusakan lingkungan akibat polusi, telah meningkatkan upaya-upaya
pengembangan sumber energi terbarukan. Briket merupakan salah satu alternatif sumber
energi terbarukan yang banyak dikembangkan dekade ini. Penelitian ini merupakan bagian
dari upaya pengembangan briket, khususnya briket cangkang kemiri, sebagai bahan bakar
alternatif. Pembuatan briket arang cangkang kemiri dilakukan dengan proses karbonisasi
menggunakan metode pirolisis (370°C), serbuk arang ukuran 40 mesh. Pembuatan perekat
kanji (tepung tapioka) dengan perbandingan serbuk arang dan perekat kanji (tepung tapioka)
sebesar 90:10%. Pencetakan briket dengan perbedaan beban tekan yakni 350kg, 400kg,
450kg, dan 500kg. Selanjutnya briket cangkang kemiri diuji sifat fisik (kuat tekan dan
kerapatan) dan uji proksimasi (kadar abu, air, carbon, zat menguap, nilai kalor) serta uji
emisi (CO, NOx, HC). Hasil pengujian fisik, proksimasi, dan emisi briket cangkang kemiri
yang dihasilkan adalah nilai rata-rata kadar air 3.82%, kadar abu 6,64%, zat terbang 26,09%,
kandungan kadar karbon 63.30%, nilai kalor 6061kkal/kg, kuat tekan 5,708kg/cm2, kerapatan
0,679g/cm3, CO sebesar 1,201%, NOx 421ppm, dan HC 247,80ppm. Briket cangkang kemiri
dapat dijadikan bahan bakar alternatif karena memiliki nilai kalor yang cukup tinggi yaitu
6061kkal/kg. Briket cangkang kemiri pada dasarnya telah memenuhi Standar Nasional
Indonesia SNI 01-6235-2000 dan Standar Emisi Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 05 Tahun 2006 tentang ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor
lama.
Kata kunci: Briket cangkang kemiri, sifat fisik, proksimasi, karbonisasi, emisi.

PENDAHULUAN Beberapa jenis


sumber energi yang dapat dikembangkan
Pemakaian bahan bakar fosil terus antara lain energi matahari, energi angin,
mengalami peningkatan, sementara jumlah energi panas bumi, energi panas laut, dan
cadangan semakin menipis, harga yang energi biomassa. Di antara sumber-sumber
tidak stabil (cenderung terus meningkat) energi alternatif tersebut, energi biomassa
dan isu-isu bahwa bahan bakar fosil merupakan sumber energi alternatif yang
menyebabkan pemanasan global serta perlu mendapat prioritas dalam
penyebab terjadinya kerusakan lingkungan pengembangannya dibandingkan sumber
sudah mulai terbukti. Untuk enegi yang lain.
mengeliminasi kemungkinan terburuk
dampak pemakaian bahan bakar fosil, Potensi bahan bakar fosil Indonesia
maka pengembangan sumber energi sudah sangat menipis, untuk jenis minyak
terbarukan menjadi salah satu alternatif misalnya dengan cadangan 9,1 miliar barel
pengganti bahan bakar fosil. dan produksi 387 juta barel/tahun, hanya

77
J-Move. Jurnal Teknik Mesin FT-UMI. Vol. 4. No. 1. 2022.

akan bertahan 23 tahun, gas dengan timbangan, bomb kalori meter, tanur,
cadangan 185,8 TSCF dan produksi 2,95 oven, alat uji emisi, tungku pembakaran
TSCF, hanya akan bertahan 62 tahun dan briket, cawan porselin. Sedangkan bahan
batu bara 146 tahun. yang digunakan adalah serbuk arang
cangkang kemiri, tepung tapioka dan air.
Tabel 1 Potensi bahan bakar fosil di Metode pengarangan yang digunakan
Indonesia dalam penelitian ini adalah metode pirolis
(suhu 370°C dalam kondisi terjaga).

Jenis Produk Rasio:


energi Cadang si per cadangan/produ
fosil an tahun ksi pertahun
HASIL DAN PEMBAHASAN
9,1 387
miliar juta Hasil
Minyak barel barel 23 Briket arang dari cangkang kemiri
185, 2,95 dibuat dengan menggunakan bahan
Gas TSCF TSCF 62
perekat tepung tapioka/kanji dengan
Batuba 19,3 132
ra milar ton juta ton 146 perbandingan 90:10% dan 4 variasi beban
tekan (350kg, 400kg, 450kg, 500kg).
Briket dicetak dalam 1 (satu) bentuk yaitu
Sumber : Priyanto (2005) dalam Skripsi bentuk oval, hasil yang diperoleh seperti
Tambunan (2007). pada Gambar 1.

Kekayaan alam Indonesia menjadi


pertimbangan utama konversi energi
minyak dan gas ke biomassa. Biomassa
merupakan bahan alami yang biasanya
dianggap sebagai sampah dan sering
dimusnahkan dengan cara dibakar. Perlu
diketahui bahwa Indonesia termasuk
negara terbesar yang akan mampu
memasok sumber bahan baku biomassa,
baik dari budidaya hayati maupun limbah
pertanian, peternakan, dan perkebunan.
Tujuan penelitiaan ini adalah untuk Gambar 1 Briket cangkang kemiri
mengetahui karakteristik briket arang Spesifikasi ukuran briket dapat
cangkang kemiri. Manfaat penelitian ini dilihat pada Tabel 2.
diharapkan dapat memberikan kontribusi
besar kepada masyarakat dan industri
dimana briket dari cangkang kemiri ini
Beban DI tII Do tI
dapat dijadikan sebagai bahan bakar tekan (cm) (cm) (cm) (cm)
alternatif pengganti bahan bakar fosil (kg)
dalam kehidupan sehari-hari. 350 3.25 1.740 5.47 0.235
400 3.25 1.730 5.47 0.210
450 3.25 1.715 5.47 0.215
500 3.25 1.710 5.47 0.200
METODOLOGI PENELITIAN Tabel 2 Ukuran briket

Peralatan yang digunakan dalam


penelitian ini adalah crusher, ayakan mesh
40, mesin cetak briket, mesin pirolisis,

78
J-Move. Jurnal Teknik Mesin FT-UMI. Vol. 4. No. 1. 2022.

Keterangan: Tabel 6 Hasil uji rata-rata emisi gas buang

DI = Diameter atas kerucut terpancun CO NOx HC


1,201% 421,33ppm 247,80ppm
t II = Tinggi kerucut terpancung
Do = Diameter bawah kerucut
terpancung/diameter tabung
tI = Tinggi tabung

Analisis proksimasi dapat dilihat pada Pembahasan


Tabel 3. Proksimasi briket cangkang kemiri
1. Kadar Air
Tabel 3 Hasil uji proksimasi Pada Gambar 2 grafik hubungan
antara beban tekan (kg) terhadap kadar air
(%) menunjukkan bahwa nilai kadar air
No Parameter Nilai rata-rata
terendah 3,82% pada beban tekan 500kg.
1 Kadar Air 3,975 (%) Sementara nilai kadar air tertinggi berada
2 Kadar Abu 6,635(%) pada beban 350kg yakni 4,08%. Hal ini
3 Zat Terbang 25,675(%) disebabkan karena semakin besar beban
4 Kadar Karbon 63,72 (%) tekan maka kadar air yang terkandung
5 Nilai Kalor 6061(Kkal/Kg) dalam briket akan keluar sehingga
menyebabkan nilai kadar air lebih rendah.
Perhitungan kuat tekan dapat dilihat pada
Tabel 4. 4,10
4,05
Tabel 4 Hasil uji kuat tekan
Kadar Air (%)

4,00
3,95
Nama Briket P D B
(kg/cm²) (cm) (kg) 3,90
5.31 3,25 44 3,85
5.75 3,25 48
Cangkang Kemiri 5.88 3,25 50 3,80
5.89 3,25 55 350 400 450 500
Beban Tekan (kg)
Nilai Rata-Rata 5.71 Gambar 2 Grafik hubungan antara beban (kg)
tekan terhadap kadar air (%)
Perhitungan kerapatan dapat dilihat pada
Tabel 5. 2. Kadar Abu
Tabel 5 Perhitungan kerapatan (ρ) g/cm³ 6,67
6,66
Kadar Abu (%)

Beban
ρ =g/cm³ 6,65
Nama Briket (kg)
350 0.672 6,64
400 0.688 6,63
Cangkang Kemiri 450 0.691 6,62
500 0.700 6,61
Nilai Rata-Rata 0.688 350 400 450 500
Beban Tekan (kg)
Gambar 3 Grafik hubungan antara beban tekan
Hasil uji emisi gas buang dapat dilihat (kg) terhadap kadar abu (%)
pada Tabel 6.

79
J-Move. Jurnal Teknik Mesin FT-UMI. Vol. 4. No. 1. 2022.

Pada Gambar 3 grafik hubungan 5. Nilai Kalor


antara beban tekan (kg) terhadap kadar abu Dari hasil uji briket cangkang
(%) menunjukkan bahwa kadar abu kemiri nilai kalor yang terdapat pada
terendah adalah 6,62% pada beban tekan cangkang kemiri adalah 6061kkal/kg
350kg. Sedangkan kadar abu tertinggi (metode pirolisis dengan suhu 370°C),
adalah 6,64%. Perlakuan variasi beban nilai ini jauh lebih tinggi dibandingkan
tekan tidak berpengaruh besar. Hal ini dengan nilai kalor dalam penelitian yang
disebabkan karena perbandingan arang dilakukan Praman dan Pradana (2009)
cangkang kemiri dan perekat hanya 1 tanpa karbonisasi dengan perbandingan
variasi yakni 90:10%. 80% arang dan 20% bahan menghasilkan
nilai kalor 3510,202kkal/kg.
3. Kadar Zat Terbang 63,90
Pada Gambar 4 grafik hubungan 63,85

Kadar Karbon (%)


antara beban tekan (kg) terhadap zat 63,80
terbang (%) menunjukkan bahwa nilai 63,75
kadar zat terbang tertinggi adalah 26% 63,70
pada beban tekan 360kg. Sedangkan nilai 63,65
63,60
kadar zat terbang terendah adalah 25,42%.
63,55
Hal ini sejalan dengan penelitian yang 63,50
dilakukan oleh Cory (2001), dimana beban 350 400 450 500
tekan sangat berpengaruh dengan kadar zat Beban Tekan
terbang yang dihasilkan.
26,20 Gambar 5 rafik hubungan antara beban tekan
Zat Terbang (%)

26,00 (kg) teradap kadar karbon (%)


25,80
25,60
Sedangkan penelitian yang
dilakukan Tambunan (2007), dengan
25,40
perbandingan 75% arang dan 25% bahan
25,20
perekat mendapatkan nilai kalor dengan
25,00
350 400 450 500 briket melalui proses karbonisasi
Beban Tekan (kg) menghasilkan 7810,39kkal/kg. Patabang
(2009), nilai kalor yang dihasilkan sebesar
5943kkal/kg. Namun jika kita mengacu
Gambar 4 Grafik hubungan antara beban tekan pada syarat mutu briket arang kayu
(kg) terhadap zat terban (%)
menurut SNI 01-6235-2000 maka nilai
4. Kadar Karbon kalor briket cangkang kemiri yang
Pada Gambar 5 grafik hubungan dihasilkan dari pengujian kalor telah
antara beban tekan (kg) terhadap kadar memenuhi standar.
karbon (%) menunjukkan bahwa kadar
karbon tertinggi adalah 63,84% pada Sifat Fisik Briket
beban tekan 500kg dan kadar karbon
terendah adalah 63,56% pada beban tekan 1. Kuat Tekan (kg/cm²)
350kg. Hal ini disebabkan karena semakin Pada Gambar 6 grafik hubungan
besar beban tekan maka kadar air yang antara beban tekan (kg) terhadap kuat
terkandung di dalam briket semakin tekan (kg/cm²) memperlihatkan bahwa
berkurang sehingga nilai kadar karbon kuat tekan tertinggi terjadi pada beban
semakin besar. Dimana yang 500kg yakni sebesar 5,89 kg/cm².
mempengaruhi tinggi rendahnya kadar Sedangkan kuat tekan terendah adalah
karbon salah satunya adalah kadar air. 5,31kg/cm² pada beban tekan 350kg.
Perlakuan beban tekan memberikan
pengaruh yang sangat nyata terhadap kuat
80
J-Move. Jurnal Teknik Mesin FT-UMI. Vol. 4. No. 1. 2022.

tekan dimana semakin tinggi beban tekan Emisi


yang diberikan maka kuat tekan briket Berdasarkan hasil uji emisi gas
cangkang kemiri akan semakin tinggi. Hal buang pada briket cangkang kemiri yang
ini disebabkan dengan pemberian beban dilakukan di Laboratorium Pengujian
tekan akan menjadikan perekat merata Mesin-Mesin Teknik Mesin, Fakultas
pada briket cangkang kemiri sehingga Teknik, Universitas Muslim Indonesia
akan menambah ikatan antara molekulnya. menghasilkan rata-rata CO sebesar
1,201%, NOx sebsar 421ppm, dan HC
sebesar 247,80ppm. Maka dengan
melakukan perbandingan Standar Emisi
6,00 Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 05 Tahun 2006 tentang
Kuat Tekan (kg/cm²)

5,90
5,80 ambang batas emisi gas buang kendaraan
5,70 bermotor lama pada dasar memenuhi
5,60 standar.
5,50
5,40 KESIMPULAN DAN SARAN
5,30
350 400 450 500
Kesimpulan
Beban Tekan (kg)
Pada hasil uji proksimasi dan uji
sifak fisik dari briket cangkang kemiri
Gambar 6 Grafik hubungan antara beban (kg)
yang dihasilkan menunjukkan bahwa rata-
tekan terhadap kuat tekan (%)
rata kadar air sebesar 3,97%, kadar abu
2. Kerapatan sebesar 6,635%, zat terbang sebesar
Pada Gambar 6 grafik hubungan 25,67%, kadar karbon sebesar 63,72%,
antara beban tekan terhadap kerapatan nilai kalor sebesar 6061kkal/kg, kuat tekan
menunjukkan bahwa nilai kerapatan sebesar 5,71kg/cm2, dan kerapatan sebesar
tertinggi adalah 0,700g/cm² pada beban 0,68g/cm3. Maka dengan melakukan
tekan 500kg dan nilai kerapatan terendah perbandingan standar pembuatan briket di
adalah 0,672g/cm² pada beban tekan Indonesia telah memenuhi Standar
350kg. Hal ini disebabkan karena beban Nasional Indonesia SNI 01-6235-2000.
tekan yang diberikan akan berdampak Hasil uji emisi dari briket cangkang
pada volume briket semakin mengecil kemiri dihasilkan menunjukkan rata-rata
sehingga menghasilkan kerapatan yang CO sebesar CO sebesar 1,201 %, NOx
semakin besar. 421ppm, dan HC 247,80 ppm. Hal ini
0,71
telah memenuhi Standar Emisi Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
Kerapatan (g/cm²)

0,70
0,70 05 Tahun 2006 tentang ambang batas
0,69 emisi gas buang kendaraan bermotor lama.
0,69
0,68 Saran
0,68
0,67
Penelitian ini sebaiknya ditindak
350 400 450 500 lanjuti dan disosialisasikan kepada
Beban Tekan (kg) masyarakat sehingga beriket dari cangkang
kemiri ini dapat dimanfaatkan oleh
Gambar 6 Grafik hubungan antara beban masyarakat maupun industri sebagai bahan
tekan (kg) terhadap kerapatan bakar alternatif.
(g/cm²).

81
J-Move. Jurnal Teknik Mesin FT-UMI. Vol. 4. No. 1. 2022.

Untuk meningkatkan kualitas briket


dari cangkang kemiri maka perlu
dilakukan proses karbonisasi dengan suhu
yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Cory Y.S. (2001). Pengaruh Kadar


Perekat dan Tekanan Kempa
Terhadap Sifat Fisis dan Sifat
Kimia Briket Arang dari Serasah
Daun Acacia Mangium Willd.
(Skripsi), Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Patabang, D. (2009). Analisis nilai kalor
secara eksperimental dan teoritik
dari briket arang kulit kemiri.
Majalah Ilmiah Mektek, 11(3).
Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 05 Tahun 2006
tentang ambang batas emisi gas
buang kendaraan bermotor lama.
Pramana, A. N., & Pradana, S. G. (2009).
Pembuatan Biobriket dari
Tempurung Kemiri sebagai Bahan
Bakar Alternatif (D3 Tugas Akhir),
Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.
Tambunan, B. H. (2007). Karakteristik
Pembakaran Briket Cangkang
Kemiri: Pengaruh Presentase
Arang. (Skripsi), Universitas
Negeri Medan, Medan.
Standar Nasional Indonesia SNI 01-6235
2000

82

Anda mungkin juga menyukai