ABSTRAK
Peningkatan konsumsi bahan bakar fosil, yang disertai dengan kesadaran akan isu
pemanasan global dan kerusakan lingkungan akibat polusi, telah meningkatkan upaya-upaya
pengembangan sumber energi terbarukan. Briket merupakan salah satu alternatif sumber
energi terbarukan yang banyak dikembangkan dekade ini. Penelitian ini merupakan bagian
dari upaya pengembangan briket, khususnya briket cangkang kemiri, sebagai bahan bakar
alternatif. Pembuatan briket arang cangkang kemiri dilakukan dengan proses karbonisasi
menggunakan metode pirolisis (370°C), serbuk arang ukuran 40 mesh. Pembuatan perekat
kanji (tepung tapioka) dengan perbandingan serbuk arang dan perekat kanji (tepung tapioka)
sebesar 90:10%. Pencetakan briket dengan perbedaan beban tekan yakni 350kg, 400kg,
450kg, dan 500kg. Selanjutnya briket cangkang kemiri diuji sifat fisik (kuat tekan dan
kerapatan) dan uji proksimasi (kadar abu, air, carbon, zat menguap, nilai kalor) serta uji
emisi (CO, NOx, HC). Hasil pengujian fisik, proksimasi, dan emisi briket cangkang kemiri
yang dihasilkan adalah nilai rata-rata kadar air 3.82%, kadar abu 6,64%, zat terbang 26,09%,
kandungan kadar karbon 63.30%, nilai kalor 6061kkal/kg, kuat tekan 5,708kg/cm2, kerapatan
0,679g/cm3, CO sebesar 1,201%, NOx 421ppm, dan HC 247,80ppm. Briket cangkang kemiri
dapat dijadikan bahan bakar alternatif karena memiliki nilai kalor yang cukup tinggi yaitu
6061kkal/kg. Briket cangkang kemiri pada dasarnya telah memenuhi Standar Nasional
Indonesia SNI 01-6235-2000 dan Standar Emisi Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 05 Tahun 2006 tentang ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor
lama.
Kata kunci: Briket cangkang kemiri, sifat fisik, proksimasi, karbonisasi, emisi.
77
J-Move. Jurnal Teknik Mesin FT-UMI. Vol. 4. No. 1. 2022.
akan bertahan 23 tahun, gas dengan timbangan, bomb kalori meter, tanur,
cadangan 185,8 TSCF dan produksi 2,95 oven, alat uji emisi, tungku pembakaran
TSCF, hanya akan bertahan 62 tahun dan briket, cawan porselin. Sedangkan bahan
batu bara 146 tahun. yang digunakan adalah serbuk arang
cangkang kemiri, tepung tapioka dan air.
Tabel 1 Potensi bahan bakar fosil di Metode pengarangan yang digunakan
Indonesia dalam penelitian ini adalah metode pirolis
(suhu 370°C dalam kondisi terjaga).
78
J-Move. Jurnal Teknik Mesin FT-UMI. Vol. 4. No. 1. 2022.
4,00
3,95
Nama Briket P D B
(kg/cm²) (cm) (kg) 3,90
5.31 3,25 44 3,85
5.75 3,25 48
Cangkang Kemiri 5.88 3,25 50 3,80
5.89 3,25 55 350 400 450 500
Beban Tekan (kg)
Nilai Rata-Rata 5.71 Gambar 2 Grafik hubungan antara beban (kg)
tekan terhadap kadar air (%)
Perhitungan kerapatan dapat dilihat pada
Tabel 5. 2. Kadar Abu
Tabel 5 Perhitungan kerapatan (ρ) g/cm³ 6,67
6,66
Kadar Abu (%)
Beban
ρ =g/cm³ 6,65
Nama Briket (kg)
350 0.672 6,64
400 0.688 6,63
Cangkang Kemiri 450 0.691 6,62
500 0.700 6,61
Nilai Rata-Rata 0.688 350 400 450 500
Beban Tekan (kg)
Gambar 3 Grafik hubungan antara beban tekan
Hasil uji emisi gas buang dapat dilihat (kg) terhadap kadar abu (%)
pada Tabel 6.
79
J-Move. Jurnal Teknik Mesin FT-UMI. Vol. 4. No. 1. 2022.
5,90
5,80 ambang batas emisi gas buang kendaraan
5,70 bermotor lama pada dasar memenuhi
5,60 standar.
5,50
5,40 KESIMPULAN DAN SARAN
5,30
350 400 450 500
Kesimpulan
Beban Tekan (kg)
Pada hasil uji proksimasi dan uji
sifak fisik dari briket cangkang kemiri
Gambar 6 Grafik hubungan antara beban (kg)
yang dihasilkan menunjukkan bahwa rata-
tekan terhadap kuat tekan (%)
rata kadar air sebesar 3,97%, kadar abu
2. Kerapatan sebesar 6,635%, zat terbang sebesar
Pada Gambar 6 grafik hubungan 25,67%, kadar karbon sebesar 63,72%,
antara beban tekan terhadap kerapatan nilai kalor sebesar 6061kkal/kg, kuat tekan
menunjukkan bahwa nilai kerapatan sebesar 5,71kg/cm2, dan kerapatan sebesar
tertinggi adalah 0,700g/cm² pada beban 0,68g/cm3. Maka dengan melakukan
tekan 500kg dan nilai kerapatan terendah perbandingan standar pembuatan briket di
adalah 0,672g/cm² pada beban tekan Indonesia telah memenuhi Standar
350kg. Hal ini disebabkan karena beban Nasional Indonesia SNI 01-6235-2000.
tekan yang diberikan akan berdampak Hasil uji emisi dari briket cangkang
pada volume briket semakin mengecil kemiri dihasilkan menunjukkan rata-rata
sehingga menghasilkan kerapatan yang CO sebesar CO sebesar 1,201 %, NOx
semakin besar. 421ppm, dan HC 247,80 ppm. Hal ini
0,71
telah memenuhi Standar Emisi Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
Kerapatan (g/cm²)
0,70
0,70 05 Tahun 2006 tentang ambang batas
0,69 emisi gas buang kendaraan bermotor lama.
0,69
0,68 Saran
0,68
0,67
Penelitian ini sebaiknya ditindak
350 400 450 500 lanjuti dan disosialisasikan kepada
Beban Tekan (kg) masyarakat sehingga beriket dari cangkang
kemiri ini dapat dimanfaatkan oleh
Gambar 6 Grafik hubungan antara beban masyarakat maupun industri sebagai bahan
tekan (kg) terhadap kerapatan bakar alternatif.
(g/cm²).
81
J-Move. Jurnal Teknik Mesin FT-UMI. Vol. 4. No. 1. 2022.
DAFTAR PUSTAKA
82