Anda di halaman 1dari 15

PRESENTASI

TEORI HARGA
KELOMPOK 7
Matkul Tafsir dan Ayat Hukum
Ekonomi
NAMA ANGGOTA

Aqib Umar 2205026046


Naila Rizqi N.F. 2205026049
Ummi Zahrotun N. 2205026062
ISI PRESENTASI
Pengertian harga
Dalil Al-Qur'an dan hadits
Metode penerapan harga dalam islam

Norma dan Etika harga dalam islam


Pengertian Harga

Harga adalah jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau
jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-
manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa
tersebut.

sekarang ini ekonomi kita tidak dapat melakukan barter lagi, akan
tetapi sudah menggunakan uang sebagai ukuran nilai yang disebut
harga. Maka harga atau price adalah nilai suatu barang yang
dinyatakan dengan uang.
Tafsir Al-Qur'an dan Hadits

1. Ayat Alquran tentang teori harga


Dalam Q.S Al Baqarah ayat 40.
‫ َواَل تَ ْشتَرُوا بِآيَاتِي ثَ َمنًا قَلِياًل‬...
Artinya: "dan janganlah kalian menjual ayatku dengan harga
sedikit (murah)"

Ayat tersebut menjelaskan bahwa perilaku Bani Israil dalam


beragama sering melakukan sesuatu untuk kepentingan mereka
sendiri dalam mengatasnamakan Tuhannya.
a. Dalam transaksi harga harus diketahui dengan jelas tidak boleh
dengan cara batil (merugikan mengecewakan menipu
membahayakan) orang lain. Misalnya QS an-nisa ayat 29.

‫ ۚ َواَل‬W‫ ِم ْن ُك ْم‬W‫ض‬ ‫ا‬ ‫ر‬


َ َ ‫ت‬ W
‫ن‬ْ ‫ع‬
َ ً W
‫ة‬ ‫ر‬
َ ‫ا‬ ‫ج‬ َ ِ ‫ت‬ W
‫ن‬َ ‫و‬ ُ
‫ك‬ َ ‫ت‬ W
‫ن‬ْ ‫َأ‬ ‫اَّل‬‫ِإ‬ W
‫ل‬ِ ‫اط‬
ِ َ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫ب‬ W
‫م‬
ْ ُ
‫ك‬ َ ‫ن‬ ْ
‫ي‬ َ ‫ب‬ W
‫م‬
ْ ُ
‫ك‬ َ ‫ل‬‫ا‬ ‫و‬
َ ‫م‬
ْ ‫َأ‬ ‫وا‬ُ ‫ل‬‫ك‬ُ ‫ْأ‬َ ‫ت‬ ‫اَل‬ ‫وا‬ُ ‫ن‬ ‫م‬
َ ‫آ‬ W
‫ن‬َ ‫ي‬ ‫ذ‬
ِ َّ ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬W
َ ‫ه‬‫ي‬ُّ ‫َأ‬ ‫ا‬Wَ‫ي‬
ٍ ِ
٢٩ ﴿ ‫ان بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬ َ ‫﴾تَ ْقتُلُوا َأ ْنفُ َس ُك ْم ۚ ِإ َّن هَّللا َ َك‬

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."
b. Berlaku Ghulul (rekayasa permainan harga dengan tujuan
negatif) seperti QS. Ali Imron ayat 161

ْ َ‫ب‬W‫ا َك َس‬W‫ َم‬W‫س‬


‫ت‬ ٍ ْ
‫ف‬ َ ‫ن‬ ُّ
‫ل‬
W ُ
‫ك‬ W
‫ى‬ ٰ َّ ‫ف‬ ‫و‬
َ ُ ‫ت‬ َّ
‫م‬ ُ ‫ث‬ ۚ W
‫ة‬
ِ ‫م‬
َ ‫ا‬َ ‫ي‬ِ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ W
‫م‬َ ‫و‬
ْ َ ‫ي‬ ‫ل‬
َّ َ
‫غ‬ ‫ا‬W
‫م‬
َِ ‫ب‬ W
‫ت‬
ِ ‫ْأ‬َ ‫ي‬ W
‫ل‬ْ ُ ‫ل‬ ْ
‫غ‬ َ ‫ي‬ W
‫ن‬ ْ ‫م‬
َ ‫و‬
َ ۚ ‫ل‬
َّ ُ
‫غ‬ َ ‫ي‬ W
‫ن‬ ْ ‫َأ‬ Wٍّ ِ‫ لِنَب‬W‫ا َكا َن‬W‫َو َم‬
‫ي‬
١٦١ ﴿ ‫ون‬ ْ ‫﴾ َوهُ ْم اَل ي‬
َ ‫ُظلَ ُم‬

Artinya: "Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan


harta rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan
rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang
membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri
akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan
(pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya."
Tafsir Al-Qur'an dan Hadits
1. Hadist tentang teori harga
a. Nabi SAW melakukan pembiaran terhadap naik turunnya harga makanan dan
menyerahkannya pada mekanisme pasar.

ُ ‫ َّزا‬W‫طُ ال َّر‬W‫ ْالبَا ِس‬W‫ض‬


‫ َوِإنِّي‬W‫ق‬ ُ ِ‫ ْالقَاب‬W‫ ِّع ُر‬W‫ ِإنَّ هَّللا َ هُ َو ْال ُم َس‬W‫ا فَقَا َل‬Wَ‫ لَن‬W‫ ِّع ْر‬W‫ُس و َل هَّللا ِ َس‬W ‫ا َر‬Wَ‫لَّ َم فَقَالُوا ي‬W‫ َو َس‬W‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬W‫ص‬
َ
ٍ ‫ظلِ َم ٍة فِي َد ٍم َواَل َم‬
‫ال‬ ْ ‫طلُبُنِي بِ َم‬
ْ َ‫ْس َأ َح ٌد ِم ْن ُك ْم ي‬
َ ‫َأَلرْ جُو َأ ْن َأ ْلقَى َربِّي َولَي‬

Artinya: "dari Anas ia berkata; Pernah terjadi kenaikan harga pada masa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka orang-orang berkata; Wahai
Rasulullah, tetapkanlah harga untuk kami. Lalu beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah Sang Penepat harga, Penggenggam, Pembentang rizki dan
Pemberi rizki. Aku berharap bertemu dengan Rabbku dan tidak ada seorang pun
dari kalian yang menuntut perbuatan zhalim yang aku pernah lakukan
kepadanya, baik berupa darah (qishas) maupun harta." (H.R At-Tirmidzi no.
‫ ب ِْن‬W‫ب‬ِ ‫اط‬ِ ‫ َم َّر بِ َح‬W‫ب‬ِ ‫ ْال َخطَّا‬W‫ب َأ َّن ُع َم َر ْب َن‬ ِ َّ‫ي‬W‫ ْال ُم َس‬W‫عي ِد ْب ِن‬W‫ُف َع ْن َس‬َ W‫ يُوس‬W‫ ْب ِن‬W‫س‬ َ ُ‫ يُون‬W‫ك َع ْن‬Wِ‫ َمال‬W‫َع ْن‬
‫ ْع ِر َوِإ َّما‬W‫ي ال ِّس‬Wِ‫ تَ ِزي َد ف‬W‫ ِإمَّا َأ ْن‬W‫ب‬
ِ ‫ ْال َخطَّا‬W‫ُ ُع َم ُر ْب ُن‬W‫ لَه‬W‫ُّوق فَقَا َل‬
ِ W
‫س‬ ‫ال‬ِ ‫ب‬ W
ُ ‫ه‬َ ‫ل‬ ‫ًا‬ ‫ب‬ ‫ي‬ِ ‫ب‬ َ
‫ز‬ W
‫ع‬
ُ ‫ي‬ِ ‫ب‬َ ‫ي‬ ‫و‬
َ ُ ‫ه‬ ‫و‬
َ َ
W ‫ة‬ ‫ع‬
َ َ ‫ت‬ ْ
‫ل‬ َ ‫ب‬ ‫ي‬W
ِ ‫ب‬‫َأ‬
‫َأ ْن تُ ْرفَ َع ِم ْن سُوقِنَا‬

Artinya: "dari Malik dari Yunus bin Yusuf dari Sa'id bin Musayyab
bahwa Umar bin Khattab pernah melewati Hathib bin Abu Balta'ah
yang sedang menjual kismis di pasar. Umar bin Khattab lalu
berkata kepadanya; "Ada dua pilihan buat kamu, menaikkan harga
atau angkat kaki dari pasar kami." (H.R Maliki no. 1164)
b. Dilarang menipu

ِ ‫ُ فَُأ‬W‫ فََأ ْخبَ َره‬W‫ْف تَبِي ُع‬


‫ ِإلَ ْي ِه‬W‫وح َي‬ َ ‫َألَهُ َكي‬W‫ طَ َعامًا فَ َس‬W‫ يَبِي ُع‬W‫لَّ َم َم َّر بِ َر ُج ٍل‬W‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس‬W‫ص‬ َ ِ ‫ُو َل هَّللا‬W‫َ َأ َّن َرس‬W‫ي هُ َر ْي َرة‬Wِ‫َع ْن َأب‬
‫ َغشَّ َح َّدثَنَا‬W‫ ِمنَّا َم ْن‬W‫س‬ َ ِ ‫ُو ُل هَّللا‬W‫ َرس‬W‫ فَقَا َل‬W‫ فَِإ َذا هُ َو َم ْبلُو ٌل‬W‫ُ فِي ِه‬W‫ يَ َده‬W‫ فََأ ْد َخ َل‬W‫ فِي ِه‬W‫ك‬
َ ‫لَّ َم لَ ْي‬W‫ َو َس‬W‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬W‫ص‬ َ ‫ْل يَ َد‬W ‫ َأ ْد ِخ‬W‫َأ ْن‬
‫ْس ِم ْثلَنَا‬ َ ‫ْس ِمنَّا لَي‬
َ ‫ير لَي‬ َ ‫ان يَ ْك َرهُ هَ َذا التَّ ْف ِس‬ ُ َ‫ان ُس ْفي‬َ ‫َّاح َع ْن َعلِ ٍّي َع ْن يَحْ يَى قَا َل َك‬ ِ ‫ب‬ ‫ص‬َّ ‫ال‬ ُ
‫ْن‬ ‫ب‬ ‫ن‬ُ ‫س‬
َ ‫ح‬َ ْ
‫ال‬

Artinya: "dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam


melewati seorang laki-laki yang membeli makanan, kemudian ia bertanya
kepadanya; bagaimana engkau berjualan? Kemudian orang tersebut
memberitahukan kepada beliau bagaimana ia berjualan. Kemudian Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam diberi wahyu; masukkan tanganmu ke dalam
makanan tersebut! Kemudian beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, dan
ternyata makanan tersebut basah. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Bukan dari golongan kami orang yang menipu." (H.R Abu Daud no.
2995)
c. Fix Price yaitu menawarkan harga dengan harga pas tidak
berbelit-belit atau mengecoh (khilabah, tanajusy)

‫ش‬
ِ ْ
‫ج‬ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫ع‬
َ
ِ َ ‫م‬َّ ‫ل‬‫س‬َ ‫و‬
َ ‫ه‬
ِ ْ
‫ي‬ َ ‫ل‬‫ع‬َ ُ ‫هللا‬ ‫ى‬َّ َ ‫نَهَى النَّبِ ُّي‬
‫صل‬

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari jual beli najasy.”


(HR. Bukhari no. 2142 dan Muslim no. 1516)

juga dilarang mempermainkan harga di pasar (naik turun harga),


dilarang curang, tanajjus (memprovokasi pembeli), hilabah
(membujuk) pembeli, jual barang setelah disetujui oleh pembeli
dengan harga yang disepakati, penjual ingkar janji dan lain
sebagainya.
Metode penetapan harga

A. Metode penetapan harga dalam islam.


Dalam konsep Islam, menentukan harga ditentukan oleh
keseimbangan permintaan dan penawaran. Keseimbangan ini terjadi
bila antara penjual dan pembeli bersikap saling merelakan. Kerelaan
ini ditentukan oleh penjual dan pembeli dan pembeli dalam
mempertahankan barang tersebut. Jadi, harga ditentukan oleh
kemampuan penjual untuk menyediakan barang yang ditawarkan
kepada pembeli, dan kemampuan pembeli untuk mendapatkan harga
barang tersebut dari penjual.
B. Metode penetapan harga dalam ekonomi konvensional

Menurut Fandy Tjriptono, metode penerapan harga dikelompokkan


menjadi 4 macam berdasarkan basisnya yaitu:
1. Menetapkan harga berbasis permintaan
2. Penetapan harga berbasis biaya
3. Penetapan harga berbasis laba
4. Penetapan harga berbasis persaingan.
Norma dan Etika harga dalam islam

Orang Dalam penjualan islami baik yang bersifat barang maupun


jasa, terdapat norma dan etika agama dan kemanusiaan yang
menjadi landasan pokok bagi pasar Islam yang bersih yaitu:
a. Larangan menjual atau memperdagangkan barang-barang
yang diharamkan
b. Bersikap benar aman dan jujur
c. Menegakkan keadilan dan mengharamkan riba
d. Menetapkan kasih sayang
e. Menegakkan toleransi dan keadilan ajaran.
Orang Orang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai