Anda di halaman 1dari 10

CERITA

SEJARAH
KELOMPOK kU
Anggota Kelompo

Yohansyah
M.Bayu setiawan
indra.B
Pengertian Teks Cerita Sejara

Teks cerita sejarah adalah teks yang menjelaskan atau


menceritakan suatu peristiwa atau kejadian di masa lalu yang
memiliki nilai sejarah. Melalui teks cerita sejarah, kita dapat
mengetahui asal usul atau latar belakang benda, fakta, atau
peristiwa, sehingga memiliki nilai sejarah. Oleh karena itu,
penyusunan dan penulisan teks cerita sejarah memuat fakta
peristiwa sejarah. Teks sejarah bukan termasuk cerita
imajinasi seutuhnya, sebab tokoh dan latar peristiwa benar
benar ada. Namun, penyajian teks cerita sejarah dapat
menggunakan gaya penulisan prosa fiksi maupun nonfiksi
Struktur Teks Cerita Sejara

URUTAN
ORIENTASI KOMPLIKASI REORIANTASI
PERISTIWA

bagian ini berisi


pengenalan atau Bagian ini berisi
Bagian ini
pembuka dari teks rekaman peristiwa Bagian ini merupakan
menyampaikan berbagai
cerita sejarah. Biasanya, sejarah yang terjadi dan penegasan ulang pada
permasalahan yang
pada struktur ini disusun berdasarkan teks cerita sejarah.
menimbulkan konflik.
menggunakan jenis urutan kronologis.
kalimat deskriptif.
Ciri-Ciri Cerita
Sejarah

Berbentuk cerita ulangg


Menyajikan cerita masa lalu

Menyajikan fakta
Berdasarkan imajinasi
pengarang
Kronologis
Peristiwa Rangesdengklok

1. ORIENTASI

Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain Soekarni,
Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada
tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian
didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sampai dengan terjadinya kesepakatan antara
golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan
proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang PasifikSebelum pada tanggal
16 Agustus 1945 tepatnya Pada tanggal 14 Agustus 1945, Soetan Sjahrir mendengar kabar dari radio bahwa Jepang
menyerah dari Sekutu dalam Perang Asia Timur Raya. Sjahrir segera menemui Sukarno dan Mohammad Hatta untuk
menyampaikan kabar tersebut. Saat itu, Sukarno dan Hatta baru saja pulang dari Dalat, Vietnam, usai bertemu dengan
pemimpin militer tertinggi Jepang untuk kawasan Asia Tenggara, Marsekal Terauchi. Kepada Sukarno-Hatta, Terauchi
menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia. Silang pendapat pun terjadi di antara ketiga tokoh bangsa itu. Sjahrir meminta
agar kemerdekaan segera dideklarasikan. Namun, Sukarno dan Hatta yang belum yakin dengan berita kekalahan Jepang
memilih menunggu kepastian sembari menanti janji kemerdekaan dari Dai Nippon.
Peristiwa Rangesdengklok

2. Urutan
Peristiwa

Pada saat itu tepatnya tanggal 15 Agustus, golongan muda mengadakan rapat di Pegangsaan
Timur, Jakarta, terkait kapan pengumuman Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebaiknya
dilakukan. Rapat yang dipimpin oleh Chaerul Saleh ini kemudian menyepakati bahwa
kemerdekaan Indonesia adalah keputusan dari rakyat Indonesia, bukan Jepang. Malamnya,
para golongan muda mengutus Wikana dan Darwis untuk menemui Soekarno dan Hatta,
mereka menuntut agar proklamasi kemerdekaan dilakukan pada tanggal 16 Agustus
1945.Jika Soekarno-Hatta menolak, maka akan terjadi sebuah pergolakan besar. Namun
permintaan Wikana dan Darwis ditolak oleh Soekarno dan Hatta. Soekarno tidak bisa
melepas tanggung jawabnya sebagai ketua PPKI, sehingga ia harus berunding terlebih dulu
dengan badan buatan Jepang itu. Karena menerima penolakan dari Soekarno dan Hatta,
Wikana dan Darwis lantas kembali dan mengadakan rapat yang digelar di Jalan Cikini 71,
Jakarta.
Peristiwa Rangesdengklok
3. Komplikasi

Dalam rapat golongan muda pada tanggal 15 Agustus 1945 malam yang dipimpin Chaerul
Saleh, menelurkan keputusan bahwa kemerdekaan merupakan “hak dan soal rakyat yang tak
dapat digantungkan oleh orang lain.” Dari keputusan tersebut, mereka mendesak untuk
memplokamirkan kemerdekaan Indonesia oleh Sukarno-Hatta selambat-lambatnya tanggal
16 Agustus 1945. Namun, Usulan ini ditolak golongan tua, alasannya karena segala
keputusan terkait kemerdekaan hendaknya menunggu sidang Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) terlebih dahulu. Namun, golongan muda tidak menerima
hal tersebut, karena mereka khawatir Sukarno terpengaruh Jepang, sehingga kemerdekaan
Indonesia bisa jadi tidak diberikan.Akhirnya, berdasarkan keputusan rapat terakhir yang
diadakan pada pukul 24.00 WIB menjelang tanggal 16 Agustus 1945 di Cikini 71, Jakarta,
para pemuda bersepakat untuk “mengamankan”Sukarno dan Hatta ke luar kota, dengan
tujuan menjauhkan mereka dari segala pengaruh Jepang.
Peristiwa Rangesdengklok

4. Reorientasi

Demikianlah, pada tanggal 16 agustus 1945 jam 04.00 WIB terjadi peristiwa
penculikan Sukarno dan Hatta untuk dibawa ke luar kota menuju
Rengasdengklok. Tidak jelas siapa yang memulai rencana untuk menculik
Sukarno dan Hatta, tetapi pada akhirnya para pelaksananya adalah Chaerul
Saleh, Wikana, dr. Muwardi, Jusuf Kunto, Singgih, dr. Sutjipto, dan tentu saja
Sukarni. Meski kemudian tetap menimbulkan beda pendapat antara golongan
muda dan golongan tua, tapi Achmad Soebardjo berhasil menengahinya. Ia pun
menjanjikan bahwa proklamasi akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 pagi.
Setelah situasi sudah menjadi dingin, akhirnya digelarlah rapat PPKI di
kediaman Laksamana Muda Maeda, yang menghasilkan teks proklamasi.
Sukarno memerintahkan Sayuti Melik untuk mengetik naskah tersebut, yang
akhirnya dibacakan pada pagi harinya, pukul 10.00 WIB di Jalan Pegangsaan
Timur Nomor 56.
Terima Kasih

Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai