PERISTIWA RENGASDENGKLOK
DISUSUN OLEH
X2
TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat
serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul ‘Peristiwa Rengasdengklok’
dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Ibu Husmaleli, S.Pd
pada bidang studi Sejarah. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah
wawasan kepada pembaca tentang peristiwa rengasdengklok
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Husmaleli selaku guru
mata pelajaran Sejarah. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan
penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima
kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................1
BAB II PENDAHULUAN...........................................................................2
A. Peristiwa Rengasdengklok..............................................................2
B. Kronologi Peristiwa Rengasdengklok............................................2
C. Tokoh Yang Terlibat.......................................................................5
D. Hasil Dari Perisriwa Rengasdengklok...........................................5
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa rengasdengklok adalah salah satu peristiwa penting yang
mewarnai sejarah Negara Republik Indonesia sampai akhirnya Indonesia
menjadi negara yang merdeka seutuhnya. Peristiwa rengasdengklok sendiri
singkatnya adalah peristiwa dimana terjadinya penculikan terhadap Ir.
Soekarno bersama Drs.Moh Hatta yang dilakukan oleh golongan muda pada
satu hari sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan tepatnya
pada tanggal 16 Agustus 1945.
Keduanya diculik oleh golongan muda lalu dibawa ke salah satu kota
kecil di provinsi Jawa Barat tepatnya dikota Rengasdengklok. Oleh sebab itu
peristiwa ini dinamai dengan nama peristiwa rengasdengklok.
B. Kronologi Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa dimulai dari “penculikan”
yang dilakukan oleh sejumlah pemuda (a.l.) Soekarni, Wikana dan Chaerul
Saleh dari perkumpulan “
Menteng 31″ terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada
tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke
Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya
kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr.
Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan
dilaksanakan.
Pada 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
Berita tersebut dirahasiakan oleh tentara Jepang yang ada di Indonesia, tetapi
para pemuda Indonesia kemudian mengetahuinya melalui siaran radio BBC di
Bandung pada 15 Agustus 1945. Pada saat itu pula Ir. Soekarno dan Drs.
2
Moh. Hatta kembali ke tanah air dari Saigon, Vietnam untuk memenuhi
panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara, Marsekal Terauchi.
Pada 15 Agustus pukul 8 malam, para pemuda di bawah pimpinan
Chairul Saleh berkumpul di ruang belakang Laboratorium Bakteriologi yang
berada di Jalan Pegangsaan Timur No. 13 Jakarta. Para pemuda bersepakat
bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan masalah rakyat Indonesia yang
tidak bergantung kepada negara lain. Sedangkan golongan tua berpendapat
bahwa kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan melalui revolusi secara
terorganisir karena mereka menginginkan membicarakan proklamasi
kemerdekaan Indonesia pada rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945.
Lain halnya dengan pendapat dari Drs. Moh Hatta dan Mr Ahmad
Subardjo. Mereka berpedapat bahwa masalah kemerdekaan Indonesia, baik
datangnya dari pemerintah Jepang atau hasil perjuangan bangsa Indonesia
sendiri tidak perlu dipersoalkan, justru Sekutulah yang menjadi persoalan
karena mengalahan Jepang dalam Perang Pasifik dan mau merebut kembali
kekuasaan wilayah Indonesia.
Pada akhirnya terdapat perbedaan antara golongan tua dan golongan
muda. Perbedaan pendapat tersebut mendorong golongan muda untuk
membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9
bulan) dan Hatta ke Rengasdengklok pada dini hari 16 Agustus 1945. Tujuan
dilakukannya pengasingan tersebut adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Dipilihnya Rengasdengklok karena
berada jauh dari jalan raya utama Jakarta-Cirebon dan di sana dapat dengan
mudah mengawasi tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok,
Karawang, Jawa Barat.
Di Rengasdengklok Soekarno dan Hatta menempati rumah milik
warga masyarakat yang bernama Jo Ki Song keturunan Tionghoa. Golongan
muda berusaha untuk menekan kedua pemimpin bangsa tersebut. Tetapi
karena kedua pemimpin tersebut berwibawa yang tinggi, para pemuda merasa
3
segan untuk mendekatinya apalagi untuk menekannya. Ir. Soekarno
menyatakan bersedia untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
setelah kembali ke Jakarta melalui pembicaraan dengan Sudancho Singgih.
Maka Sudancho Singgih kemudian kembali ke Jakarta untuk memberi
tahu pernyataan Soekarno tersebut kepada kawan-kawannya dan pemimpin
pemuda. Pada saat itu juga di Jakarta golongan muda (Wikana) dan golongan
tua (Ahmad Soebardjo) melakukan perundingan. Hasil perundingannya adalah
bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan di Jakarta.
Selain itu, Laksamana Tadashi Maeda mengizinkan rumahnya untuk tempat
perundingan dan ia bersedia untuk menjamin keselamatan para pemimpin
bangsa. Akhirnya Soekarno dan Hatta dijemput dari Rengasdengklok.
Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dirumuskan oleh Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo di rumah Laksamana
Tadashi Maeda dini hari tanggal 17 Agustus 1945. Pada saat perumusannya,
Soekarno membuat konsep dan kemudian disempurnakan oleh Hatta dan
Ahmad Soebardjo. Setelah konsep selesai dan disepakati, Sayuti Melik
kemudian menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik
yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman milik Mayor Dr. Hermann
Kandeler.
Pada awalnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dibacakan di
Lapangan Ikada. Tetapi melihat jalan menuju ke Lapangan Ikada dijaga ketat
oleh pasukan Jepang bersenjata lengkap, akhirnya pembacaan Teks
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di kediaman Ir. Soekarno
yaitu di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Pada hari Jumat, 17 Agustus
1945 (pertengahan bulan Ramadhan) pukul 10.00 dibacakanlah Teks
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan kemudian disambung
dengan pidato singkat tanpa teks. Bendera Merah Putih yang dijahit oleh Ibu
Fatmawati dikibarkan olah seorang prajurit PETA, Latief Hendraningrat yang
4
dibantu oleh Soehoed. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu
Indonesia Raya secara bersama-sama.
C. Tokoh Yang Terlibat
Peristiwa penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok ini tidak terlepas
dari para tokoh yang terlibat di dalamnya yang dibagi menjadi dua yaitu:
a. Golongan Tua
Golongan Tua Tokoh-tokoh yang sering disebut sebagai golongan tua
adalah Soekarno dan Mohammad Hatta, para anggota dan pengurus BPUPKI,
dan PPKI.
b. Golongan Muda
Golongan Muda terdiri dari Sukarni, Chairul Saleh, Yusuf Kunto, dr.
Muwardi, Shodanco Singgih, Wikana, Sayuti Melik, Sudiro, BM Diah,
Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Adam Malik,
Armansyah.
5
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Cindy. (2007). Bung Karno, penyambung lidah rakyat Indonesia. Jakarta:
Yayasan Bung Karno.
Sularto, St dan Dorothea Rini Yunarti. (2010). Konflik di Balik Proklamasi.
Indonesia: Penerbit Buku Kompas.
Adryamarthanino, Verelladevanka (2021, September 4) Peristiwa Rengasdengklok:
Latar Belakang, Tokoh, Kronologi, dan Hasil:
https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/09/142323179/peristiwa-
rengasdengklok-latar-belakang-tokoh-kronologi-dan-hasil?page=all Diunduh
Pada Tanggal 31 Agustus 2022.