Anda di halaman 1dari 12

BADAN PEMBINAAN IDEOLOGI PANCASILA

REPUBLIK INDONESIA

Landasan Filosofis, Sosiologi dan


Yuridis Pancasila dalam Pelaksanaan
PIP bagi Kepala Daerah

Aris Heru Utomo


Direktur Standardisasi Materi dan Metode Aparatur Negara
Deputi Bidang Pengkajian dan Materi
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
SISTIMATIKA PEMBAHASAN

1. PENTINGNYA IDEOLOGI
2. TINJAUAN TERHADAP PENGAMALAN PANCASILA
3. PENTINGNYA PARADIGMA NASIONAL
BERDASARKAN PANCASILA
4. LANDASAN FILOSOFIS PANCASILA
5. LANDASAN SOSIOLOGIS PANCASILA
6. LANDASAN YURIDIS PANCASILA
7. PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM
PENGAMALAN PANCASILA
PENTINGNYA IDEOLOGI
Idea = melihat,
logi (berasal dari kata logos) = adalah pengetahuan atau teori.

Ideologi dapat diartikan sebagai hasil penemuan dalam pikiran


yang berupa pengetahuan atau teori.

Fungsi ideologi adalah untuk menentukan arah di dalam


menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara
TINJAUAN TERHADAP PENGAMALAN PANCASILA
1945-1959 Pengamalan Pancasila melalui demokrasi yang menjurus ke arah demokrasi liberal
berdasarkan UUD RIS dan UUD Sementara: mutli partai, pemerintahan tidak stabil, ancaman
ideologi lain seperti komunisme dan Islam DI/TII

1959 Dekrit Presiden 5 Juli 1969 Kembali ke UUD 1945: Penyalahgunaan nilai-nilai Pancasila

1967-1980an Pemerintahan Orde Baru bertekad mengamalkan Pancasila secara konsekuen

1980 > Kehidupan demokrasi dan penghormatan HAM cenderung terabaikan

1998 Pemerintahan Reformasi: Demokrasi terbuka: kebebasan berpendapat, Pemilihan langsung


Kepala negara/pemerintahan dan kepala daerah.

Sempat terjadi kekosongan pembinaan ideologi Pancasila selama hampir dua dekade terakhir
PENTINGNYA PARADIGMA NASIONAL

Pengamalan Pancasila baik secara obyektif maupun subjektif


sangat dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan strategis
luar negeri dan dalam negeri

Tergantung pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak para
pemimpin bangsa di pemerintahan (suprastruktur) dan di
kalangan masyarakat (infrastruktur dan substruktur)
LANDASAN FILOSOFIS PANCASILA

Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yang


menggambarkan bahwa Pancasila dibentuk mempertimbangkan
pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana
kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang berbasis nilai-nilai yang
bersumber dari pengalaman hidup dan pengalaman akal budi bangsa
Indonesia dalam menjaga keberlanjutannya.

Pancasila sudah disepakati bersama sebagai pandangan hidup


(weltanschauung) falsafah dasar (philosopische grondslag), ideologi,
dasar negara,pemersatu bangsa dan sumber segala sumber hukum
negara.
Landasan Sosiologi Pancasila

Landasan sosiologis merupakan pertimbangan atau alasan yang


menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek. Landasan sosiologis
sesungguhnya menyangkut fakta empiris mengenai perkembangan masalah
dan kebutuhan masyarakat dan negara

Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa kita ia merupakan


“meja statis” yang menyatukan berbagai keragaman yang ada di bangsa
Indonesia. Sekaligus “bintang pemandu” (Leitstar) dinamis yang memandu
kehidupan bangsa agar sesuai dengan cita-cita pendirian negara.
Landasan Yuridis Pancasila

Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan


bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau
mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah
ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian
hukum dan rasa keadilan masyarakat.

Landasan yuridis menyangkut persoalan hukum yang berkaitan dengan


substansi atau materi yang diatur sehingga perlu dibentuk Peraturan
Perundang-Undangan yang baru. Beberapa persoalan hukum itu, antara lain,
peraturan yang sudah ketinggalan, peraturan yang tidak harmonis atau
tumpang tindih, jenis peraturan yang lebih rendah dari Undang-Undang
sehingga daya berlakunya lemah, peraturannya sudah ada tetapi tidak
memadai, atau peraturannya memang sama sekali belum ada.
Landasan Yuridis Pancasila

bahwa Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan bersumber dari
Pidato Soekarno telah dinyatakan dalam Keputusan Presiden Nomor 24
Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila. Keputusan Presiden Nomor 24
Tahun 2016 tersebut pada pokoknya berisikan penetapan tanggal 1 Juni
1945 sebagai Hari Lahir Pancasila. Pancasila sebagai ideologi dan dasar
negara dirumuskan dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) dan dijabarkan dalam
pasal-pasalnya. Sebagai dasar negara, Pancasila tidak hanya mendasari
konstitusi dan peraturan perundang-undangan, tetapi juga seluruh
bangunan kenegaraan dan kebangsaan, beserta praktik kehidupan
masyarakat Indonesia.
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGAMALAN PANCASILA

Pasal 65 (1) Kepala daerah mempunyai tugas:


a. memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;
b. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
c. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan rancangan
Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama DPRD, serta
menyusun dan menetapkan RKPD;
d. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD, rancangan
Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang
Perlunya
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas
memahami Profil bersama;
Kepala Daererah e. mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk
kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan; dan
f. dihapus.
g. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Profil Kepala Daerah

Posisi Kepala Daerah sebagai


• Perekat NKRI
Perlunya • Dinamisator birokrasi
memahami Profil • Agen perubahan
Kepala Daererah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai