Sumber: pixabay.com
Amatilah gambar berikut.
Sumber: google.com
Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan Khas Daerah
Ⓐ
yang Dimodifikasi dari Bahan Nabati dan Hewani
1. Ide dan Peluang Usaha
Menikmati kuliner khas daerah
merupakan salah satu pilihan
yang umumnya dilakukan oleh
setiap orang. Oleh karena itu,
fakta ini dapat dijadikan sebagai
salah satu peluang yang dapat
dikembangkan menjadi suatu
usaha, yakni usaha makanan
khas daerah.
Sumber: pixabay.com
2. Sumber Daya yang Dibutuhkan
a. Bahan produksi
Bahan produksi yang dimaksud adalah
bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
mengolah suatu produk makanan.
Umumnya bahan yang dibutuhkan terdiri
atas dua macam, yaitu bahan nabati dan
bahan hewani. Selain itu, ketersediaan
rempah-rempah di Indonesia merupakan
unsur penunjang untuk memenuhi
kebutuhan bahan produksi makanan khas
daerah yang dimodifikasi dari bahan
hewani dan nabati.
Sumber: pixabay.com
1) Bahan pangan nabati
Bahan pangan nabati adalah bahan makanan yang berasal dari
berbagai jenis tumbuh-tumbuhan, yakni dari akar, batang,
dahan, daun, bunga, hingga buah. Mengolah makanan yang
berbahan pangan nabati merupakan suatu teknik pengolahan
yang menggabungkan beberapa dasar pengolahan.
Sumber: pixabay.com
a) Karakteristik agronomis
Karakteristik agronomis
merujuk pada
pengelompokkan
bahan pangan nabati
berdasarkan bentuk,
wujud, dan bagian
tertentu dari fisik tanaman
yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pangan.
Misalnya, padi, gandum, Sumber: pixabay.com
Sumber: pixabay.com
d) Susu
Susu mengandung
berbagai zat yang
berguna bagi
pertumbuhan manusia
terutama untuk balita.
Beberapa olahan susu
yang menjadi makanan
khas, yaitu dangke
(makanan khas Enrekang,
Sumber: wikipedia.org
Sulawesi Selatan), kerupuk
susu (terkenal di Boyolali, Susu merupakan salah
Sumber: pixabay.com
b. Modal usaha
Modal untuk usaha makanan khas daerah yang dimodifikasi dari
bahan hewani dan nabati tidak berbeda dengan usaha-usaha lain.
Modal tersebut dapat berupa barang, modal tenaga kerja, dan juga
modal penunjang.
c. kewirausahaan
Menggeluti usaha pengolahan makanan khas
daerah tidak harus dilakukan oleh seseorang yang
pandai mengolah makanan khas daerah. Seseorang
yang memiliki minat di bidang kuliner terutama
kuliner-kuliner khas daerah-daerah Indonesia dapat
mengembangkan usaha tersebut. Seorang pelaku
usaha harus mampu membuat rencana kegiatan,
dan mengatur seluruh aktivitas usaha, seperti
mengatur pembiayaan, produksi, penjualan, dan
upah pegawai.
Sumber: pixabay.com
3. Komponen Perencanaan Usaha Pengolahan
Makanan Khas Daerah
Komponen perencanaan
Perencanaan usaha usaha pengolahan
merupakan langkah awal yang makanan khas daerah
harus dilakukan seseorang • Pemilihan jenis
sebelum melaksanakan usaha produk.
yang dipilih. Dalam hal ini, • Kebutuhan
terdapat beberapa komponen konsumen.
perencanaan sebagai dasar • Segmentasi
pertimbangan dalam pasar/sasaran
melakukan usaha pengolahan produk.
makanan khas daerah.
Sumber: pixabay.com
Sistem Pengolahan Makanan Khas Daerah yang
B Dimodifikasi dari Bahan Nabati dan Hewani
1. Makanan Khas yang Dimodifikasi dari Bahan Nabati
a. Nugget sayuran
Sumber: pixabay.com
Sumber: pixabay.com
b. Kue lumpur c. Bakwan jagung d. Kacang telur
kentang khas Bandung Jawa Tengah
tergantung selera
konsumen.
Sumber: pixabay.com
2. Makanan Khas yang Dimodifikasi dari Bahan Hewani
a. Bakso Solo
Bahan dasar bakso solo adalah
daging sapi pilihan. Daging
yang baik adalah daging yang
sedikit mengandung lemak
sehingga ketika dilakukan
penggilingan tidak sulit. Akan
tetapi, sebagian masyarakat
tidak jarang menyukai
lemaknya karena cita rasa yang
semakin lezat. Sumber: wikipedia.org
Sumber: pixabay.com
Sekilas Info
Daging merupakan bahan pangan sumber protein berkualitas
tinggi karena mengandung asam amino esensial, juga sebagai
sumber vitamin B kompleks dan kandungan vitamin-vitamin
yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, K. Dalam setiap
100 gram daging sapi mengandung kalori sebanyak 207 Kkal,
protein 18,8 gr, lemak 14 gr, kalsium 11 mg, besi 2,8 mg dan vit
A 30 mg, dan Vit B 0,08 mg (DKBM, 2005).
b. Bandeng isi khas Jawa Timur c. Kare kepiting (Jawa Timur)
Sumber: pixabay.com
Tujuan dari strategi
pemasaran adalah
Tujuan promosi dalam
meningkatkan
berbisnis makanan khas
permintaan konsumen
daerah adalah memotivasi
terhadap produk.
pembelian kembali, meraih
Pemasaran diharapkan
para konsumen baru,
menjadi stimulus
pembelian produk baru,
terciptanya rasa ingin tahu
serta mengungguli strategi
konsumen untuk membeli
promosi pesaing.
ulang dengan jumlah yang
lebih banyak dari
sebelumnya.
Sumber: pixabay.com
1. Periklanan (Advertising)
Penggunaan promosi melalui iklan dapat
dilakukan dengan berbagai media seperti
pemasangan billboard di jalan atau lokasi
yang strategis, pencetakan brosur untuk
ditempel atau disebarkan di berbagai
tempat yang dianggap strategis,
pemasangan spanduk, iklan melalui media
cetak (koran, majalah, tabloid, dan buku),
iklan melalui media elektronik (televisi,
radio, internet, dan film).
Sumber: pixabay.com
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Sumber: pixabay.com
3. Publisitas (Publicity) 4. Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Penjualan pribadi melibatkan
Publisitas adalah kegiatan tenaga penjulaan yang
promosi untuk memancing berinteraksi langsung dengan
konsumen melalui konsumen, seperti salesman
kegiatan, seperti pameran, ataupun salesgirl dengan
pundi amal, bazar, serta menjelaskan tentang manfaat
kegiatan lainnya sehingga produk perusahaan. Mereka
dapat meningkatkan dapat menawarkan produknya
pamor perusahaan. dengan cara door to door di
rumah calon konsumen atau di
kantor-kantor ataupun di
tempat yang dianggap strategis.
Sumber: pixabay.com
Penjualan Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi
E dari Bahan Nabati dan Hewani dengan Sistem Konsinyasi
1. Pengertian Sistem Konsinyasi
Sistem konsinyasi adalah suatu bentuk kerja
sama antara dua pihak ketika salah satu
pihak sebagai pemilik barang
menyerahkan barangnya kepada pihak
tertentu untuk dijual. Pihak pemilik barang
disebut consignor sementara pihak
yang dititipi atau menjual barang disebut
dengan consignee.
Sumber: pixabay.com
2. Keunggulan dan Kelemahan Sistem Konsinyasi
a. Keunggulan sistem konsinyasi
1) Bagi pemilik produk (consignor)
Sumber: pixabay.com
2) Bagi penjual produk (consignee)
Sumber: pixabay.com