Anda di halaman 1dari 68

INDIVIDU KELOMPOK

&
HUBUNGAN SOSIAL
IDENTITAS
INDIVIDU,
& KELOMPOK
PENGERTIAN INDIVIDU
ATRIBUTE
SELF ATRIBUSI

GEORGE H.
MEAD Kepribadian Karakteristik
He becomes a self (Character) yang pembeda dengan
in to so far as he dapat dilihat dari yang lain dalam
can take the prilaku dan sifat bentuk prototype
attitude of another yang muncul yang melekat
and toward him as dengan tubuh
other act.
FAKTOR PEMBENTUK
ATRIBUTE
SELF ATRIBUSI

Keluarga Jabatan
Agama Lembaga/Institusi
Budaya Hasil sosialisasi Profesi
Sekolah dari lingkungan Budaya
Teman Bermain sekitar dijadikan
Agama
Lingkungan Masyarakat prilaku sehari-hari
CONTOH PEMBENTUK
ATRIBUTE
SELF ATRIBUSI
IDENTITAS KELOMPOK
Terbentuk dari Terbentuk dari Terbentuk dari
persamaan regional, kepentingan, keturunan (GENEOLOGY)

KELOMPOK
IDENTITAS SOSIAL

Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk


dari dari dari dari ras, dari
kelompok, institusi Budaya, Agama
NILAI & NORMA
NILAI PENGERTIAN

Nilai adalah tolak ukur suatu


masyarakat tentang

BAIK-BURUK

KEBENARAN

ESTETIS

RELIGIUS

IDEAL

UNIVERSAL
NILAI CIRI-CIRI

MEMILIKI PROSES
PENGARUH SOSIALISASI

STABIL

KEBUTUHAN
IDEAL KONTRUKSI
POLA-POLA MASYARAKAT
NILAI
NORMA PENGERTIAN

Norma adalah aturan baku, standar dan


pedoman hidup yang berisi perintah/
larangan hasil kesepakatan bersama.
NILAI perbedaan NORMA

AWAL PELAKSANA
MUNCUL NILAI

IMPLISIT EKSPLISIT

TIDAK ADA MEMILIKI


SANKSI SANKSI

TIDAK
TERTULIS
TERTULIS

PEDOMAN MENGATUR
PRILAKU PRILAKU
NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI
MATERIAL VITAL SPIRITUAL DOMINAN TERTANAM
BENTUK2
NILAI

NILAI yang berguna untuk fisik manusia


berupa sandang, pangan dan papan
NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI
MATERIAL VITAL SPIRITUAL DOMINAN TERTANAM
BENTUK2
NILAI

NILAI yang berguna dan


mendukung aktifitas sehari-hari
NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI
MATERIAL VITAL SPIRITUAL DOMINAN TERTANAM
BENTUK2
NILAI

NILAI yang berguna bagi rohani manusia:


Nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai
kebaikan, dan nilai religius
NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI
MATERIAL VITAL SPIRITUAL DOMINAN TERTANAM
BENTUK2
NILAI
NILAI yang lebih kepada skala
prioritas
Ex: lebih memilih membeli beras
daripada membeli pakaian
NILAI NILAI NILAI NILAI NILAI
MATERIAL VITAL SPIRITUAL DOMINAN TERTANAM
BENTUK2
NILAI

NILAI yang sudah tertanama dalam


diri menjadi karakter
Ex: bersalaman mencium tangan
pada yang lebih tua.
BENTUK2 NORMA berdasarkan SUMBERNYA

NORMA AGAMA
Petunjuk hidup berasal dari
Tuhan

Sanksi : pahala atau dosa


BENTUK2 NORMA berdasarkan SUMBERNYA

Petunjuk hidup berasal dari


NORMA KESUSILAAN ahlak/nurani manusia tentang
baik-buruknya perbuatan

Sanksi : labelling social


BENTUK2 NORMA berdasarkan SUMBERNYA

Aturan hidup tentang Etika


pergaulan
NORMA
KESOPANAN

Sanksi : dicela, dicemooh


BENTUK2 NORMA berdasarkan SUMBERNYA

Aturan hidup yang dibuat


pemerintah sebagai kontrol
sosial

NORMA HUKUM

Sanksi : denda, penjara


BENTUK2 NORMA berdasarkan SANKSI

Hukum (Law)
Aturan tertulis, sanksi tegas

Adat Istiadat (Custome)

Mencuri, Sanksi dipenjara

Tata Kelakuan (Mores)


Berzina, sanksi dikucilkan
dari pergaulan

Kebiasaan (Folkways)
memberi dg tangan kiri, sanksi
labeling aneh

Tatacara (Usage)
Bersendawa, Sanksi teguran
PERAN NILAI-NORMA dalam MASYARAKAT

NILAI PRIMORDIAL

Masih mempertahankan nilai


tradisional secara utuh.

Ex: suku baduy


PERAN NILAI-NORMA dalam MASYARAKAT

NILAI SAKRAL

Nilai sakral berdasarkan keyakinan agama,


ideologi yang menjadi landasan moral.

Ex: keyakinan sundawiwitan


PERAN NILAI-NORMA dalam MASYARAKAT

NILAI PERSONAL

Pengaruh personal/individu yang menjadi lambang


persatuan tanpa terikat etnis/komunitas.

Exam: presiden
Ir. Soekarno
PERAN NILAI-NORMA dalam MASYARAKAT

NILAI SIPIL

Nilai yang dianut untuk


menegakkan persatuan dalam
perbedaan (Unity in Diversity).

Ex: Bhinneka
tunggal Ika
HUBUNGAN
SOSIAL
MASYARAKAT
INTERAKSI SOSIAL

(pengertian…)

Hubungan-hubungan soisal yang


menyangkut hubungan antarindividu,
individu dengan kelompok, dan
kelompok dengan kelompok
SYARAT INTERAKSI SOSIAL

Hubungan yang terjadi melalui Kontak Sosial


percakapan dan kontak fisik
SYARAT INTERAKSI SOSIAL
Hubungan yang saling
menafsirkan pembicaraan,
gerakan-gerakan fisik, atau
1 sikap Komunikasi
Bentuk-bentuk Komunikasi

VERBAL

NON-VERBAL
SYARAT INTERAKSI SOSIAL
2
UNSUR Komunikasi

komunikator komunikan Komunikasi


media efek pesan

3
Tahapan Komunikasi

encoding

penyampaian

decoding
SYARAT INTERAKSI SOSIAL
Pengaruh hasil dari interaksi
yang berupa tindakan
Bentuk2 Tindakan

Rasional
Orientasi Nilai Tindakan
Sosial
Rasional
Instrumental

Tradisional

Afektif
FAKTOR yang
MEMPENGARUHI INTERAKSI

Untuk
FAKTOR Mempertahankan
INTERNAL kelangsungan
hidup

Pengaruh
FAKTOR lingkungan
EKSTERNAL memiliki hubungan
timbal balik
FAKTOR yang
MEMPENGARUHI INTERAKSI

Sosial Ekonomi Pendidikan

FAKTOR
PENDORONG

sosiologis psikologis ekologis antropologis

FAKTOR
PENGHAMBAT
INDIVIDU KELOMPOK
DENGAN DENGAN
INDIVIDU KELOMPOK

INDIVIDU
DENGAN
KELOMPOK

BENTUK HUBUNGAN SOSIAL


HUBUNGAN SOSIAL

BERDASARKAN
PROSES
IMITASI IDENTIFIKASI SUGESTI

Meniru segala Meniru dengan Proses psikologis


sesutau yang sangat identik- membimbing
ada pada orang sama seperti pikiran, perasaan
lain (Public orang lain diri sendiri/orang
Figure) lain

HUBUNGAN SOSIAL BERDASARKAN PROSES


MOTIVASI SIMPATI EMPATI

Dorongan yang Keinginan untuk Proses


muncul untuk memahami pihak mengidentifikasi dan
mewujudkan lain sehingga merasakan keadaan,
keinginan dan merasakan yang perasaan, emosi
tujuan sedang di alami yang sama dengan
orang lain

HUBUNGAN SOSIAL BERDASARKAN PROSES


HUBUNGAN SOSIAL

BERDASARKAN sifat
ASOSiATiF
STALEMATE KOALISI ARBITRASI

Pihak yang Kombinasi Penyelesaian oleh


bersengketa kelompok yang pihak ke-tiga yang
mempunyai memiliki berhak
kekuatan sama kepentingan dan memberikan
tujuan yang sama keputusan

HUBUNGAN SOSIAL BERDASARKAN SIFAT ASOSIATIF


KERJASAMA AKULTURASI ASIMILASI

Usaha bersama A+B = AB A+B = C


perorangan (Budaya A bercampur (Budaya A bercampur
atau kelompok dengan budaya B. dengan budaya B.
untuk mencapai membentuk inovasi membentuk budaya baru
tujuan bersama budaya tanpa hilangya karena hilangnya unsur-
ciri khas kebudayaan ciri khas kebudayaan

HUBUNGAN SOSIAL BERDASARKAN SIFAT ASOSIATIF


asimilasi. asimilasi.
SUBCULTURE AMALGAMASI AKOMODASI

Bagian dari Perkawinan yang Pemulihan


kebudayaan YanG berbeda ras dan hubungan yang
tidak bertentangan budaya semula berseteru
dengan
kebudayaan induk

HUBUNGAN SOSIAL BERDASARKAN SIFAT AKOMODASI


akomodasi. akomodasi. akomodasi.
COERCION COMPROMISE MEDIATION

Mengurangi- Penyelesaian oleh


Proses penerapan menambahkan pihak ke-tiga
kebijakan dengan kepentingan yang berdasarkan
adanya paksaan bertikai agar persetujuan yang
terciptanya perdamaian bertikai.

HUBUNGAN SOSIAL BERDASARKAN SIFAT AKOMODASI


akomodasi. akomodasi. akomodasi.
CONCILIATION TOLERANCE ADJUDICATION

Sikap saling
Penyelesaian menghormati Upaya mencapai
konflik oleh terhadap perbedaan kesepakatan
lembaga pemahaman, agama, melalui peradilan
ras, suku, budaya

HUBUNGAN SOSIAL BERDASARKAN SIFAT AKOMODASI


HUBUNGAN SOSIAL

BERDASARKAN
DiSOSiATiF
PERSAINGAN KONTRAVENSI PERTENTANGAN

Rencana, Kebijakan, Memenuhi kebutuhan


Upaya mencari
Perasaan tidak suka atau tujuan dengan
keutungan dengan
yang disembunyikan jalan menentang pihak
tanpa menggunakan
untuk mengganggu lawan yang disertai
ancaman dan
pihak tertentu dengan ancaman atau
kekerasan
kekerasan

HUBUNGAN SOSIAL BERDASARKAN SIFAT DISOSATIF


KELUARGA MASYARAKAT STRUKTUR SOSIAL

KONSEP REALITAS SOSIAL


HUBUNGAN KELUARGA HUBUNGAN KELUARGA HUBUNGAN MASYARAKAT
dengan MASYARAKAT dengan STRUKTUR SOSIAL dengan STRUKTUR SOSIAL
PRIMARY : GEMEINSCHAFT : FORMAL :
KELOMPOK INGROUP : SECONDARY GESSELSCHAFT INFORMAL
SOSIAL TERATUR OUTGROUP GROUP GROUP GROUP

KONSEP REALITAS KELOMPOK

KELOMPOK
KERUMUNAN
SOSIAL TIDAK PUBLIK
TERATUR (CROWD)
Factors Affecting Social
Groups

Geneology

Same Area Commont


Interest
In-Group Out-Group

Ex:One School Ex: Different School


Kerjasama, Persahabatan, Ketidakpedulian,
Keteraturan, Tujuan sama Persaingan,
Teamwork, friendship, Does not care much about
organized, same goal them, acquaintances

Charles Sumner
Primary Secondary

Ex: Family & Extended


Ex: Public Society
Family
Saling mengenal, Akrab, Tidak saling mengenal,
Bersifat Pribadi Kurang Akrab, segmental
Does not know one another
Private, closely-related, well, more distant,
know one another segmented

Charles Horton Cooley


Gemeinschaft Gesselscahft

Ex: Familial Geneology Ex: Work


Hubungan berdasarkan
Hubungan batin, alamiah kepentingan, orientasi ekonomi &
dan kekal. Sementara
Intimate, Private, Exclusive
Family relations, long-term Short-term group, only when
necessary, economical orientation

Ferdinand Tonnies
Formal Informal

Ex: Company/Operation Ex: Arisan


Tidak resmi, Non-struktur,
Memiliki peraturan,
pertemuan sering akibat
struktur, memiliki tugas
kepentingan yang sama.
dan peran, resmi
Not a registered organisation, non-
Organized rules and structure,
structural, meetings only when
legal and registered
necessary, equal teamwork

Soerjono Soekanto
Kelompok Sosial Tidak Teratur

KERUMUNAN MASS PUBLIC

Ex: Ticket entry, train Ex: Demonstration Ex: Public Society


tickets
MEMEGANG TEGUH
MASYARAKAT KEKELUARGAAN,
DESA GOTONGROYONG,
(rural community) BERTANI, NELAYAN,
HOMOGEN

KONSEP REALITAS MASYARAKAT

PEKERJAAN
MASYARAKAT BERSIFAT
PERKOTAAN SPESILAISASI,
(urban community)
KEHIDUPAN
MODERN,
HETEROGEN
AGEN-AGEN
SOSIALISASI
(pengertian) (tujuan) (fungsi)
Proses belajar
Menyampaikan Membentuk
mengenal nilai-norma,
nilai,norma agar kepribadian yang baik
kebudayaan
mampu hidup dalam yang selaras dengan
masyarakat di
masyarakat harapan masyarakat
lingkungannya

SOSIALISASI

(bentuk-bentuk) (bentuk-bentuk) (bentuk-bentuk) (bentuk-bentuk)


Sosilisasi Primer Sosilisasi Sekunder Sosialisasi Represif Sosialisasi Partisipatif

Ex: keluarga Ex: lingkungan & Ex: dihukum apabila Ex: dipuji apabila
masyarakat melanggar menaati peraturan
(FAMILY) (INTANSI
PENDIDIKAN) (PERTEMANAN)

AGEN-AGEN SOSIALISASI

(MEDIA MASSA) (PEKERJAAN) (LINGKUNGAN)


PENGEN
DALIAN
&
TERTIB SOSIAL
pengendalian sosial (social
control) adalah pengawasan (PENGERTIAN)
perilaku masyarakat agar
terhindar dari kekacauan.

Menjalankan dan menaati


nilai dan norma yang (TUJUAN)
berlaku
MENCEGAH.

(PREVENTIF)

MENGAJAK.

CARA
PENGENDALIA
(PERSUASIF)
N
SOSIAL

(REPRESIF)

MEMBERI HUKUMAN AGAR JERA.


(GOSIP)

(TEGURAN)

BENTU
K
PENGENDALIAN (EJEKAN,CELAAN)
SOSIAL
(HUKUMAN)

(PENGUCILAN)
TRADISIONAL-
tokoh adat

(PRIMER)

MODERN- JENIS
lembaga hukum
LEMBAGA
PENGENDALIA
N
SOSIAL
(SEKUNDER)

-NON-FORMAL-
Main hakim sendiri
KEKACAUAN

TIDAK
ANARKISME,
KRIMINALITAS
LEMBAG
BERFUNGSI

A
SOSIAL

INSTABILITASI
SOSIAL

KORUPSI

PORNOGRAFI,
PROSTITUSI
Kondisi kehidupan yang
aman, dinamis dan teratur TERTIB SOSIAL
sehingga hidup dengan
nyaman.

SISTEM NILAI-NORMA YANG


JELAS.

CIRI-CIRI MENGETAHUI & MEMAHAMI


TERTIB NORMA SOSIAL YANG
BERLAKU.
SOSIAL
TINDAKAN & PRILAKU
MENYESUAIKAN DENGAN
NILAI & NORMA.
UNSUR
KETERATURA
N
SOSIAL

POLA PRILAKU 1
KETERATURAN
SOSIAL

Menjalankan dan menaati


KEAJEGAN KONDISI 2
nilai dan norma yang
berlaku
PERILAKU SELARAS
NILAI-NORMA 3
NILAI-NORMA YANG
DIPATUHI 4
KESADARAN.

SYARAT
TERCIPTANYA
KETERATURAN KEBUTUHAN.
SOSIAL

PENEGAK HUKUM.

Anda mungkin juga menyukai