Anda di halaman 1dari 53

PERAN PROFESIONALISME IPCN DALAM

PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN


ROHMAN AZZAM
Ketua DPP Bidang Sistem Informasi dan Komunikasi PPNI

Simposium dan Kongres Nasional HIPPII ke-4. Diselenggarakan Himpunan Perawat Pencegah & Pengendali Infeksi Indonesia.
Bali, Selasa, 11-03-2022
Content:
• Pendahuluan
• Profesionalisme
• Siapa IPCN
• Kriteria IPCN
• Tugas dan Tanggung Jawab IPCN
• Peran Profesional IPCN
• Tanggungjawab IPCN
• IPCN dan Pemberian Asuhan Keperawatan
• Penutup
Pendahuluan
Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Healthcare
• Yankes modern menggunakan Associated Infections): Infeksi yang terjadi pada
banyak alat dan prosedur pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas
invasive dalam menangani dan pelayanan kesehatan lainnya dimana ketika masuk
membantu pemulihan pasien. tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi,
termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul
• Potensi terjadi Infeksi terkait
setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan
Perawatan Kesehatan (HAIs) pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan
• Infeksi dapat dikaitkan dengan terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas
perangkat yang digunakan pelayanan Kesehatan.
(PMK 27/2017: Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasyankes)
dalam prosedur medis,
diantaranya: kateter atau
ventilator.
• Pandemi Covid-19—tantangan
bagi tim PPI dalam
menjalankan peran
profesionalnya, termasuk IPCN
Adverse Event= Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
Pendahuluan
Ancaman penting bagi keselamatan pasien:
Profesionalisme
Profesionalisme didefinisikan sebagai penerapan secara konsisten nilai-
nilai utama yang dibuktikan melalui pelaksanaan kerja perawat dengan
profesional kesehatan lain guna mencapai kesehatan optimal dan
kesejahteraan bagi pasien, keluarga, dan komunitas dengan secara bijak
menerapkan prinsip altruisme, keunggulan, kepedulian, etik, rasa
hormat, komunikasi, dan akuntabilitas

(AACN, 2008)
Nilai Profesional
• Dapat dibuktikan dari sikap yang akhirnya mempengaruhi perilaku.
• Mengarahkan perawat dalam berinteraksi dengan klien, rekan sejawat,
praktisi profesional lain, dan publik.
• Nilai professional menjadi identitas keperawatan
• Memberikan perawat kerangka kerja dalam mengurus kesejahteraan klien
• Menjadi fondasi perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan.
• Memandu perawat berperilaku etik dalam pemberian asuhan

Fisher (2014); AACN (2008)


• Memperhatikan atau mementingkan
kesejahteraan dan keselamatan orang lain
• Memberikan perhatian dan mengadvokasi
• Menjunjung tinggi prinsip kebutuhan dan kesejahteraan klien
moral, prinsip legal, dan prinsip • Mendahulukan kebutuhan klien
kemanusiaan.
• Tidak membeda-bedakan • Sikap menghargai hak pasien
dalam memberikan yankep NILAI dalam pembuatan keputusan
PROFESI- Altruism terkait kesehatannya
kepada klien (ras, suku,
budaya, negara, warna kulit, ONALIME • Menyusun dan memutuskan
agama, maupun sekte). tindakan melalui
pertimbangan-pertimbangan
Keadilan yang tepat.
Autonomy
• Bertindak sesuai dengan sosial
kode etik dan standar
praktik. • Klien memiliki nilai dan keunikan.
• Diwujudkan dalam sikap • Menempatkan pasien pada posisi
Menghormati
jujur, diterapkannya kode Integritas martabat sebagai seorang manusia yang
etik dalam pemberian manusia memiliki hak-hak untuk dihormati
pelayanan sebagai seorang manusia.
• Menjaga privasi pasien.
Siapa IPCN ?
(Infection Prevention Control Nurse)
Perawat profesional, yang bekerja khusus
dibidang infeksi atau berhubungan dengan infeksi
yang terkait dengan pemberian pelayanan
kesehatan baik di rumah sakit maupun
dipelayanan kesehatan lainnya
Siapa IPCN?
Orang yang serba bisa, kreatif dan
Inovatif yang melakukan berbagai
peran dan kegiatan pengendalian
infeksi yang diarahkan pada
pengurangan dan pencegahan
penyebaran infeksi dalam sistem
pelayanan kesehatan dan di
masyarakat
Siapa IPCN?
Infection Prevention and Control Nurse (IPCN) is one of the
staff in a hospital who plays an important role in ensuring the
success of an infection prevention and control (IPC) program in
a hospital. The policy of the Indonesian government (1) states
that IPCN is a member of the hospital infection prevention and
control committee and working full time to carry on the IPC
program. An IPCN must have the competence to monitor and
supervise all IPC activities, which are obtained through
education, training, work experience, or certification
Siahaan (2019). International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS),
https://nursing.jnj.com/specialty/infection-control-nurse
Kriteria IPCN
1. Perawat dengan pendidikan min. Dipl. III Keperawatan.
2. Mempunyai minat dalam PPI.
3. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI dan IPCN.
4. Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara.
5. Memiliki kemampuan leadership dan inovatif.
6. Bekerja purna waktu.

PMK 27/2017: Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasyankes


Tugas dan Tanggung Jawab IPCN
1. Melakukan kunjungan kepada pasien yang berisiko di ruangan setiap
hari untuk mengidentifikasi kejadian infeksi pada pasien di baik
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
2. Memonitor pelaksanaaan program PPI, kepatuhan penerapan SPO
dan memberikan saran perbaikan bila diperlukan.
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Komite/Tim
PPI.
4. Turut serta melakukan kegiatan mendeteksi dan investigasi KLB.
5. Memantau petugas kesehatan yang terpajan bahan infeksius /
tertusuk bahan tajam bekas pakai untuk mencegah penularan infeksi.
PMK 27/2017: Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasyankes
Tugas dan Tanggung Jawab IPCN
6. Melakukan diseminasi prosedur kewaspadaan isolasi dan memberikan konsultasi
tentang PPI yang diperlukan pada kasus tertentu yangterjadi di fasyankes.
7. Melakukan audit PPI di seluruh wilayah fasyankes dengan menggunakan daftar
tilik.
8. Memonitor pelaksanaan pedoman penggunaan antibiotika bersama Komite/Tim
PPRA.
9. Mendesain,melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan melaporkan surveilans
infeksi yang terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan bersama Komite / Tim PPI
10. Memberikan motivasi kepatuhan pelaksanaan program PPI.
11. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip PPI.

PMK 27/2017: Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasyankes


Tugas dan Tanggung Jawab IPCN
12. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung RS tentang PPI.
13. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pasien, keluarga
dan pengunjung tentang topik infeksi yang sedang berkembang (new-
emerging dan re-emerging) atau infeksi dengan insiden tinggi.
14. Sebagai coordinator antar departemen/unit dalam mendeteksi,
mencegah dan mengendalikan infeksi dirumah sakit.
15. Memonitoring dan evaluasi peralatan medis single use yang di re –
use.

PMK 27/2017: Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasyankes


Peran IPCN
Infection Prevention and Control Nurse
Some of the key functions of the Infection Prevention and Control Nurse (IPCN) include:

1. Liaising with all departments and personnel within the hospital, providing advice on all aspects of infection prevention
and control

2. Educating staff regarding potential risks of infection

3. Providing, monitoring, and reviewing policies and guidelines for the prevention and control of infection

4. Communicating and providing information to staff on infection control

5. Educating patients/residents and their relatives regarding infection control precautions and the importance of hand
hygiene

6. Auditing infection control practices throughout the hospital

7. The IPCN advises on infection prevention and control but it is the responsibility of everyone – staff, residents/ patients,
and visitors to ensure that infection prevention and control practices are followed very carefully.
PERSI Statements:
• IPCN atau Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi merupakan tenaga Profesional dan
Praktisi dalam pelaksanaan PPI di rumah sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya. Selama ini
tanpa seorang tenaga IPCN yang profesional PPI belum dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini IPCN merupakan motor dari Pelaksanaan
Program PPI.
• Healthcare Associated Infection (HAIs) merupakan global issu saat ini. Dampak HAIs
dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas, yang merugikan pasien maupun rumah
sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, bahkan dapat menjadi tuntutan bagi Rumah Sakit.
• Undang-undang nomor 36 tahun 2009 dan Undang-undang nomor 44 menyatakan
bahwa setiap pasien yang masuk Rumah Sakit dan fasilitas kesehtan lainnya harus dapat
memberikan pelayanan yang aman. Salah satu upaya agar pasien aman dengan
menerapkan Patient Safety. Tujuan kelima Patient Safety adalah menurunkan resiko HAIs.
• Sesuai dengan SK Menkes 2007 bahwa setiap Rumah Sakit harus melaksanakan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan memilik IPCN dengan perbandingan IPCN
dengan tempat tidur adalh 1:100-150 TT.

PERSI (2020)
https://nursing.jnj.com/specialty/infection-control-nurse
IPCN dan Pemberian Asuhan Keperawatan

IPCN tidak merawat pasien secara


langsung, tetapi mereka memastikan
bahwa proses, panduan, kebijakan, dan
prosedur PPI yang baik tersedia untuk
mencegah infeksi dan mengendalikan
infeksi di tempat yang tidak mungkin
dicegah.
Bagaimana
Mempertahankan/Meningk
atkan Profesionalisme
Pengembangan, Pembinaan, dan Pengawasan
(Pasal 53, UU 38/2014)
1) Pengembangan Praktik Keperawatan dilakukan melalui pendidikan formal dan pendidikan nonformal
atau pendidikan berkelanjutan
2) Pengembangan Praktik Keperawatan bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan
keprofesionalan Perawat.
3) Pendidikan nonformal atau pendidikan berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada a1'at ( 1) ditempuh
setelah menyelesaikan pendidikan Keperawatan.
4) Dalam hal meningkatkan keprofesionalan Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan dalam
memenuhi kebutuhan pelayanan, pemilik atau pengelola Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus
memfasilitasi Perawat untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan.
5) Pendidikan nonformal atau pendidikan berkelanjutan dapat diselenggarakan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Organisasi Profesi Perawat, atau lembaga lain yang terakreditasi sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
6) Pendidikan nonformal atau pe ndidikan berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan Praktik Keperawatan yang didasarkan pada standar pelayanan,
standar profesi, dan standar prosedur operasional.
6 Ways to Demonstrate Professionalism in
Nursing

beberapa cara yang dapat Anda tunjukkan bahwa Anda berdedikasi


untuk memberikan perawatan yang berkualitas, aman, dan berbasis
bukti

the six standards of conduct


How to Develop Professionalism in
Nursing
Tingkatkan Perana dan Fungsi Badan kelangkapan PPNI
HIPEGI HIPANI IPKJI IPKKI IPEMI

HPBI PERKESJA IPANI


INKAVIN

HIPENI HPUI
Ikatan dan
IPOTI Himpunan IKPAMI
Seminat
HIPERUDI HIMPONI

HPMI IPEGERI HPHI IPDI HIPERCCI

InWOCNA HIPPII HIPMEBI HIPGABI HIPKABI


Penutup
• Tanpa Perawat PPI memberikan arahan, saran, pelatihan/pendidikan dan sumber daya
yang diperlukan, termasuk selama pandemi, konsekuensi dari HAIs dan pandemi mungkin
akan lebih buruk.
• Perawat PPI perlu berbangga dengan pekerjaannya dalam mencegah dan mengendalikan
penyebaran infeksi (termasuk virus covid-19, dll) dan mendapat apresiasi.
• Bangun networking untuk dukungan sumber daya dalam merekrut, melatih, dan
mengembangkan profesionalisme perawat yang tertarik atau memenuhi
syarat/berpengalaman dalam PPI.
• Jadi, bagi siapa pun yang tertarik dengan PPI, inilah saat yang tepat untuk mengejar mimpi
itu dan membantu membuat perbedaan dan perubahan lebih baik.
• Untuk HIPPII, teruslah berkarya: membenahi diri dalam organisasi, produk, sertifikasi,
standar, dan pelayanannya bagi kesejahteraan masyarakat dan Indonesia yang lebih sehat.

Anda mungkin juga menyukai