Anda di halaman 1dari 7

kesultanan mataram

gian fikhar athillah

kelompok 4
Kesultanan Mataram (Jawa: ꧋ꦤꦒꦫꦶꦏꦱꦸꦭ꧀ꦠꦤꦤ꧀ꦩꦠꦫꦩ꧀,
Pegon: ‫ نڮاري كسولتانن متارام‬, translit. Nagari Kasultanan
Mataram) adalah negara berbentuk kesultanan di Jawa pada
abad ke-16. Kesultanan ini didirikan sejak pertengahan abad
ke-16, tetapi baru menjadi negara berdaulat di akhir abad ke-
16 yang dipimpin oleh dinasti yang bernama wangsa
Mataram.
Sepanjang abad ke-16, tepatnya pada puncak kejayaannya di bawah
pemerintahan Anyakrakusuma, Mataram adalah salah satu negara terkuat
di Jawa, kesultanan yang menyatukan sebagian besar pulau Jawa, yakni
sebagian besar wilayah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah kecuali
Banten, selain itu juga menguasai daerah Madura, dan Sukadana
(Kalimantan Barat), Makasar, serta Pulau Sumatra (Palembang dan
Jambi).
Mataram memiliki struktur pemerintahan yang
dipimpin oleh seorang susuhunan/sultan. Dalam
konsep kenegaraan Jawa raja-raja Mataram disebutkan
dengan konsep Keagungbinatharaan atau diungkapkan
sebagai "gung binathara, bahu dhendha nyakrawati"
(kekuasaan yang agung, memelihara hukum di muka
bumi). Raja dikatakan "wenang wisesa ing sanagari"
(memegang kuasa di negara). Dia harus "wicaksana"
(bijaksana), bersifat "budi bawa leksana, ambeg adil
para marta" (meluap budi luhur-mulia dan bersifat adil
terhadap sesama), tugasnya "anjaga tata titi tentreming
praja" (menjaga keteratutan dan ketenteraman negeri),
agar tercipta suasana "karta tuwin raharja" (aman dan
sejahtera).
Anyakrakusuma (Sultan Agung),
salah satu sultan terbesar dari
Mataram yang dinobatkan sebagai
Pahlawan Nasional Indonesia.
Pintu masuk makam Sultan Agung
di Pajimatan Girireja Imagiri
Busana keprajuritan Yogyakarta, yang
desainnya masih diturunkan era Kesultanan
Mataram, dengan penambahan unsur-
unsur Eropa seperti sepatu dan kaus kaki
Palihan Nagari ditandatangani di
naskah Perjanjian Giyanti

Anda mungkin juga menyukai