Anda di halaman 1dari 119

PENGAMBILAN CONTOH

DAN PENGUJIAN
KUALITAS UDARA AMBIEN
Susunan Acara
Waktu Materi PIC
Hari Pertama, 11 Mei 2023
09.00 - 09.30 Pembukaan dan Pre Test Matelab
09.30 - 10.00 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Kurniawan
Lingkungan (K3L)
10.00 – 10.10 Coffee Break
10.10 – 12.00 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Kurniawan
Lingkungan (K3L)
12.00 - 13.00 ISHOMA
13.00 - 14.30 Menyusun rencana pengambilan contoh uji udara ambien Kurniawan
14.30 – 14.40 Coffee Break
14.40 – 16.00 Persiapan pengambilan contoh uji udara ambien Kurniawan
Waktu Materi
Susunan Acara PIC
Hari Kedua, 12 Mei 2023
09.00 - 10.00 Melakukan uji kinerja peralatan Kurniawan
10.00 – 10.10 Coffee Break
10.10 – 12.00 Melakukan pengambilan contoh uji udara ambien (Pengambilan dan pengujian Kurniawan
contoh uji parameter Sulfur Dioksida (SO2), Karbon Monoksida (CO), Nitrogen
Dioksida (NO2), Oksidan sebagai Ozon (O3), Hidrokarbon Non Metana
(NMHC), Partikulat debu < 100 um (TSP), Partikulat debu < 10 um (PM.10),
Partikulat debu < 2,5 um (PM2.5), Timbal (Pb).)

12.00 - 13.00 ISHOMA


13.00 - 14.30 Melakukan pengambilan contoh uji udara ambien (Pengambilan dan pengujian Kurniawan
contoh uji parameter Sulfur Dioksida (SO2), Karbon Monoksida (CO), Nitrogen
Dioksida (NO2), Oksidan sebagai Ozon (O3), Hidrokarbon Non Metana
(NMHC), Partikulat debu < 100 um (TSP), Partikulat debu < 10 um (PM.10),
Partikulat debu < 2,5 um (PM2.5), Timbal (Pb).)

14.30 – 14.40 Coffee Break


14.40 – 15.30 Menyusun pelaporan pengambilan contoh uji udara ambien Kurniawan

15.30 – 16.00 Penutupan dan Post Test Matelab


UDARA AMBIEN
DEFINISI

Udara Ambien:
Udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang
dibutuhkan dan berpengaruh terhadap kesehatan manusia,
makhluk hidup dan unsur Lingkungan Hidup lainnya
DEFINISI

Pencemaran Udara:
Masuk atau dimasukannya zat, energi dan/atau komponen
lainnya ke dalam Udara Ambien oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui Baku Mutu Udara Ambien yang telah
ditetapkan
DEFINISI

Baku Mutu Udara Ambien:


Nilai pencemar udara yang ditenggang keberadaannya
dalam Udara Ambien
Lampiran VII
Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2021
Lampiran VII
Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2021
Menerapkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta
Lingkungan (K3L)
APD
JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

Job Safety Analysis (JSA):


Teknik manajemen keselamatan dan Kesehatan kerja yang
berfokus pada identifikasi dan pengendalian bahaya yang
berhubungan dengan rangkaian pengambilan sampel yang
akan dilakukan
JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

Identifikasi sumber-sumber bahaya dan risiko:


1.Dapatkah petugas pengambil sampel mencapai lokasi dan titik pengambilan

sampel dengan aman?


2.Dapatkah sampel diambil dengan aman?

3.Apakah petugas pengambil sampel mengalami pemaparan bahan beracun

dan berbahaya saat mengambil sampel?


4.Peralatan K3 apa yang harus digunakan saat mengambil sampel?

5.Pada lokasi pengambilan sampel, apakah petugas pengambil sampel dapat

terhindar dari hewan yang membahayakan, misalnya nyamuk malaria, laba-


laba, ular, buaya dan sebagainya?
JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)
JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

Tindakan pencegahan:
1.Seluruh petugas pengambilan sampel harus mendapatkan pelatihan

keselamatan dan Kesehatan kerja yang memadai;


2.Pilih lokasi aman untuk menuju titik pengambilan sampel, karena itu

sebaiknya dilakukan survey pendahuluan;


3.Petugas pengambilan sampel telah memiliki izin memasuki area industri

untuk melakukan pengambilan sampel;


4.Mematuhi semua peraturan yang berlaku di industri, termasuk mengikuti

safety indusction;
5.Jaga kebersihan dan lingkungan selama dan setelah pengambilan sampel;
JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

Tindakan pencegahan:
6.Selalu menggunakan alat pelindung diri (APD);

7.Berkoordinasi dengan perwakilan pihak industri jika terjadi kecelakaan kerja;

8.Pastikan petugas pengambil sampel telah makan yang cukup serta

senantiasa membawa air minum untuk menghindari dehidrasi;


9.Jangan pernah melakukan pengambilan sampel seorang diri;

10.Minimisasi kerusakan atau pencemaran lingkungan saat pengambilan

sampel dilakukan. Apabila limbah dihasilkan saat pengambilan sampel, maka


kumpulkan dan pisahkan dalam wadah yang sesuai dengan mencantumkan
label serta bawa kembali ke laboratorium untuk dikelola.
Job Description/ Uraian Pekerjaan: Date: Work Location: Title Of Person Analyzed By:
Mohon diisi Mohon diisi
(Surveyor) (Supervisor)
Revisi: -
JSA Team: Equipment:
High volume sampler, low volume sampler, sound level meter, air sampler, Reviewed By:
flowmeter, dry-wet thermometer, GPS, barometer, tripod

Required PPE: HSE Dept’.


Mandatory PPE (Helmet, Safety Shoes, Gloves, Masker,Earplug)

Approved By:

Sequence Basic of Job Step Potential Hazard Recommended Action Procedure


No
Uraian Pekerjaan Potensi Bahaya Langkah Prosedur Yang Disarankan

1 Persiapan sebelum memulai  Ketidaktahuan Prosedur Kerja (un- 1. Semua karyawan harus sudah mengikuti HSE Introduction
pekerjaan knowledge) 2. Lakukan tool box meeting untuk memastikan semua
personel
3. Karyawan harus dilengkapi APD sesuai dengan pekerjaan
(helm, safety shoes, hand gloves, maske, earplug)
4. Sudah dilengkapi dengan JSA dan metode pekerjaan
5. Semua peralatan kerja yang dibutuhkan sudah tersedia dan
dalam keadaan baik
6. Pekerjaan sudah mendapatkan izin (work permit)

 Miss - Komunikasi 1. Pastikan tempat assembly point telah diketahui oleh semua personil
bila keadaan darurat
2. Sosialisasikan prosedur dan perilaku emergency dan saat terjadi
accident
3. Jalin kerjasama yang baik antar sesama team (crew)
2 Pengambilan sampel udara  Bahaya tertimpa high/low volume 1. Menggunakan safety shoes
ambient dan kebisingan sampler, tripod sound level meter
2. Menggunakan sarung tangan
 Terpercik bahan – bahan kimia dari
analyzernya
3. Menggunakan masker
 Menghirup bau atau gas buang
4. Membawa jas hujan
 Menghadapi cuaca panas yang terik
dan hujan 5. Menggunakan earplug
 Terpapar bising generator maupun
kendaraan yang berlalu lalang di lokasi
sampling.
- Pengambilan sampel udara  Terkena cipratan reagen dan air 1. Menggunakan sarung tangan karet
pada sumber sampel
2. Menggunakan sarung tangan karet dan sepatu boot
 Botol sampel pecah/ retak
 Tangan bengkak, tergores, terkilir dan 3. Menaikkan dan menurunkan barang-barang dilakukan
lecet menggunakan ember dan tambang juga kotak P3K
Perencanaan Pengambilan
Contoh Uji Udara Ambien
Perencanaan Pengambilan Contoh Uji

Perencanaan pengambilan contoh uji akan sangat


membantu dalam memperoleh hasil sesuai dengan
tujuan yang diharapkan
Tujuan Perencanaan Pengambilan Contoh Uji

1. Mengetahui dengan pasti dan menegaskan kembali tujuan pengambilan


contoh uji
2. Memutuskan apa yang harus dilakukan agar mencapai tujuan yang
ditetapkan
3. Mengetahui apa yang seharusnya dilakukan saat pengambilan contoh uji
dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki termasuk segala
urusan administrasi yang diperlukan
4. Menyiapkan sumber daya yang diperlukan untuk pengambilan contoh uji
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi saat pengambilan contoh
uji termasuk penanganan sampel di lapangan, transportasi, preparasi,
maupun analisis di laboratorium
Tujuan Pengambilan Contoh Uji

1. Pengumpulan data rona awal lingkungan


 Untuk mengetahui informasi awal mengenai kualitas lingkungan pada daerah dan
waktu tertentu
2. Pemantauan lingkungan
 Pengulangan pengujian parameter kualitas lingkungan pada lokasi dan titik
pengambilan contoh uji yang telah ditetapkan pada periode waktu tertentu
3. Penegakan hukum lingkungan
 Untuk mengawasi penerapan peraturan perundang-undangan lingkungan hidup
atau untuk membuktikan adanya indikasi pencemaran lingkungan
4. Penelitian di bidang lingkungan
 Sangat tergantung kepada ruang lingkup penelitian
Pengendalian Mutu Lapangan

1. Pengambilan sampel yang representative


2. Penggunaan peralatan yang tepat dan terkalibrasi
3. Penanganan dan pengawetan yang sesuai
4. Prosedur identifikasi dan rangkaian pengamanan sampel yang
memadai
5. Pengendalian mutu lapangan yang tepat (blanko)
Peralatan Utama Pengambilan Contoh Uji
Peralatan Pendukung Pengambilan Contoh Uji
Persiapan Pengambilan Contoh
Uji Udara Ambien
Persiapan Pengambilan Contoh Uji

Setelah dokumen perencanaan pengambilan contoh uji disahkan oleh personil


yang berwenang, langkah selanjutnya adalah menugaskan kepada personel
yang kompeten untuk melaksanakan pengambilan sampel sesuai dokumen
perencanaan yang telah ditetapkan

Personil yang ditugaskan memiliki kompetensi:


1. Latar belakang pendidikan yang sesuai
2. Pelatihan pengambilan contoh uji yang memadai
3. Memiliki pengalaman dalam pengambilan contoh uji yang cukup
4. Mampu mendemonstrasikan keahlian dan keterampilannya dalam melakukan
pengambilan contoh uji
Persiapan Pengambilan Contoh Uji

Langkah-langkah dalam persiapan pengambilan contoh uji:


1.Persiapan peralatan pengambil contoh

2.Persiapan peralatan pengukuran di lapangan

3.Persiapan peralatan pendukung

4.Persiapan wadah sampel

5.Persiapan kertas saring

6.Persiapan bahan pengawet

7.Persiapan pengendalian mutu lapangan

8.Persiapan rekaman lapangan


Persiapan Wadah Contoh Uji

Persyaratan wadah contoh uji:


1.Secara umum terbuat dari bahan gelas

2.Terbuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan contoh

3.Dapat ditutup dengan kuat dan rapat

4.Bersih dan bebas kontaminan

5.Tidak mudah pecah atau bocor

6.Mudah dan aman saat transportasi


Persiapan Peralatan Pengukuran Lapangan

Peralatan pengukuran lapangan:


1.Harus mampu menghasilkan akurasi yang diperlukan

2.Sebelum digunakan, peralatan ukur harus dikalibrasi dan/atau dilakukan uji

kinerja untuk menetapkan kelaikan peralatan


3.Kalibrasi dan/atau uji kinerja peralatan pengukuran parameter lapangan

harus dilakukan secara teratur oleh personil yang kompeten atau jasa
eksternal (laboratorium kalibrasi yang telah terakreditasi)
Persiapan Peralatan Pendukung

Peralatan pendukung yang harus disiapkan:


1.Kotak pendingin yang terbuat dari plastik harus cukup memadai untuk

menyimpan contoh uji termasuk pecahan es batu atau es kering yang


digunakan agar suhu tetap terpelihara 3°C ± 3°C
2.Kotak pendingin juga harus dirancang secara khusus sehingga contoh uji

tidak mudah tumpah selama pengangkutan ke laboratorium


3.Alat penentu titik koordinat (Global Positioning System / GPS)

4.Alat tulis tahan air

5.Botol semprot

6.Alat pelindung diri

7.Suku cadang (misal: baterai), peralatan dokumentasi dan tool kit


Melakukan Uji Kinerja
Peralatan
Uji Kinerja Rotameter

 Aliran gas yang masuk melalui sisi inlet dan keluar


melalui sisi outlet yang menyebabkan
gelembung/bubble (yang dibuat dengan memencet
squeeze bulb yang terisi air sabun) bergerak keatas.
 Jarak yang dilalui gelembung sabun pada skala glass
tersebut yang dicatat sebagai volume terukur.
 Interval waktu yang dibutuhkan untuk penghitungan
timer counter/stopwatch (start) pada saat skala
pertama yang dilalui gelembung sabun dan (stop) pada
akhir skala yang di lalui
Uji Kinerja Spektrofotometer UV-VIS
Uji Kinerja Spektrofotometer UV-VIS
Uji Kinerja Spektrofotometer UV-VIS
Uji Kinerja Neraca Analitik

1. Anak Timbangan yang digunakan untuk uji kinerja berkisar 5-100% dari
kapasitas timbangan analitik yang digunakan
2. Neraca analitik dinyatakan laik pakai jika repeatabilitas yang dinyatakan
dalam procent relative standard deviation (%RSD), yaitu:
%RSD = 2sd/m x 100% <0,1% dan sd > 0,41d

%RSD = procent relative standard deviation


2 = faktor keamanan (safety factor)
Sd = standar deviasi
m = berat anak timbangan
d = interval skala (resolusi)
Uji Kinerja Neraca Analitik
Penentuan Lokasi Pengambilan
Contoh Uji Kualitas Udara
Ambien (SNI 19-7119.6-2005)
Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji

Kriteria berikut ini dapat dipakai dalam penentuan suatu lokasi pemantauan kualitas
udara ambien:
a)Area dengan konsentrasi pencemar tinggi. Daerah yang didahulukan untuk dipantau
hendaknya daerah-daerah dengan konsentrasi pencemar yang tinggi
b)Area dengan kepadatan penduduk tinggi, terutama ketika terjadi pencemaran yang
berat
c)Di daerah sekitar lokasi penelitian yang diperuntukkan untuk kawasan studi
d)Di daerah proyeksi. Untuk menentukan efek akibat perkembangan mendatang di

lingkungannya
e)Mewakili seluruh studi. Informasi kualitas udara di seluruh wilayah studi harus
diperoleh agar kualitas udara di seluruh wilayah dapat dipantau (dievaluasi)
Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji

Persyaratan pemilihan lokasi pengambilan contoh uji:


a)Hindari tempat yang dapat merubah konsentrasi akibat adanya absorbs, atau
adsorpsi (seperti dekat dengan gedung-gedung atau pohon-pohonan)
b)Hindari tempat dimana pengganggu kimia terhadap bahan pencemar yang akan
diukur dapat terjadi: emisi dari kendaraan bermotor yang dapat mengotori pada saat
mengukur CO, NOx atau Ozon
c)Hindari tempat dimana pengganggu fisika dapat menghasilkan suatu hasil yang
mengganggu pada saat mengukur debu (partikulat matter) tidak boleh dekat dengan
incinerator baik domestik maupun komersial
d)Letakkan peralatan di daerah dengan gedung/bangunan yang rendah dan saling
berjauhan
Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji
Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji

Persyaratan penempatan alat pengambilan contoh uji:


a)Letakkan peralatan pengambil contoh uji pada daerah yang aman
b)Penempatan pengambil contoh uji di atap bangunan dapat lebih baik untuk daerah
dengan kepadatan penduduk/bangunan menengah sampai tinggi
c)Letakkan di atap bangunan yang bersih dan tidak terpengaruh oleh emisi gas buang
dari dapur, incinerator atau sumber lokal lainnya
Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji

Penempatan probe atau tempat masuk contoh uji udara dilakukan sebagai berikut:
a)Pada kondisi pemantauan kualitas udara ambient, probe harus ditempatkan pada
jarak sekurang-kurangnya 15 m dari jalan raya
b)Ketinggian probe stasiun tetap antara 3 sampai 6 meter sedangkan pengambilan
contoh uji secara manual, ketinggian probe 1,5 m dari permukaan tinggi
c)Untuk pengambilan contoh uji partikulat dilakukan minimal 2 m di atas permukaan
tanah datar pada pinggir jalan raya
d)Probe harus berjarak sekurang-kurangnya 15 m dari suatu sumber pengganggu

untuk stasiun pemantau


e)Probe ditempatkan minimal 2 kali ketinggian gedung yang terdekat untuk stasiun
pemantau
Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji

Untuk mendapatkan data/nilai 1 (satu) jam, pengukuran dapat dilakukan pada salah
satu intervel waktu seperti dibawah ini. Durasi pengukuran di setiap interval adalah
1 (satu) jam

a)Interval waktu 06.00 – 09.00 (pagi)


b)Interval waktu 12.00 – 14.00 (siang)
c)Interval waktu 16.00 – 18.00 (sore)
Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji

Untuk mendapatkan data/nilai harian (24 jam) dilakukan perata-rataan aritmatik


dari 4 kali hasil pemantauan (pagi, siang, sore, malam) dengan interval waktu seperti
di bawah ini. Masing-masing interval waktu diukur 1 (satu) jam. Interval waktu
pengukuran adalah:

a)Interval waktu 06.00 – 10.00 (pagi)


b)Interval waktu 10.00 – 14.00 (siang)
c)Interval waktu 14.00 – 18.00 (sore)
d)Interval waktu 18.00 – 22.00 (malam)
Pengambilan Contoh Uji dan
Pengujian Sulfur Dioksida (SO2)
SNI 7119-7:2017
Sulfur Dioksida (SO2)

Ruang Lingkup:
Penentuan sulfur dioksida (SO2) di udara ambien dengan metode pararosanilin
menggunakan spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 550 nm
dengan kisaran konsentrasi 25 μg/Nm3 sampai dengan 1.000 μg/Nm3 atau 0,01
ppm sampai 0,4 ppm
Sulfur Dioksida (SO2)

Prinsip:
Gas sulfur dioksida (SO2) diserap dalam larutan penjerap tetrakloromerkurat
membentuk senyawa kompleks diklorosulfonatomerkurat.
Dengan menambahkan larutan pararosanilin dan formaldehida ke dalam
senyawa diklorosulfonatomerkurat maka terbentuk senyawa pararosanilin metil
sulfonat yang berwarna ungu. Konsentrasi larutan diukur pada panjang
gelombang 550 nm
Sulfur Dioksida (SO2)

Larutan penyerap tetrakloromerkurat (TCM) 0,04 M:


1.Larutkan 10,86 g merkuri (II) klorida (HgCl 2) dengan 800 mL air suling ke dalam

gelas piala 1000 mL


2.Tambahkan berturut-turut 5,96 g kalium klorida (KCl) dan 0,066 g EDTA
[(HOOCCH2)2N(CH2)2N(CH2COONa)2.2H2O], lalu aduk sampai homogen
3.Pindahkan ke dalam labu ukur 1000 mL, encerkan dengan air suling hingga tanda tera
lalu homogenkan.

CATATAN 1 Pembuatan larutan penjerap ini stabil sampai 6 bulan jika tidak
terbentuk endapan.
CATATAN 2 Larutan penjerap dapat digunakan bila pH larutan berada di antara 3
sampai dengan 5
Sulfur Dioksida (SO2)

Pengambilan contoh uji:


1.Susun peralatan pengambilan contoh uji seperti pada gambar 2 dan tempatkan pada posisi dan lokasi
pengukuran menurut metode penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien
sesuai SNI 7119.6-2005
2.Masukkan larutan penjerap SO2 sebanyak 10 mL ke masing-masing botol penjerap. Lindungi botol penjerap
dari sinar matahari langsung dengan alumunium foil
3.Hidupkan pompa penghisap udara dan atur kecepatan alir 0,5 L/menit, setelah stabil catat laju alir awal dan
pantau laju alir udara sekurang-kurangnya 15 menit sekali
4.Lakukan pengambilan contoh uji selama 1 jam dan catat temperatur dan tekanan udara
5.Setelah 1 jam matikan pompa penghisap
6.Diamkan selama 20 menit setelah pengambilan contoh uji untuk menghilangkan pengganggu

CATATAN Contoh uji dapat stabil selama 24 jam, jika disimpan pada suhu 5°C dan terhindar dari sinar matahari
Sulfur Dioksida (SO2)

Pengambilan contoh uji:


1.Susun peralatan pengambilan contoh uji seperti pada gambar dan tempatkan pada posisi dan lokasi
pengukuran menurut metode penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien
sesuai SNI 7119.6-2005
2.Masukkan larutan penjerap SO2 sebanyak 10 mL ke masing-masing botol penjerap. Lindungi botol penjerap
dari sinar matahari langsung dengan alumunium foil
3.Hidupkan pompa penghisap udara dan atur kecepatan alir 0,5 L/menit, setelah stabil catat laju alir awal dan
pantau laju alir udara sekurang-kurangnya 15 menit sekali
4.Lakukan pengambilan contoh uji selama 1 jam dan catat temperatur dan tekanan udara
5.Setelah 1 jam matikan pompa penghisap
6.Diamkan selama 20 menit setelah pengambilan contoh uji untuk menghilangkan pengganggu

CATATAN Contoh uji dapat stabil selama 24 jam, jika disimpan pada suhu 5°C dan terhindar dari sinar matahari
Sulfur Dioksida (SO2)
Sulfur Dioksida (SO2)

Pengujian contoh uji:


1.Pindahkan larutan contoh uji ke dalam labu takar 25 mL dan bilas impinger dengan 5
mL air bebas mineral;
2.Diamkan selama 20 menit
3.Tambahkan 1 mL larutan asam sulfamat 0,6% dan tunggu sampai 10 menit;
4.Tambahkan 2 mL larutan formaldehida 0,2% dan 5 mL larutan pararosanilin, diamkan
selama 30 menit;
5.Tepatkan dengan air bebas mineral sampai volume 25 mL, lalu homogenkan;

6.Ukur serapan masing-masing larutan standar dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 550 nm paling lama 30 menit setelah proses homogenisasi (butir 5)


7.Lakukan langkah-langkah pada butir 3) sampai 6) untuk pengujian blanko dengan

menggunakan 10 mL larutan penjerap


Sulfur Dioksida (SO2)

Volume udara yang diambil:


Sulfur Dioksida (SO2)

Konsentrasi SO2:
Pengambilan Contoh Uji dan
Pengujian Karbon Monoksida
(CO)
SNI 7119.10:2011
Karbon Monoksida (CO)

Ruang Lingkup:
PenentuanKarbon Monoksida (CO) di udara ambien dengan metode Non
Dispersive Infra Red (NDIR) dengan batas pengukuran terendah 0,1 ppm
sampai dengan 0,4 ppm
Karbon Monoksida (CO)

Pengambilan contoh uji:


1.Pasang alat sedemikian rupa sehingga sipa untuk pengambilan contoh (Kantong pengumpul harus benar-
benar bebas kontaminan)
2.Atur laju pompa vakum sesuai dengan kantong pengumpul yang digunakan

CATATAN Bila dilakukan pengukuran secara langsung dengan alat CO Analizer maka tahap ini diabaikan
Karbon Monoksida (CO)

Pengujian contoh uji:


1.Kondisikan alat ukur hingga siap untuk pengukuran
2.Pastikan alat dalam keadaan terkalibrasi
3.Hubungkan wadah pengumpul berisi contoh uji gas CO ke katup gas masuk pada alat
ukur
4.Lakukan pengukuran
5.Catat data yang diperoleh
Karbon Monoksida (CO)

Konsentrasi CO:
Pengambilan Contoh Uji dan
Pengujian Nitrogen Dioksida
(NO2)
SNI 7119-2:2017
Nitrogen Dioksida (NO2)

Ruang Lingkup:
Standar ini digunakan untuk penentuan nitrogen dioksida di udara ambien
dengan metode Griess-Saltzman,menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 550 nm dengan kisaran 4 µg/Nm3 sampai dengan 500 µg/Nm3
udara atau 0,002 ppm sampai dengan 5 ppm udara
Nitrogen Dioksida (NO2)

Prinsip:
Gas nitrogen dioksida diserap dalam larutan Griess Saltzman sehingga membentuk suatu
senyawa azo dye berwarna merah muda. Konsentrasi larutan ditentukan segera (kurang
dari 1 jam) secara spektrofotometri pada panjang gelombang 550 nm
Nitrogen Dioksida (NO2)

Larutan penyerap Griess-Saltzman:


1.Larutkan 5 g asam sulfanilat (H 2NC6H4SO3H) atau 5,5 g asam sulfanilatmonohidrat

dalam gelas piala 1000 mL dengan 140 mL asam asetat glasial, aduk secara hati-hati
dengan stirrer sambil ditambahkan dengan bebas mineral hingga kurang lebih 800 mL;
2.Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 1.000 mL;
3.Tambahkan 20 mL larutan induk NEDA, dan 10 mL aseton, tambahkan air bebas
mineral hingga tanda tera, lalu homogenkan.

CATATAN Pembuatan larutan penjerap ini tidak boleh terlalu lama kontak dengan
udara.Masukkan larutan penjerap tersebut ke dalam botol berwarna gelap dan simpan
dalam lemari pendingin. Larutan ini stabil selama 2 bulan
Nitrogen Dioksida (NO2)

Pengambilan contoh uji:


1.Susun peralatan pengambilan contoh uji seperti pada gambar dan tempatkan pada posisi dan
lokasi pengukuran menurut metode penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan
kualitas udara ambien sesuai SNI 19-7119.6;
2.Masukkan larutan penjerap Griess-Saltzman sebanyak 10 mL ke dalam botol penjerap; Atur
botol penjerap agar terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung;
3.Hidupkan pompa penghisap udara dan atur kecepatan alir 0,4 L/menit, setelah stabil catat laju
alir awal dan pantau laju alir udara sekurang-kurangnya 15 menit sekali;
4.Lakukan pengambilan contoh uji selama 1 jam dan catat temperatur dan tekanan udara;
5.Setelah 1 jam matikan pompa penghisap;
6.Tepatkan volume larutan yang berada di botol penjerap sampai volume tertentu (V1);
7.Lakukan analisis di lapangan segera setelah pengambilan contoh uji (maksimum 1 jam setelah
pengambilan contoh uji)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Nitrogen Dioksida (NO2)

Pengujian contoh uji:


1.Masukkan larutan contoh uji ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, lalu ukur intensitas
warna merah muda yang terbentuk pada panjang gelombang 550 nm;
2.Baca serapan contoh uji kemudian hitung konsentrasi dengan menggunakan kurva kalibrasi;
3.Lakukan langkah-langkah butir 1) dan 2) untuk larutan penjerap yang diukur sebagai larutan
blanko
Nitrogen Dioksida (NO2)

Konsentrasi NO2 dalam larutan standard:

Jumlah NO2 (μg) tiap 1 mL larutan standar yang digunakan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Nitrogen Dioksida (NO2)

Volume udara yang diambil:


Nitrogen Dioksida (NO2)

Konsentrasi NO2 dalam contoh uji:


Pengambilan Contoh Uji dan
Pengujian Oksidan (O3)
SNI 7119-8:2017
Oksidan (O3)

Ruang Lingkup:
Standar ini digunakan untuk penentuan oksidan di udara ambien dengan
metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometri
pada panjang gelombang 352 nm, dengan kisaran konsentrasi 19,6 μg/Nm3
sampai 500 μg/Nm3 atau 0,01 ppm sampai dengan 10 ppm (sebagai ozon)
Oksidan (O3)

Prinsip:
Oksidan dari udara ambien akan bereaksi dengan ion iodida yang ada di dalam
larutan penjerap NBKI dan membebaskan iod (I2) yang berwarna kuning muda.
Konsentrasi larutan ditentukan secara spektrofotometri pada panjang
gelombang 352 nm
Oksidan (O3)

Larutan penyerap Oksidan:


a)Larutkan 10 g kalium iodida (KI) dalam 200 mL air suling;
b)Pada tempat yang lain larutkan 35,82 g dinatrium hidrogen fosfat dodekahidrat
(Na2HPO4.12H2O) dan 13,6 g kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4) dengan 500 mL air suling dalam
gelas piala;

CATATAN 35,82 g Na2HPO4.12H2O dapat diganti dengan 14,2 g Na2HPO4

c)Tambahkan larutan kalium iodida ke dalam larutan penyangga sambil diaduk sampai homogen;
d)Encerkan larutan ini sampai volume 1000 mL dalam labu ukur dan diamkan selama paling sedikit
1 hari;
e)Atur pH pada 6,8 ± 0,2 menggunakan larutan natrium hidroksida (NaOH) 1% (b/v) atau asam
fosfat (H3PO4) 1% (b/v)
Oksidan (O3)

Pengambilan contoh uji:


1.Susun peralatan pengambilan contoh uji seperti pada gambar;
2.Masukkan larutan penjerap sebanyak 10 mL ke dalam botol penjerap. Atur atau tempatkan
botol penjerap sedemikian rupa sehingga terhalang dari hujan dan terik matahari langsung;
3.Hidupkan pompa penghisap udara dan atur laju alir 0,5 L/menit sampai dengan 3 L/menit,
setelah stabil catat laju alir awal dan pantau laju alir udara sekurang-kurangnya 10 menit sekali;
4.Lakukan pengambilan contoh uji selama 30 menit dan catat temperatur dan tekanan udara;
5.Setelah 30 menit matikan pompa penghisap.

CATATAN Agar diperoleh konsentrasi oksidan yang optimal, maka pengambilan contoh uji harus
dilakukan pada saat siang hari dengan rentang waktu antara jam 11.00 sampai 15.00
Oksidan (O3)
Oksidan (O3)

Pengujian contoh uji:


a)Dalam jangka waktu 30 menit - 60 menit setelah pengambilan contoh uji, masukkan larutan
contoh uji ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, lalu ukur intensitas warna kuning yang
terbentuk pada panjang gelombang 352 nm;
b)Baca serapan contoh uji kemudian hitung jumlah oksidan (μg) dengan membandingkan
terhadap kurva kalibrasi.
Oksidan (O3)

Jumlah Oksidan dalam larutan standard Iod:

Jumlah (μg) oksidan (dihitung sebagai ozon) dalam 1 mL Iarutan standar Iod yang digunakan
dalam pembuatan kurva kalibrasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Oksidan (O3)

Volume udara yang diambil:


Oksidan (O3)

Konsentrasi O3:
Pengambilan Contoh Uji dan
Pengujian TSP, PM10 dan PM2.5
SNI 7119-3:2017
SNI 7119-15:2016
SNI 7119-14:2016
TSP, PM10 dan PM2.5

Ruang Lingkup TSP:


Standar ini digunakan untuk penentuan partikel tersuspensi total dalam udara
ambien menggunakan alat High Volume Air Sampler, dengan nilai rata-rata laju
alir 1,1 m3/menit sampai dengan 1,7 m3/menit selama 24 jam.
Jumlah minimum partikel yang dapat ditentukan dengan metode ini sebesar 3
mg (pada tingkat kepercayaan 95%)
TSP, PM10 dan PM2.5

Ruang Lingkup PM10:


Standar ini digunakan untuk penentuan partikel dengan ukuran ≤ 10 µm
(PM10) dalam udara ambien di lingkungan hidup, menggunakan alat High
Volume Air Sampler (HVAS) dengan nilai rata-rata laju alir 1,1 m3/menit sampai
dengan 1,7 m3/menit selama 24 jam pada konsentrasi minimum 5 µg/Nm 3
TSP, PM10 dan PM2.5

Ruang Lingkup PM2.5:


Standar ini digunakan untuk penentuan partikel dengan ukuran ≤ 2,5 µm
(PM2.5) dalam udara ambien di lingkungan hidup, menggunakan alat High
Volume Air Sampler (HVAS) dengan nilai rata-rata laju alir 1,1 m3/menit sampai
dengan 1,7 m3/menit selama 24 jam pada konsentrasi minimum 5 µg/Nm 3
TSP, PM10 dan PM2.5

Prinsip:
Udara Ambien dihisap menggunakan pompa vakum dan juga inlet selektif PM10
dan PM2.5 kemudian dilewatkan pada filter dengan ukuran 20,3 cm x 25,4 cm
(8 in x 10 in) dan efisiensi penyaringan minimum 98,5% setara dengan
porositas 0,3 µm pada kecepatan aliran 1,1 m3/menit sampai dengan 1,7
m3/menit selama 24 jam ± 1 jam.
Jumlah partikel yang terakumulasi dalam filter dianalisis secara gravimetri dan
dilaporkan dengan satuan µg/Nm­3
TSP, PM10 dan PM2.5

Filter:
Secara umum pemilihan filter bergantung terhadap kondisi lingkungan pengambilan contoh uji.
Hal yang penting untuk diperhatikan adalah penentuan seleksi dan pemakaian karakteristik filter.
Adapun beberapa macam filter yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
a)Filter serat kaca (fiber glass);
b)Filter serat kuarsa;
c)Filter politetrafluoroetilena (PTFE) yang dilapisi serat kaca (fiber Glass);
d)Filter membran PTFE.

CATATAN Gunakan filter PTFE untuk contoh uji dengan partikel yang mengandung banyak bahan
organik

Wadah penyimpan filter pada umumnya terbuat dari kertas. Hindari penggunaan wadah plastik
karena pengaruh elektrostatis dapat menarik partikel contoh uji dan menempel di wadah
TSP, PM10 dan PM2.5

Persiapan Filter:
1.Beri identitas (nomor contoh uji) pada filter;
2.Simpan filter pada ruangan yang sudah dikondisikan dengan temperature 15°C sampai dengan
35°C dan kelembaban relatif ≤ 50% serta biarkan selama 24 jam;
3.Timbang lembaran filter dengan timbangan analitik (W1);

CATATAN Bila digunakan desikator, maka penimbangan filter dilakukan hingga didapatkan berat
konstan, yaitu selisih penimbangan terakhir dan sebelumnya 4 % atau 0,5 mg.

Simpan filter ke dalam wadah penyimpan filter dengan lembaran antara (glassine) kemudian
bungkus dengan plastik selama transportasi ke lapangan
TSP, PM10 dan PM2.5
TSP, PM10 dan PM2.5
TSP, PM10 dan PM2.5

Pengambilan contoh uji:


1.Tempatkan alat uji di posisi dan lokasi pengukuran menurut metode penentuan lokasi
pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien sesuai SNI 19-7119.6;
2.Tempatkan filter pada filter holder;
3.Hubungkan alat HVAS dengan sumber catu daya. Hidupkan alat pengambil contoh uji selama 24
jam ± 1 jam, pantau dan catat laju alir udara serta temperatur setiap jam, pastikan laju alir udara
berada pada rentang 1,1 m3/menit sampai dengan 1,7 m3/menit. Catat lokasi, tanggal, waktu, dan
tekanan barometer;

CATATAN 1 Bila filter sudah penuh dengan partikel, ditandai dengan turunnya laju alir < 1,1
m3/menit, ganti filter segera dan pengambilan contoh uji dilanjutkan
TSP, PM10 dan PM2.5

Pengambilan contoh uji:


CATATAN 2 Aerosol cair, seperti minyak dan partikel sisa pembakaran yang tertinggal di filter
dapat menyebabkan filter yang digunakan menjadi basah dan rusak serta filtrasi tidak terjadi
dengan baik. Jika hal tersebut terjadi, segera ganti filter, filter lama tetap diperlakukan sebagai
contoh uji.

CATATAN 3 Kemungkinan terjadinya kegagalan voltase atau padamnya listrik pada saat
pengambilan contoh uji akan menyebabkan kesalahan, maka pencatatan laju alir dilakukan secara
berkala.

CATATAN 4 Segera hentikan pengambilan contoh uji apabila kondisi cuaca hujan.
TSP, PM10 dan PM2.5

Pengambilan contoh uji:


4.Matikan alat HVAS, Pidahkan filter secara hati-hati, jaga jarak agar tidak ada partikel yang
terlepas. Lipat filter dengan posisi contoh uji berada di bagian dalam lipatan. Simpan filter
tersebut ke dalam wadah penyimpan filter dan beri identitas.

CATATAN 1 Benda selain partikel seperti serangga yang tertangkap dalam filter akan menambah
berat. Pisahkan dengan menggunakan pinset.

CATATAN 2 Bila contoh uji akan dianalisis kandungan logam, maka filter langsung dimasukkan ke
dalam wadah penyimpan filter dan tidak boleh dilipat
TSP, PM10 dan PM2.5

Penimbangan contoh uji:


1.Simpan filter pada ruangan yang sudah dikondisikan dengan temperatur 15 °C sampai dengan 35
°C dan kelembaban relatif ≤ 50% serta biarkan selama 24 jam;
2.timbang filter dan catat massanya (W2).

CATATAN Bila digunakan desikator, maka penimbangan filter dilakukan hingga didapatkan berat
konstan, yaitu selisih penimbangan terakhir dan sebelumnya 4 % atau 0,5 mg
TSP, PM10 dan PM2.5

Koreksi laju alir pada kondisi standard:


TSP, PM10 dan PM2.5

Volume contoh uji udara:


TSP, PM10 dan PM2.5

Konsentrasi Partikel:
Pengambilan Contoh Uji dan
Pengujian Timbal (Pb)
SNI 7119-4:2017
Timbal (Pb)

Ruang Lingkup:
Standar ini digunakan untuk penentuan timbal (Pb) di udara ambien dengan
destruksi cara basah dari partikel tersuspensi total (Total Suspended Particle,
TSP) yang diperoleh dari alat High Volume Air Sampler (HVAS) kemudian diukur
menggunakan spektrofotometer serapan atom nyala
Timbal (Pb)

Prinsip:
Partikel di udara ambien ditangkap dengan menggunakan alat HVAS dan media
penyaring atau filter. Timbal yang terkandung di dalam partikel tersuspensi
tersebut didekstruksi dengan menggunakan pelarut asam, kemudian diukur
dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) nyala
Timbal (Pb)

Pengujian contoh uji:


a)Siapkan kertas filter yang berasal dari pengujian partikel tersuspensi total (TSP) sesuai dengan
SNI 7119-3;
b)Ukur dan catat panjang dan lebar filter yang terpapar debu (mm) hitung luasnya (mm 2);
c)Potong kertas filter menjadi 4 bagian yang sama kemudian hitung dan catat luasnya (mm 2);
d)Ambil satu bagian potongan filter tersebut sebagai contoh uji dan masukkan ke dalam gelas
piala 200 mL atau 250 mL (diberi kode “A”);
e)Tambahkan 60 mL larutan HCl (1+2);
f)Tambahkan 5 mL H2O2 pekat dan tutup mulut gelas piala “A” dengan kaca arloji

g)Letakkan gelas piala “A” di atas pemanas listrik, panaskan contoh uji selama kurang lebih satu
jam pada suhu 105°C;
h)Turunkan contoh uji dari pemanas dan biarkan hingga mencapai suhu kamar;
i)Tambahkan kembali 5 mL H 2O2 pekat dan lanjutkan pemanasan gelas piala bertutup kaca arloji di

atas pemanas listrik selama 30 menit;


Timbal (Pb)

Pengujian contoh uji:


j)Dinginkan contoh uji dan kemudian bilas kaca arloji dengan air bebas mineral;
k)Saring contoh uji dengan kertas saring, residu kertas saring tetap terdapat dalam gelas piala “A”
dan tampung filtrat pada gelas piala 200 mL atau 250 mL (diberi kode “B”);
l)Tambahkan kembali 50 mL larutan HCl (1+2) ke dalam gelas piala “A” hasil pengerjaan langkah
4.5 butir k), tutup dengan kaca arloji dan lakukan pemanasan selama 30 menit;
m)Dinginkan contoh uji dan kemudian lakukan penyaringan kembali;
n)Satukan filtrat dalam gelas piala “B”;
o)Panaskan filtrat dalam gelas piala “B” sampai mendekati kering (sisa cairan tinggal sedikit) yang
ditandai dengan terbentuk kristal atau garam pada dinding gelas piala “B”;
p)Tambahkan 10 mL HNO3 (2+98) ke dalam gelas piala “B” lanjutkan pemanasan selama beberapa

menit (sampai seluruh residu terlarut);


q)Dinginkan dan saring contoh uji, tampung filtrat dalam labu ukur 50 mL;
Timbal (Pb)

Pengujian contoh uji:


r)Bilas gelas piala “B” dengan HNO 3 (2+98) kemudian hasil bilasan masukkan kembali ke dalam

labu ukur 50 mL;


s)Tepatkan isi labu ukur sampai tanda tera dengan HNO 3 (2+98) dan homogenkan;

t)Contoh uji siap dianalisis dengan SSA nyala;


u)Lakukan langkah 4.5 butir a) sampai t) untuk pengujian blanko;
v)Aspirasikan larutan contoh uji ke dalam SSA nyala. Bila serapan dari contoh uji lebih rendah dari
nilai serapan larutan standar dengan konsentrasi terendah, maka ulangi langkah 4.5 butir d)
sampai t) dengan menggunakan keseluruhan bagian potongan filter terpapar yang tersisa.

CATATAN Lakukan langkah 4.5 butir e) sampai s) di dalam ruang asam


Timbal (Pb)

Perhitungan kadar timbal dalam contoh uji:


Pelaporan Hasil Pengambilan
Contoh Uji
Laporan Pengambilan Sampel

Laporan pengambilan sampel mencakup sekurang-kurangnya informasi sebagai berikut:


1.Judul (seperti “Laporan Pengambilan Sampel”
2.Nama dan alamat lengkap Lembaga atau institusi yang melakukan pengambilan sampel
3.Identifikasi yang unik dari laporan pengambilan sampel (seperti nomor seri), dan identifikasi
pada setiap halaman
4.Nama dan alamat pelanggan
5.Suatu uraian, kondisi, dan identifikasi yang tidak menimbulkan keraguan dari sampel yang
diambil
6.Tanggal pengambilan sampel
7.Lokasi pengambilan sampel termasuk diagram, sketsa atau foto
8.Detail dari kondisi lingkungan selama pengambilan sampel yang dapat mempengaruhi
interpretasi hasil
9.Standar atau spesifikasi lainnya untuk metode pengambilan sampel
Laporan Pengambilan Sampel

Laporan pengambilan sampel mencakup sekurang-kurangnya informasi sebagai berikut:


10.Suatu acuan untuk rencana pengambilan sampel dan identifikasi metode pengambilan sampel
yang digunakan
11.Hasil pengukuran dan/atau pengujian di lapangan
12.Nama, jabatan, dan tanda tangan atau identifikasi dari orang yang mengesahkan laporan
pengambilan sampel
Laporan Pengambilan Sampel

Anda mungkin juga menyukai