Anda di halaman 1dari 16

1 2 3 4 5 6

PERBEDAAN PENGELOLAAN
OBAT DAN PENDIRIAN APOTEK
DI DINKES KOTA CIREBON DAN
MAJALENGKA
Kelompok Ganjil
1 2 3 4 5 6

AHSOSANAH
Kelompok kami
ADE AYU KHULFIAH IMAS ARNESAH
KAROLA VICTORIA L
ANDRI DWI ARYANTO LUTHFI INDAH A
ARIF FIRMANSYAH BUDIARTO MEGA JULIANA
ATIN ATINI MUHAMMAD SAHRUL
AZRIEL FARHAN A NIGIA RAMADANISA
DEDE AIDAH NOVALIA DESI A
DHAROJATUL KHASFAH RIZKY AGUNG I.P
DHITA GALLUH P RIZAL AHMAD P
DINNI FITRIANA SITI NURHIDAYAH
DWI SARI ASTUTI SITI ZAENAB
ENDAH NURKHOIRYYAH TETI LINA SARI
EVI SEPTIANTY VINA FARAH F
FIKA FUZI F VIVI SALSABILA K
HARIMAWAN SANJAYA YAHYA ADE P
1 2 3 4 5 6

dinas kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota merupakan unsur
pelaksana urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah. Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dipimpin oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati/ Walikota melalui sekretaris daerah.
1 2 3 4 5 6

pengelolaan obat di dinas


kesehatan
1 Perencanaan 5 Distribusi
Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetur adipiscing elit.
Pencatatan dan
2 Pengadaan 6
Praesent rutrum maximus mauris
Pelaporan
sed sodales. Ut rhoncus lacinia
nisi eu tempus.

3 Penerimaan 7 Pemusnahann

4 Penyimpanan 8 Pengendalian
1 2 3 4 5 6
perbedaan pengelolaan obat di dinkes kota cirebon dan
majalengka
1 Perencanaan
Perencanaan obat di Instalasi Farmasi Perencanaan obat di Instalasi Farmasi
dilakukan oleh tim yang anggotanya dilakukan oleh tim yang anggotanya
berasal dari: berasal dari:
1. PEMDA KOTA CIREBON 1. PEMDA KAB MAJALENGKA
2. DINKES KOTA CIREBON 2. DINKES KAB MAJALENGKA
Persamaan 3. INSTALASI FARMASI KOTA 3. INSTALASI FARMASI KAB
CIREBON MAJALENGKA
4. BAPPEDA 4. BAPPEDA

Tahapan perencanaan kebutuhan obat: Tahapan perencanaan kebutuhan obat:


a. Tahap pengumpulan data a. Tahap pemilihan obat
b. Tahap perhitungan kebutuhan obat b. Tahap kompilasi pemakaian obat

Perbedaan
1 2 3 4 5 6
perbedaan pengelolaan obat di dinkes kota cirebon dan
majalengka
2 Pengadaan
A. Sumber dana pengadaan obat di instalasi A. Sumber dana pengadaan obat di instalasi
Farmasi diperoleh dari: Farmasi diperoleh dari:
a. Dana Alokasi Khusus (DAK) a. Dana Alokasi Khusus (DAK)
b. APBD I Kota Cirebon b. APBD I Kab Majalengka
c. Program (meliputi pencegahan dan c. Program (meliputi pencegahan dan
penanggulangan penyakit serta Kesehatan ibu penanggulangan penyakit serta Kesehatan
dan anak) ibu dan anak)
PERSAMAAN:
B. Sistem Pengadaan: B. Sistem Pengadaan:
d. E – Cataloge d. E – Cataloge
e. DOEN e. DOEN
f. E- Tendering atau E- Purchasing f. E- Tendering atau E- Purchasing

Sumber dana pengadaan obat di instalasi Farmasi Tidak dicantumkan


diperoleh dari:
PERBEDAAN:
a. Vaksin (didapat dari pemerintah pusat)
1 2 3 4 5 6
perbedaan pengelolaan obat di dinkes kota cirebon dan
majalengka
3 Penerimaan
Pemeriksaan dan Penerimaan: Pemeriksaan dan penerimaan:
Diterima oleh panitia pemeriksa hasil pekerjaan Diterima oleh panitia penerima yang salah satu
(PPHP) anggotanya adalah tenaga Farmasi
PERSAMAAN:

Pemeriksaan dan Penerimaan: Pemeriksaan dan penerimaan:


Sistem satu pintu Tidak dicantumkan
pedoman dalam penerimaan perbekalan farmasi pedoman dalam penerimaan perbekalan farmasi
adalah sebagai berikut: adalah sebagai berikut:
a. Obat harus mempunyai Sertifikat Analisa -
PERBEDAAN: b. Obat harus bersumber dari distributor utama
c. Harus mempunyai Material Safety Data Sheet
(MSDS) jika bahan kimia atau obat
d. Khusus untuk perbekalan kesehatan atau kedokteran
harus mempunyai Sertificat of Origin (CO)
e. Kadaluarsa minimal 2 tahun
1 2 3 4 5 6
perbedaan pengelolaan obat di dinkes kota cirebon dan
majalengka
4 Penyimpanan
Penyimpanan Obat: Penyimpanan Obat:
a. Berdasarkan alfabetis a. Berdasarkan alfabetis
b. Tata letak penyimpanan dengan arus b. Tata letak penyimpanan dengan arus
kombinasi U dan L kombinasi U dan L
c. FEFO dan FIFO c. FEFO dan FIFO
d. Obat narkotika dan psikotropika disimpan d. Obat narkotika dan psikotropika disimpan
di lemari terkunci dan pada sudut ruang di lemari terkunci dan pada sudut ruang
PERSAMAAN: e. Menggunakan AC e. Menggunakan AC
f. Kartu stok disimpan berdekatan dengan f. Kartu stok disimpan berdekatan dengan
obat bersangkutan obat bersangkutan

Penyimpan Vaksin (Polio) disuhu -15⁰C -25⁰C, Tidak dicantumkan


PERBEDAAN:
penyimpanan Vaksin lainnya disuhu 2C-8C
1 2 3 4 5 6
perbedaan pengelolaan obat di dinkes kota cirebon dan
5 Distribusi majalengka
Tata cara pendistribusian obat adalah sebagai berikut: Tata cara pendistribusian obat adalah sebagai berikut:
a. Instalasi Farmasi Kabupaten Majalengka melaksanakan a. Instalasi Farmasi Kabupaten Majalengka melaksanakan
distribusi obat ke Puskesmas sesuai dengan kebutuhan distribusi obat ke Puskesmas sesuai dengan kebutuhan
masingmasing yang dapat dilihat melalui Lembar masingmasing yang dapat dilihat melalui Lembar Permintaan
Permintaan dan Laporan Pemakaian Obat (LPLPO). dan Laporan Pemakaian Obat (LPLPO).
b. Pendistribusian obat dikirim oleh Instalasi Farmasi b. Pendistribusian obat dikirim oleh Instalasi Farmasi
Kabupaten Majalengka ke Puskesmas. Tenaga Farmasi Kabupaten Majalengka ke Puskesmas. Tenaga Farmasi
PERSAMAAN: Puskesmas hanya menyaksikan pengecekan obat saja. Puskesmas hanya menyaksikan pengecekan obat saja.
c. Obat-obatan yang didistribusikan ke Puskesmas harus c. Obat-obatan yang didistribusikan ke Puskesmas harus
disertai dengan dokumen penyerahan/pengiriman obat Surat disertai dengan dokumen penyerahan/pengiriman obat Surat
Bukti Barang Keluar (SBBK) Bukti Barang Keluar (SBBK)
Tiap pengeluaran obat harus segera dicatat pada kartu stok Tiap pengeluaran obat harus segera dicatat pada kartu stok obat
obat dan Buku Harian Pengeluaran Obat dan Perbekalan dan Buku Harian Pengeluaran Obat dan Perbekalan Kesehatan.
Kesehatan.

Tidak dicantumkan Sebelum dilakukan pengepakan atas obat-obatan yang akan


didistribusikan, maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap:
1) Jenis dan jumlah obat
PERBEDAAN: 2) Kualitas/kondisi obat
3) Isi kemasan dan kekuatan sediaan
4) Kelengkapan dan kebenaran pengiriman obat
5) Nomor batch
1 2 3 4 5 6
perbedaan pengelolaan obat di dinkes kota cirebon dan
majalengka
6 Pencatatan dan Pelaporan
Kegiatan pencatatan dan pelaporan meliputi: Kegiatan pencatatan dan pelaporan meliputi:
a. Kartu Stok a. Kartu Stok
b. Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) b. Surat Bukti Barang Keluar (SBBK)
c. Laporan Pemakaian dan Lembar c. Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO) Permintaan Obat (LPLPO)
d. Laporan Narkotika dan Psikotropika d. Laporan Narkotika dan Psikotropika
e. Laporan Ketersediaan Obat e. Laporan Ketersediaan Obat
PERSAMAAN: f. Laporan Penggunaan Obat Generik f. Laporan Penggunaan Obat Generik
g. Laporan Kerasionalan Obat g. Laporan Kerasionalan Obat
h. Laporan Stock Opname h. Laporan Stock Opname
i. Pencatatan Obat Kadaluarsa
Pencatatan Obat Kadaluarsa

Lapaoran Pencatatan obat Kadaluarsa Tidak dicantumkan


Laporan ketersediaan 40 item obat indicator
Laporan ketersediaan 150 item obat
PERBEDAAN: indicator
Laporan pelayanan kefarmasian
Buku penerimaan barang
1 2 3 4 5 6
perbedaan pengelolaan obat di dinkes kota cirebon dan
majalengka
7 Pemusnahan

SOP Pemusnahan sebagai berikut: Tidak dicantumkan

1. Petugas Farmasi mencatat sediaan farmasi yang akan dimusnahkan (nama

obat, jumlah, jenis sedian, tanggal ED, nomer batch) dan dibuat daftarnya

beserta alasanalasannya.

2. Petugas farmasi memisahkan obat yang akan kadaluarsa / rusak.

3. Petugas Farmasi meletakkan obat yang akan kadaluarsa / rusak ditempat

terpisah, tidak mudah terlihat orang, susah dijangkau lalu disimpan sampai

PERSAMAAN: pelaksanaan pemusnahan.

4. Petugas Farmasi menyiapkan laporan daftar obat yang akan dimusnahkan

dan di laporkan ke kepala dinas kesehatan kota Cirebon.

5. Kepala dinas kesehatan kota Cirebon membentuk tim pemeriksaan obat

kadaluarsa/rusak. Tim pemeriksaan terdiri dari staf UPT Farmasi dan staf

Dinas Kesehatan.
1 2 3 4 5 6
perbedaan pengelolaan obat di dinkes kota cirebon dan
majalengka
7 Pemusnahan

6. Tim pemeriksa melakukan pemeriksaan jumlah dan kondisi obat yang Tidak dicantumkan

akan dimusnahkan. Lalu dibuat daftar obat yang akan dimusnahkan (nama

obat, jumlah, jenis sedian, tanggal ED, nomer batch, harga satuan obat dan

jumlah harga obat, sumber anggaran, alasan dimusnahkan).

7. Tim pemeriksa membuat berita acara dan melaporkan kepada kepala

PERSAMAAN: dinas kesehatan.


8. Kepala dinas kesehatan membuat surat perintah pemusnahan dan

keputusan pembentukan tim pemusnahan. Tim pemusnahan terdiri dari

staff UPT Farmasi.


1 2 3 4 5 6
perbedaan pengelolaan obat di dinkes kota cirebon dan
7 Pemusnahan majalengka
Tim pemusnahan melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sedian. Dari setiap jenis sediaan obat dan Tidak dicantumkan

perbekalan farmasi dipisahkan darikemasannya, kemasannya juga tidak boleh dibuang secara sembarangan, tetap harus

mendapatkan penanganan khusus agar tidak dapat didaur ulang untuk kepentingan yang tidak baik.

a. Sedian padat dihancurkan lalu dikubur atau dilarutkan dan dibuang ke saluran pembuangan atauwastafel

b. Sedian cair dibuang ke saluran pembuangan atau wastafel

10. Tim pemusnahan membuat berita acara pemusnahan obat rusak atau kadaluarsa yang memuat :

a. Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan obat

b. Nama dan jumlah obat kadaluarsa / rusak


PERSAMAAN:
c. Nama petugas yang melaksanakan pemusnahan d. Nama saksi dalam pelaksanaan pemusnahan obat kadaluarsa

e. Total harga obat yang dimusnahkan

f. Sumber anggaran

g. Alasan dimusnahkan

11. Berita acara pemusnahan obat kedaluarsa atau rusak dibuat 3 rangkap, untuk dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota,

dilaporkan kepada Walikota Cirebon dan arsip UPT Farmasi.


1 2 3 4 5 6
perbedaan pengelolaan obat di dinkes kota cirebon dan
majalengka
8 Pengendalian

Pengendalian obat dan perbekalan kesehatan pada UPT Farmasi Kota Cirebon dilakukan

dengan melakukan pemesanan obat dan perbekalan kesehatan sebelum stok habis. Petugas

di Instalasi Farmasi melaporkan stok obat yang menipis kepada apoteker lalu apoteker

memberikan daftar obat atau perbekalan kesehatan yang dibutuhkan kepada PPK untuk

dilakukan pemesanan. Jika stok obat menipis sedangkan obat tersebut termasuk kategori

obat vital di puskesmas, maka pihak UPT akan melakukan melakukan skoring ketat

terhadap PO dari setiap puskesmas, agar tidak terjadi kekosongan stok obat vital di

puskesmas. Sedangkan untuk dinas Kesehatan kabupaten Majalengka tidak dicantumkan

untuk pengendalian.
4
1 2 3 5 6
Alur perizinan pendirian apotek
1 2 3 4 5 6

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai