Referat Cutaneus Larva Migrain
Referat Cutaneus Larva Migrain
Preseptor:
Cutaneus larva migrans (dermatosis linearis migrans, sand-worm disease, creeping eruption,
plumber's itch, dukhunter's itch)
Digunakaan pada kelainan kulit berupa peradangan berbentuk linier atau berkelok-kelok,
menimbul dan progresif, disebabkan oleh invasi larva cacing tambang yang berasal dari feses
anjing dan kucing
EPIDEMIOLOGI
• Di amerika serikat (pantai florida, texas, dan new jersy) 6,7% dari 13.300 wisatawan mengalami
CLM setelah berkunjung ke daerah tropis.
• Clm ditemukan hampir disemua negara iklim tropis dan subtropics yang hangat dan lembab (amerika
tengah dan amerika selatan, karibia, afrika, australia dan asia tenggara, termasuk indonesia)
Ancylostoma caninum
• Larva dapat menyebabkan dermatitis non-spesifik • Karakteristik lesi CLM: eritematosa, cerah, vesikel,
di lokasi penetrasi di mana kulit telah melakukan linear, dan jalur yang berkelok. Lesi biasanya
kontak dengan tanah yang terinfeksi (sering: kaki, berlangsung antara 2 dan 8 minggu
tangan, pantat dan alat kelamin)
• Ekskoriasi dan impetiginosa jarang (10% kasus).
• Pruritus lokal di daerah infeksi dan muncul papul
• Tanda dan gejala sistemik (mengi, batuk kering
pada sisi infeksi, terasa panas dan kadang nyeri
urtikaria) telah dilaporkan pada beberapa pasien
• Papul diikuti bentuk khas (lesi linier/ berkelok-
• Larva migrans dapat disertai dengan sindrom loeffler
kelok, menimbul, membentuk terowongan
untuk eosinofilia paru, khususnya di infestasi berat
(burrow), diameter 2-3 mm, & warna kemerahan
(creeping eruption). muncul 1-5 hari setelah
paparan
Gambar 3: Cutaneous larva migrans pada
bokong
adanya creeping eruption, bentuk khas, yakni terdapatnya kelainan seperti benang yang lurus atau
Pemeriksaan fisik berkelok-kelok, menimbul, dan terdapat papul atau vesikel di atasnya
Pemeriksaan
penunjang
• Scabies
Beda nya terowongan scabies tidak sepanjang CLM
• Pada permulaan lesi berupa papul sering diduga insects bite
• Bentuk yang polisiklik mirip dengan dermatofitosis
• Bila invasi larva yang multipel timbul serentak, papul-papul lesi dini sering menyerupai herpes
zoster stadium awal
KOMPLIKASI
Non Medikamentosa
• Tetap menjaga kebersihan kulit dengan mandi 2 kali sehari dengan sabun
1. Terapi topikal
• Tiabendazole
Tiabendazole solution dalam dmso, 500mg/5ml 24-48 jam
Tiabendazole salep10-15% 3x1 selama 5-10 hari
Tiabendaole suspense 10% krim 15% 4x1 selama 3 hari meringankan gatal dalam 3 hari,
dan saluran menjadi tidak aktif dalam 1 minggu.
• Metronidazol topikal juga telah dilaporkan efektif untuk pengobatan
• Albendazole salep10% 3x1 selama 5-10
2. Terapi sistemik
• Tiabendazole 25-50mg/kgbb/hari 2x1 selama 2-5 hari. (Dos. Max. 3 gr sehari) jika belum sembuh
dapat diulangi setelah beberapa hari. Tapi tidak direkomendasikan karena ef. Samping nya tinggi :
pusing, mual,muntah, dan kram perut.
• Ivermectin 200ug/kg 12mg dos. Tunggal terapi lini pertama dan berulang pada hari berikutnya.
Kontraindikasi: anak <5 tahun
• Albendazole 400mg/hariselama 3-7 hari atau 200 mg 2x1 selama 7 hari. (Lebih efektif, kerja cepat,
gatal menghilang dalam 3-5 hari, dan lesi kulit hilang setelah 6-7 hari pengobatan.)
PROGNOSIS
• Karakteristik dari penyakit ini self limiting disease
• Penyakit ini sebenarnya bersifat swasirna setelah 1-3 bulan.
• Migrasi dapat berlanjut selama berbulan-bulan
• Dapat terjadi gatal berat yang sering mengganggu tidur dan jika digaruk berisiko terjadi infeksi sekunder.
Pengobatan topikal atau sistemik menghasilkan tingkat kesembuhan mendekati 100%, Meskipun kekambuhan
dapat terjadi.
Quo ad vitam : bonam
Quo ad funtionam : bonam
Quo ad sanactionam : bonam
kesimpulan
• Cutaneus larva migrans merupakan isitilah yang digunakaan pada kelainan kulit berupa peradangan
berbentuk linier atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif, disebabkan oleh invasi larva cacing tambang
yang berasal dari feses anjing dan kucing.
• Umumnya terdapat di kaki, tangan, pantat dan alat kelamin. Pruritus lokal pada daerahinfeksi dan
munculnya papula pada situs infeksi merupakan ciri awal. Selanjutnya papul merah ini menjalar,
menyerupai benang berkelokkelok, polisiklik, serpinginosa, menimbul, dan membentuk terowongan
(burrow), mencapai panjang beberapa cm. Rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari.
• Karakteristik dari penyakit ini adalah self limiting disease, namun gatal yang hebat dan resiko dari infeksi
sekunder tidak menjamin adanya terapi. Terapi lini pertama ialah ivermectin 200 ug/kg, umumnya
diberikan sebagai dosis 12 mg tunggalatau albendazole 400 mg/hari selama 3-7 hari, merupakan
pengobatan yang efektif. Tiabendazole tidak direkomendasikan karena memiliki efek samping yang tinggi.
Dengan menambahkan thiabendazole topikal sebagai suspensi 10% atau krim 15% digunakan empat kali
sehari akan meringankan gatal dalam 3 hari, dan saluran menjadi tidak aktif dalam 1 minggu. Metronidazol
topikal juga telah dilaporkan efektif untuk pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
• Menaldi, sri linuwih SW dkk. Creeping eruption. Ilmupenyakit kulit dan kelamin edisi 7. Jakarta: badanpenerbit FKUI.Edisi 7; 2015; 141-42
• James, william D, et al. Andrew's diseases of the skin clinical dermatology. Canada: elsavier. 11st ed, 2011; 430-31
• Goldisth, lowell A. Et al.Helminthic infections, fitzpatrick's dermatology in general medicine. USA: mc graw hill. 8th ed; 2012; 3626, 3637-38
• Tekely, E., Et al. Cutaneous larva migrans syndrome: a case report.Postepdermalergol, 2003 ;xxx;119–21.
• Vega-lopez f, hay rj. Parasitic worms and protozoa. Burn T, breathnach S, cox N, griffiths C, eds. Rook's textbook of dermatoldy.. United
kingdom: wiley-blackwell publisher ltd; 8th ed; 2010; 37.18-19
• Habif, t. P., Et al.Skin disease: diagnosis and treatment. London: elsevier health sciences. 2011.
• Booij, m,et al.. Löffler syndrome caused by extensive cutaneous larva migrans: a case report and review of the literature. Dermatology online
journal, 16(10). 2010
• Nareswari S. Cutaneus larva migrans yang disebabkan cacing tambang. Bagian parasitologi, fakultas kedokteran, universitas lampung. 2015