Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUTORIAL

KASUS SITOSTATIKA

Kelompok 4

Nidi Halipah 10027121050


Rima Putu 10027121051
Gina Violita 10027121052
Femi Yulianti 10027121053
Ghina Nadhifah 10027121054
Ari Syahrul R 10027121055
Kasus

Laki-Laki : 45 tahun
● Diagnosa : Ca Lung
● BB : 47 kg TB : 165 cm
● Regimen : F A C (Doxorubicin, Cyclophosphamide,
● Hitung dosis ?
● Pelarut yang cocok ?
● Bagaimana preparasi obat sitostatika tersebut ?
● Kapan px harus datang ?
● Urutan-urutan pemberian obat ?
● Pemberian informasi obat (ESO, penyiapan dsb)
Perhitungan dosis

● Rumus Luas Permukaan Tubuh


BSA =√(𝐓𝐁 ×𝐁𝐁)/𝟑𝟔𝟎𝟎 = √(𝟏𝟔𝟓(𝐜𝐦) 𝐗 𝟒𝟕(𝐤𝐠))/𝟑𝟔𝟎𝟎 = 1,466 m2

● Cyclophospamide
Dosis = IV 50-100 mg/m2/hari = 1,466 x 50 = 73,3 mg/m²
Sediaan di pasaran 25 dan 50 mg, jadi 73,3/50 = 1,46 = 1,5 tablet

● Doxorubicyn
Dosis = 60-75 mg/m² IV q21Days = 1,466 x 60 = 87,9 mg/m²
Sediaan di pasaran 2mg/mL = 87,9/2 = 43,98 = 44 mL

● Vincristine
Dosis = 0,4-1,4 mg/m² = 1,466 x 0,4 = 0,5864 mg/m²
Sediaan di pasaran 1 mg/mL, jadi 0,5864/1 = 0,5864 = 0,5 mL
PEREAKSI OBAT
a. Penyiapan 7. Membuat label obat berdasarkan: nama pasien,
nomer rekam medis, ruang perawatan, dosis,
1. Memeriksa kelengkapan dokumen (formulir) cara pemberian, kondisi penyimpanan, tanggal
permintaan dengan prinsip 5 BENAR (benar pembuatan dan tanggal kadaluarsa campuran.
pasien, obat, dosis, rute dan waktu pemberian)
8. Membuat label pengiriman terdiri dari : nama
2. Memeriksa kondisi obat-obatan yang diterima pasien, nomer rekam medis, ruang perawatan,
(nama obat, jumlah, nomer batch, tgl jumlah paket. (contoh label pengiriman
kadaluarsa), serta melengkapi form permintaan.
9. Melengkapi dokumen pencampuran
3. Melakukan konfirmasi ulang kepada pengguna
jika ada yang tidak jelas/tidak lengkap. 10. Memasukkan alat kesehatan, label, dan obat-
obatan yang akan dilakukan pencampuran
4. Menghitung kesesuaian dosis. kedalam ruang steril melalui pass box (Depkes
RI, 2009)
5. Memilih jenis pelarut yang sesuai.

6. Menghitung volume pelarut yang digunakan.


b. Proses pencampuran sediaan sitostatika dilarutkan di atas meja BSC.

1) Memakai APD sesuai PROSEDUR TETAP 10) Melakukan pencampuran sediaan sitostatika secara
aseptis.

2) Mencuci tangan sesuai PROSEDUR TETAP


11) Memberi label yang sesuai pada setiap infus dan spuit
yang sudah berisi sediaan sitostatika
3) Menghidupkan biological safety cabinet (BSC) 5
menit sebelum digunakan.
12) Membungkus dengan kantong hitam atau aluminium
foil untuk obat-obat yang harus terlindung cahaya.
4) Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi BSC sesuai
PROSEDUR TETAP
13) Membuang semua bekas pencampuran obat kedalam
wadah pembuangan khusus yaitu kedalam kantong
5) Menyiapkan meja BSC dengan memberi alas sediaan
buangan berwarna ungu.
sitostatika.

14) Memasukan infus untuk spuit yang telah berisi


6) Menyiapkan tempat buangan sampah khusus bekas
sediaan sitostatika ke dalam wadah untuk
sediaan sitostatika.
pengiriman.

7) Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan


15) Mengeluarkan wadah untuk pengiriman yang telah
menyemprot alkohol 70%.
berisi sediaan jadi melalui pass box.

8) Mengambil alat kesehatan dan bahan obat dari pass


16) Menanggalkan APD sesuai prosedur tetap (Depkes RI,
box.
2009).

9) Meletakkan alat kesehatan dan bahan obat yang akan


KAPAN PASIEN HARUS DATANG
PEMBERIAN OBAT
● Pertama diberikan antiemesis untuk mengatasi efek samping mual muntah dari obat CMF
(Cyclophospamide = Moderat Emetik, Vincristin = Minimal Emetik, Doxorubicin = Low
Emetik), yaitu diberikan antagonis 5- HT3 (ondaserton) dan
dexamethasone. Dengan dosis :

■ Ondaserton 16-24 mg hari pertama

■ Dexamethasone 12 mg hari pertama

■ Dexamethasone 8 mg hari ke 2 dan 3


MEKANISME KERJA OBAT
a. Doxorubicin
Mekanisme Kerja Doxorubicin yaitu Penghambat topoisomerase II, Interkalasi DNA sehingga mengakibatkan
penghambatan sintesis DNA dan RNA, Pengikatan membran sel yang menyebabkan aliran dan transport ion, dan
Pembentukan radikal bebas semiquinolon dan radikal bebas oksigen melalui proses yang tergantung besi dan
proses reduktif yang diperantai oleh enzim

b. Cyclophospamide
Cyclophosphamide bekerja dengan cara merusak DNA sel kanker, sehingga menghentikan pertumbuhan sel
kanker. Obat ini juga bekerja dengan menekan sistem imun atau sistem kekebalan tubuh, sehingga bisa digunakan
sebagai obat imunosupresan dalam pengobatan sindrom nefrotik.
Metabolit mengganggu pertumbuhan sel ganas dengan menghubungkan DNA sel tumor; obat tidak memiliki
spesifisitas untuk setiap fase siklus sel; juga memiliki aktivitas imunosupresif yang kuat
c. Vincristine
Vincristine merupakan obat kanker yang bekerja dengan cara menangkal pertumbuhan sel kanker dan
memperlambat penyebarannya di dalam tubuh (drugs.com)
Bertindak dalam fase M & S dengan menghambat pembentukan mikrotubulus, menghambat sintesis
DNA/RNA
PEMBERIAN INFORMASI OBAT
a) Efek Samping Obat striae, penekanan reaksi terhadap tes kulit, kulit
tipis rapuh, penipisan rambut kulit kepala,
1) Ondansetron urtikaria, gangguan endokrin, stress, Distensi perut,
hepatomegali, peningkartan nafsu makn,
Sakit kepala (9-27%), Malaise/kelelahan (9-13%), pankreatitis, subkapsular posterior, penglihatan
Sembelit (6-11%), Hipoksia (9%), Mengantuk,(8%), kabur , cegukan, peningkatan atau penurunan
Diare (2-7%), Pusing(7%), Demam (2-8%), motilitas dan jumlah spermatozoa, malaise, wajah
Gangguan ginekologi (7%), Kecemasan (6%), bulan, penambahan berat badan (Medscape, 2022).
Retensi urin (5%), Pruritus (2-5%), Nyeri di tempat
suntikan (4%), Parestesia (2%) Sensasi dingin 3)Cyclophospamide
(2%), Hasil tes fungsi hati yang meningkat (1-5%),
Aritmia, bradikardia, Gastrointestinal: Mual dan Neutropenia, Demam, Mual muntah, Anoreksia,
muntah (Medscape, 2022). Ketidaknyamanan atau nyeri perut, Diare, Kolitis
hemoragik, Ulserasi mukosa mulut ,Penyakit
2) Dexamethason kuning, Alopecia, Ruam kulit Pigmentasi kulit dan
perubahan kuku, Sumsum tulang: mielosupresi
Reaksi anafilaktoid, anafilaksis, angioedema, (pansitopenia), Kardiovaskuler: disfungsi kardiak,
Bradikardia, Jerawat, dermatitis alergi, kulit kering Urogenital: Sistitis hemoragik (Medscape, 2022).
bersisik, ekimosis dan petekie, eritema, gangguan
penyembuhan luka, peningkatan keringat, ruam,
4. Doxorubicin
Alopesia (15%), Anoreksia (12%), Sembelit (12%), Diare (10%), Kardiomiopati (0,5-9%), Neutropenia (52%),
Anemia (52%), Leukopenia (42%), Pruritus (37%), Mual (37%), Stomatitis (37%), Kelelahan (33%), CHF
(30%), Trombositopenia (24%), Muntah (22%), Ruam (21%), Alopesia (15%), Anoreksia (12%), Fotosensitifitas,
Disritmia jantung, Kolitis nekrotikans, Myelosupresi, Hiperurisemia, urin merah, Hiperpigmentasi pada area yang
sebelumnya terpancar.
5. Vincristine
Neuropati perifer, Parestesia, Kehilangan sensorik, Nefropati, asam urat akut, Hilangnya refleks tendon dalam,
Hipertensi, Hipotensi, Mual, muntah, Sembelit, Ileus paralitik, Myelosupresi, Perubahan gaya berjalan, Sakit
rahang, aspermia, Amenore.
b. Penyimpanan
● Doxorubicin
Pada leaflet Methrotexate yang diproduksi oleh PT CKD OTTO Pharmaceuticals simpan di kulkas (2-8oC)
terlindung dari cahaya. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

● Cyclophospamide
pada leaflet Cyclophosphamide yang diproduksi oleh PT Fonko International Pharmaceuticals simpan pada suhu
di bawah 25oC

● Vincristine
Simpan di kulkas (2-8oC) terlindung dari cahaya. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
d. Informasi obat pada pasien
1. Ondansetron
● Mengurangi mual muntah saat/sesudah kemoterapi
● Diminum 30-60 menit sebelum kemoterapi
2. Dexamethason
● Mengurangi mual muntah saat/sesudah kemoterapi
● Diminum 30-60 menit sebelum kemoterapi

3. Vincristine

Perhatikan jika ada keluhan mual muntah, diare, stomatitis dan penurunan berat badan. Gunakan obat antiemetic 30
menit sebelum menggunakan obat. Ingatkan pasien agar tidak memulai, memberhentikan atau mengubah dosis
sendiri tanpa berkonsultasi dengan dokter.
4. Cyclophospamide
Perhatikan jika pasien mengalami mual atau muntah, Sakit kepala, Minum obat ini setelah 30 -
60 menit setelah konsumsi obat anti mual yaitu Ondansentron dan Dexamethasone. Ingatkan
pasien agar tidak memulai, memberhentikan, atau mengubah dosis sendiri tanpa berkonsultasi
dengan dokter.

5. Doxorubicin
Pasien dapat mengalami anemia, trombopenia, dan leukopenia. Ingatkan pasien agar tidak memulai,
memberhentikan, atau mengubah dosis sendiri tanpa berkonsultasi dengan dokter.
e. Interaksi
● Cyclophosphamide + Doxorubicin (Minor)
Doksorubisin dapat meningkatkan risiko sistitis hemoragik yang terkait dengan siklofosfamid. Data
hewan menunjukkan bahwa siklofosfamid dapat menurunkan pembentukan metabolit inaktif
doksorubisin. Relevansi klinis dari data ini tidak diketahui, dan diperlukan lebih banyak data.
● Doxorubicin + Vincristine (Minor)
Pemberian vincristine dan doxorubicin secara bersamaan dapat menyebabkan onset lebih awal
dan/atau peningkatan keparahan efek samping. Mekanismenya adalah penghambatan metabolisme
kedua obat oleh isoenzim sitokrom P-450 hati dalam subfamili CYP 3A. Signifikansi klinis dari
interaksi ini belum ditetapkan. Jika vincristine dan doxorubicin digunakan secara bersamaan,
disarankan untuk berhati-hati dan observasi ketat.
f. Monitoring

1. Doxorubicin

Liposomal doksorubisin dapat menyebabkan efek berbahaya pada jantung. jika pasien merasa sangat
lemah atau lelah, atau memiliki detak jantung yang cepat, sesak napas (bahkan dengan aktivitas ringan),
atau pembengkakan di pergelangan kaki atau kaki Anda.

2. Cyclophosphamid

Monitor keganasan sekunder Risiko gagal jantung Gagal jantung akut, sering terjadi dalam 1 sampai 10 hari
pengobatan, telah dilaporkan Penurunan subklinis pada LVEF hingga 50% kasus juga telah terlihat
Timbulnya gagal jantung biasanya sembuh dalam waktu 3 sampai 4 minggu; Namun, kematian yang
disebabkan oleh HF telah dilaporkan

3. Vincristine

Monitor kadar hematologi dari pasien apakah mengalami penurunan atau tidak.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai