STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL 29 Juli 2021 (SPO) dr. Carlos Dja’afara, M.Kes
Pemberian vaksinasi COVID-19 yang diberikan kepada tenaga
PENGERTIAN Kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang memberikan pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan berusia >18 Tahun. 1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19 2. Mencapai kekebalan kelompok ( Herd Immunity ) untuk mencegah dan melindungi kesehatan masyarakat pada umumnya TUJUAN dan seluruh karyawan RSU YARSI pada khususnya 3. Melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh 4. Menjaga produktifitas petugas yang bekerja di RSU YARSI pontianak
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur N0 : …./…./Y/RSU/AK-I/2021 tentang
Kebijakan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di RSU YARSI Pontianak Cara Pemberian Vaksinasi COVID-19 Dosis Pertama : 1. Sasaran vaksinasi wajib melakukan registrasi di Meja 1 2. Sasaran vaksin melakukan Skrining Anamnesa dan pemeriksaan fisik sederhana ( sesuai dengan panduan PAPDI ) oleh dokter dan perawat di meja 2 3. Jika dinyatakan layak untuk dilakukan vaksin, maka sasaran melakukan vaksin di meja 3 oleh vaksinator. 4. Sebelum melakukan penyuntikan vaksin, petugas harus PROSEDUR memperhatikan dan menerapkan prinsip penyuntikan yang aman 5. Vaksin COVID-19 diberikan secara Intramuscular ( IM ) 90° dibagian lengan kiri atas ( sesuai petunjuk cara penyuntikan IM ). 6. Cara pemberian Vaksin harus sesuai dengan jenis , dosis vaksin yang diberikan menurut ketentuan sebagai berikut : Vaksin Pfizer a. Diberikan sebanyak 2 dosis dengan jumlah 0,3ml per dosis dengan interval 21-28 hari. Langkah pencairan vaksin: a) Biarkan vial mencair di lemari es pada suhu 2-8ºC. b) Satu karton bisa menghabiskan waktu hingga 3 jam untuk mencair (vial yang sudah dicairkan dapat disimpan di lemari es hingga lima hari) atau diamkan vial pada suhu kamar (hingga 25ºC) selama 30 menit.
PEMBERIAN VAKSINASI COVID-19
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSU YARSI NO.058/VII/SPO/2021 0 1 dari 5 PONTIANAK
PROSEDUR a. Vaksin harus mencapai suhu kamar sebelum pelarutan
dilakukan dan harus segera dilarutkan dalam waktu 2 jam. b. Sebelum pelarutan, bolak-balikkan botol vaksin dengan hati- hati sebanyak 10 kali (jangan dikocok), lalu periksa cairan di dalam vial. c. Cairan tersebut berupa suspensi putih atau putih pudar dan mungkin mengandung partikel amorf putih atau putih pudar. d. Jangan gunakan jika cairan berubah warna atau jika partikel lain terlihat. e. Gunakan Natrium Klorida 0,9% USP steril untuk melakukan pengenceran. f. Gunakan teknik aseptik, tarik 1,8 ml pengencer ke dalam spuit pengencer (jarum ukuran 21 atau lebih sempit). g. Bersihkan tutup vial vaksin dengan usap antiseptik sekali pakai. h. Tambahkan 1,8 ml Natrium Klorida 0,9%, USP ke dalam vial vaksin. i. Setarakan tekanan vial sebelum mengeluarkan jarum dari vial dengan menarik 1,8 ml udara ke dalam spuit pengencer yang kosong. j. Bolak-balikkan botol vaksin dengan hati-hati sebanyak 10 kali (jangan dikocok), lalu periksa cairan di dalam vial. Cairan tersebut berupa suspensi putih atau putih pudar dan mungkin mengandung partikel amorf putih atau putih pudar. Jangan gunakan jika cairan berubah warna atau jika partikel lain terlihat. k. Catat tanggal dan jam pengenceran.