Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN INFEKSI RUMAH SAKIT YARSI PONTIANAK

PADA BULAN JANUARI 2018

A. Pendahuluan

Infeksi Rumah Sakit (IRS) merupakan masalah terutama di rumah sakit-rumah sakit
besar yang merawat pasien dengan beragam jenis penyakit. Pengendalian IRS merupakan
suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit. Pencegahan
kejadian IRS harus diupayakan sedapat mungkin, antara lain dengan menerapkan tindakan
asepsis dan membiasakan perilaku higienis pada petugas kesehatan serta pelaksanaan
surveilans.
Surveilans (IRS) sebagai salah satu program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
harus dilaksanakan untuk memantau mutu pelayanan. Data dasar infeksi rumah sakit yang
didapatkan dari hasil surveilans dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengukur
keberhasilan program PPI.

B. Tujuan Survey
1. Memperoleh data dasar.
2. Menilai standar mutu RS.
3. Menilai keberhasilan suatu program PPI.
C. Sasaran
1. Semua pasien rawat inap yang terpasang infus, kateter,
2. Semua pasien rawat inap dan poly yang dilakukan tindakan operasi
3. Hasil Surveilans HAIs dan Analisis

D. Ruang Lingkup
Seluruh area pelayanan rumah sakit umum Yarsi Pontianak ( unit rawat inap, Rawat
Jalan, ICU, OK )
E. Waktu pelaksanaan
Harian, bulanan, triwulan, semester, tahunan

F. Cara melaksanakan Kegiatan


Surveilans, audit, monitoring, kontroling
JENIS INFEKSI
PLEBHITIS terkait ISK Terkait IDO Terkait
NO
RUANGAN Pemasangan cateter urine
.
pemasangan IVL menetap tindakan operasi
N D ‰ TARGET N D ‰ TARGET N D ‰ TARGET
1 R. internis 0 766 0 0 163 0 0 0 0
R. Bedah +
poly
2 bedah,Obgyn 0 334 0 ≤5‰ 0 144 0 ≤ 4,7‰ 79 9 11,39 ≤ 2%
3 R. Anak 4 382 10,47 0 0 0 0 0 0
4 R. Kebidanan 0 115 0 31 0 0 8 0 0
5 R.ICU 0 49 0 0 49 0 0 49 0
G. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

TABEL ANGKA KEJADIAN HAIs DI RSU YARSI PONTIANAK BULAN JANUARI

TAHUN 2018

hasil surveilans HAIs RSU YARSI


bulan Januari 2018
12 11.39%
10.47‰
10
plebhitis
8
ISK
6 IDO
4
2
0 0 0 0 0 0 0 0
0
R. internis R. Bedah + R. Anak R. Kebidanan R.ICU
poly bedah

H. Analisa Data
Hasil analisa berdasarkan tabel dan grafik di atas adalah :
Infeksi daerah operasi (IDO) periode tahun 2017 dengan rata-rata capaian 3,80%,
angka IDO di bulan januari terjadi peningkatan yaitu dengan rata-rata nilai 6,33%
sehingga bisa dikatakan terjadi peningkatan 2x dibanding periode tahun 2017,
sedangkan angka plebhitis pada periode tahun 2017 dengan rata-rata nilai 7,9‰
sedangkan pada bulan januari 2018 terjadi peningkatan angka plebhitis dengan nilai
10,47‰, angka kejadian ISK pada periode sebelumnya tahun 2017 yaitu rata-rata
nilai 4,2‰ sedangkan pada januari 2018 terjadi penurunan yang signifikan yaitu 0‰.
Dari kesimpulan data di atas bahwa terjadi peningkatan yang signifikan untuk
angka kejadian IDO dan plebhitis sehingga masih di bawah target yang
ditetapkan sesuai dengan kamus indicator mutu pelayanan minimal RS yaitu
plebhitis ≤ 5 %, IDO ≤ 2%.

I. Rekomendasi

1. Melakukan audit ulang tentang penerapan bundles IDO di unit perawatan


bedah dan Instalasi Bedah Sentral (IBS).
2. Melakukan audit/ monitoring handhygiene semua personil pemberi
pelayanan di unit terkait
3. Melakukan audit lingkungan di unit terkait
4. Prinsip aseptik selalu diterapkan dalam tindakan dan perawatan pasien
operatif serta prosedur pelaksanaan pasien perioperativef harus lebih
diperhatikan dalam prinsip patien safety.

5. Melakukan audit penerapan tehnik aseptic dalam melakukan tindakan


invasive
6. Meningkatkan perhatian pada bundle IV line yaitu kebersihan tangan,
aseptik kulit saat insersi, pemilihan lokasi insersi, perawatan iv line.

J. Evaluasi
Jika sudah dilakukan audit kepatuhan petugas di semua unit terkait dan angka infeksi
masih tinggi dan dibawah target, lakukan evaluasi terkait SPO, lakukan edukasi
ulang terkait penerapan bundles HAIs, lakukan pembinaan terhadap petugas yang
masih tidak patuh.

Ditetapkan di Pontianak
Pada tanggal : 31 Januari, 2018

Mengetahui
Ketua Tim PPIRS
Pembuat laporan
IPCN

Dr.Agung Nugroho, SP.Pd Astuti Wiharniaty, S.Kep, Ners

Anda mungkin juga menyukai