Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN INFEKSI RUMAH SAKIT YARSI PONTIANAK

PADA BULAN APRIL 2018

A. Pendahuluan

Infeksi Rumah Sakit (IRS) merupakan masalah terutama di rumah sakit-rumah sakit
besar yang merawat pasien dengan beragam jenis penyakit. Pengendalian IRS merupakan
suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit. Pencegahan
kejadian IRS harus diupayakan sedapat mungkin, antara lain dengan menerapkan tindakan
asepsis dan membiasakan perilaku higienis pada petugas kesehatan serta pelaksanaan
surveilans.
Surveilans (IRS) sebagai salah satu program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
harus dilaksanakan untuk memantau mutu pelayanan. Data dasar infeksi rumah sakit yang
didapatkan dari hasil surveilans dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengukur keberhasilan
program PPI.

B. Tujuan Survey

1. Memperoleh data dasar.

2. Menilai standar mutu RS.

3. Menilai keberhasilan suatu program PPI.

C. Sasaran

1. Semua pasien rawat inap yang terpasang infus, kateter menetap,


2. Semua pasien rawat inap dan poly yang dilakukan tindakan operasi
3. Hasil Surveilans HAIs dan Analisis
D. Ruang Lingkup
Seluruh area pelayanan rumah sakit umum Yarsi Pontianak ( unit rawat inap, Rawat
Jalan, ICU, OK.
E. Waktu pelaksanaan
Harian, bulanan, triwulan, semester, tahunan
F. Cara melaksanakan Kegiatan
Surveilans, audit, monitoring, kontroling
G. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

TABEL ANGKA KEJADIAN HAIs DI RSU YARSI PONTIANAK BULAN APRIL

TAHUN 2018
JENIS INFEKSI

NO PLEBHITIS terkait ISK Terkait IDO Terkait


RUANGAN Pemasangan cateter urine
.
pemasangan IVL menetap tindakan operasi
N D ‰ TARGET N D ‰ TARGET N D ‰ TARGET
1 R. internis 0 626 0 0 91 0 0 0 0
R. Bedah + 15 8
2 poly bedah 0 345 0 0 7 0 2 0 0
≤5‰ ≤ 4,7‰ ≤2‰
3 R. Anak 1 375 2.66 0 0 0 0 0 0
4 R. Kebidanan 0 117 0 0 32 0 0 11 0
5 R.ICU 0 64 0 52 0 0 0 0

H. Analisa Data
Hasil analisa berdasarkan tabel dan grafik di atas adalah :
Data yang dikumpulkan dan dianalisa untuk mengetahui angka kejadian infeksi rumah
sakit di RSU YARSI Pontianak meliputi, Plebhitis pada pasien dengan pemasangan infus,
Infeksi Daerah Operasi (IDO), dan Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada pasien dengan
hasil
kateterisasi uretra), angkasurveilans
IDO mencapai HAIs RSUbulan
3,77% pada YARSI
ini, kemudian angka phlebitis
bulan
terjadi penurunan yang signifikan yaituApril 2018IRS IDO bulan januari tahun 2018
0‰. kejadian

3 secara umum terjadi penurunan angka


2.66 ‰ IRS pada pasien yang di rawat , tetapi masih di
2.5 bawah target yang ditetapkan yaitu target standar pelayanan minimal yang menetapkan
2 plebhitis ISK
angka IDO <2%, sedangkan angka plebhitis terjadi peningkatan mencapai 2.66‰,
1.5
dibanding bulan maret, sehingga target belum tercapai. Sedangkan angka kejadian
IDO IDO
1
0.5
0
R. internis R. Bedah + poly R. Anak R. Kebidanan R.ICU
bedah
pada bulab april terjadi penurunan menjadi 0% dan angka kejadian ISK 0‰ sehingga
target yang diinginkan tercapai.

I. Rekomendasi

1. Melakukan audit/ monitoring terhadap kepatuhan penerapan bundles HAIs


Plebhitis di unit ruang anak.
2. Melakukan audit/ monitoring SOP Pemasangan infus khususnya pada pasien anak
dari IGD sampai pasien di rawat di unit anak.
3. Melakukan audit/ monitoring handhygiene semua personil pemberi pelayanan di
unit terkait
4. Melakukan audit lingkungan di unit terkait.
5. Prinsip aseptik selalu diterapkan dalam tindakan dan perawatan pasien.
6. Melakukan audit penerapan tehnik aseptic dalam melakukan tindakan infasiv
seperti pemasangan infus.
7. Meningkatkan perhatian pada bundle IV line yaitu kebersihan tangan, aseptik kulit
saat insersi, pemilihan lokasi insersi, perawatan iv line.
8. Melakukan ICRA HAIs dengan menggunakan metode PDSA.

I. Evaluasi
Dari data yang telah dikumpulkan pada bulan Maret 2018. Bahwa angka IDO di RSU
YARSI Pontianak terjadi penurunan yang signifikan dan angka ISK pada bulan april 0‰,
sedangkan angka kejadian plebhitis terjadi peningkatan yang signifikan yaitu 2.66‰.
sehingga harus dilakukann prioritas audit/ monitoring terkait bundles HaIs terkait
plebhitis pemasangan infus pada pasien anak khususnya, tetapi pada dasarnya target
yang diinginkan tercapai, tetapi tindak lanjutnya yaitu ankga plebhitis harus
diprioritaskan agar terjadi penurunan hingga mencapai 0‰.

Ditetapkan di Pontianak
Pada tanggal : 3 Maret, 2018

Mengetahui
Pembuat laporan
Ketua Tim PPIRS
IPCN

Dr.Agung Nugroho, SP.Pd Astuti Wiharniaty, S.Kep, Ners

Anda mungkin juga menyukai