Anda di halaman 1dari 16

PENGANTAR TEORI INTELIGENSI

TIM DOSEN
HAKIKAT INTELIGENSI

Arnorld Buss: inteligensi


dipandang merupakan
sebagian dari kepribadian,
IQ ≠ Inteligensi
sedangkan temperamen
dipandang sebagai penentu
perbedaan individu.
• Dari sudut bawaan (nature), pada awal kehidupan seorang individu
dipandang hanya memiliki inteligensi umum, tidak berbeda-beda dan
bersifat plastis (luwes). Setelah terjadi interaksi dengan lingkungan,
inteligensi individu menjadi berbeda-beda. Piaget membuka rahasia tentang
proses diferensiasi, dimana dalam proses diferensiasi ini penggunaan
bahasa memainkan peran penting. Setelah individu tumbuh menjadi anak
yang matang, ia dikatakan menguasai (mastery) tugas-tugas yang berkaitan
dengan proses diferensiasi untuk membedakan. Selanjutnya, tumbuh rasa
ingin tahu (curiousity) untuk menguasai pengetahuan di segala bidang
sehingga individu mulai dapat menspesialisasikan berbagai hal.
DEFINISI INTELIGENSI
Wechsler mendefinisikan
inteligensi sebagai:
“Intelligence is the aggregate or
global capacity of the individual to
act purposefully, to think rationally,
and to deal effectively with this
environment”.
INTELIGENSI
BERSIFAT
GLOBAL

inteligensi mencirikan tingkah


laku individu sebagai
keseluruhan.
I N T E L I G E N S I M E R U PA K A N S E B U A H
A K U M U L A S I ( A G G R E G AT E

•Agregat disamakan dengan pembangkit, diesel. Wechler


menyamakan inteligensi dengan listrik, sebab kita tidak
dapat melihat listrik secara langsung. Tiga unsur utama
yang dapat diihat dari listrik adalah efek magnetisnya, efek
thermisnya, dan efek kimiawinya. Sama halnya seperti
inteligensi. Dengan mengukur kecakapan-kecakapan yang
tampak dari tingkah laku seseorang, maka kita akan dapat
mengukur inteligensi seseorang. Kita dapat membedakan
apakah tingkah laku seseorang termasuk inteligen atau
tidak.
inteligensi tidak sama dengan sekedar
penjumlahan dari kecakapan-kecakapan
ini. Artinya, inteligensi bukan sekedar
jumlah total dari kecakapan-kecakapan
ini, tapi bersifat melebur/inklusif.
WECHSLER MENGEMUKAKAN TIGA ALASAN
 Hasil dari perilaku inteligen bukan hanya merupakan suatu fungsi dari
sejumlah kecakapan atau kualitas kecakapan tersebut, tapi juga tergantung
pada konfigurasi kecakaan-kecakapan tersebut (cara kecakapan-kecakapan
tersebut dikombinasikan).
 Ada faktor-faktor selain kecakapan intelektual, misalnya dorongan (drive)
dan hadiah (incentive), yang melebur dengan perilaku inteligen.
 Karena tingkah laku inteligen mempersyaratkan berbagai derajat
kecakapan intelektual, maka kecakapan-kecakapan tertentu bisa saja
memberikan sumbangan yang kurang berarti terhadap perilaku sebagai
suatu keseluruhan.
L ATA R B E L A K A N G ST U D I
IN TE L IG E N SI
•Binetmenyusun masalah yang melibatkan
kemampuan penyesuaian mental. Untuk bisa
dimasukkan ke dalam konsepsi komponen inteligensi,
maka problema harus melibatkan :
• Kecenderungan untuk mencapai arah tertentu.
• Kecakapan membuat penyesuaian dalam
pelaksanaan dengan mengurangi hambatan untuk
mencapai tujuan.
• Kekuatan kritik pribadi.
”usia mental” sebagai dasar
untuk menentukan tingkat
berfungsinya mental anak.
TES BINET
SIMON
Binet memandang bahwa
selama masa kanak-kanak,
inteligensi bertambah sejalan
dengan pertambahan umur.
Mental Age
= Intelligence Quotient
Chronologial Age
atau :

MA
= IQ
CA

Konsep inteligensi Binet selanjutnya mendapat sumbangan


ISTILAH I Q

pemikiran dari William Stern tentang konsep IQ (Intelligence
Quotient), yang akhirnya memunculkan rumus untuk mencari
tingkat inteligensi seseorang dengan merasiokan umur mental
dengan umur kronologis, yang ditunjukkan dengan IQ.
Selanjutnya teori tentang IQ ini terkenal sampai sekarang dan
masih banyak digunakan oleh para ahli untuk mencari tingkat
inteligensi seseorang.
ARTI SKOR I Q
• Tes inteligensi mengukur kemampuan terutama tingkah laku yang
diharapkan oleh tes pada saat tes itu dilangsungkan. Dengan
demikian, jika orang berbicara tentang inteligensi individu, maka ia
menunjukkan skor tes seseorang (Ausubel dan Robinson, 1969).
PROBLEMA DALAM MENERAPKAN TES INTELIGENSI DAN IQ

Wechler Anastasi

• Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes- • Tak satu tes inteligensi pun dapat menunjukkan sebab-
tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan sebab kinerja seseorang.
demikian inteligensi tidak bisa diungkapkan hanya • Tes-tes inteligensi seharusnya digunakan tidak untuk
dengan satu faktor memberi label pada individu-individu, tetapi untuk
• Tes inteligensi mengukur inteligensi umum namun membantu memahami mereka. Untuk membawa orang
tes-tes itu tidak dapat mengukur apa yang dapat sampai pada tingkat maksimum fungsinya, kita harus
meningkatkan inteligensi orang. Tidak satu pun tes mulai dengan titik di mana mereka berada sekarang ini
yang mampu melakukan itu. • Inteligensi bukan kemampuan tunggal dan seragam,
• tes inteligensi tidak bisa digunakan untuk mengukur tetapi merupakan komposit dari berbagai fungsi
inteligensi secara penuh, tapi tes-tes itu hanya • Tes-tes inteligensi umum yang dirancang untuk
mengukur kecakapan yang mampu disusun dan digunakan bersama anak-anak usia sekolah atau orang
diketahui. Tes inteligensi memang dapat mengukur dewasa biasanya mengukur kemampuan-kemampuan
lebih dari sekedar kecakapan belajar atau penalaran verbal
atau bahkan intelektual umum
P R O B L E M A DA L A M M E N E R A P K A N T E S I N T E L I G E N S I DA N
IQ

Carl C Bringham Thurstone


• Tidak ada seorang pun individu yang sempurna • Kesalahan yang sering terjadi adalah bahwa IQ
dalam ”performance”. Pada penyelesaian mendasarkan pada asumsi bahwa ukuran IQ
persoalan hitungan, tugas mengingat digit memiliki unitas dasar fungsional
dijadikan sebagai ukuran tes inteligensi yang • Salah satu kelemahan IQ sebagai alat ukur
hasilnya dinyatakan dengan IQ, sementara yang
kemampuan mental anak adalah bahwa IQ tidak
diseleksi hanya item-itemnya saja.
mengatakan apapun kepada kita tentang jenis
tugas mental dan ruang lingkupnya.
• Kelemahan lain bahwa satu score dapat dengan
mudah ditentukan oleh sebuah rambu yang
permanen. Seolah-oleh IQ digunakan untuk
mengutarakan semua problem anak.
• Banyak kesulitan yang dialami
jika ingin mengukur inteligensi.
Misalnya, kita tidak tahu
seberapa banyak inteligensi kita
dari pembawaan dan berapa
banyak yang berasal dari
GABUNGAN pengaruh lingkungan
DARI BERBAGAI • Kesulitan lainnya dalam
SUMBER mengukur inteligensi adalah
berkaitan dengan validitas
• Penggunaan tes inteligensi
banyak melibatkan asumsi yang
menimbulkan salah interpretasi
yang serius
TERIMA KASIH

ADA PERTANYAAN?

Anda mungkin juga menyukai