2020
1706978761 1806204493
Nur Shafira Talitha Isnindya
Febrianti
IQ #1 EQ #2
SQ #3 FQ #4
NOV
2020
IQ #1
(Intelligence Quotient)
Intelligence
Wechsler mendefinisikan inteligensi sebagai: “Intelligence is the aggregate or global
capacity of the individual to act purposefully, to think rationally, and to deal
effectively with this environment”.
Awalnya, cara mengukur inteligensi berasal dari Alfred Binet (1905). meneliti baik anak yang
memiliki keterlambatan mental maupun anak yang normal untuk diidentifikasikan sebelum
mereka mengalami hambatan di sekolah. Binet merancang suatu ukuran untuk
mengidentifikasikan anak yang memiliki kemampuan tertentu di sekolah. Binet tidak memiliki
teori inteligensi tertentu, tetapi ia bekerja di bidang tes-tes yang menunjukkan sampel
tingkah laku anak dan membedakan kemampuan dari tingkat umur yang berbeda
Konsep inteligensi Binet selanjutnya mendapat sumbangan pemikiran dari William Stern
tentang konsep IQ (Intelligence Quotient), yang akhirnya memunculkan rumus untuk
mencari tingkat inteligensi seseorang dengan merasiokan umur mental dengan umur
kronologis, yang ditunjukkan dengan IQ.
Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient)
Kecerdasan intelektual adalah kemampuan potensial seseorang untuk
mempelajari sesuatu dengan menggunakan alat–alat berpikir (Azzet,
2010).
(Indayati, 2014)
Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Intelektual
Faktor Minat dan
Faktor pembawaan Pembawaan yang Khas
Faktor Faktor
Pembentukan kematangan
Faktor Kebebasan
(Iskandar, 2009)
MENGUKUR KECERDASAN INTELEKTUAL
Ukuran kecerdasan yang disesuaikan dengan umur.
Thus a 10-year-old child who does as well as the average 10-year-old child has an IQ of 100 (10 ÷ 10 ×
100), whereas an 8-year-old child who does as well as the average 10-year-old child would have an IQ of
125 (10 ÷ 8 × 100). Most modern intelligence tests are based on the relative position of a person’s score
among people of the same age, rather than on the basis of this formula, but the idea of an intelligence “ratio”
or “quotient” provides a good description of the score’s meaning.
Standardized on 2,200 people ranging from 16 to 90 years of age. It consists of 15 different tasks, each designed to assess
intelligence, including working memory, arithmetic ability, spatial ability, and general knowledge about the world. The WAIS-IV
yields scores on four domains: verbal, perceptual, working memory, and processing speed. The reliability of the test is high
(more than 0.95), and it shows substantial construct validity. The WAIS-IV is correlated highly with other IQ tests such as the
Stanford-Binet, as well as with criteria of academic and life success, including college grades, measures of work performance,
and occupational level. It also shows significant correlations with measures of everyday functioning among people with
intellectual disabilities. The Wechsler scale has also been adapted for preschool children in the form of the Wechsler Primary
and Preschool Scale of Intelligence-Fourth Edition (WPPSI-IV) and for older children and adolescents in the form of the
Wechsler Intelligence Scale for Children-Fifth Edition (WISC-V).
Bias:
Tes kecerdasan dan definisi psikologikal dari kecerdasan telah dikritisi sebagai hal yang bias sejak tahun
1970 karena bias dalam mendukung Anglo-Amerika, responden kelas menengah, dan alat yang yang
tidak memadai dalam mengukur kecerdasan jenis non akademik atau talent.
Kecerdasan berubah menurut pengalaman dan intelligence quotients atau scores tidak merefleksikan
kemampuan yang berubah. Apa yang dianggap pintar juga bervariasi secara budaya, dan kebanyakan tes
kecerdasan tidak memperhitungkan variasi ini.
Contoh, di bagian Barat, pintar di asosiasikan dengan cepat dimana orang yang menjawab dengan paling
cepat dinilai sebagai orang yang paling pintar. Tetapi, di beberapa kebudayaan, pintar diasosiasikan
dengan ide secara keseluruhan sebelum memberikan jawaban. but in some cultures being smart is
associated with considering an idea thoroughly before giving an answer. A well-thought out, contemplative
answer is the best answer.
EQ #2
(Emotional Quotient)
Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient)
EQ (Emotional Quotients) atau yang biasa dikenal dengan kecerdasan
emosional adalah sebuah kemampuan untuk mendengarkan bisikan emosi
dan menjadikannya sebagai sumber informasi untuk memahami diri sendiri
dan orang lain demi mencapai sebuah tujuan (Agustian, 2007). EQ
merupakan bagian yang lebih dalam dari otak neo-cortex yakni terdapat
pada lapisan lymbic system (lapisan tengah). Pada otak tengah ini terletak
pengendali emosi dan perasaan kita.
EQ pertama kali digagas oleh Daniel Goleman (Azzet, 2010). Menurut Daniel
Goleman, EQ merupakan kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri,
perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik dan
berhubungan dengan orang lain.
Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient)
(Azzet, 2010)
Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient)
(Mustofa, 2007)
Pengukuran Kecerdasan Emosional/ Emotional
Quotient (EQ)
Ability EI Trait EI
Mixed EI
ABILITY EI
● Pengukuran berbasis "kemampuan" sebagai tes yang menggunakan pertanyaan / item
yang sebanding dengan yang ditemukan dalam tes IQ (lihat Austin, 2010).
Mengharuskan partisipan memecahkan masalah terkait emosi yang memiliki jawaban
yang dianggap benar atau salah.
Contoh pertanyaan :
● Kelebihan :
a) Valid
Emosi apa yang mungkin dirasakan
b) Memberikan indikasi yang baik
seseorang. sebelum wawancara
tentang kemampuan individu untuk
kerja?
memahami emosi dan cara kerjanya
● Kekurangan :
a) Kesedihan
a) cenderung tidak memprediksi
b) Kegembiraan
perilaku khas serta ukuran berbasis
c) Gugup
sifat
d) semua hal di atas).
TRAIT EI/ Ukuran Sifat
Trait EI atau ukuran sifat lebih baik untuk digabungkan dengan ability EI
karena ukuran sifat IE cenderung mengukur perilaku tipikal daripada kinerja
maksimal, mereka cenderung memberikan prediksi yang baik tentang perilaku
aktual dalam berbagai situasi (Petrides dan Furnham, 2000).
Kelebihan : Cakupan :
04 05 06
The Situational Test of Emotional
Management (STEM) Emotional and Social
Bar-On Emotional Quotient competence Inventory
Inventory (EQ-i) The Situational Test of Emotional (ESCI)
Understanding (STEU)
NOV
2020
SQ #3
……………..
Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient)
Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan kecerdasan rohaniah yang menuntun
diri kita memungkinkan kita utuh. Kecerdasan spiritual berada pada bagian
yang paling dalam dari diri kita, terkait dengan kebijaksanaan yang berada
di atas ego (Sukmadinata, 2011).
Kecerdasan spiritual berasal dari dalam hati, menjadikan seseorang kreatif ketika
dihadapkan pada masalah pribadi, mencoba melihat makna yang terkandung di
dalamnya, serta menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan
kedamaian hati.
Indikasi atau Ciri Kecerdasan Spiritual
● Kemampuan bersikap fleksibel
● Derajat kesadaran diri yang tinggi
● Kecakapan untuk menghadapi penderitaan
● Kecakapan untuk menghadapi rasa takut
● Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai
● Enggan melakukan hal yang merugikan
● Kecenderungan melihat keterkaitan berbagai hal
● Pemimpin yang penuh pengabdian dan bertanggung jawab
Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient)
Transcendental
Awareness (TA)
Conscious State
Critical Expansion (CSE
Existential )
) Personal
Thinking (CET Meaning
Production
(PMP)
Kuisioner Kecerdasan Spiritual
(King, 2008)
Kuisioner Kecerdasan Spiritual
(King, 2008)
NOV
2020
FQ #4
…...
Financial Quotient
Menurut Robert T. Kiyosaki, kecerdasan finansial terbagi menjadi 5 'IQ
Keuangan' yaitu menghasilkan lebih banyak uang, melindungi uang,
menganggarkan uang, memanfaatkan uang, dan meningkatkan informasi
keuangan. Semua itu akan digunakan untuk meningkatkan keterampilan
manusia untuk merencanakan keuangan mereka (Suryanto, 2018).
Kecerdasan Keuangan (Financial Quotient atau FQ) adalah standar atau ukuran kepintaran yang
digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang mengatur dan mengelola keuangannya,
kepandaian untuk menghasilkan uang dan mengolah uang dan aset tersebut sehingga dapat
berlipat ganda secara maksimal dalam jangka waktu sesingkat mungkin, serta mempertahankan
aset tersebut. Semakin tinggi Kecerdasan Keuangan (Financial Quotient) seseorang, semakin mudah
untuk orang tersebut untuk menjadi KAYA, SANGAT KAYA, dan SUPER KAYA (meningkatkan jumlah
uang) (Financial Quotient Indonesia, 2017)
Mengukur Kecerdasan Finansial (Financial Quotient)
Khumairoh,2013
FQ = 0 artinya seluruh kebutuhan hidupnya masih murni FQ = 1,XX sampai 2 artinya bebas
tergantung pada orang lain belum mempunyai penghasilan finansial. Memiliki investasi yang
sama sekali. digunakan sebagai peno-pang biaya
FQ = 0,XX (nol komo) artinya proses menuju kedewasaan hidupnya dari hari ke hari. Otomatis
finansial sudah memiliki penghasilan namun belum mampu ada peningkatan dengan syarat yang
memenuhi semua pengeluarannya. bersangkutan tetap saja bergaya hidup
FQ = 1 artinya seseorang telah mampu memenuhi segala seperti sediakala. Sehingga tidak terjadi
kebutuhan secara mandiri dimana pendapatan = peningkatan arus keluar.
penerimaan = pengeluaran. Dikategorikan orang dalam
kondisi waspada karena membutuhkan sumber
penghasilan yang lebih besar apabila terjadi peningkatan
pengeluaran.
RESOURCES
● Akhmad Muhaimin Azzet, Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Bagi Anak, (Yogyakarta: Katahati, 2010)
● Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power, (Jakarta: Arga, 2007)
● Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
● Herlina, dkk. 2007. Psikodiagnostik IV Inteligensi. Available at:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/SYAHNUR/PD_IV/PD4-DIKTAT.pdf
● Improving Emotional Intelligence (EI). Available at :
https://www.helpguide.org/articles/mental-health/emotional-intelligence-eq.htm#:~:text=Emotional%20intellige
nce%20(otherwise%20known%20as,overcome%20challenges%20and%20defuse%20conflict
● Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2009)
● Khumairoh, N. S. (2013) Analisa investasi dengan Feasibility Study untuk meningkatkan Kecerdasan Finansial
pada Budi Daya Ikan di Sidoarjo | Khumairoh | DIE. Available at:
http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/die/article/view/215/56 (Accessed: 22 November 2020).
● King, D. B. (2008). The Spiritual Intelligence Self-Report Inventory (SISRI-24).
● Lally, M & French, S.V. 2019. 5.8: Measuring Intelligence - Standardization and the Intelligence Quotient. [Online].
Available at:
https://socialsci.libretexts.org/Bookshelves/Human_Development/Book%3A_Lifespan_Development_-_A_Ps
ychological_Perspective_(Lally_and_Valentine-French)/05%3A_Middle_and_Late_Childhood/5.08%3A_Meas
uring_Intelligence_-_Standardization_and_the_Intelligence_Quotient#:~:text=If%20we%20compare%20the%2
0mental,agechronological%20age%C3%97100. [Accessed 22 Nov. 2020].
RESOURCES
● Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan, (Jakarta: Populer Obor, 2003)
● Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Grafindo Persada, 2006)
● Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011)
● O'Connor, P. J., Hill, A., Kaya, M., & Martin, B. (2019). The Measurement of Emotional Intelligence: A
Critical Review of the Literature and Recommendations for Researchers and Practitioners. Frontiers in
psychology, 10, 1116. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2019.01116
● PT. Financial Quotient Indonesia. 2017. Available at: https://www.fqindo.com/firm
● Rahmawati, D. 2018. Available at: http://repo.iain-tulungagung.ac.id/8718/5/BAB%20II.pdf
● Retno Indayati, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2014)
● Suryanto, D., dkk. 2018. Developing Children’s Financial Quotient (FQ) Through the ‘Tangga Uang’
Educational Game. Available at:
https://knepublishing.com/index.php/KnE-Social/article/view/2838/6130
● Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000)
● Yasin Musthofa, EQ untuk Anak Usia Dini dalam Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Sketsa, 2007)
● Zohar, Danah, dan Marshall, Ian.2001. SQ: Memanfaatkan Kecerdasan SpiritualDalam Berfikir
Integralistik Dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan,Jakarta: Pustaka Mizan.
THANKS!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons from
Flaticon, and infographics & images by Freepik