Anda di halaman 1dari 38

NOV

2020

IQ, EQ, SQ,


DAN FQ
KELOMPOK 6
ANGGOTA KELOMPOK

1706978761 1806204493
Nur Shafira Talitha Isnindya
Febrianti

1706978572 1806204234 1706978862


Desma Leonada Rifda Amalia Ch Via Aulia
Agustina
TABLE OF CONTENTS

IQ #1 EQ #2

SQ #3 FQ #4
NOV
2020

IQ #1
(Intelligence Quotient)
Intelligence
Wechsler mendefinisikan inteligensi sebagai: “Intelligence is the aggregate or global
capacity of the individual to act purposefully, to think rationally, and to deal
effectively with this environment”.

Awalnya, cara mengukur inteligensi berasal dari Alfred Binet (1905). meneliti baik anak yang
memiliki keterlambatan mental maupun anak yang normal untuk diidentifikasikan sebelum
mereka mengalami hambatan di sekolah. Binet merancang suatu ukuran untuk
mengidentifikasikan anak yang memiliki kemampuan tertentu di sekolah. Binet tidak memiliki
teori inteligensi tertentu, tetapi ia bekerja di bidang tes-tes yang menunjukkan sampel
tingkah laku anak dan membedakan kemampuan dari tingkat umur yang berbeda

Konsep inteligensi Binet selanjutnya mendapat sumbangan pemikiran dari William Stern
tentang konsep IQ (Intelligence Quotient), yang akhirnya memunculkan rumus untuk
mencari tingkat inteligensi seseorang dengan merasiokan umur mental dengan umur
kronologis, yang ditunjukkan dengan IQ.
Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient)
Kecerdasan intelektual adalah kemampuan potensial seseorang untuk
mempelajari sesuatu dengan menggunakan alat–alat berpikir (Azzet,
2010).

Kecerdasan intelektual atau (IQ) merupakan kecerdasan dasar yang


berhubungan dengan proses kognitif, pembelajaran (kecerdasan
intelektual) cenderung menggunakan kemampuan matematis-logis dan
bahasa, pada umumnya hanya mengembangkan kemampuan kognitif
(menulis, membaca, menghafal, menghitung dan menjawab) (Djaali,
2008)
Kecerdasan intelektual muncul sejak dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat, sejak anak di dalam
kandungan (masa pranata) sampai tumbuh menjadi
dewasa (Azzet, 2010). Kecerdasan intelektual (inteligensi)
merupakan aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas seseorang dalam perolehan
pembelajaran (Azzet, 2010)

(IQ) tidak dapat dijadikan ukuran dalam menentukan


kesuksesan seseorang dalam hidup bermasyarakat.
Banyak orang yang memiliki IQ biasa namun dia
menjadi seseorang yang sukses, begitu juga
sebaliknya banyak orang yang memilki IQ tinggi
namun kalah dalam persaingan pekerjaan
Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient)

Ciri Kecerdasan Intelektual Fungsi Kecerdasan Intelektual


Intelegensi terdiri dari tujuh a. Mendapatkan pengetahuan
kemampuan mental primer baru
yang meliputi: b. Menyimpan pengetahuan
c. Memahami sesuatu dengan
a. Kemampuan spasial pemaknaan yang lebih
b. Kecepatan perseptual dalam
c. Penalaran numerik d. Meningkatkan pengetahuan
d. Makna verbal
e. Kelancaran kata (Syah, 2006)
f. Ingatan
g. Penalaran induktif

(Indayati, 2014)
Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Intelektual
Faktor Minat dan
Faktor pembawaan Pembawaan yang Khas

Faktor Faktor
Pembentukan kematangan

Faktor Kebebasan

(Iskandar, 2009)
MENGUKUR KECERDASAN INTELEKTUAL
Ukuran kecerdasan yang disesuaikan dengan umur.

Thus a 10-year-old child who does as well as the average 10-year-old child has an IQ of 100 (10 ÷ 10 ×
100), whereas an 8-year-old child who does as well as the average 10-year-old child would have an IQ of
125 (10 ÷ 8 × 100). Most modern intelligence tests are based on the relative position of a person’s score
among people of the same age, rather than on the basis of this formula, but the idea of an intelligence “ratio”
or “quotient” provides a good description of the score’s meaning.

Lally, M & French, S.V. 2019.


MENGUKUR KECERDASAN INTELEKTUAL
Wechsler Adult lntelligence Scale (WAIS)

WAIS is the most widely used intelligence test for adults


(Watkins, Campbell, Nieberding, & Hallmark, 1995).

Current version → the WAIS-IV

Standardized on 2,200 people ranging from 16 to 90 years of age. It consists of 15 different tasks, each designed to assess
intelligence, including working memory, arithmetic ability, spatial ability, and general knowledge about the world. The WAIS-IV
yields scores on four domains: verbal, perceptual, working memory, and processing speed. The reliability of the test is high
(more than 0.95), and it shows substantial construct validity. The WAIS-IV is correlated highly with other IQ tests such as the
Stanford-Binet, as well as with criteria of academic and life success, including college grades, measures of work performance,
and occupational level. It also shows significant correlations with measures of everyday functioning among people with
intellectual disabilities. The Wechsler scale has also been adapted for preschool children in the form of the Wechsler Primary
and Preschool Scale of Intelligence-Fourth Edition (WPPSI-IV) and for older children and adolescents in the form of the
Wechsler Intelligence Scale for Children-Fifth Edition (WISC-V).

Lally, M & French, S.V. 2019.


MENGUKUR KECERDASAN INTELEKTUAL
Wechsler Adult lntelligence Scale (WAIS)

Bias:
Tes kecerdasan dan definisi psikologikal dari kecerdasan telah dikritisi sebagai hal yang bias sejak tahun
1970 karena bias dalam mendukung Anglo-Amerika, responden kelas menengah, dan alat yang yang
tidak memadai dalam mengukur kecerdasan jenis non akademik atau talent.

Kecerdasan berubah menurut pengalaman dan intelligence quotients atau scores tidak merefleksikan
kemampuan yang berubah. Apa yang dianggap pintar juga bervariasi secara budaya, dan kebanyakan tes
kecerdasan tidak memperhitungkan variasi ini.

Contoh, di bagian Barat, pintar di asosiasikan dengan cepat dimana orang yang menjawab dengan paling
cepat dinilai sebagai orang yang paling pintar. Tetapi, di beberapa kebudayaan, pintar diasosiasikan
dengan ide secara keseluruhan sebelum memberikan jawaban. but in some cultures being smart is
associated with considering an idea thoroughly before giving an answer. A well-thought out, contemplative
answer is the best answer.

Lally, M & French, S.V. 2019.


NOV
2020

EQ #2
(Emotional Quotient)
Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient)
EQ (Emotional Quotients) atau yang biasa dikenal dengan kecerdasan
emosional adalah sebuah kemampuan untuk mendengarkan bisikan emosi
dan menjadikannya sebagai sumber informasi untuk memahami diri sendiri
dan orang lain demi mencapai sebuah tujuan (Agustian, 2007). EQ
merupakan bagian yang lebih dalam dari otak neo-cortex yakni terdapat
pada lapisan lymbic system (lapisan tengah). Pada otak tengah ini terletak
pengendali emosi dan perasaan kita.

EQ pertama kali digagas oleh Daniel Goleman (Azzet, 2010). Menurut Daniel
Goleman, EQ merupakan kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri,
perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik dan
berhubungan dengan orang lain.
Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient)

Indikasi dalam kecerdasan emosional Ciri pokok kecerdasan emosional


a. Kemampuan mengenali a. Kendali diri
emosi diri b. Empati
b. Kemampuan mengelola c. Pengaturan diri
emosi d. Motivasi
c. Kemampuan memotivasi e. Keterampilan sosial
diri
d. Kemampuan mengenali
emosi orang lain
e. Kemampuan membina
hubungan sosial

(Azzet, 2010)
Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient)

Fungsi Faktor yang Mempengaruhi


a. Orang yang memiliki kecerdasan emosi a. Keluarga
memiliki kemampuan untuk b. Lingkungan pendidikan
melepaskan diri dari suasana hati yang c. Masyarakat
tidak mengenakkan seperti marah,
khawatir dan kesedihan, tidak terjebak (Yusuf, 2000)
di dalam kecemasan dan depresi.
b. Orang yang mampu mengenali emosi
diri dan mengelolanya akan dapat
mengendalikan diri.
c. Kecerdasan emosi akan melahirkan
sikap empati

(Mustofa, 2007)
Pengukuran Kecerdasan Emosional/ Emotional
Quotient (EQ)

Ability EI Trait EI

Mixed EI
ABILITY EI
● Pengukuran berbasis "kemampuan" sebagai tes yang menggunakan pertanyaan / item
yang sebanding dengan yang ditemukan dalam tes IQ (lihat Austin, 2010).
Mengharuskan partisipan memecahkan masalah terkait emosi yang memiliki jawaban
yang dianggap benar atau salah.
Contoh pertanyaan :
● Kelebihan :
a) Valid
Emosi apa yang mungkin dirasakan
b) Memberikan indikasi yang baik
seseorang. sebelum wawancara
tentang kemampuan individu untuk
kerja?
memahami emosi dan cara kerjanya
● Kekurangan :
a) Kesedihan
a) cenderung tidak memprediksi
b) Kegembiraan
perilaku khas serta ukuran berbasis
c) Gugup
sifat
d) semua hal di atas).
TRAIT EI/ Ukuran Sifat

Trait EI atau ukuran sifat lebih baik untuk digabungkan dengan ability EI
karena ukuran sifat IE cenderung mengukur perilaku tipikal daripada kinerja
maksimal, mereka cenderung memberikan prediksi yang baik tentang perilaku
aktual dalam berbagai situasi (Petrides dan Furnham, 2000).

Pengembangan terbaru mengenai trait EI yang telah


menghubungkan ciri IE dengan berbagai sikap kerja seperti
kepuasan kerja dan komitmen organisasi (Miao et al., 2017),
Kinerja Kerja (O'Boyle et al., 2011).
MIXED EI
Mixed EI sebagian besar digunakan untuk merujuk pada kuesioner yang mengukur
kombinasi sifat, keterampilan sosial, dan kompetensi yang tumpang tindih dengan ukuran
kepribadian lainnya. Umumnya ukuran ini adalah self report, namun beberapa juga
menggunakan bentuk penilaian 360 derajat (laporan mandiri dikombinasikan dengan
beberapa laporan rekan dari supervisor, kolega dan bawahan. Contohnya, Bar-On,Scales
1997

Kelebihan : Cakupan :

● Dirancang untuk memprediksi dan ● perceiving emotions (in self and


meningkatkan kinerja di tempat kerja others)
● Fokus pada kompetensi
● regulating emotions in self
● Cenderung moderat dan setara dengan
ukuran berbasis sifat. ● regulating emotions in others
● strategically utilizing emotions
Emotional Intelligence Scales
01 02 03
Mayer-Salovey-Caruso Self-report Emotional Trait Emotional
Emotional Intelligence Intelligence Test (SREIT) Intelligence
Tests (MSCEIT) Questionnaire (TEIQue)

04 05 06
The Situational Test of Emotional
Management (STEM) Emotional and Social
Bar-On Emotional Quotient competence Inventory
Inventory (EQ-i) The Situational Test of Emotional (ESCI)
Understanding (STEU)
NOV
2020

SQ #3
……………..
Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient)
Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan kecerdasan rohaniah yang menuntun
diri kita memungkinkan kita utuh. Kecerdasan spiritual berada pada bagian
yang paling dalam dari diri kita, terkait dengan kebijaksanaan yang berada
di atas ego (Sukmadinata, 2011).

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang menyangkut fungsi jiwa sebagai


peran internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna
yang ada di balik sebuah kenyataan. (Azzet, 2010) Kecerdasan ini pertama kali
digagas oleh Danah Zohar dan Ian Marshall

Kecerdasan spiritual berasal dari dalam hati, menjadikan seseorang kreatif ketika
dihadapkan pada masalah pribadi, mencoba melihat makna yang terkandung di
dalamnya, serta menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan
kedamaian hati.
Indikasi atau Ciri Kecerdasan Spiritual
● Kemampuan bersikap fleksibel
● Derajat kesadaran diri yang tinggi
● Kecakapan untuk menghadapi penderitaan
● Kecakapan untuk menghadapi rasa takut
● Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai
● Enggan melakukan hal yang merugikan
● Kecenderungan melihat keterkaitan berbagai hal
● Pemimpin yang penuh pengabdian dan bertanggung jawab
Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient)

Fungsi Faktor yang Mempengaruhi


a. Dengan memiliki kecerdasan spiritual, a. Keberhasilan seseorang
seseorang dapat mengatasi masalah dalam mengembangkan
yang terjadi beberapa bagian dari dirinya
b. Dapat mengatasi kesedihan sendiri
c. Dapat memaknai setiap masalah yang b. Pendidikan yang diberikan
terjadi sebagai ujian yang diberikan oleh keluarga sejak kecil
Tuhan c. Lingkungan sekitar yang
dapat memberikan pengaruh
terhadap keadaan spiritual
seseorang.

(Satiadarma dan Waruwu, 2003)


Mengukur Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient)
1. Kesadaran Diri
2. Spontanitas, termotivasi secara internal
3. Melihat kehidupan dari visi dan
berdasrkan nilai-nilai fundamental
Zohar, 2001 4. Holistik, melihat sistem dan universalitas
5. Kasih sayang (rasa berkomunitas, rasa
mengikuti aliran kehidupan)
mengidentifikasikan
6. Menghargai keragaman
sepuluh kriteria
7. Mandiri, teguh melawan mayoritas
mengukur kecerdasan
Spiritual seseorang 8. Mempertanyakan secara mendasar
9. Menata kembali dalam gambaran besar
10. Teguh dalam kesulitan
Mengukur Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient)
King, 2008

Transcendental
Awareness (TA)
Conscious State
Critical Expansion (CSE
Existential )
) Personal
Thinking (CET Meaning
Production
(PMP)
Kuisioner Kecerdasan Spiritual
(King, 2008)
Kuisioner Kecerdasan Spiritual
(King, 2008)
NOV
2020

FQ #4
…...
Financial Quotient
Menurut Robert T. Kiyosaki, kecerdasan finansial terbagi menjadi 5 'IQ
Keuangan' yaitu menghasilkan lebih banyak uang, melindungi uang,
menganggarkan uang, memanfaatkan uang, dan meningkatkan informasi
keuangan. Semua itu akan digunakan untuk meningkatkan keterampilan
manusia untuk merencanakan keuangan mereka (Suryanto, 2018).

Kecerdasan Keuangan (Financial Quotient atau FQ) adalah standar atau ukuran kepintaran yang
digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang mengatur dan mengelola keuangannya,
kepandaian untuk menghasilkan uang dan mengolah uang dan aset tersebut sehingga dapat
berlipat ganda secara maksimal dalam jangka waktu sesingkat mungkin, serta mempertahankan
aset tersebut. Semakin tinggi Kecerdasan Keuangan (Financial Quotient) seseorang, semakin mudah
untuk orang tersebut untuk menjadi KAYA, SANGAT KAYA, dan SUPER KAYA (meningkatkan jumlah
uang) (Financial Quotient Indonesia, 2017)
Mengukur Kecerdasan Finansial (Financial Quotient)
Khumairoh,2013

Aliran Kas Masu k


k Aliran Kas Masu Aliran Kas Kelua
Murni r
Aliran Kas Masuk
Aliran kas yang masuk dalam satu periode tertentu berasal
dari sumber penghasilan

1. Gaji (aliran kas masuk gaji / AKMG)

2. Investasi (aliran kas masuk investasi / AKMI)

3. Subsidi (aliran kas masuk subsidi / AKMS)


Aliran Kas Masuk Murni
Aliran kas masuk yang diterima seseorang setelah dikurangi subsidi
(bukan kemampuan murni karena ada peran orang lain) dan AKMC

1. Aliran kas masuk terpuji (AKMP) yaitu kas yang masuk


baik dari gaji, investasi maupun subsidi

2. Aliran kas masuk tercela (AKMC) yaitu kas yang masuk


yang berasal karena melanggar norma agama dan hukum
yang berlaku

AKMM = AKM – AKMS – AKMC


Aliran Kas Keluar
jumlah uang yang keluar dalam satu periode tertentu

AKMM ≤ AKK FQ = AKMM : AKK AKMM > AKK FQ = AKMI : AKK + 1

FQ = 0 artinya seluruh kebutuhan hidupnya masih murni FQ = 1,XX sampai 2 artinya bebas
tergantung pada orang lain belum mempunyai penghasilan finansial. Memiliki investasi yang
sama sekali. digunakan sebagai peno-pang biaya
FQ = 0,XX (nol komo) artinya proses menuju kedewasaan hidupnya dari hari ke hari. Otomatis
finansial sudah memiliki penghasilan namun belum mampu ada peningkatan dengan syarat yang
memenuhi semua pengeluarannya. bersangkutan tetap saja bergaya hidup
FQ = 1 artinya seseorang telah mampu memenuhi segala seperti sediakala. Sehingga tidak terjadi
kebutuhan secara mandiri dimana pendapatan = peningkatan arus keluar.
penerimaan = pengeluaran. Dikategorikan orang dalam
kondisi waspada karena membutuhkan sumber
penghasilan yang lebih besar apabila terjadi peningkatan
pengeluaran.
RESOURCES
● Akhmad Muhaimin Azzet, Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Bagi Anak, (Yogyakarta: Katahati, 2010)
● Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power, (Jakarta: Arga, 2007)
● Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
● Herlina, dkk. 2007. Psikodiagnostik IV Inteligensi. Available at:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/SYAHNUR/PD_IV/PD4-DIKTAT.pdf
● Improving Emotional Intelligence (EI). Available at :
https://www.helpguide.org/articles/mental-health/emotional-intelligence-eq.htm#:~:text=Emotional%20intellige
nce%20(otherwise%20known%20as,overcome%20challenges%20and%20defuse%20conflict
● Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2009)
● Khumairoh, N. S. (2013) Analisa investasi dengan Feasibility Study untuk meningkatkan Kecerdasan Finansial
pada Budi Daya Ikan di Sidoarjo | Khumairoh | DIE. Available at:
http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/die/article/view/215/56 (Accessed: 22 November 2020).
● King, D. B. (2008). The Spiritual Intelligence Self-Report Inventory (SISRI-24).
● Lally, M & French, S.V. 2019. 5.8: Measuring Intelligence - Standardization and the Intelligence Quotient. [Online].
Available at:
https://socialsci.libretexts.org/Bookshelves/Human_Development/Book%3A_Lifespan_Development_-_A_Ps
ychological_Perspective_(Lally_and_Valentine-French)/05%3A_Middle_and_Late_Childhood/5.08%3A_Meas
uring_Intelligence_-_Standardization_and_the_Intelligence_Quotient#:~:text=If%20we%20compare%20the%2
0mental,agechronological%20age%C3%97100. [Accessed 22 Nov. 2020].
RESOURCES
● Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan, (Jakarta: Populer Obor, 2003)
● Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Grafindo Persada, 2006)
● Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011)
● O'Connor, P. J., Hill, A., Kaya, M., & Martin, B. (2019). The Measurement of Emotional Intelligence: A
Critical Review of the Literature and Recommendations for Researchers and Practitioners. Frontiers in
psychology, 10, 1116. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2019.01116
● PT. Financial Quotient Indonesia. 2017. Available at: https://www.fqindo.com/firm
● Rahmawati, D. 2018. Available at: http://repo.iain-tulungagung.ac.id/8718/5/BAB%20II.pdf
● Retno Indayati, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2014)
● Suryanto, D., dkk. 2018. Developing Children’s Financial Quotient (FQ) Through the ‘Tangga Uang’
Educational Game. Available at:
https://knepublishing.com/index.php/KnE-Social/article/view/2838/6130
● Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000)
● Yasin Musthofa, EQ untuk Anak Usia Dini dalam Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Sketsa, 2007)
● Zohar, Danah, dan Marshall, Ian.2001. SQ: Memanfaatkan Kecerdasan SpiritualDalam Berfikir
Integralistik Dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan,Jakarta: Pustaka Mizan.
THANKS!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons from
Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai