Anda di halaman 1dari 22

PENGUATAN KELEMBAGAAN

PESANTREN RAMAH SANTRI


DI KABUPATEN BONDOWOSO
BUKA DATA

KEKERASAN FISIK, PSIKIS, SEKSUAL TERHADAP ANAK DI SATUAN PENDIDIKAN BERBASIS


AGAMA (SUMBER DATA KPAI)
BERDASARKAN DATA KOMNAS PEREMPUAN, KASUS KEKERASAN SEKSUAL DI
PESANTREN MENEMPATI URUTAN KEDUA SETELAH PT DI LINGKUNGAN
PENDIDIKAN
BERDASARKAN DATA...

• Kekerasan fisik maupun seksual di lembaga pendidikan berasrama berbasis


agama benar-benar ada, dan menga;lami tren kenaikan, terutama kekerasan
seksual.

• Kekerasan itu terjadi di lembaga pendidikan berbasis agama dari semua agama,
meskipun agama Islam menduduki peringkat tertinggi sebagaimana populasi
penduduk Indonesia.

• Kekerasan seksual di pesantren menduduki peringkat kedua setelah perguruan


tinggi (data Komnas Perempuan).

• Korban kekerasan seksual di satuan pendidikan berbasis agama adalah laki-laki


dan perempuan, di mana perempuan lebih banyak.
GERAK BERSAMA UNTUK
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN
PESANTREN YANG RAMAH SANTRI
DASAR REGULASI MENDORONG
PESANTREN RAMAH ANAK
INDIKATOR PESANTREN RAMAH ANAK
• KEPENGASUHAN DAN KEMUSYRIFAN
• KURIKULUM DANPROSES PEMBELAJARAN
• SARANA DAN PRASARANA
• PELAYANAN UMUM

PRINSIP PESANTREN RAMAH ANAK


• TIDAK ADA DISKRIMINASI
• ORIENTASI PADA KEPENTINGAN TERBAIK ANAK
• HAK PERKEMBANGAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP
• PARTISIPASI AKTIF ATAU MENDENGARKAN SUARA ANAK
• TIDAK ADA KEKERASAANA
CAKUPAN
IMPLEMENTASI
PESANTREN
RAMAH SANTRI
• Membuat anak lebih siap belajar,
• Memperkaya pengalaman belajar,
• Meningkatkan prestasi belajar,
• Menyalurkan bakat minat dan hobi secara optimal,
• Memiliki ruang aktualisasi potensi diri dengan leluasa,
• Terpenuhi kebutuhan gizinya,
• Terbebas dari ketakutan, tekanan dan ancaman
• Bisa menyalurkan aspirasi, suara, pendapat, keinginan,
dan kebutuhannya di pesantren,
• Serta menjadi tempat menempuh pendidikan dan tumbuh
kembang baik secara psikologis, akademis, dan juga
fisiologis yang aman, nyaman, dan menyenangkan.
IMPLEMENTASI
PESANTREN
RAMAH SANTRI
• PENGASUHAN DAN KEMUSYRIFAN
• KURIKULUM
• SARANA PRASARANA
• PELAYANAN UMUM
• PERATURAN DAN SANKSI
DASAR REGULASI PENGASUHAN
LANJUTAN
SARANA PRASARANA RAMAH SANTRI
SARANA PRASARANA
• Gedung Pesantren • Halaman, kebun, atau taman
• Pondok atau asrama • Jalan/ Akses Menuju Pesantren
• Kantor • Sanitasi dan Air Bersih
• Ruang belajar mengajar • Instalasi Listrik
• Ruang pengaduan • Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
• Mushollah/masjid • Toilet
• Perpustakaan • Sirkulasi Udara
• Klinik • Sarana Komunikasi
• Tempat Makan
• Dapur dan Kantin


Tempat bermain
Ruang pengembangan bakat minat santri
DENGAN
• Letak geografis
MEMPERHATIKAN
• Aksesibilitas untuk Jalur Transportasi
• Fasilitas Keamanan dan pencegahan Penyakit Menular
• Toilet yang ramah terhadap anak
URGENSI RUANG PENGADUAN DI PESANTREN

• Ruang pengaduan penting untuk dimiliki disetiap pesantren agar santri dapat menyalurkan aspirasi dan
permasalahannya dengan menggunakan prinsip pelayanan pengaduan yang berbasis kepentingan terbaik
anak.
• Ruang pengaduan harus dapat melayani beberapa hal berikut:
• Pengaduan Kekerasan
• Penyalahgunaan wewenang;
• Layanan pendidikan dan pengajaran, kesehatan, ibadah, kebutuhan
dasar,dan kebutuhan informasi atau masalah lainnya.
• Administrasi;

• Untuk Mendukung Pelayanan pengaduan maka ruang pengaduan dapat menyediakan


• Menyediakan petugas administrasi yang menangani pengaduan
• Menyediakan ruang yang terpisah dengan ruang lain;
• Telephon;
• Email;
• Meja dan bangku petugas;
• Meja dan bangku tamu;
• Listrik;
• Pencahayaan yang cukup.
PELAYANAN UMUM
Implementasi Pesantren Ramah Anak dalam layanan umum di pesantren mencakup;

• Visi, misi, dan nilai pesantren berorientasi pada peningkatan kualitas santri secara holistik
dengan memperhatikan pemenuhan hak-hak anak dalam mewujudkannya.
• Memfasilitasi kelas, asrama atau pondok, kantor, dan lingkungan pesantren yang sesuai dengan
rasio jumlah santri.
• Memberikan pelayanan yang ramah (rahmah), mudah (taysir), melindungi, dan nondiskriminasi
(adil) kepada santri dalam berkomunikasi dan berkonsultasi.
• Menjalankan fungsi pelayanan administrasi dengan baik, dan dipatuhi oleh seluruh elemen
pesantren untuk optimalisasi pencapaian proses pembelajaran.
• Meningkatkan instrumen-instrumen manajemen, seperti perencanaan, pelaksanaan,
pengontrolan (evaluasi) dan pengawasan dalam seluruh kegiatan proses pendidikan.
• Meningkatkan standar pengelolaan pesantren berbasis kemandirian, kemitraan (ta'awun),
partisipasi, keterbukaan (tabayyun), profesional, dan akuntabilitas (amanah).
• Memberikan pengawasan kepada pelaksanaan kewajiban tenaga pendidik dan komersialisasi
perangkat pendidikan di pesantren, agar tidak berpengaruh pada nilai peserta didik.
• Mengadakan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi seluruh santri. Misalnya imunisasi,
vaksin, pemeriksaan kesehatan berkala, pemantauan pertumbuhan, donor darah, dll.
• Memastikan para pendidik dan tenaga kependidikan pesantren lainnya mendapatkan
kesejahteraan dan fasilitas kesehatan yang layak agar optimal dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya.
• Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap kualitas penyelenggaraan pendidikan
di pesantren.
• Meningkatkan pelibatan peserta didik atau santri (fungsi peer conselor/peer educator) dalam
menangani berbagai tantangan pengasuhar dan pergaulan di pesantren.
• Menghindari tindakan kekerasan dalam penanganan masalah pelanggaran peraturan pesantren.
• Senantiasa memberikan nasihat yang menyentuh hati anak dengan reward dan punishment
(penghargaan dan konskuensi logis atas kesalahan).
• Bekerjasama dengan pihak keluarga, pemerintah, dan pihak berwajib dalam menyelesaikan
masalah anak yang berat.
• Melakukan evaluasi secara berkala terhadap materi dan pelaksanaan peraturan.
SANKSI DAN PERATURAN,
PERLUKAH?
Perlu, dengan memperhatikan pemberian sanksi yang memuat prinsip taubat
dan restorative justice :
• Istighfar
• Menyesali perbuatannya.
• Meminta maaf kepada korban
• Berjanji tidak mengulangi apapun tindak kejahatan atau kekerasan
seksual.
• Memulihkan korban.
• Menjalani sanksi yang ditetapkan sesuai peraturan. (misalnya
membacakan janjinya di hadapan teman-teman, menjalankan kerja sosial,
kebersihan, dll)
SANKSI DAN PERATURAN,
PERLUKAH?
• Sanksi yang diterapkan tidak menghilangkan hak pendidikan, meskipun bisa
dipindahkan ke tempat lain
• Sanksi adalah konsekuensi pelanggaran, bukan balas dendam, bukan penyiksaan.
• Sanksi adalah ta’dib/proses membuat beradab ‫ ) )تاءديب‬bukan ta’dzib/penyiksaan
(‫) تعذزيب‬
• Sanksi harus membina, bukan membinasakan
• Sanksi harus membuat anak jera, bukan menjadikannya masuk penjara
• Sanksi harus membuat anak sadar, bukan membuatnya modar
• Sanksi tidak boleh menghilangkan hak pendidikan, menghilangkan hak dasar untuk
tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikis, intelektual, emosional, maupun
spiritual.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai