Anda di halaman 1dari 19

Pendidikan Kesehatan

Reproduksi di SMP

Dr Sandeep Nanwani
MMSC
Isi sesi hari ini

• Konsep dasar pendidikan kesehatan


reproduksi
• Pendidikan Kesehatan Reproduksi
dalam UKS
DATA DARI PENELITIAN
GEAS

Anak laki-laki melaporkan


Remaja – khususnya perempuan – Setengah dari responden GEAS telah kenyamanan tubuh yang lebih tinggi
mempunyai pengetahuan yang rendah mengalami tiga atau lebih pengalaman dibandingkan anak perempuan:
tentang kesehatan seksual dan masa kecil dengan kekerasan, 63,8%dari anak laki-laki melaporkan
reproduksi menunjukkan adanya paparan trauma bahwa mereka merasa puas dengan
yang signifikan. tubuh mereka, dibandingkan 47,5%
anak perempuan.
Kesehatan reproduksi sebagai keadaan sehat secara
fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata
terbebas dari penyakit atau kecacatan yang
berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses
reproduksi.

Pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah adalah


proses pengajaran dan pembelajaran berbasis
kurikulum yang mencakup aspek kognitif, emosional, fisik dan
sosial dari kesehatan reproduksi.
Mewujudkan kesehatan, kesejahteraan, dan martabat
merekapengajaran yang ampuh.

Mengembangkan hubungan sosial dan seksual yang


saling menghargai

Tujuan pendidikan kesehatan reproduksi yang


komprehensif adalah untuk membekali anak- Mempertimbangkan bagaimana pilihan mereka
anak dan remaja dengan informasi yang mempengaruhi kesejahteraan mereka dan orang lain
akurat, mengembangkan keterampilan (life
skills), membentuk sikap dan nilai-nilai
positif yang akan memberdayakan mereka
untuk Memahami dan memastikan perlindungan atas hak mereka
sepanjang hidup mereka
• Mengenal Diri
• Hubungan dengan orang lain
• Pertumbuhan dan perkembangan
• Masalah kesehatan reproduksi
• Gender dan Perlindungan dari kekerasan
• TIK dan kesehatan reproduksi
• Dukungan dan layanan
RUANG
LINGKUP
• Berdasarkan fakta ilmiah
• Bertahap
• Sesuai umur dan tumbuh kembang
• Berdasarkan hak asasi manusia
• Transformatif
Prinsip • Berdasarkan nilai kesetaraan gender
pendidikan
kesehatan
reproduksi
Dalam upaya mendukung remaja agar mampu dan berdaya, mereka harus memiliki keterampilan hidup baik
secara personal maupun sosial. Dalam pendidikan kesehatan reproduksi, keterampilan hidup penting untuk
diajarkan kepada peserta didik.
Pembinaan lingkungan sehat
Pendidikan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
Intrakurikuler
Penjaringan kesehatan Kawasan tanpa pornografi*
Kokurikuler Konselor sebaya Sekolah ramah anak*
Ekstrakurikuler Penanganan dan rujukan
Layanan BK
Pendidikan Kesehatan

PIK R
Intergasi kesehatan penugasan atau pekerjaan rumah
reproduksi di dalam ataupun Konselor sebaya

diversivikasi kurikulm tindakan lainnya yang berhubungan Duta Kesehatan reproduksi

dengan materi intrakurikuler yang Pramuka

IPA,Pendidikan Jasmani dan harus


Kesehatan diselesaikan oleh peserta didik

Intrakurikuler kokurikuler Extrakurikuler


Praktik Baik : Layanan BK sebagai platform
pendidikan kesehatan reproduksi

• Konseling individual
• Konseling kelompok
• Bimbingan kelompok
• Bimbingan klasikal
• Bimbingan kelas besar atau lintas kelas
• Konsultasi
• Kolaborasi dengan guru
• Kolaborasi dengan orangtua
• Kolaborasi dengan ahli lain
• Kolaborasi dengan lembaga lain
• Pengembangan media BK
• Pengelolaan kotak masalah
Pemebelajaran aktif
• Proses berpusat pada peserta didik
• Guru berperan sebagai fasilitator dan bukan satu-satunya sumber informasi
• Fokus pada proses dan hasil
• Fleksibel dan interaktif, terjadi komunikasi dua arah
• Peserta didik didorong untuk aktif berpartisipasi dalam proses belajar dengan
memberikan kesempatan untuk bertanya, berdiskusi, mendemonstrasikan sesuatu, dan
mengemukakan pendapatnya sendiri.
• Peserta didik merefleksikan pengalaman dan merencanakan perilaku yang akan
dilakukan dari proses pembelajaran
Kunci Keberhasilan Pendidikan Kespro

Bahasa yang
Suasana Aman
sederhana

Terbuka dan eksploratif


Aplikatif
Layanan Kesehatan
• Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Tips Membangun • Perhatikan penggunaan kata “kamu dan ”saya” lebih baik
pakai “saya kecewa bila ada peserta didik tidak paham”
Komunikasi yang Efektif dari pada “kamu sangat bodoh”.
• Hindari kata-kata yang terkesan menyalahkan peserta
antara didik.
• Jadilah pendengar yang baik.
Guru dan Peserta Didik • Perhatikan komunikasi non verbal.

dalam Penanganan • Tanamkan sikap pengendalian diri.


• Makna dari pesan harus jelas.
Masalah
Kunci keberhasilan dari segi manajemen

• Kerja sama lintas sektor melalui TP UKS


• Pendekatan seluruh sekolah - melalui tim Pelaksana UKS
• Peningkatan kapasitas dan mentoring
• Pelibatan peserta didik secara aktif
• Cara menjawab pertanyaan
seputar seks ?
• Cara membicarakan dorongan
seksual dengan remaja ?
dr. Sandeep Nanwani MMSC
+6285959867116
nanwani@unfpa.org

Anda mungkin juga menyukai