CHAPTER II :
SISTEM PENYIMPANAN ARSIP
ROHMAH, K
DEFINISI
ADALAH METODE ATAU CARA YANG
DIGUNAKAN ORGANISASI ATAU
PERUSAHAAN DALAM MELAKUKAN
PENYIMPANAN ARSIP, SISTEM DASAR ATAU
SISTEM MURNI ADA 5 SISEM.
PADA PENERAPANNYA AKAN
DIGABUNGKAN BEBERAPA SISTEM MURNI
MENJADI SUB SISTEM BARU, HAL INI
DILAKUKAN UNTUK MEMUDAHKAN
PENCARIAN KEMBALI ARSIP
SISTEM PENYIMPANAN ARSIP
A.2. Pengangkatan
A.3. Mutasi
B.2. Pajak
B.3. Tunjangan
SISTEM TANGGAL (CHRONOLOGICAL
FILING)
Sistem kronolgis adalah sistem penyimpanan
dan penemuan kembali arsip berdasarkan tanggal,
bulan dan tahun arsip tersebut dibuat.
Dalam system penyimpanan berdasarkan
tanggal ini surat atau berkas disimpan berdasarkan
tanggal.
Daftar klasifikasi dilakukan atas subyek, sub
subyek, dan sub-sub subyek yang ditetapkan
berdasarkan tangal surat/arsip itu dibuat sehingga
subyek diambil dari tahun (dijadikan kode laci atau
ordner), sub subyek diambil dari bulan (dijadikan
kode guide) dan sub-sub subyek diambil dari tanggal
(dijadikan kode folder).
LANGKAH-LANGKAH PENYIMPANAN
ARSIP DENGAN SISTEM TANGGAL :
1. Memeriksa tanda pelepas/menyortir
Memeriksa tanda bahwa warkat atau surat sudah selesai diproses
dan sudah diberi tanda untuk disimpan atau release mark.
2. Mencatat warkat/ surat ke dalam buku arsip
Pencatatan agenda surat masuk dan agenda surat keluar
3. Mengindeks
Mengindeks surat diambil dari tanggal surat untuk menentukan
kode dan tempat penyimpanan.
4. Mengurutkan arsip
Mengurutkan arsip surat ke dalam kelompok-kelompok agar
memudahkan penyimpanan.
5. Menyimpan
Menyimpan surat/warkat ke dalam filing cabinet/tempat
penyimpanan.
LANGKAH PENEMUAN KEMBALI DENGAN
SYSTEM PENYIMPANAN TANGGAL :
1. Memastikan tanggal arsip yang akan
ditemukan atau dicari. Mengecek dalam buku
arsip dan tentukan laci, guide dan folder
tempat arsip tersebut disimpan.
2. Mencari arsip dengan cara membuka filing
cabinet, laci, dan folder sesuai dengan surat
yang dicari dan menggantinya dengan bon
pinjam arsip.
3. Menyerahkan arsip kepada peminjam.
CONTOH PENYIMPANAN ARSIP DENGAN
SISTEM TANGGAL :
Solo
Graninto, Toko Bunga
Mutiara Jaya, CV
Jawa Timur
Madiun
Kerinci, Toko
SISTEM NOMOR (NUMERIC FILING)
Sistem nomor adalah system penyimpanan dan
penemuan kembali arsip yang pengurutannya didasarkan
pada nomor, menggunakan kode yamg terdiri dari
angka-angka.
Sistem yang banyak digunakan pada perusahaan
yang arsipnya cepat sekali berkembang; Sistem ini tidak
menutup`kemungkinan dalam suatu bagian memakai
sistem ini, karena sistem nomor mempunyai 2 pola yang
berbeda yaitu pertama berdasarkan nomor urut atau
keanggotaan yang biasa dipakai pada penomoran
karyawan, mahasiswa, anggota perkumpulan,
kependudukan dan nasabah bank dan yang kedua
berdasarkan subyek yang dinomorkan pada supermarket,
perpustakaan, apotik, dan lain-lain.
SISTEM NOMOR TERBAGI MENJADI 2 :
1. Sistem nomor persepuluhan (Dewey decimal
Classificaton)
2. Sistem nomor terminal digit
SISTEM NOMOR PERSEPULUHAN (DEWEY
DECIMAL CLASSIFICATION)
Sistem ini biasanya digunakan di perpustakaan.
Sistem ini membagi ilmu pengetahuan menjadi sepuluh
kelas utama. Kemudian masing-masing kelas utama itu
dibagi lagi menjadi sepuluh divisi. Selanjutnya masing-
masing divisi dibagi lagi menjadi sepuluh seksi. Dengan
demikian klasifikasi persepuluhan dewey terdiri dari
sepuluh kelas utama, seratus divisi , dan seribu seksi,
masih memungkinkan diadakannya pembagian lebih
lanjut yaitu seksi dibagi menjadi sub seksi sesuai
kebutuhan.
Contoh penyimpanan arsip dengan menggunakan
sistem nomor persepuluhan (Dewey decimal
classification)
SISTEM NOMOR TERMINAL DIGIT
Sistem ini dikenal juga dengan numerical
terminal digit system. Sistem terminal digit
membagi surat keluar dan surat masuk menjadi
beberapa nomor, namun penyimpanannya dua
nomor akhir yang sama disimpan pada tempat
yang sama
Dengan sistem nomor terminal digit ini
akan tercipta seratus kelompok nomor dan
setiap kelompok terdiri dari dua angka yang
dimulai dari angka 00, 01, dan seterusnya
sampai 99.
PROSEDUR PENYIMPANAN ARSIP MENURUT
TERMINAL DIGIT
1. Meneliti arsip yang akan disimpan, apakah sudah ada
persetujuan dari pimpinan yang bersangkutan, bahwa arsip
tersebut sudah boleh dsimpan.
2. Membukukan/mencabut arsip yang akan disimpan dalam
buku arsip.
3. Memberi kode arsip, kode diambil dari urutan nomor pada
buku arsip
4. Mengindeks kode arsip, menguraikan kode arsip menjadi
tiga unit, yaitu : nomor laci, nomor guide, dan folder.
5. Unit pertama diambilkan dua angka terakhir dari belakang
kode surat. Kode ini digunakan untuk nomor laci dan guide.
6. Unit kedua diambilkan angka yang ketiga dan keempat dari
belakang kode arsip dua angka setelah unit pertama. Kode
ini digunakan untuk nomor folder.
PROSEDUR PENEMUAN KEMBALI ARSIP