Anda di halaman 1dari 18

Penanganan Infeksi Odontogenik yang Spesifik Berdasarkan Jenis Infeksi

Berikut ini adalah cara penangan infeksi odontogenik yang spesifik berdasarkan jenis infeksinya

Intraalveolar Abscess

Penanganan diutamakan dalam menghilangkan rasa nyeri dan


selanjutnya apabila gigi masih dapat dipertahankan lebih baik
dipertahankan. Drainase diutamakan dilakukan lewat saluran akar.
Subperiosteal Abscess

Penatalaksanaan abses jenis ini adalah dengan insisi drainase


intraoral. Insisi dilakukan pada mukosa dengan memperhatikan
anatomi pembuluh darah besar dan saraf pada daerah tersebut.
Submucosal Abscess
Subcutaneous Abscess
Abscess of Base of Upper Lip
Canine Fossa Abscess
Buccal Space Abscess

Insisi drainase untuk kasus abses spasia bukal dilakukan


secara intraoral, dengan alasan:(6)
1. Hampir pada semua kasus, fluktuasi abses ke arah intraoral;
2. Menghindari cedera saraf fasial, dan sebagai alasan estetik.

Insisi intraoral dibuat pada daerah posterior mulut


dengan arah anteroposterior. Masukkan hemostat lalu eksplorasi
daerah akumulasi pus.
Insisi ekstraoral dilakukan ketika akses intraoral tidak
dapat menghasilkan drainase yang baik atau ketika pus berada
di dalam spasia.
Infratemporal Abscess Temporal Abscess

Insisi drainase dibuat pada intraoral, pada kedalaman Insisi drainase dilakukan dengan arah
mukobukofold yaitu lateral/bukal dari M3 RA dan lebih horizontal pada daerah tepi batas rambut
ke medial dari prosesus koronoideus. kurang lebih 3 cm diatas lengkung
zygomaticus. Lalu dilanjutkan hingga dua
lapisan fasia temporal. Pakai hemostat
bengkok untuk memperlebar jalur drainase.

A) Ilustrasi yang (B) Penampakan Klinis Insisi dilakukan secara Intra Oral
Menggambarkan Terkumpulnya Pembengkakan Ekstra Oral pada Regio Vestibular Fold
Massa Pus Dalam Rongga Regio Zygomatic Arch dan
Infratemporal Edema Regio Dibawah Mata
Kanan
Mental Abscess

Insisi drainase dapat dilakukan pada kedalaman mukobukofold


jika fluktuasi abses ke arah intraoral. Jika pus menyebar ke arah
ekstraoral, insisi dilakukan pada kulit sejajar dengan tepi dagu
1 – 1,5 cm posterior. Setelah drainase komplit, pasang drain.

(A) Ilustrasi yang Menggambarkan Terkumpulnya (B) Penampakan Klinis Pembengkakan Ekstra Oral Regio
Massa Pus pada Regio Anterior dari Simpisis Mental.
Mandibula
Submental Abscess
Insisi dilakukan di bawah dagu dengan arah horizontal dan
sejajar dengan tepi anterior dagu.
Sublingual Abscess

Insisi drainase dilakukan intraoral, daerah


lateral dan sejajar ductus Wharton dan saraf
lingual. Untuk menentukan daerah
akumulasi pus, gunakan hemostat untuk
eksplorasi ke arah inferior dalam arah
anteroposterior dibawah kelenjar ludah.
Pasang drain bila drainase telah tuntas.
Submandibular Abscess

Insisi drainase dilakukan pada kulit kurang lebih


1 cm di bawah tepi inferior mandibula dengan
arah sejajar dengan tepi mandibula. Perhatikan
anatomi pembuluh darah dan persarafan wajah
yang terdapat di daerah tersebut.
Submasseteric Abscess

Penatalaksanaannya biasanya melalui insisi drainase


intraoral, dimana insisi dimulai dari prosesus
koronoideus dan berjalan sepanjang batas anterior
ramus menuju mukobukofold hingga kirakira sampai
daerah M2. Insisi bisa juga dilakukan ekstraoral
pada kulit, di bawah sudut mandibula. Lalu
hemostat dimasukan sampai daerah akumulasi pus
hingga menyentuh tulang. Karena akses jauh dari
daerah akumulasi pus, maka drainase yang baik
sulit tercapai sehingga kasus ini sering kambuh
kembali.
Pterygomandibular Abscess

Insisi drainase dilakukan intraoral pada daerah


sepanjang mesial emporal crest. Panjang insisi 1,5
cm dengan kedalaman 3 – 4 mm. Masukkan
hemostat bengkok ke arah posterior dan lateral
hingga berkontak dengan permukaan medial ramus.

Ilustrasi yang Menggambarkan Perkembangan Abses Dentoalveolar ke


dalam Spasia Fasial. (1. Abses Submandibular; 2. Abses Pterigomandibular;
3. Abses Parafaringeal; 4. Abses Retrofaringeal)
Lateral Pharyngeal Abscess Retropharyngeal Abscess

Insisi drainage dilakukan ekstra oral (seperti Terapi dilakukan dengan drainase melalui
pada insisi kasus submandibular abses) daerah lateral spasia retrofaringeal, dimana
sepanjang 2 cm, dari inferior ke posterior daerah biasanya infeksi dimulai. Pemberian antibiotik
posterior dari body mandibula. Masukkan merupakan keharusan
hemostat ke daerah akumulasi pus, eksplorasi
hingga permukaan medial mandibula ke daerah
M3 dan jika memungkinkan hingga belakang
daerah tersebut. Drain dipasang hingga lubang
insisi bertahan 2 – 3 hari. Drainase dapat
dilakukan intraoral tetapi lebih sulit dan
beresiko karena tingginya resiko aspirasi
Parotid Space Abscess

Insisi yang lebar dilakukan pada posterior


mandibula sepanjang batas pembengkakan.
Tindakan harus dilakukan sangat hati-hati
agar tidak mencederai cabang nervus fasialis.
Cellulitis (Phlegmon)

Selain terapi bedah, penatalaksanaan selulitis


harus disertai terapi obat. Penisilin atau
ampisilin dosis tinggi diberikan parenteral.
Drainase dapat dilakukan lebih dari satu tempat
untuk evakuasi eksudat. Untuk kasus yang
berat, pasien harus dirawat di Rumah Sakit.

(A) Ilustrasi yang Menggambarkan Regio Pembengkakan Terinflamasi yang Menyebar secara Difus yang Meluas dari
Regio Submandibular ke Infratemporal, dengan Akumulasi Pus pada Jaringan Dibawah Gigi yang Mengalami Infeksi;
(B) Penampakan Klinis Pembengkakan Ekstra Oral Regio Kiri, Sehingga Wajah Menjadi Asimetri
Ludwig’s Angina

Penatalaksanaannya melalui terapi bedah dan


terapi obat dengan menggunakan dua macam
antibiotik. Terapi bedah harus dapat
mengevakuasi semua pus. Insisi dilakukan
bilateral, ekstraoral, sejajar dan inferior dari
batas mandibula di daerah molar dan premolar.

Anda mungkin juga menyukai