Anda di halaman 1dari 11

Pertemuan - 9

SUKSES SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

Dr. Masjuli, SKM, MK3 1


Sukses Supply Chain Management (SCM)

Sukses (success) SCM sudah terbukti dan teruji, mampu memberikan


keberhasilan secara menyeluruh kepada perusahaan, berupa produk
berkualitas dan peningkatan pendapatan, daya saing, kecepatan, ketepatan
proses dan layanan. Pelaksanaan kegiatan SCM melalui tindakan efisiensi,
mampu mengurangi lead time pengadaan, biaya, inventori dan kesalahan
peramalan kebutuhan.

Persaingan bisnis dalam pasar global saat ini dan perkembangan teknologi
yang sangat pesat, membuat perusahaan harus mampu memiliki kinerja yang
prima.

2
Memiliki produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif pada waktu dan
tempat yang tepat menjadikan perusahaan dapat meningkatkan daya saing
untuk memenangkan persaingan. Sumber daya dan kompetensi yang
dibutuhkan tidak dapat dimiliki hanya oleh individu perusahaan, akan tetapi
membutuhkan kerjasama dan kolaborasi terintegrasi dengan perusahaan lain
dalam suatu jejaring bisnis (business networking) untuk mencapai tujuan
bersama. Dinamika permintaan konsumen menuntut pengelolaan usaha
industri harus mampu meningkatkan efisiensi dan pelayanan terpadu.

3
Tren globalisasi ekonomi memerlukan transformasi perusahaan dalam pelayanan dan
penciptaan nilai pelanggan (customer value) melalui jejaring bisnis. Perusahaan
menghadapi tekanan bukan saja dari sisi permintaan konsumen yang tidak stabil, tetapi
juga oleh peningkatan kompetisi antar jejaring bisnis. Teknologi informasi memungkinkan
terjadi kecepatan dan akurasi data pada seluruh Jaringan aliran barang dan dapat
meningkatkan nilai pelanggan.

Supply Chain Management merupakan pengembangan kegiatan manajemen logistik


(transportasi, pergudangan, distribusi), pengadaan dan material serta informasi pada
penyaluran barang dengan mengintegrasikan semua elemen baik di luar maupun di
dalam perusahaan.

4
Tujuan SCM adalah untuk mengoptimalkan biaya, memaksimalkan pendapatan,
meningkatkan kinerja, layanan, nilai tambah (value added) dan keunggulan
kompetitif. Perusahaan akan sukses bila menerapkan SCM dan melakukan strategi
pelayanan yang profesional dan menerapkan prinsip OCD (Quality, Cost, Delivery).

Kolaborasi SCM merupakan bentuk kerjasama dari dua atau lebih perusahaan
dalam kegiatan aliran barang yang mempunyai tujuan dan tanggungjawab yang
sama, saling berbagi risiko dan keuntungan sejak perencanaan sampai
pelaksanaan. Tujuan kolaborasi adalah untuk meningkatkan kinerja melalui transfer
informasi, keahlian dan pengetahuan.

5
Latar Belakang SCM

A. Sejarah SCM
Supply Chain Management (SCM) berawal dari kegiatan logistik militer yang
sangat berperan dalam menentukan kemenangan perang. Teknik logistik
kemudian dipakai dalam kegiatan pengiriman barang dan terjadi kerjasama
antara perusahaan pengiriman barang dengan gudang.

Perusahaan mulai mencari cara untuk menurunkan biaya produksi.


Perusahaan multinasional memindahkan pabrik ke negara lain yang
mempunyai biaya produksi lebih murah.

6
Pada saat muncul teknologi informasi, ilmu logistik berkembang lebih pesat dan
lebih efisien melalui komunikasi dan kolaborasi sehingga dapat menekan biaya
produksi, meningkatkan kualitas dan mengurangi kesalahan manusia.

Ilmu logistik berkembang menjadi satu mata rantai pasok dengan pendekatan
melalui sistem integral, meliputi komponen pemasok, proses pengadaan,
proses produksi, penyimpanan, transportasi dan distribusi serta retailer yang
dioptimalkan secara kemitraan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan.

7
B. Latar Belakang SCM
Munculnya SCM dilatarbelakangi oleh :
1. Kegiatan manajemen logistik dianggap bersifat tradisional dan adversarial, dimana
pada-era modern sudah tidak relevan, karena tidak menciptakan keunggulan kompetitif.
2. Perkembangan lingkungan bisnis yang dinamis dan kemajuan teknologi yang makin
cepat menimbulkan persaingan yang semakin ketat.
3. Adanya keharusan membuat produk berkualitas dengan harga yang kompetitif dan
pengiriman produk cepat dan tepat waktu.
4. Adanya tren kemitraan (partnership) Kerjasama antar perusahaan yang bersinergi
dan mempunyai tujuan (goal) yang sama, saling percaya dan merupakan ikatan perjanjian
jangka panjang.
5. Adanya tren outsourcing (pengalihan kegiatan) Mengalihkan sebagian kegiatan
perusahaan yang bukan merupakan bisnis utama kepada pihak ketiga yang kompeten, supaya
perusahaan lebih efisien dan fokus kepada bisnis utama (core business).
6. Persaingan tidak lagi antar individu perusahaan, tapi antar jejaring bisnis.
7. Pemenuhan kebutuhan pelanggan yang dinamis.

8
Kebutuhan pelanggan atas ketersediaan produk yang memerlukan kecepatan
dan ketepatan waktu dan adanya pola permintaan yang berubah setiap saat
serta tekanan faktor kompetisi, membuat perusahaan harus bergerak cepat
dan fleksibel.

sebelum SCM muncul, upaya yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan


tingkat inventori melalui pengendalian persediaan (inventory control) berupa
penyediaan safety stock (persediaan pengaman) dan demand forecasting
(peramalan kebutuhan) yang tepat.

9
Pasar tidak hanya menuntut harga yang murah, tapi juga kualitas dan kecepatan suplai.
Kunci untuk mengatasi situasi dan kondisi seperti demikian haruslah dengan
menerapkan sistem aliran barang yang terintegrasi dan mengurangi waktu proses suplai
serta melakukan efisiensi di semua lini aliran barang.

Supply Chain merupakan terobosan berupa rangkaian proses dan aliran produk
terintegrasi dari perusahaan yang tergabung dalam mata rantai suplai untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan. Pengintegrasian secara efisien antara pemasok, perusahaan
manufaktur, pergudangan, Transportasi, distribusi dan retail (toko), memungkinkan
barang yang diproduksi dan didistribusi mempunyai kualitas yang baik, jumlah yang
sesuai, waktu suplai dan lokasi yang tepat serta biaya yang optimal akan meningkatkan
kepuasan pelanggan.

10
TERIMA KASIH

Dr. Masjuli, SKM, MK3 11

Anda mungkin juga menyukai