Anda di halaman 1dari 10

Patent Duktus Arteriosus Besar, Atrial Septal Defect Sekundum Sedang, Gagal

Jantung Ross Class III, Pneumonia, Gizi Buruk Marasmus, Gagal Nafas, Gagal
Tumbuh, Acute Liver Injury

Ruang 7 HCU IRNA IV


RSUD Dr. Saiful Anwar

Siska Dewi Aprilia


PO 7131016 040
Bab I Latar Belakang

Anak-anak usia balita merupakan usia yang rentan terhadap masalah gizi. Yang bisa disebabkan
karena penyakit bawaan dari lahir dan asupan yang kurang. Seperti jantung dan gizi buruk.
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung yang
dibawa dari lahir, terjadi akibat kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal
perkembangan janin. 2 golongan besar PJB, yaitu non sianotik (tidak biru) dan sianotik (biru).
Atrial Septal Defect (ASD) dan Patent Ductus Arteriosus (PDA) merupakan salah satu PJB non
sianotik(Roebiono, 2004).
Patent Ductus Arteriosus (PDA) merupakan penyakit jantung yang biasanya terjadi pada bayi
dan anak. Penampilan klinis PDA yaitu tergantung pada besarnya lubang dan tahanan vaskuler
paru. Sedangkan Atrial Septal Defect pada ASD presentasi klinisnya agak berbeda karena
kelainan ini sering tidak memberikan keluhan pada anak walaupun pirau cukup besar, dan
keluhan baru timbul saat usia dewasa (Roebiono, 2004). Penyakit ini merupakan salah satu
penyebab anak mengalami gizi buruk
Bab II
Tinjauan Pustaka

ASD (Atrial septal defect) merupakan defek


PDA (Patent Defect Arteriosus) merupakan penyakit jantung kongenital yang bersifat asianotik,
jantung bawaan dimana terjadi peningkatan aliran dimana terdapat lubang yang memisahkan
darah dari aorta ke dalam arteri pulmoner menjadi atrium kanan dan kiri. Lubang ini
rendah. Pengaliran tersebut menyebabkan darah menyebabkan darah mengalir dari kiri ke
dengan konsentrasi yang cukup rendah dibawa kanan sehingga pemompaan jantung menjadi
menuju plasenta kemudian terjadi pertukaran udara. tidak efektif yang meningkatkan resiko gagal
jantung.

Gagal jantung merupakan kelainan fungsi otot jantung disebabkan oleh aterosklerosis corone rkemudian
mengakibatkan disfungsi miokardium karena aliran darah terganggu. Miokardium biasanya mendahului
gagal jantung. Efek tersebut dianggap meningkatkan kontraktifitas jantung. Sehingga jantung tidak dapat
berfungsi sevcara normal sehingga menyebabkan terjadinya gagal jantung.
Bab II
Pneumonia merupakan infeksi jaringan paru-paru yang bersifat akut. Pada pasien dengan
imunodefisiensi menyebabkan tidak adanya pertahanan terhadap kuman pathogen yang
menyebabkan infeksi. Kemudian infeksi menjadi peradangan membran paru sehingga cairan
mudah masuk. Hal ini menyebabkan saturasi oksigen menurun sehingga paru-paru dipenuhi sel
dan radang cairan, sehingga fungsi paru menurun akan mengakibatkan kesulitan bernafas.

Gizi buruk merupakan suatu keadaan dimana terjadi Gagal hati akut merupakan keadaan
kekurangan gizi tingkat berat yang disebabkan oleh dimana organ tidak bisa berfungsi
rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan kembali akibat mengalami kerusakan
sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. yang sangat luas. Kondisi tersebut dapat
Selain kekurangan energi dan zat gizi makro, terutama menyebabkan kematian dan
protein, penderita gizi buruk juga mengalami memerlukan perawatan medis.
defisiensi zat gizi mikro (vitamin dan mineral).
Bab Proses Asuhan Gizi Terstandar
III
Biokimia
Nama : An. V Fisik/Klinis
Hb : 9,70 g/dl
Jenis Kelamin: Perempuan KU : Tampak Sakit berat
MCV : 75,30 fL
Tanggal lahir : 23 Oktober 2018 Tidak ada edema, batuk, dan sesak
MCH : 24,70 pg
Usia : 3 bulan Suhu dan Respirasi tinggi, TD dan
* Anemia defisiensi besi
Agama : Islam Respirasi rendah
* Berdasarkan skor Mclaren termasuk
marasmus
Riwayat gizi
Antropometri
BB : 3,5 kg * Dahulu : Pemberian ASI terputus-putus
PB : 59 cm sejak diberikan susu formula
LLA : 9,8 cm Riwayat penyakit
BB/U : -2 SD • Sekarang : Pasien mendapatkan diet
PB/U : -2 SD NGT Formula WHO F-75 8 x 30 cc 3 hari SMRS demam,
BB/PB : < -3 SD batuk, sesak, pilek,
LLA/U : < -3 SD Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat mencapai diare dan muntah
* Status gizi buruk berdasarkan 50% (Defisit)
BB/TB
Intervensi gizi
Bab
III Diagnosis gizi
Jenis Diet : Makanan cair (Formula WHO F-75)
Bentuk makanan : Cair
 Keterbatasan penerimaan makanan berkaitan Cara pemberian : NGT
dengan adanya sesak ditandai dengan Frekuensi makan : 8 x 30 cc/ hari
rendahnya asupan makanan dan asupan Tujuan Diet Fase Stabilisasi
makanan yang tidak tetap (NI-2.9) Diet yang diberikan ditujukan untuk menstabilkan status metabolik
 Kekurangan intake mineral berkaitan dengan tubuh dan kondisi klinis anak. Dengan memenuhi kebutuhan zat
asupan kurang ditandai dengan hasil gizi sesuai dengan fase stabilisasi tata laksana gizi buruk.
laboratorium yaitu Hb = 9,70 gr/dl (↓) (NI Syarat diet Fase stabilisasi
5.10.1) • Energi 80 kkal/kg BB/hari. BB yang digunakan untuk
 Malnutrisi protein energi yang nyata berkaitan perhitungan adalah BB aktual hari itu.
dengan asupan kurang karena sesak ditandai • Protein 1,5 gram/kg BB/hari. Diutamakan protein hewani,
dengan intake energi protein kurang dari misalnya susu, daging ayam atau telur.
kebutuhan (NI-5.2) • Lemak ± 36% dari total energi
• Karbohirat sisa dari energi total
• Cairan 130 ml/kgBB/hari, 100 ml/kg BB/hari
• Rendah laktosa.
• Pemberian suplementasi zat gizi
• Mineral mix 20 ml (8 g) / 1000 ml formula
Bab
III

Kebutuhan pasien dengan Kebutuhan yang harus


Fase stabilisasi
kegawatan terpenuhi dari F-75
Energi : 280 kkal
Energi : 247,07 kkal Energi : 180 kkal
Protein : 5,25 gr
Protein: 9,26 gr Protein : 2,4 gr
Lemak : 11,2 gr
Lemak : 6,86 gr Lemak : 7,2 gr
Karbohidrat : 95,55 gr
Karbohidrat : 37,06 gr Karbohidrat : 26,4 gr

Kebutuhan cairan Cara pemesanan Diet : Diet NGT Formula F-75 Edukasi diet
455 ml dengan frekuensi 8 x 30 cc. Pemberian F-75
Bab IV Monitoring dan Evaluasi

Tanggal Antropometri Biokimia Fisik/Klinis Dietary


12 februari 2019 LLA : 9.8 cm Hb : 9,70 g/dl Batuk Energi : 78%
Pernapasan : Protein : 78%
66x/menit Lemak : 78%
Karbohidrat : 78%
12 februari 2019 LLA : 9.8 cm Hb : 9,70 g/dl Batuk Energi : 100%
Pernapasan : Protein : 100%
44x/menit Lemak : 100%
Karbohidrat : 100%
12 februari 2019 LLA : 9.8 cm Hb : 9,70 g/dl Batuk Energi : 100%
Pernapasan : Protein : 100%
43x/menit Lemak : 100%
Karbohidrat : 100%
Kesimpulan

Dari awal pengambilan data sebelum melakukan pengamatan dan pada saat melakukan pengamatan.
Tidak dilakukan pengukuran berat badan pasien, dikarenakan keadaan pasien masih dalam keadaan
darurat. Berat badan didaptakan hanya dengan menggunakan berat badan terakhir sebelum masuk rumah
sakit. Pengukuran hanya dilakukan hanya pada LLA. Sedangkan panjang badannya diukur
menggunakan metlen. Pada hari selanjutnya tidak dilakukan pengukuran berat badan dikarenakan
keadaan pasien yang masih dalam keadaan darurat dan juga tidak dilakukan pengukuran panjang badan
karena tidak dapat berubah melalui hitungan hari. Sehingga perkembangan status gizi pasien masih
dalam keadaan status gizi buruk.

Saran
Keluarga pasien diharapkan dapat mengerti dan mengetahui diet seperti apa yang harusnya diberikan kepada pasien
dan apa saja makanan yang dianjurkan, dibatasi, dihindari untuk dikonsumsi pasien, sehingga dapat diterapkan
setelah pulang dari rumah sakit.
Diharapkan keluarga pasien dapat membantu menjalankan diet yang telah ditetapkan serta mengerti tentang
bahan makanan yang dianjurkan, tidak dianjurkan dan dibatasi untuk dikonsumsi, serta menjaga dan mengontrol
asupan makanan.
THAN
YOU
K

Siska Dewi Aprilia


PO 7131016 040

Anda mungkin juga menyukai