Anda di halaman 1dari 42

SEC11I3 – Logika Matematika

Minggu 2 , Logika Proposisi

Tanzilal Mustaqim, Pima Hani Safitri


Logika Proposisi
Proposisi

• Proposisi adalah pernyataan atau klaim yang bisa diuji kebenarannya.

• Dalam logika dan filsafat, proposisi adalah dasar dari penalaran yang memuat
pernyataan atau klaim yang bisa dianggap benar atau salah.

• Proposisi biasanya digunakan dalam berbagai disiplin ilmu untuk membentuk


argumen atau menguji hipotesis.
Unsur-Unsur Pembentuk Kalimat Proposisi
1. Subjek: Subjek adalah orang atau objek yang melakukan atau menjadi pusat dari suatu aksi atau keadaan. Contoh: “Anak" dalam
“Anak itu lari."

2. Predikat: Predikat adalah kata kerja atau frasa yang menggambarkan aksi atau keadaan subjek. Contoh: "lari" dalam “Anak itu
lari."

3. Obyek: Obyek adalah orang atau objek yang menerima aksi atau yang dijelaskan oleh predikat. Tidak semua kalimat proposisi
membutuhkan obyek. Contoh: "bola" dalam "Anak itu menendang bola."

4. Keterangan: Menjelaskan bagaimana, kapan, atau di mana suatu aksi atau keadaan terjadi. Contoh: "cepat" dalam "Dia berlari
cepat."

5. Operator Logika: Dalam kalimat proposisi majemuk, operator logika seperti 'dan', 'atau', 'jika... maka...' digunakan untuk
menghubungkan proposisi sederhana. Contoh: "jika... maka..." dalam "Jika kamu makan, maka kamu tidak akan lapar."
Jenis Proposisi

1. Proposisi Tunggal: Proposisi yang hanya memuat satu klaim atau pernyataan.

2. Proposisi Majemuk: Proposisi yang memuat lebih dari satu klaim atau pernyataan.

3. Proposisi Universal: Proposisi yang berlaku untuk semua elemen dalam suatu himpunan.

4. Proposisi Eksistensial: Proposisi yang berlaku untuk setidaknya satu elemen dalam suatu himpunan.

5. Proposisi Kontingensi: Proposisi yang bisa benar atau salah, tergantung pada fakta atau keadaan.

6. Proposisi Tautologi: Proposisi yang selalu benar, tidak peduli keadaannya.

7. Proposisi Kontradiksi: Proposisi yang selalu salah, tidak peduli keadaannya.


Proposisi Tunggal

• Proposisi tunggal adalah sebuah pernyataan atau klaim yang hanya mengandung satu informasi atau ide

yang dapat diuji untuk menentukan kebenarannya.

• Dalam konteks logika, proposisi tunggal adalah pernyataan dasar yang tidak bisa dibagi lagi.

• Proposisi tunggal merupakan titik awal dari alasan logis atau argumen.
Karakteristik Proposisi Tunggal

• Satu Informasi: Hanya berisi satu klaim atau pernyataan.

• Dapat Diuji: Nilai kebenarannya bisa diuji; ini berarti pernyataan tersebut harus bisa dinilai sebagai

benar atau salah.

• Independen: Tidak tergantung pada proposisi lain untuk menentukan nilai kebenarannya.
Contoh Proposisi Tunggal

• Air mendidih pada 100 derajat Celsius: Proposisi ini berisi satu klaim mengenai titik didih air. Ini

bisa diuji dengan termometer.

• Segitiga memiliki tiga sisi: Proposisi ini juga mengandung satu klaim, yaitu segitiga mempunyai tiga

sisi. Ini adalah fakta yang bisa diuji dengan memeriksa properti dari sebuah segitiga.
Keunggulan dan Kelemahan Proposisi Tunggal

• Kelemahan: Karena sifatnya yang tunggal, proposisi jenis ini seringkali tidak mencukupi untuk

menangani masalah yang kompleks.

• Keunggulan: Kejelasan dan simplicitas proposisi tunggal membuatnya mudah untuk diuji dan

diintegrasikan ke dalam argumen yang lebih kompleks.


Proposisi Majemuk

• Proposisi majemuk adalah sebuah bentuk proposisi yang mengkombinasikan dua atau lebih proposisi

tunggal menggunakan operator logika.

• Operator logika ini bisa berupa "dan" (konjungsi), "atau" (disjungsi), "jika...maka..." (implikasi), "jika

dan hanya jika" (bikonjungsi), dan "tidak" (negasi)


Struktur Proposisi Majemuk
• Proposisi tunggal: Ini adalah bagian dasar dari proposisi majemuk. Misalnya, dalam "Jika hujan, maka
jalan akan basah," "hujan" dan "jalan akan basah" adalah proposisi tunggal.

• Operator Logika: Ini adalah kata atau simbol yang menghubungkan proposisi tunggal. Contohnya
adalah "dan", "atau", "jika...maka...", dll.
Jenis Operator Logika Proposisi Majemuk
• Konjungsi (dan): "Hujan dan angin kencang." Kedua proposisi harus benar agar proposisi majemuk ini benar.

• Disjungsi (atau): "Membaca atau menulis." Proposisi majemuk ini benar jika salah satu atau keduanya benar.

• Implikasi (jika...maka...): "Jika kamu belajar, maka kamu akan lulus." Proposisi majemuk ini hanya salah jika proposisi pertama benar dan
proposisi kedua salah.

• Bikonjungsi (jika dan hanya jika): "Kamu akan lulus jika dan hanya jika kamu belajar." Proposisi majemuk ini benar jika keduanya benar atau
keduanya salah.

• Negasi (tidak): Negasi bisa digunakan bersamaan dengan proposisi lain untuk membentuk proposisi majemuk. Contoh: "Tidak benar bahwa hujan
dan angin kencang."
Proposisi Universal
• Proposisi Universal adalah jenis proposisi yang menyatakan suatu klaim atau pernyataan yang berlaku
untuk semua elemen dalam sebuah himpunan tertentu.
• Dalam istilah logis, proposisi ini sering kali diungkapkan dengan kata "semua" atau "setiap,"
menandakan bahwa klaim yang diutarakan bersifat umum dan mencakup seluruh elemen yang menjadi
fokus pernyataan tersebut.
Contoh Proposisi Universal
• Semua bunga matahari menghadap ke timur saat pagi.
Di sini, "Semua bunga matahari" adalah elemen himpunannya, dan "menghadap ke timur saat pagi" adalah properti yang diatributkan
kepada seluruh elemen tersebut.

• Setiap bilangan genap adalah habis dibagi 2.


"Setiap bilangan genap" adalah elemen himpunannya, dan "habis dibagi 2" adalah properti universal yang diatributkan kepada seluruh
elemen tersebut.

• Semua manusia membutuhkan oksigen untuk bernapas.


"Semua manusia" adalah elemen himpunannya, dan "membutuhkan oksigen untuk bernapas" adalah properti universal yang berlaku
untuk setiap manusia.
Keunggulan dan Kelemahan Proposisi Universal
• Generalisasi Berlebih: Proposisi universal sering kali bisa menjadi terlalu general atau terlalu luas,
mengabaikan pengecualian. Misalnya, "Semua benda jatuh ke tanah dengan percepatan 9.8 m/s" akan
salah jika kita berbicara tentang benda yang jatuh di planet lain atau dalam kondisi tanpa gravitasi.

• Kesalahan Empiris: Kadang-kadang, sebuah proposisi universal bisa tampak benar berdasarkan
pengalaman atau observasi, tetapi ternyata salah saat diuji lebih lanjut. Misalnya, proposisi "Semua
angsa adalah putih" terbukti salah setelah penemuan angsa hitam di Australia.
Proposisi Eksistensial
• Proposisi eksistensial adalah jenis proposisi yang mengklaim atau menyatakan keberadaan setidaknya
satu elemen dalam sebuah himpunan yang memenuhi suatu properti atau kondisi tertentu.
• Proposisi ini tidak mengklaim bahwa semua elemen dalam himpunan tersebut memenuhi kondisi itu,
hanya cukup satu atau beberapa elemen saja.
• Dalam notasi logika, proposisi eksistensial sering kali dinyatakan dengan simbol " ∃" (ada).
Contoh Proposisi Eksistensial
1. Ada manusia yang bisa berlari lebih cepat dari 20 km/jam.
1. Himpunan: Manusia
2. Properti: Bisa berlari lebih cepat dari 20 km/jam
3. Di sini, kita tidak mengatakan semua manusia bisa berlari lebih cepat dari 20 km/jam, hanya cukup ada
setidaknya satu.
2. Ada planet lain di alam semesta yang mendukung kehidupan.
1. Himpunan: Planet di alam semesta
2. Properti: Mendukung kehidupan
3. Di kelas tersebut, ada setidaknya satu siswa yang mendapat nilai A.
1. Himpunan: Siswa di kelas tersebut
2. Properti: Mendapat nilai A
Proposisi Kontingensi
• Proposisi Kontingensi adalah jenis proposisi yang kebenarannya tidak tetap; ia bisa benar atau bisa juga
salah tergantung pada situasi atau keadaan tertentu
• Proposisi kontingensi tidak selalu benar (bukan tautologi) dan tidak selalu salah (bukan kontradiksi).
• Keberadaan proposisi kontingensi dalam suatu argumen atau diskusi biasanya membutuhkan verifikasi
atau bukti untuk menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau salah dalam konteks tertentu.
Karakteristik Proposisi Kontingensi
1. Bergantung pada Fakta: Proposisi ini membutuhkan bukti atau verifikasi untuk menegaskan
kebenarannya.

2. Variabilitas: Proposisi kontingensi bisa benar dalam satu keadaan tetapi salah dalam keadaan lain.

3. Kontekstual: Makna dan kebenaran proposisi ini seringkali bergantung pada konteks tempat proposisi
itu diajukan.
Contoh Proposisi Kontingensi
• "Suhu hari ini 30 derajat Celsius."

Ini adalah proposisi kontingensi karena kebenarannya bergantung pada pengukuran suhu di hari tertentu dan di lokasi tertentu.

• "Maria memenangkan lomba lari."

Kebenaran dari pernyataan ini bergantung pada apakah Maria benar-benar memenangkan lomba lari yang dibicarakan. Jika ia
memang menang, pernyataan ini benar. Jika ia kalah, maka pernyataan ini salah.
Proposisi Tautologi
• Proposisi Tautologi adalah jenis proposisi majemuk yang selalu benar, terlepas dari nilai kebenaran dari
proposisi dasarnya.
• proposisi tautologi adalah proposisi yang kebenarannya tidak tergantung pada keadaan atau variabel apa
pun; ia selalu benar dalam semua situasi.
Contoh Tautologi
1. "Hujan atau tidak hujan": Ini adalah proposisi tautologi karena dalam keadaan apapun, salah satu
dari "hujan" atau "tidak hujan" pasti benar.

2. "Kamu hidup atau kamu tidak hidup": Ini adalah contoh lain dari proposisi tautologi. Selama
subjek dari proposisi ini diidentifikasi, maka proposisi ini akan selalu benar.
Proposisi Kontradiksi
• Proposisi Kontradiksi adalah jenis proposisi yang selalu salah atau tidak mungkin terjadi dalam keadaan
apapun.
• Proposisi jenis ini mengandung kontradiksi internal atau inkonsistensi yang membuatnya tidak mungkin
benar dalam konteks apapun.
• Dalam logika formal, proposisi kontradiksi sering ditandai dengan simbol yang merepresentasikan
keadaan "salah" atau "tidak benar."
Contoh Proposisi Kontradiksi
• "Segitiga adalah bangun dengan empat sisi" adalah proposisi kontradiksi karena definisi segitiga
adalah bangun dengan tiga sisi, sehingga tidak mungkin ada segitiga dengan empat sisi.
• "Saya hidup dan saya mati pada saat yang sama" adalah contoh lain. Kedua kondisi—hidup dan
mati—adalah eksklusif dan tidak bisa terjadi secara bersamaan.
• "Api adalah panas dan dingin pada saat yang sama" adalah contoh lain dari proposisi kontradiksi,
karena sifat api adalah menghasilkan panas, sehingga tidak mungkin api itu dingin pada saat yang sama.
Conditional Statements

• Conditional statement adalah pernyataan yang terdiri dari dua proposisi, yaitu proposisi "if" (jika) dan

proposisi "then" (maka).

• Dalam notasi logika proposisi, kita menggunakan simbol khusus untuk menggambarkan conditional

statement.

• Simbol tersebut biasanya ditulis sebagai "P → Q," di mana P adalah proposisi "if," dan Q adalah

proposisi "then."
Struktur Conditional Statements
"If P, then Q"

• P adalah proposisi yang disebut sebagai "hypothesis" (hipotesis) atau "antecedent" (pengantar). Ini
adalah kondisi atau peristiwa yang harus terjadi atau benar agar Q terjadi.

• Q adalah proposisi yang disebut sebagai "conclusion" (kesimpulan) atau "consequent" (konsekuensi).
Ini adalah hasil atau peristiwa yang akan terjadi jika P benar.
Contoh Conditional Statements
a. Contoh 1
• P: Jika hujan turun, maka jalan akan basah.
• Q: Jalan basah.
• Conditional Statement: Jika hujan turun, maka jalan akan basah. (P → Q)

b. Contoh 2
• P: Jika Anda belajar dengan tekun, maka Anda akan meraih nilai tinggi.
• Q: Anda meraih nilai tinggi.
• Conditional Statement: Jika Anda belajar dengan tekun, maka Anda akan meraih nilai tinggi. (P → Q)
Operator Logika
• Operator logika proposisi adalah bagian penting dalam logika matematika yang digunakan untuk
menganalisis dan memahami operasi logika proposisi.
• Operator logika proposisi yang umum meliputi NOT (¬), AND (∧), OR (∨), XOR (⊕), dan
IMPLIES (⇒).
NOT (Negasi)
• Simbol: ¬
• Contoh:
Jika P adalah pernyataan "Hari ini hujan," maka ¬P adalah pernyataan "Hari ini tidak hujan."
• Tabel kebenaran:

P ¬P
T F

F T
AND (Konjungsi)
• Simbol: ∧
• Contoh:
Jika P adalah "Hari ini cerah" dan Q adalah "Saya akan pergi berenang," maka P ∧ Q adalah "Hari ini
cerah dan saya akan pergi berenang.“
• Tabel kebenaran: P Q P∧Q
T T T

T F F

F T F

F F F
OR (Disjungsi)
• Simbol: ∨
• Contoh:
Jika P adalah "Hari ini hujan" dan Q adalah "Saya akan tetap di rumah," maka P ∨ Q adalah "Hari ini hujan
atau saya akan tetap di rumah.“
• Tabel kebenaran: P Q P∨Q
T T T

T F T

F T T

F F F
XOR (Xclusive OR)
• Simbol: ⊕
• Contoh:
Jika P adalah "Lampu lalu lintas menyala hijau" dan Q adalah "Lampu lalu lintas menyala merah," maka P
⊕ Q adalah "Lampu lalu lintas menyala hijau atau merah, tetapi tidak keduanya.“
• Tabel kebenaran: P Q P⊕Q
T T F

T F T

F T T

F F F
IMPLIES (Implikasi)
• Simbol: → atau ⇒
• Contoh:
Jika P adalah “hari ini hujan" dan Q adalah "Saya membawa payung," maka P ⇒ Q adalah "Jika hari ini
hujan, maka saya bawa payung.“
• Tabel kebenaran: P Q P⇒Q
T T T

T F F

F T T

F F T
EQUIVALENT (Bi-Implikasi)
• Simbol: ↔ atau ⇔
• Contoh:
Dua segitiga adalah kongruen (P) jika dan hanya jika sudut dan sisi-sisinya sama (Q).
Tabel kebenaran:

P Q P↔Q
T T T

T F F

F T F

F F T
Tabel Kebenaran
Tabel kebenaran logika proposisi adalah tabel yang digunakan untuk memeriksa dan menampilkan semua
kemungkinan nilai kebenaran yang mungkin dari pernyataan logika proposisi tertentu.
Contoh Tabel Kebenaran
Pernyataan A: Hari ini adalah hari Senin.
Pernyataan B: Cuaca cerah.

A B A AND B A OR B NOT A
Benar Benar Benar Benar Salah

Benar Salah Salah Benar Salah

Salah Benar Salah Benar Benar

Salah Salah Salah Salah Benar


Contoh Tabel Kebenaran
Pernyataan A: A B C (A AND B) OR C NOT (A AND C) AND B
Benar Benar Benar Benar Salah
Hari ini adalah hari libur.
Benar Benar Salah Benar Salah
Pernyataan B:
Benar Salah Benar Benar Salah
Saya memiliki waktu luang.
Benar Salah Salah Salah Benar
Pernyataan C:
Salah Benar Benar Benar Salah
Saya pergi berlibur.
Salah Benar Salah Salah Benar

Salah Salah Benar Benar Salah

Salah Salah Salah Benar Salah


Ekivalensi Proposisi

Ekivalensi Proposisi adalah konsep dari logika matematika dan ilmu komputer yang
digunakan untuk menyatakan bahwa dua pernyataan logis atau proposisi adalah sama
dalam hal kebenarannya.
Simbol dan Notasi Ekivalensi Proposisi

Ekivalensi antara dua proposisi P dan Q biasanya ditulis sebagai P⇔Q atau
P≡Q.
Aksioma dan Aturan Ekivalensi Proposisi

• Idempotent Laws: P ∨ P ≡ P, P ∧ P ≡ P

• Double Negation: ¬(¬P)≡P

• Commutative Laws: P ∨ Q ≡ Q ∨ P, P ∧ Q ≡ Q ∧ P

• Associative Laws: ( P ∨ Q ) ∨ R ≡ P ∨ ( Q ∨ R ), ( P ∧ Q ) ∧ R ≡ P ∧ ( Q ∧ R )
Aksioma dan Aturan Ekivalensi Proposisi

• Distributive Laws: P ∧ ( Q ∨ R ) ≡ ( P ∧ Q ) ∨ ( P ∧ R ), P ∨ ( Q ∧ R ) ≡ ( P ∨ Q ) ∧ ( P ∨ R )

• De Morgan's Laws: ¬( P ∧ Q ) ≡ ¬ P ∨ ¬ Q, ¬ ( P ∨ Q ) ≡ ¬ P ∧ ¬ Q

• Identity’s Laws: P ∧ T ≡ P, P ∨ F ≡ P

• Law of Excluded Middle: P ∨ ¬P ≡ T

Anda mungkin juga menyukai