Anda di halaman 1dari 5

Mapel : IPS / Sosiologi

Kelas : VIII SMP

Kategori : Mobilitas Sosial

Kata kunci : Status sosial, perpindahan sosial, stratifikasi sosial

5 contoh social climbing, antara lain:

1. Pendiri dan CEO perusahaan transportasi berbasis teknologi daring yaitu Gojek bernama
Nadiem Makarim. Pada pertengahan tahun 2016, perusahaan Gojek dilaporkan telah bernilai Rp17
triliun. Selain pendiri perusahaan Gojek, lulusan sekolah bisnis dari Harvard yang memulai karirnya
sebagai konsultan manajemen pada perusahaan terkemuka Amerika yang bernama McKinsey &
Company ini merupakan pendiri situs belanja daring, yaitu Zalora Indonesia.

2. Andrea Hirata merupakan seorang novelis berkebangsaan Indonesia yang tumbuh dengan latar
belakang keluarga miskin. Namun latar belakang keluarga yang miskin tak pernah menyurutkan cita-
citanya untuk meraih pendidikan tinggi. Dengan kerja keras dan ketekunannya, dia berhasil meraih
gelar sarjana di bidang ekonomi dari Universitas Indonesia. Dia bahkan melanjutkan kuliahnya pada
Universitas Paris atau sering juga disebut sebagai Universitas Sorbonne. Walaupun latar belakang
pendidikannya adalah di bidang ekonomi, namun Andrea Hirata lebih aktif dalam dunia sastra
dengan menelurkan beberapa buah novel yang sukses di pasaran. Kesuksesan novel Trilogi Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata bahkan diadaptasikan ke dalam layar lebaryang juga meraih sukses
besar dalam dunia perfilman Indonesia.

3. Cristiano Ronaldo merupakan pemain sepakbola asal Potugal yang bermain untuk klub Real
Madrid. Rival utama Lionel Messi ini sebagai pemain terbaik dunia ini telah 4 kali meraih FIFA Balon
d’Or yang merupakan penghargaan individu tertinggi dalam olahraga sepakbola. Kesuksesannya
sebagai pemain sepakbola merupakan buah dari kerja kerasnya yang semenjak dini. Ronaldo
dilahirkan dari keluarga sederhana dimana ibunya bekerja sebagai tukang masak, sedangkan
ayahnya bekerja sebagai tukang kebun.

4. Sudono Halim atau Liem Sioe Liong merupakan pengusaha terkemuka Indonesia. Dia
merupakan pendiri Salim Group, yakni perusahaan konglomerat yang bergerak dalam berbagai
bidang usaha. Dia memulai bisnisnya dari kecil di kota Kudus, Jawa Tengah dalam bidang tembakau
dan cengkeh sebagai bahan baku pembuatan rokok.

5. Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia ke-6 dijabat oleh Ibu Susi Pudjiastuti. Sebelum
menjadi menteri, Susi Pudjiastuti merupakan pengusaha di bidang perikanan dan penerbangan. Dia
memulai usahanya dari bawah sejak usia dini setelah keluar dari pendidikan SMA-nya.

5 contoh social sinking, antara lain:

1. Basuki Tjahaja Purnama yang dikenal dengan nama Ahok merupakan mantan Gubernur DKI
Jakarta yang sekarang menjadi terpidana atas tindak pidana penodaan agama.

2. Ken Ken merupakan mantan artis pemeran pria yang dulu sangat terkenal di Indonesia karena
perannya sebagai pendekar Wiro Sableng dengan tato bergambar 212 di dadanya. Sekarang,
pendekar dengan senjata andalan Kapak Maut Naga Geni 212 ini dilaporkan telah berubah profesi
menjadi seorang petani di daerah Bogor Jawa Barat.

3. Anas Urbaningrum politisi kawakan berkebangsaan Indonesia. Kelihaiannya dalam dunia politik
telah mengantarkannya meraih puncak kesuksesan dengan menjabat sebagai Ketua Umum Partai
Demorat periode ke-3. Sayangnya, dia harus mendekam di balik jeruji penjara selama 14 tahun
karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi.

4. Napoleon Bonaparte merupakan pemimpin politik dan militer Perancis yang sangat disegani
pada masanya. Dibawah pemerintahannya, Perancis mencapai masa kejayaannya dengan
menguasai hampir seluruh dataran Eropa. Namun, kaisar dari Perancis ini harus hidup dalam
pembuangan pada akhir hidupnya akibat menderita kekalahan besar dalam perang.

5. Adriano yang mempunyai nama lengkap Adriano Leite Riberio merupakan mantan pesepakbola
profesional asal Brazil. Semasa aktif sebagai pemain sepakbola, pemain yang beroperasi pada posisi
striker ini telah sukses mendulang berbagai prestasi, baik prestasi individu maupun tim, baik prestasi
dalam level klub maupun tim nasional. Pemain yang terkenal dengan kekuatan sepakan kaki kiri ini
bahkan sempat digadang-gadang sebagai calon pemain terbaik dunia. Namun, karirnya kemudian
menurun perlahan-lahan pada masa-masa produktifnya sebagai pemain. Hal itu ditengarai akibat
meninggalnya sang ayah secara tiba-tiba.

25 Contoh Kasus Mobilitas Sosial Horizontal


dan Vertikal dan Penghambatnya
Sponsors Link
Mobilitas sosial atau gerak sosial tentunya sudah banyak diketahui. Secara singkat, gerak sosial
merupakan perubahan, pergeseran, kenaikan ataupun penurunan status sosial seseorang yang
mempengaruhi perannya dalam masyarakat. Mobilitas sosial terbagi menjadi dua kelompok besar
yaitu mobilitas sosial horizontal dan mobilitas sosial vertikal.
ads

Mobilitas sosial horizontal adalah pergeseran posisi atau kedudukan seseorang yang tidak banyak
membawa perubahan dalam kehidupan orang tersebut, sedangkan mobilitas sosial vertikal terbagi
lagi menjadi dua yaitu mobilitas sosial vertikal ke atas dan mobilitas vertikal ke bawah. Keduanya
sama-sama memiliki dampak masalah sosial dan mepengaruhi status sosial seseorang entah itu
terjadi kenaikan (social climbing) atau terjadi penurunan (social sinking).

Masalah Dalam Mobilitas Sosial Horizontal dan Vertikal


Semua orang tentunya mengharapkan terjadinya social climbing dalam kehidupan mereka karena
secara otomatis, proses interaksi sosial dan kualitas hidup mereka pasti akan membaik. Namun yang
tidak banyak diketahui orang, adapun dampak negatif dari mobilitas sosial, baik itu mobilitas sosial
horizontal maupun mobilitas sosial vertikal ke atas dan ke bawah yang dapat terjadi jika mobilitas
sosial vertikal ke atas angkanya terus meningkat yaitu dapat menjadi penyebab terjadinya
konflik. Pergerakan sosial seseorang dapat menyebabkan bentuk-bentuk konflik sosial antar kelas,
konflik antar generasi dan konflik antar kelompok sosial. Adanya faktor penyebab terjadinya
pergolakan daerah tidak dapat dihindari.

Contoh nyata yang bisa Anda lihat adalah seringnya demonstrasi buruh terjadi karena menuntut
kenaikan upah yang menggambarkan kaum buruh menuntut adanya social climbing pada kaum
mereka. Selain itu, tawuran pelajar, pergaulan bebas yang menentang unsur-unsur budaya dan
perang antar kampung juga menjadi bukti otentik bagaimana masyarakat memberi respon pada
contoh kasus mobilitas sosial baik itu untuk perseorangan maupun yang terjadi pada kelompok.

Tidak banyak yang menyadari bahwa mereka pernah atau sedang mengalami apa yang disebut
dengan mobilitas sosial karena kurangnya pengetahuan mereka tentang topik ini. Ada juga yang
mengharapkan mengalami social climbing atau adanya kenaikan status sosial namun tidak mengerti
bahwa ada hal-hal tertentu yang dapat menghambat pergerakan sosialnya sehingga mereka tidak
mencoba untuk menghindari hal-hal tersebut. Untuk lebih memahami kedua macam-macam mobilitas
sosial ini, Anda harus mengerti ciri-ciri mobilitas sosial terlebih dahulu. Berikut contoh kasus yang
bisa Anda pelajari:

Contoh kasus mobilitas sosial horizontal:

1. Bapak Adi yang berkewarganegaraan Indonesia pindah ke Amerika dan mengubah


kewarganegaraannya sehingga menjadi warga negara Amerika.
2. Kepala sekolah SMP Swasta dipindahtugaskan menjadi kepala sekolah SMP Negeri.
3. Seorang tukang tukang ojek konvensional beralih provesi menjadi tukang ojek online karena lebih
banyak pelanggan.
4. Seorang karyawan berhenti dari perusahaan tempat dia bekerja karena diterima di perusahaan lain
dengan posisi dan jabatan yang sama.
5. Siswa SMA tahun pertama tidak naik kelas dan memutuskan untuk mengulang tahun pertamanya di
SMA lain dengan cara pindah sekolah.
6. Satu keluarga yang tinggal di desa memutuskan untuk pindah ke desa lain karena pengaruh letak
geografis yang membuat desanya sering tertimpah bencana alam.
7. Mahasiswa yang mengikuti program pertukaran pelajar dari Indonesia ke Thailand.
8. Dalam satu keluarga yang orang tuanya bekerja sebagai guru matematika SMA, si anak juga
mengikuti jejak orang tua dengan masuk sekolah pendidikan matematika dan menjadi guru
matematika untuk SMA juga.

Sponsors Link

Dari contoh di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa, bentuk perpindahan apapun yang
terjadi, selama orang atau kelompok yang mengalami perpindahan masih dalam status sosial atau
kedudukan yang sama, pergerakan sosial mereka masuk dalam kategori mobilitas sosial horizontal.

Kita juga perlu menyadari, adanya gerak sosial horizontal dalam bentuk gerak sosial geografis jika
terus-terusa terjadi dapat menjadi penyebab terjadinya kepadatan penduduk.

Contoh dari kasus mobilitas sosial vertikal ke atas, sebagai berikut:

1. Seorang siswa lulus dari SMP dan melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA.
2. Wali kota Bandung mendapatkan penghargaan sebagai pemimpin terbaik sehingga pada pemilihan
kepala daerah di periode selanjutnya, ia dipercaya untuk menjadi gubernur.
3. Orang tua yang hanya lulusan SD berhasil menyekolakan anaknya hingga lulus kuliah S1 (contoh
kasus mobilitas sosial vertikal antargenerasi).
4. Pemberian warisan berupa materi dan non-materi dari seorang kakek pemegang perusahaan kepada
cucunya. Cucunya mengalami gerak sosial vertikal ke atas.
5. Seorang guru membentuk organisasi berisi seluruh guru di provinsinya dan diangkat menjadi ketua
organisasi tersebut.
6. Kenaikan gaji buruh sebagai bentuk apresiasi pendapat mereka yang disampaikan lewat
demonstrasi.
7. Pernikahan seorang gadis desa dengan pengusaha kaya mengakibatkan kenaikan status sosial
untuk gadis tersebut.
8. Keluarga yang tadinya hanya memiliki sepeda motor untuk pergi kemana-mana akhirnya membeli
mobil agar lebih nyaman dalam berkendara.
9. Seorang masyarakat biasa diangkat menjadi pejabat penting karena kemampuannya dalam bidang
akademik tertentu.

ads

Mobilitas sosial vertikal ke atas mungkin menjadi harapan setiap kita sebagai upaya Indonesia
menjadi negara maju untuk bisa mengalaminya dalam kehidupan kita. Namun, tidak ada yang bisa
menjamin terjadinya mobilitas sosial vertikal ke atas. Hal yang dapat mempengaruhi kenaikan status
sosial seseorang biasanya terjadi karena adanya faktor pendorong mobilitas sosial antara lain,
seseorang tersebut bekerja pada instansi angkatan bersenjata atau militer yang hampir pasti
mengalami kenaikan pangkat dalam jangka waktu tertentu, bisa juga karena ‘perintah agama’ yang
memotivasi seseorang untuk bisa mendapatkan jabatan terbaik agar bisa bersedekah sebanyak
mungkin.

Sejauh ini yang paling banyak menyumbang angka kenaikan status sosial seseorang adalah
lembaga pendidikan yang sudah pasti tujuan tertingginya adalah lulus universitas. Perkawinan juga
bisa menyebabkan kenaikan status sosial seseorang yang tadinya tidak mampu setelah menikah
dengan orang mampu gaya hidupnya berubah menyesuaikan dengan pendapatan pasangannya.
Suatu negara dapat dikatakan memiliki ciri-ciri negara maju jika tingkat mobilitas sosial vertikal ke
atas di negara tersebut terus meningkat dan terkendali.

Contoh dari kasus mobilitas sosial vertikal ke bawah, sebagai berikut:

1. Seorang siswa dikeluarkan dari sekolah (dropout) karena tingkah laku dan nilainya yang buruk.
2. Pemimpin daerah dipenjarakan karena terlibat kasus korupsi.
3. Seorang pengusaha kaya meninggal dunia dan kehilangan kuasa atas hartanya.
4. Prajurit TNI mengalami penurunan pangkat karena melanggar peraturan yang telah ditetapkan.
5. Karena terjebak perjudian seorang pengusaha harus kehilangan harta dan martabatnya sebagai
orang terpandang.
6. Karena ada satu orang dari partai politik A yang terlibat korupsi, seluruh partai tersebut dicap jelek
oleh masyarakat.
7. Kepala RT yang terpandang sebagai pemuka agama dan pandai berorganisasi kedapatan selingkuh
sehingga kehilangan jabatan dan kepercayaan orang-orang disekitarnya membuat status sosialnya
turun.
8. Pegawai negeri dipecat dari pekerjaannya karena kedapatan memalsukan laporan keuangan.

Social sinking atau mobilitas sosial vertikal ke bawah adalah yang paling tidak diinginkan siapapun
untuk terjadi dalam kehidupannya. Tapi apa boleh buat, dalam masalah negara berkembang ini
semuanya bergantung pada individu masing-masing apakah dia sudah menjalankan tugasnya dalam
lingkungan sosialnya dengan baik atau tidak. Jika tidak, tentunya kemungkinan untuk mengalami
penurunan status sosial selalu ada.

Hal-hal yang dapat menghambat terjadinya social climbing dan justru dapat mengakibatkan terjadinya
contoh kasus mobilitas sosial vertikal ke bawah antara lain, adanya perbedaan ras, diskriminasi
kelas, adanya faktor ekonomi seperti kemiskinan, faktor agama dan bahkan perbedaan jenis kelamin.
Mungkin hal-hal tersebut sudah sangat tabu untuk dibicarakan, apa lagi menjadi alasan bagi
seseorang untuk mengalami social sinking atau penurunan status sosial, namun begitulah adanya.
Faktanya, banyak yang terhambat pergerakan sosialnya ke arah yang lebih baik karena bentuk-
bentuk struktur sosial dan hal-hal diatas itu.
Sponsors Link

Beberapa contoh kasus yang bisa kita lihat sebagai bentuk dari penghambat terjadinya pergerakan
sosial dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
 Seorang siswa dibatalkan dari program beasiswa karena setelah beragam tes akademik, ternyata
penilaian juga berdasarkan latar belakang nenek moyangnya / ras.
 Kenaikan posisi atau jabatan seseorang tidak diikuti dengan kenaikan gaji hanya karena orang
tersebut adalah perempuan
 Seorang anak kecil yang ingin sekolah tidak bisa mewujudkan keinginannya karena terhambat
masalah uang.

Masih banyak lagi contoh kasus mobilitas sosial horizontal dan mobilitas sosial vertikal yang dapat
kita lihat sendiri dalam kehidupan kita bermasyarakat. Yang telah dicantumkan diatas adalah
beberapa kondisi penduduk Indonesia yang kiranya dapat membantu Anda untuk lebih mengenal
contoh kasus yang biasa terjadi di masyarakat sehingga lebih mudah untuk mengidentifikasi mana
yang mobilitas sosial vertikal mana yang mobilitas sosial horizontal. Anda sendiri bisa menilai,
sepanjang kehidupan Anda sampai sekarang ini contoh kasus pergerakan sosial seperti apa yang
sudah pernah Anda alami. Semoga artikel ini memberikan manfaat bagi Anda.

Anda mungkin juga menyukai