Anda di halaman 1dari 11

SOIL INVESTIGATION

Hendra Setiawan
TA Geoteknik
1. Pengujian Lapangan
NO PENGUJIAN QUANTITY ESTIMASI
WAKTU
1 Sondir/CPT Tiap 200 m 9 hari
2,5 T 17 titik
2 Hand Bore Tiap 500 m
4 titik 4 hari
3 Deep Bore 2 titik 4 hari

4 Undisturbed 6 sample
Sample 8 hari
5 Disturbed 6 sample
Sample

- Pengujian sondir dilakukan pada setiap jarak 200 m, data sekunder menunjukkan
bahwa tanah di lokasi cukup seragam
- Hand bore akan dilakukan sampai pada kedalaman dangkal, 5 m, karena
kedalaman penggalian pipa hanya sampai pada kedalaman kurang dari 3 m
- Apabila diperlukan penggunaan pondasi dalam untuk JDU non MUT, misalnya
karena melintasi sungai, bisa dilakukan pengujian dalam
2. Pengujian Laboratorium
a. Properties Tanah
NO PENGUJIAN QUANTITY ESTIMASI WAKTU
1 Kadar Air 6 Sampel
ASTM D2216
2 Berat Jenis 6 Sampel
ASTM D854
3 Berat Volume 6 sample
ASTM D2937 14 hari
4 Analisa Saringan 6 sample
ASTM D422
5 Konsistensi Tanah 6 Sampel
ASTM D4318
- Durasi waktu pengujian laboratorium sangat tergantung dari
pelaksana pengujian tanah (lokasi lab uji, pengiriman, lama pengujian
di lab)
2. Pengujian Laboratorium

NO PENGUJIAN QUANTITY ESTIMASI


WAKTU
1 Uji Kimia Tanah 17 Sampel
ASTM D4972-01
(2007)
2 CBR Rendaman 6 Sampel

3 Triaxial CU 6 sampel 14 hari

TOTAL ESTIMASI WAKTU : 31 HARI

- CBR rendaman diperlukan untuk design jalan inspeksi


- Triaxial CU diperlukan untuk mengetahui kuat geser tanah, dan apabila
jaringan pipa melewati lereng dan memerlukan penanganan khusus,
seperti DPT.
- Pengujian kimia untuk mengetahui tingkat resiko terhadap resiko
korosi pada pipa
3. PROGRESS PENGUJIAN TANAH s/d 20 Agustus 2023
NO PENGUJIAN RENCANA REALISASI
1 Sondir/CPT 17 Titik 100 %

2 Uji Kimia Tanah 17 Sampel 100%

3 Boring (Hand 6 Titik


boring & Bor 100%
Mesin)
4 Uji Laboratorium 7 Pengujian
(@ 6 Sampel) 85%

Catatan:
 Pengujian mulai dilaksanakan pada Hari Jumat, tanggal 14 Juli 2023,
• Hasil Pengujian terakhir diterima hari Minggu, tanggal 20 Agustus 2023
• Laporan final baru akan dikirimkan hari ini, 24 Agustus 2023
• Rekomendasi analisis kimia telah diberikan
4. RESUME HASIL UJI SONDIR/CPT
TAHANAN
KEDALAMA
NO TITIK KONUS, QC
N (meter)
(Kg/cm2)
1 CPT 01 1.8 250
2 CPT 02 4.4 250
3 CPT 03 1.2 250
4 CPT 04 4.0 250
5 CPT 05 3.8 250
6 CPT 06 4.4 250
7 CPT 07 4.6 250
8 CPT 08 1.8 250
9 CPT 09 2.0 250
10 CPT 10 4.6 250
11 CPT 11 5.4 250
12 CPT 12 2.6 250
13 CPT 13 2.8 250
14 CPT 14 2.6 250
15 CPT 15 5.0 250
16 CPT 16 4.0 250
17 CPT 17 3.4 250
• Berdasarkan hasil uji sondir, lapisan tanah keras atau mempunyai
tahanan konus (qc) yang tinggi didapatkan dominan pada
kedalaman bervariasi, dari 1,2 – 5 m. Dengan hasil sondir di
lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa daya dukung tanah
mencukupi untuk menahan beban Pipa yang rencananya akan ada
pada level galian sampai dengan 3 m.
• Apabila diperlukan, daya dukung tanah dapat ditingkatkan
dengan melakukan pemadatan tanah setelah dilakukan
penggalian.
• Data sondir yang didapatkan akan disesuaikan dengan elevasi
rencana pipa, dan data kontur tanah yang didapatkan dari hasil
survey topografi, sehingga akan didapatkan grading
(galian/timbunan) yang perlu dilakukan.
• Apabila jalur pipa berada pada lereng, maka akan diperlukan hasil
uji laboratorium tanah untuk menentukan stabilitas lereng dan
potensi kelongsoran.
4. RESUME HASIL UJI KIMIA TANAH
• Dari hasil uji kimia tanah sebanyak 17 sampel dari 17 titik
yang berbeda, hampir semua sampel menunjukkan sifat dan
kondisi tanah yang asam (pH kurang dari tujuh), bahkan 2
sampel (CPT-9 dan CPT-15) memberikan hasil kondisi tanah
yang sangat asam. Hanya 1 sampel yang memberikan pH
netral (7.01)
• Kondisi tanah yang bersifat asam ini memerlukan perhatian
khusus, utamanya resiko korosi atau karat yang dapat
ditimbulkan pada material logam.
Dari hasil pengamatan pada 17 sampel uji kimia tanah,
didapatkan rata-rata sampelnya bersifat asam dengan pH kurang dari
7, bahkan dua sampel tanah yang diambil dari titik CPT-11 dan CPT-
15 bersifat sangat asam.

Semakin rendah pH, maka kemungkinan logam untuk


terkorosi semakin besar karena daerah logam terurai menjadi ion
logam pada lingkungan yang bersifat asam.

Pada kondisi asam kuat (pH < 5), besi atau baja karbon akan
memperlihatkan ketergantungan kompleks laju korosi terhadap pH.
Pada pH rendah, mekanisme korosi tidak hanya tergantung
konsentrasi ion hydrogen, tetapi juga kehadiran ion-ion atau
komponen larutan lainnya. Pada larutan yang lebih asam dengan pH <
4 atau ada oksigen terlarut, oksida akan terlarut dan proses korosi
akan meningkat yang mengarah pada reduksi H+.

Anda mungkin juga menyukai