Anda di halaman 1dari 24

Asas dan Kebijakan

Pendidikan
Lingkungan Hidup
Disusun Oleh:
Kelompok 5
PUTRI NUR AFIATI NIM
210210204064
YESI SEPTIANA NINGTYAS NIM
210210204040

Mata Kuliah: Pendidikan Lingkungan Hidup


Dosen Pengampu: Kendid Mahmudi, S.Pd., M.Pfis
Membahas tentang:
01 02
Asas-asas Kebijakan
Pendidikan Lingkungan
Lingkungan Hidup
Hidup
01 Asas-asas
Pendidikan
Lingkungan
Hidup
ASAS 1
Konservasi Energi
Semua energi yang memasuki sebuah organisme
(hidup), populasi atau ekosistem dapat dianggap
sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan.
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang
lain, tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau
diciptakan.

Contoh:
Sebuah sistem rantai makanan pada sebuah
ekosistem.
ASAS 2
Pengubahan Energi

Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul cermat.


Prinsip kedua ini seperti Hukum Termodinamika 2
Menjelaskan bahwa setiap perubahan energi yang terjadi tidak
akan terjadi tepat 100 %, melainkan akan selalu ada energi yang
kurang bermanfaat, meskipun energi tidak akan pernah hilang.

Contoh:
Perubahan energi dari makanan menjadi energi untuk beraktivitas
oleh organisme.
Misal harimau, akan ada energi yang diubah menjadi energi panas
yang keluar dari tubuh yang kurang bermanfaat.
ASAS 3
Kategori Sumberdaya
Makananku
Makan besarhey, udah
gengs
Materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman
3 hari gak makan Wah bisa
adalah kategori sumber alam. Makananku
dibagi buat
Pengaruh ruang beranalogi dengan materi dan energi anak istri
sebagai sumber alam.
Ruang memisahkan suatu populasi dari bahan
makanannya, sehingga akan menentukan
perkembangan populasi organisme itu.

Contoh:
Perkembangan populasi ular pemakan tikus di
sebuah daerah yang banyak tikus akan lebih cepat
daripada di daerah dengan populasi tikus
sedikit, ruang pemisah antara ular dan tikus akan
berpengaruh terhadap ketersediaan energi untuk ular
dan berpengaruh terhadap kelangsungan populasinya.
ASAS 4
Prinsip Penjenuhan
Aku lemes, udah
Untuk semua kategori sumber alam (kecuali Kijang udahgak
seminggu abis woy, bisa
makan,
kayanyakelaparan
aku udah kita
ga lama Gimana dong?
keanekaragam dan waktu) kenaikan pengadaan sumber lagi nih
alam yang melampaui batas maksimum, bahkan akan
mempunyai pengaruh yang merusak karena kesan
peracunan. Banyak fenomena sering berlaku
kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh
pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas
maksimum. Kamu sih makan
kijangnya
kebanyakan Kemarin
kekenyangan,
Contoh: sekarang bisa mati
kelaparan kita
Dalam sebuah populasi harimau, terjadi pengurangan energi, misal terjadi
penurunan populasi kijang sebagai bahan makanannya, hal ini akan
berpengaruh juga terhadap populasi harimau yang akan ikut menurun.

Sebaliknya, bila populasi kijang naik, akan terjadi kondisi yang baik pada
populasi harimau dan akan terjadi peningkatan jumlah yang pesat, hingga pada
suatu saat, akan terjadi pengurangan populasi yang terjadi karena populasi kijang
tidak cukup lagi untuk harimau.
ASAS 5
Jenis Sumberdaya

Ada 2 jenis sumberdaya alam, yaitu sumberdaya alam yang


pengadaanya dapat merangsang penggunaan seterusnya dan ada
pula sumberdaya alam yang tak mempunyai daya rangsang
penggunaan lebih lanjut.

Contoh:
Ada populasi singa, makanannya adalah kijang, baboon, dan kancil.
Ketika ada populasi kijang sebagai sumber energi singa naik. Maka
konsumsi singa terhadap kijang akan meningkat. Ini adalah contoh
dari pengadaan sumber alam merangsang penggunaannya.
ASAS 6
Persaingan Individu
dan Spesies

Individu dan spesies yang mempunyai


lebih banyak keturunan daripada
saingannya, cenderung berhasil
mengalahkan saingannya itu.

Contoh:
Dalam sebuah ekosistem hutan, tumbuh-tumbuhan dengan tingkat
yang lebih tinggi seperti tumbuhan semak, akan memiliki populasi
yang lebih tinggi daripada tumbuhan rumput.
Namun ketika terjadi perubahan lingkungan, misal ada kebakaran
hutan, maka setelah itu, populasi rumput akan lebih tinggi, karena
memiliki tingkat adaptasi yang lebih tinggi.
ASAS 7
Kemantapan
Keanekaragaman

Kemantapan keanekaragaman suatu


komunitas lebih tinggi di alam lingkungan
yang mudah diramal.

Contoh:
Pada sebuah sungai yang besar dan mengalir sepanjang tahun
dengan suhu yang tidak fluktuatif dan telah ada dalam kurun waktu
yang cukup lama, akan terdapat keanekaragaman spesies dan
komunitas yang lebih mantap dan stabil sedangkan di sebuah
sungai yang kecil dan hanya berair pada musim penghujan saja
keanekaragamannya sedikit.
ASAS 8
Habitat
Tuh, dikampung
sebelah banyak
Bahwa sebuah habitat (lingkungan hidup) kijang
itu dapat jenuh atau tidak oleh
keanekaragaman takson. Hal itu
bergantung kepada bagaimana relung
dalam lingkungan hidup itu dapat Oke, makasih
memisahkan takson lingkungan tersebut. infonya

Contoh:
Harimau pemakan daging dan singa pemakan
daging yang hidup berdampingan.
ASAS 9
Keanekaragaman
Komunitas

Keanekaragaman komunitas apa saja


sebanding dengan biomassa dibagi
produktivitasnya.

Contoh:
Komunitas yang memiliki keanekaragaman spesies antara lain, tumbuhan, belalang,
burung pipit, ular, elang, kijang, singa dan harimau, aliran biomassa dan aliran energi
yang terjadi pada komunitas tersebut akan lebih cermat. Dimana hanya akan ada sedikit
sekali energi yang terbuang dan kurang bermanfaat, dibandingkan dengan komunitas
yang memiliki keanekaragaman yang sedikit.
ASAS 10
Biomasa dan
Produktifitas

Perbandingan (rasio) antara biomassa


dengan produktivitas (B/P) naik dalam
perjalanan waktu pada lingkungan yang
stabil, hingga mencapai sebuah asimtot.

Contoh:
Hewan berdarah panas di daerah iklim dingin akan
mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar, misal serigala
di kutub akan mempunyai tubuh yang lebih besar dan
bulu yang lebih tebal. Sehingga rasio dengan berat tubuh
akan lebih rendah, hal ini dilakukan untuk efisiensi
energi.
ASAS 11
Kemantapan Sistem

Sistem yang sudah mantap


(dewasa) mengeksploitasi sistem
yang belum mantap/ belum dewasa.

Contoh:
Kota sebagai suatu lingkungan adalah sistem yang lebih dewasa daripada desa. Akan
terjadi eksploitasi yang dilakukan desa meliputi dalam hal ketenagakerjaan, ekonomi,
sosial dan politik.
Begitu seterusnya, kota yang lebih besar akan mengeksploitasi kota yang lebih kecil.
ASAS 12
Adaptasi

Kesempurnaan adaptasi suatu sifat


atau tabiat bergantung kepada
kepentingan relatifnya dalam
keadaan suatu lingkungan.

Contoh:
Pada ekosistem yang berada dilingkungan gunung api, ketika terjadi erupsi gunung api,
suatu habitat yang semula mantap akan hancur karena suatu perubahan kecil maupun
besar Namun sebaliknya suksesi primer yang merintis daerah tersebut setelah erupsi
memerlukan adaptasi yang tinggi terhadap lingkunganya.
ASAS 13
Keanekaragaman
Biologi
Lingkungan yang secara fisik stabil
memungkinkan berlakunya penimbunan
keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang
mantap (dewasa) , yang kemudian dapat
menggalakkan kestabilan kepada populasi.

Contoh:
Rantai makanan yang mempunyai populasi yang lebih
beranekaragam akan membuang lebih sedikit energi.
ASAS 14
Keteraturan Populasi

Derajat pola keteraturan naik turun populasi


bergantung kepada jumlah keturunan dalam
sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan
mempengaruhi populasi itu.

Contoh:
Harimau Sumatra akan semakin sedikit jumlahnya bila
kelahiran dari hewan ini semakin berkurang setiap
tahunnya.
Kebijakan
Pendidikan
Lingkungan
Hidup
Pendidikan lingkungan hidup bertujuan untuk mendorong dan memberikan
kesempatam kepada masyarakat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang pada akhirnya dapat menumbuhkan kepedulian, komitmen untuk melindungi,
memperbaiki serta memanfaatkan lingkungan hidup secara bijaksana, turut
menciptakan pola perilaku baru yang bersahabat dengan lingkungan hidup,
mengembangkan etika lingkungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup

Sesuai dengan tujuan pendidikan lingkungan


hidup maka kebijakan pendidikan lingkungan
hidup di Indonesia disusun untuk menciptakan
iklim yang mendorong semua pihak agar berpera
dalam pengembangan pendidikan lingkungan
hidup untuk pelestarian lingkungan hidup.
Kebijakan pendidikan lingkungan hidup disusun berdasarkan:

UU RI No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

UU RI No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

UU RI No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah


Pusat dan Daerah;

UU No.25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional;

UU No. 20Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional!;

Keputusan Bersama Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup dan


Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1991 dan Nomor 38 Tahun 1991;
tentang Peningkatan Pemasyarakatan Kependudukan dan Lingkungan
Hidup Melalui Jalur Agama.
Lanjutan
Memorandum Bersama antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 0142/U/1996 dan Nomor
KEP:89/MENLH/5/1996 tentang Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan
Lingkungan Hidup;

Naskah kerja sama antara pusat pengembangan penataran guru teknologi Malang
sebagai Pusat Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup Nasional untuk
Sekolah Menengah Kejuruan dan Direktorat Pengembangan Kelembagaan/
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor
218/C19ATT/1996 dan Nomor B-1648/I/06/96 tentang Pengembangan
Pendidikan Lingkungan Hidup pada Sekolah Menengah Kejuruan.

Piagam kerja sama Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala Badan


Pengendalian Dampak Lingkungan dengan Menteri Dalam Negeri Nomor 05/ MENLH/8/1998
dan Nomor 119/1922/SJ tentang Kegiatan Akademik dan
Nonakademik di Bidang Lingkungan Hidup.

Komitmen-komitmen internasional yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan


hidup.
Referensi
Efendi, A. (n.d.). Asas-asas Umum Kebijaksanaan Lingkungan dalam Undang-undang No.32 Tahun 2009.
Erik Teguh Primiantoro. (2015). Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan: Amdal, UKL-UPL dan izin
Lingkungan serta Audit Lingkungan Hidup, Jakarta; KLHK
Erwin, M. (2008). Hukum Lingkungan dalam sistem kebijakan pembangunan Lingkungan Hidup, Bandung: Refika Aditama
Erwin, M.(2015). Hukum Lingkungan: dalam sistem perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, Bandung:
Refika Aditama
Herlina, Nina.(2017).Permasalahan lingkungan hidup dan penegakan hukum lingkungan di Indonesia, Jurnal Ilmiah Galuh
Justisi, vol3(2), hlm, 162-176
Hilmi, Y., & Romlah, O. (n.d.). Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup; Belajar dari Pengalaman dan Belajar dari Alam.
Indonesia. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Istiadi, Y. (n.d.). Pendidikan Lingkungan Hidup Terlupakan dalam Kurikulum.
Lourrinx, E.,Mahyati,M.,Sitorus, dkk.(2022). Pendidikan Lingkungan Hidup. Yayasan Kita Menulis
Pongtuluran, Yonathan.(2015). Manajemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan EDISI Revisi. Yogyakarta:ANDI
Rispalman. (2018). Sejarah Perkembangan Hukum Lingkungan di Indonseia. Jurnal Dusturiah. Banda Aceh: Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry, vol 8(2) , hlm. 185-196
lanjutan
Rukandar, D. (n.d.). Etika Lingkungan.
Rumanta, dkk.(2021). PEBI4223 – Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta: Universitas Terbuka
Sabriyah, H. (2021, Juli 01). Kajian Pendidikan Lingkungan Hidup di Indonesia. p. volume 10.
Sasmita, Y. S. (2021). Modul Pembelajaran Pendidikan Lingkungan. Lampung.
Sekarwinahyu, M. (n.d.). Modul Pendidikan Lingkungan Hidup.
Siregar, E., Mulya. (2016). Rangkuman Peraturan Mengenai Dokumen Lingkungan Hidup & Energi Bersih. Jakarta: USAID
Suedi, & Tantu, H. (2016). Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Bogor: PT Penerbit IPB Press.
Sugiyono, A. (2014, Agustus 16). Kelembagaan Lingkungan Hidup di Indonesia.
Tijow, Lusiana. (2013). Kebijakan Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia. Dosen Fakultas Ilmu Sosial UNG
Wihardjo, R.S.D.,& Rahmayanti,H.(2021). Pendidikan Lingkungan Hidup. Penerbit NEM

Link google drive: https://


drive.google.com/drive/folders/10J3gONqWLypm9Mc8
4C2ebPt2buByaWsc
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai