Anda di halaman 1dari 7

ILMU MITIGASI BENCANA

MATERI: 14 ASAS KONSEP LINGKUNGAN

PRINSIP 1: KONSERVASI ENERGI


Semua energi yang memasuki sebuah organisme (hidup), populasi atau ekosistem dapat
dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari stu bentuk
ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan
Sering juga disebut hukunm Konservasi Energi, Prinsip pertama ini serupa dengan hukum
termodinamika 1. Setiap energi yang keluar masuk individu, populasi dan ekosistem disebut
energi yang tersimpan atau yang terlepas, sehingga kehidupan juga dapat dianggap sebagai
pengubah energi.

Contoh:
Sebuah sistem rantai makanan pada sebuah ekosistem, pada mulanya energi dari matahari akan
diterima oleh tumbuhan dan diubah menjadi energi kimawi melalui proses fotosintesis.

Selanjutnya daun tumbuhan itu dimakan oleh organisme, missal kijang. Kijang mengubahnya
menjadi energi kimia yang disimpan ditubuhnya, energi untuk beraktifitas, dan ada sebagian
kecil berubah menjadi energi panas.

Kijang dimakan singa, singa mengubah energi dari kijang menjadi energi intuk beraktivitas dan
sebagian kecil juga diubah menjadi energi panas. Dapat dilihat, energi dari matahari tidak
hilang, hanya berubah bentuk energi saja.

PRINSIP 2: PENGUBAHAN ENERGI

Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul cermat.


Prinsip kedua ini seperti Hukum Termodinamika 2 Menjelaskan bahwa setiap perubahan energi
yang terjadi tidak akan terjadi tepat 100 %, melainkan akan selalu ada energi yang kurang
bermanfaat, meskipun enrgi tidak akan pernah hilang. Ada kecenderungan bahwa energi di
bumi hampir semua akan berubah menjadi energi panas tanpa balik, dari pemuaian ke angkasa
lepas.

Contoh:
Perubahan energi dari makanan menjadi energi untuk beraktivitas oleh organisme, missal
harimau, akan ada energi yang diubah menjadi energi panas yang keluar dari tubuh yang kurang
bermanfaat.
PRINSIP 3: KATEGORI SUMBERDAYA
Materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman adalah kategori sumber alam.

Pengaruh ruang beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber alam. Ruang memisahkan
suatu populasi dari bahan makanannya, sehingga akan menentukan perkembangan populasi
organisme itu.

Contoh:
Perkembangan populasi ular pemakan tikus di sebuah daerah yang banyak tikus akan lebih
cepat daripada di daerah dengan populasi tikus sedikit, ruang pemisah antara ular dan tikus
akan berpengaruh terhadap ketersediaan energi untuk ular dan berpengaruh terhadap
kelangsungan populasinya.
Waktu adalah sebuah faktor yang sangat penting dalam sumber alam. Waktu selalu berkaitan
dengan sumber alam lain.
Contoh:
Suatu ekosistem yang telah ada dalam waktu cukup lama, missal suatu ekosistem di gunung,
akan mempunyai keanekaragaman populasi yang lebih daripada suatu ekosistem yang belum
lama terbentuk setelah mengalami suksesi.
Keanekaragaman juga merupakan sumber alam yang sangat berpengaruh. Keanekaragaman
terutama mempengaruhi tingkat ketahanan sebuah ekosistem, baik itu berupa keanekaragaman
jenis makanan suatu populasi, keanekaragaman jenis populasi dalam ekosistem, dan lain-lain.

Contoh:
Ketika pada suatu ekosistem terjadi suatu hal yang memusnahkan populasi tikus, ular yang
hanya memakan tikus saja akan ikut hilang, tetapi ular yang mempunyai makanan beraneka
ragam tidak akan banyak terganggu, karena akan memakan makanan lain.

PRINSIP 4: PENJENUHAN

Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaan sumber itu sudah cukup tinggi,
pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumber alam itu sampai ke
suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini, tak kan ada pengaruh yang
menguntungkan lagi. Untuk semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan
waktu) kenaikan pengadaan sumber alam yang melampaui batas maksimum, bahkan akan
mempunyai pengaruh yang merusak karena kesan peracunan. Ini adalah prinsip penjenuhan.
Untuk banyak fenomena sering berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh
pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum.
Ada suatu nilai untuk setiap sumber alam agar keberadaannya membawa manfaat yang optimal.
Titik ini menjadi batas maksimum sekaligus batas minimum. Jika terjadi penambahan atau
bahkan pengurangan akan terjadi berkurangnya daya kegiatan. Naik turunnya suatu sumber
alam pada sebuah ekosistem akan berpengaruh pada naik turunnya individu dalam populasi.
Sehingga ketika dalam kondisi yang optimum, yang terjadi terhadap jumlah individu tersebut
adalah naik-turun, tidak turun saja atau naik saja.
Contoh:
Dalam sebuah populasi harimau, terjadi pengurangan energi, missal terjadi penurunan populasi
kijang sebagai bahan makanannya, hal ini akan berpengaruh juga terhadap populasi harimau
yang akan ikut menurun.
Sebaliknya, bila populasi kijang naik, akan terjadi kondisi yang baik pada populasi harimau
dan akan terjadi peningkatan jumlah yang pesat, hingga pada suatu saat, akan terjadi
pengurangan populasi yang terjadi karena populasi kijang tidak cukup lagi untuk harimau.

PRINSIP 5: DUA JENIS SUMBERDAYA

Ada 2 jenis sumberdaya alam, yaitu sumberdaya alam yang pengadaanya dapat merangsang
penggunaan seterusnya dan ada pula sumberdaya alam yang tak mempunyai daya rangsang
penggunaan lebih lanjut.

Di alam, ada kondisi dimana ketika sumber alam tertentu semisal bertambah, maka akan diikuti
dengan pertambahan oleh penggunaannya, hal ini disebut sumber alam tersebut merangsang
penggunaan seterusnya. Kejadian sebaliknya dikatakan bahwa sumber alam tersebut tidak
merangsang penggunaannya.
Contoh:

Ada populasi singa, makanannya adalah kijang, baboon, dan kancil. Ketika ada populasi kijang
sebagai sumber energi singa naik. Maka konsumsi singa terhadap kijang akan meningkat. Ini
adalah contoh bahwa pengadaan sumber alam merangsang penggunaannya.

PRINSIP 6: PERSAINGAN INDIVIDU DAN SPESIES


Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya,
cenderung berhasil mengalahkan saingannya itu.
Spesies yang mempunyai kemampuan adaptasi yang lebih tinggi akan lebih banyak keturunan
daripada spesies yang kurang adaptif. Jika kedua spesies yang melakukan persaingan
mempunyai tingkat keturunan yang berbeda, maka, spesies yang mempunyai tingkat keturunan
yang lebih tinggi akan berhasil mengalahkan spesies saingannya. Ketika terjadi perubahan
kondisi lingkungan, bukan tidak mungkin akan terjadi perubahan jumlah populasi, spesies yang
bertambah adalah spesies yang lebih adaptif terhadap kondisi yang baru.
Contoh:
Dalam sebuah ekosistem hutan, tumbuh-tumbuhan dengan tingkat yang lebih tinggi seperti
tumbuhan semak, akan memiliki populasi yang lebih tinggi daripada tumbuhan rumput. Namun
ketika terjadi perubahan lingkungan, missal karena kebakaran hutan, maka setelah itu, populasi
rumput akan lebih tinggi, karena memiliki tingkat adaptasi yang lebih tinggi.

PRINSIP 7: KEMANTAPAN KEANEKARAGAMAN


Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang mudah
diramal.
Pada sebuah daerah yang mempunyai kondisi yang cenderung sama dalam suatu waktu,atau
pada daerah tersebut terdapat sebuah siklus perubahan faktor lingkungan yang mempunyai pola
yang teratur, kemantapan keanekaragaman suatu komunitas akan lebih tinggi. Hal ini
dikarenakan dengan kondisi yang relatif mudah diramalkan tersebut proses untuk hidup relative
lebih mudah. Pada derah tersebut, akan banyak dijumpai keanekaragaman dengan jenis spesies
yang banyak, yang melakukan evolusi hingga tingkat optimum terhadap keadaan
lingkungan.Sebaliknya, pada daerah yang cenderung tidak stabil,spesiesnya hanya sedikit dan
kepadatannya umumnya serupa.
Contoh:
Pada sebuah sungai yang besar dan mengalir sepanjang tahun dengan suhu yang tidak fluktuatif
dan telah ada dalam kurun waktu yang cukup lama, terdapat keanekaragaman spesies dan
komunitas yang lebih mantap dan stabil daripada di sebuah sungai yang kecil dan hanya berair
pada musim penghujan saja.

PRINSIP 8: HABITAT
Bahwa sebuah habitat (lingkungan hidup) itu dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman
takson. Hal itu bergantung kepada bagaimana niche dalam lingkungan hidup itu dapat
memisahkan takson lingkungan tersebut.
Tiap spesies memiliki memiliki keperluan dan fungsi masing-masing di alam Suatu makhluk
hidup yang mempunyai keperluan yang berbeda dan fungsi yang berbeda di alam, maka
kecenderungan akan terjadi adanya hidup berdampingan tanpa persaingan.
Contoh:

Contohnya adalah Singa yang memakan daging yang hidup berdampingan dengan harimau
yang memakan daging juga.
PRINSIP 9: KEANEKARAGAMAN KOMUNITAS
Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomassa dibagi produktivitasnya.

Dalam sebuah sistem biologi, ada sebuah hubungan antara biomassa, aliran energi, dan
keanekaragaman. Bila sebuah system menyimpan biomassa dan mengandung aliran energi
yang berasosiasi sebanding dengan aliran materinya, dan materi itu bebas tukar-menukar
dengan materi yang disimpan, maka jumlah waktu rata-rata dapat dinyatakan dengan hasil kali
sebuah koifisien tetapan dengan hasil bagi antara biomassa dengan produktivitas energi.
Karena keanekaragaman sebanding dengan waktu, maka ketika keanekaragaman dalam sebuah
komunitas meningkat, maka kecermatan penggunaan energi akan meningkat.
Contoh:
Komunitas yang memiliki keanekaragaman spesies antara lain, tumbuhan, belalang, burung
pipit, ular, elang, kijang, singa dan harimau, aliran bomassa dan aliran energi yang terjadi pada
komunitas tersebut akan lebih cermat, dimana hanya akan ada sedikit sekali energi yang
terbuang dan kurang bermanfaat, dibandingkan dengan komunitas yang memiliki
keanekaragaman yang sedikit.

PRINSIP 10: BIOMASA DAN PRODUKTIVITAS

Perbandingan (rasio) antara biomassa dengan produktivitas (B/P) naik dalam perjalanan
waktu pada lingkungan yang stabil, hingga mencapai sebuah asimtot.

Jika dalam sebuah lingkungan yang stabil keanekaragaman meningkat seiring dengan waktu,
maka perbandingan antara biomassa dengan produktivitas juga akan meningkat. Prinsip ini
menjelaskan bahwa sistem biologi berevolusi ke arah pencermatan penggunaan energi, yang
memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Menunjukkan adanya maksimal efisiensi
penggunaan energi dan minimasi pemborosan energi dalam perjalanan evolusi hidup.
Contoh:

Hewan berdarah panas di daerah iklim dingin akan mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar,
misal serigala di kutub akan mempunyai tubuh yang lebih besar dan bulu yang lebih tebal.
Sehingga rasio dengan berat tubuh akan lebih rendah, hal ini dilakukan untuk efisiensi energi.
PRINSIP 11: KEMANTAPAN SISTEM
Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum mantap/ belum
dewasa.
Sistem (ekosistem, populasi, tingkat makanan) yang lebih dewasa memindahkan energi
biomasa dan keanekaragaman tingkat organisasi di dekatnya yang belum dewasa, artinya,
energi, materi dan keanekaragaman mengalir kea rah organisme yang lebih kompleks. Prinsip
ini menjelaskan bahwa satu cara untuk meningkatkan kecermatan penggunaan energi adalah
eksploitasi sistem lain yang menghabiskan energinya untuk mengumpulkan materi dan energi
yang dibutuhkan.
Contoh:
Kota sebagai suatu lingkungan adalah sistem yang lebih dewasa daripada desa. Akan terjadi
eksploitasi yang dilakukan desa meliputi dalam hal ketenagakerjaan, ekonomi, sosial dan
politik. Begitu seterusnya, kota yang lebih besar akan mengeksploitasi kota yang lebih kecil.

PRINSIP 12: ADAPTASI


Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung kepada kepentingan relatifnya
dalam keadaan suatu lingkungan

Di lingkungan yang stabil, keanekaragaman terus-menerus meningkat, sementara seleksi


berlaku, diharapakan terjadi perbaikan yang terus menerus dalam sifat adaptasinya. Dalam
suatu ekosistem yang mantap dalam habitat yang stabil, sifat responsif terhadap fluktuasi yang
tak terduga tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia
lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Prinsip ini menjelaskan bahwa tidak ada
strategi evolusi yang terbaik dan mandiri dimuka bumi ini. Keadaaan lingkungan fisik sangat
berpengaruh. Suatu perubahan drastis terjadi, sistem yang lebih dewasa akan lebih terancam
bahaya.

Contoh:
Pada ekosistem yang berada dilingkungan gunung api, ketika terjadi erupsigunung api, suatu
habitat yang semula mantap akan hancur karena suatu perubahan kecil maupun besar Namun
sebaliknya suksesi primer yang merintis daerah tersebut setelah erupsi memerlukan adaptasi
yang tinggi terhadap lingkunganya.
PRINSIP 13: KEANEKARAGAMAN BIOLOGI
Lingkungan yang secara fisik stabil memungkinkan berlakunya penimbunan keanekaragaman
biologi dalam ekosistem yang mantap (dewasa) , yang kemudian dapat menggalakkan
kestabilan kepada populasi.
Asas nomor 13 ini adalah kelanjutan dari asas 7, 9,12,

Asas 7 : Kekompleksan organisasi akan meningkat pada lingkungan yang mantap. Semakin
beragam organisme dalam jaring-jaring makanan, energi yang terbuang akan lebih
sedikit.Kemantapan lingkungan fisik diikuti oleh kemantapan populasi dalam ekosistem.

Asas 9 : Kemantapan meningkatkan efisiensi energi.


Contoh : rantai makanan yang mempunyai populasi yang lebih beranekaragam akan membuang
lebih sedikit energi.

Asas 13 : adaptasi yang peka dan kompleks, dan sistem kontrol akan berevolusi sebagai
tanggapan terhadap lingkungan biologi dan sosial daripada komunitas yang mantap.

PRINSIP 14: KETERATURAN POPULASI


Derajat pola keteraturan naik turun populasi bergantung kepada jumlah keturunan dalam
sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu.

Keanekaragaman yang rendah pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap,
menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.

Fluktuansi tinggi akan terjadi di sebuah populasi jika jumlah spesies yang kecil berinteraksi
dengan spesies lain, sebagai contoh, pada konsep jaring-jaring makanan.
Pada konsep rantai makanan, ada produsen, konsumen I, konsumen II dan konsumen III. Ketika
populasi konsumen I meningkat karena suatu hal, maka populasi produsen akan turun, populasi
konsumen II dan III juga naik.
Pada waktu berikutnya,produsen yang berpopulasi rendah akan diikuti menurunnya populasi
konsumen I, II dan III.

Anda mungkin juga menyukai