Anda di halaman 1dari 6

Nama : Arvian Rendy Yoditya

NIM : 185090707111008
Matkul : Geofisika Teknik dan Lingkungan
Tugas : Resume

BAB I
EKOLOGI SEBAGAI DASAR ILMU LINGKUNGAN

Ekologi merupakan salah satu dasar bagi ilmu lingkungan. Di dalam ilmu lingkungan,
seperti halnya dalam ekologi, jasad hidup pada dasarnya dipelajari dalam unit populasi.
Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu suatu spesies organisme hidup yang sama.
Cara menentukan batasan populasi yang lebih baik didasarkan pada pengaruh satu individu
terhadap individu yang lain dalam suatu populasi. Jadi, populasi dipandang sebagai suatu
sistem yang dinamis dari pada segala individu yang selalu melakukan hubungan Jika jumlah
individu populasi per unit luas bertambah dalam perjalanan waktu dapat dikatakan bahwa
kepadatan populasi itu naik. Jika kepadatan populasi itu sedemikian rupa naiknya dan
menyebabkan kebutuhan populasi itu akan bahan makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan
hidup lainnya menjadi diluar kemampuan alam lingkungan untuk menyediakan atau
menyokong secukupnya, maka timbullah persaingan (kompetisi). Persaingan ini menimbulkan
dua akibat. Kedua akibat tersebut adalah sebagai berikut.
1. Dalam jangka waktu yang singkat, persaingan menimbulkan efek ekologi.
2. Dalam jangka waktu yang panjang, persaingan menimbulkan efek evolusi.

Persaingan membangkitkan daya juang untuk mempertahankan kelangsungan hidup


yang dapat dimenangkan oleh yang ‘kuat’ atas anggota populasi yang ‘lemah’. Dalam waktu
yang singkat, persaingan sebagai akibat ekologi berupa:
a. Kelahiran, kelangsungan hidup, dan pertumbuhan populasi yang boleh jadi tertekan.
b. Pemindahan (emigrasi) populasi yang mungkin meningkat.
Persaingan dalam populasi dapat berupa persaingan langsung antarindividu atau persaingan
tidak langsung. Persaingan dapat pula berakibat perubahan yang berangsur-angsur pada
populasi (efek evolusi). Misalnya, terdapat individu bertubuh besar dan individu bertubuh kecil
pada suatu populasi. Jika dalam populasi tersebut ada persaingan memperoleh makanan, maka
individu yang bertubuh kecil akan terancam bahaya kelaparan, umur, dam daya-pembiakannya
yang akan menurun dalam populasi secara keseluruhan. Lama-kelamaan (evolusi) populasi
tersebut akan banyak melahirkan individu bertubuh besar dan yang kecil akan tersisihkan.
Akhirnya, populasi akan dikuasai oleh individu yang bertubuh besar.
Kemampuan anggota populasi bersaing pada akhirnya dapat tetap dipertahankan dalam
setiap persaingan antarindividu. Hal ini disebabkan karena yang menang meneruskan
kelangsungan generasi. Dua faktor lingkungan yang dapat menurunkan dayak biak populasi
adalah sebagai berikut.
1. Faktor yang bergantung kepada kepadatan populasi itu sendiri (density-dependent
factor).
2. Faktor yang tak bergantung kepada kepada kepadatan itu sendiri (density-independent
factor).

Ada empat macam pengertian yang penting untuk diketahui sehubungan dengan
pemungutan hasil berbagai bentuk populasi oleh manusia. Keempat macam pengertian tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Biomasa, ialah berat total populasi. Jadi, biomasa sama dengan jumlah individu dalam
populasi × berat rata-rata individu tersebut.
2. Hasil Bawaan (standing crop), ialah jumlah individu atau biomasa suatu populasi dalam
suatu jangka waktu tertentu.
3. Produktivitas, ialah jumlah jaringan hidup yang dihasilkan oleh suatu populasi dalam
suatu jangka waktu tertentu.
4. Hasil panen, ialah jumlah hasil yang dipungut pada suatu waktu panen bagi kepentingan
manusia.

Kombinasi antara habitat, tempat suatu spesies hidup dengan fungsi spesies dalam
habitat itu memberikan pengertian nicia (niche). Konsep nicia penting bagi seorang ahli ilmu
lingkungan. Konsep ini digunakan untuk meramal macam tumbuhan dan hewan yang dapat
ditemukan dalam suatu komunitas dan menaksir kepadatan serta fungsinya pada suatu musim.
Kepadatan individu dalam suatu populasi langsung dapat dikaitkan dengan pengertian
keanekaragaman. Istilah ini dapat diterapkan kepada berbagai bentuk, sifat, dan ciri suatu
komunitas.
Komunitas adalah tingkat organisasi yang lebih tinggi dibanding populasi. Suksesi
adalah proses dimana komunitas dikuasai oleh spesies yang dapat hidup unggul. Komunitas
yang sudah mencapai kemantapan disebut dengan komunitas yang sudah mencapai puncak
atau klimaks. Tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas adalah ekosistem. Dalam
ekosistem, tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan dan hewan saja, tetapi juga
segala macam bentuk materi yang melakukan siklus dalam suatu sistem itu dan energi yang
menjadi sumber kekuatan bagi ekosistem. Dalam sebuah ekosistem, terdapat rantai makanan
yang secara umum dapat digambarkan sebagai berikut.

Konsep rantai makanan sangat praktis untuk membahas aliran energi dalam ekosistem.
Namun, yang terjadi dalam ekosistem sebenarnya adalah hubungan saling makan yang lebih
kompleks. Jika hubungan tersebut disusun secara lengkap, maka akan diperoleh jarring
makanan. Contoh jaringan makanan dapat ditunjukkan oleh gambar berikut.
BAB II
METODOLOGI

Bermacam ragam gejala di dalam Ilmu Lingkungan mudah dipahami dengan


meresapkan berbagai asas yang terbatas saja jumlahnya. Asas ialah penyamarataan kesimpulan
secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala
(fenomena), dan situasi yang lebih spesifik. Asas yang sudah jenuh oleh ujian dan dapat terus
dipertahankan kebenarannya, lama kelamaan dapat diubah statusnya menjadi hukum. Asas
yang mentah dan masih merupakan dugaan ilmiah seorang peneliti, biasanya disebut hipotesis.
Hipotesis masih harus diuji lagi , untuk memperoleh kesimpulan adanya kebenaran yang dapat
diterapkan secara umum, lalu menjadi asas. Ada beberapa cara untuk menentukan asas baru,
yang biasa dikenal dengan istikah metode ilmiah, bahkan sudah menjadi bidang garapan
tersendiri, yang secara umum disebut metodologi :
1. Induksi
Cara induksi dilakukan dengan menguji hipotesis dan mengumpulkan data melalui
beberapa percobaan yang relatif terbatas untuk membuat kesimpulan yang menyeluruh.
2. Deduksi
Cara deduksi adalah cara yang menggunakan suatu kesimpulan umum untuk
menerangkan kejadian yang spesifik.
3. Simulasi Komputer dan Berbagai Model Matematika
Cara ini merupakan cara yang telah dilaksanakan beberapa tahun terakhir ini. Cara ini
dilakukan dengan membuat model tiruan (mimic) suatu keadaan di alam.
4. Metode Perbandingan
Metode perbandingan adalah metode lain yang bisa digunakan untuk menguji hipotesa
seperti yang sering dilakukan oleh Darwin.
BAB III
ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN

1. Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup populasi atau ekosistem dapat
dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan, atau diciptakan.
2. Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien.
3. Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, semuanya termasuk kategori
sumber alam.
4. Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaannya sudah mencapai optimum,
pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumber alam itu
sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak akan ada
pengaruh yang menguntungkan lagi.
Untuk semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan
pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak
karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering
berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam
yang sudah mendekati batas maksimum.
5. Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat
merangsang penggunaan seterusnya dan yang tak mempunyai daya rangsang
penggunaan lebih lanjut.
6. Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya,
cenderung berhasil mengalahkan saingannya itu.
7. Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang
mudah diramal.
8. Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada
bagaimana nicia dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.
9. Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi produktivitas.
𝛽
10. Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan prodktivitas (𝜌 )

dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.


11. Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum mantap
(belum dewasa).
12. Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung kepada kepentingan
relatifnya di dalam keadaan suatu lingkungan.
13. Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkanterjadinya penimbunan
keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat
menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.
14. Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi bergantung kepada jumlah keturunan
dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu.

Anda mungkin juga menyukai