0leh :
Kelompok
:2
Nama anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
Melly Safitri
Yemi Ulviani
Eria Irmawati
Siti Nurohma
Een Suci Febrianti
( A1D013003)
(A1D013016)
(A1D013017)
(A1D0130
(A1D0130
1 | Page
makalah kami yang berjudul Asas-Asas Dan Konsep Mengenai Organisasi Pada Taraf
Populasi.
Makalah ini dibuat sebagai syarat untuk
Ekologi. Makalah ini memuat materi mengenai asas-asas dan konsep mengenai
organisasi pada taraf populasi, diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat
menambah wawasan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada Ibu Dra.
Kasrina, M.Si dan Ibu Nike Anggraini, S.Pd. M.Scselaku dosen pengampu mata kuliah
Ekologi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kemajuan dunia pendidikan. Kami
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
membangun dari pembaca sangat kami perlukan demi perbaikan makalah kami yang
selanjutnya.
Bengkulu,
November 2015
Penyusun
Daftar isi
Halaman judul............................................................................................................i
Kata pengantar...........................................................................................................ii
Daftar isi.....................................................................................................................iii
Bab I. Pendahuluan...................................................................................................
1.1 Latar belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................1
Bab II. Isi....................................................................................................................
2 | Page
2.1 Regulasi populasi san konsep-konsep kepadatan bebas dan tak bebas...........2
2.2 Sebaran populasi..............................................................................................7
2.3 Struktur populasi dan prinsip Alle...................................................................14
2.4 Isolasi dan teritorialitas....................................................................................16
2.5 Interaksi dua spesies........................................................................................18
Bab III. Penutup.........................................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................25
3.2 Saran................................................................................................................26
Daftar pustaka............................................................................................................27
3 | Page
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada waktu dan
daerahtertentu yang saling bertinteraksi dan saling mempengaruhi. Komunitas memiliki
derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila di bandingkan dengan populasi.
Komunitas tidak hanya mempunyai kesatuan fungsional tertentu dengan struktur trofik
danarus energi khas saja, tetapi juga merupakan kesatuan yang di dalamnya terdapat
peluang bagi jenis tertentu untuk dapat hidup dan berdampingan. Walaupun demikian
tetap masih adakompetisi diantaranya, sehingga akan ditemukan populasi tertentu
berperan sebagai dominansisuatu komunitas. Populasi yang mendominasi tersebut
terutama adalah populasi yang dapatmengendalikan sebagian besar arus energi dan kuat
sekali mempengaruhi lingkungan pada semua jenis yang ada di dalam komunitas yang
sama.
Untuk memahami masalah tentang populasi tersebut, bukan hanya sekedar
mengetahui tetapi juga mempertimbangkan prinsip umum ekologi populasi,
karena tidak ada populasi yang tumbuh terbatas.Spesies selain manusia ada yang
mengalami ledakan populasi tetapi mereka tidak terhindar dari kehancuran,
tetapi banyak juga yang relatif stabil populasinya dengan sedikit peningkatan
atau penurunan tingkat populasi.Ekologi populasi ini meliputi pengukuran
perubahan dalam ukuran dan komposisi populasi, dan dengan identifikasi
penyebab ekologis dan evolusioner dari fluktuasi tersebut.Berdasarkan hal
tersebut makalah ini dibahas tentang asas-asas dan konsep mengenai organisasi
pada taraf populasi.
1.2 Tujuan
1. Untuk memahami regulasi populasi san konsep-konsep kepadatan bebas dan tak
2.
3.
4.
5.
bebas.
Untuk memahami sebaran populasi.
Untuk memahami struktur populasi dan prinsip Alle.
Untuk memahami isolasi dan teritorialitas.
Untuk memahami interaksi dua spesies.
BAB II
ISI
2.1 Regulasi populasi dan konsep-konsep kepadatan bebas dan tak bebas
1 | Page
tinggi,atau
yang
tidak
mengalami
penekanan
secara
2 | Page
Para pakar ekologi yang bekerja dalam lingkungan yang tidak berbahaya atau lunak
( seperti di taman Inggris atau di hutan trofik ataupun di daerah terumbu karang ) atau
dengan organisme organisme besar (seperti burung,mammalia, atau pohon-pohon
hutan,yang daur hidupnya lebih panjang ,dan banyaknya biomas lebih jelas lagi
mencerminkan arus energi) telah terpengaruh oleh hal-hal berikut:
1. Pentingnya faktor ketregantungan pada kepadatan ,terutama persaingan antar
jenis yang membatasi diri ( seperti pada persamaan pertumbuhan sigmoid) dan
pencegahan antar jenis dari barbgai macam atau cara (persaingan antara jenis,
parasit ,dan sebagainya)
2. Kemantapan atau paling sedikit konsistensi dalam pola-pola kepadatan
3. Nilai umum dari mekanisme pengendalian biologi.
Di atas semuanya itu ,apabila kita tertarik pada pengkajian yang intensif mengenai
populasi tertentu ,kita tidak boleh melupakan integrasi yang terjadi pada tingkat
komunitas dan ekosistem sebab bagian-bagiannya (populasi) tidak pernah dapat di
terangkan secara lengkap tanpa memperhatikan keseluruhannya ( ekosistem ) atau
sebaliknya.
Di dalam analisis terakhir, pengaturan populasi harus merupakan fungsi dari jenis
ekosistem tempat populasi yang bersangkutan merupakan bagiannya .Ekosistemekosistem alam di daerah beriklim sedang yang tentunya ,merupakan ekositem yang
paling di kenal dari segi ekologi ,merupakan perantara mengenai arti pentingnya
pengatur-pengatur fisik dan biotik.
Milne ( 1957 dan 1962 ) dalam Odum (1993) menegaskan interaksi pengendali
ketidaktergantungan kepadatan ketergantungan pada kepadatan,dan menunjukkan
bahwa yang terakhir itu jarang sempurna ,seperti dalam model pertumbuhan sigmoid
atau logistik,tetapi sering kali tidak sempurna dalam segi pembatasan-pembatasan
dapat lebih efektif pada suatu kepadatan dari pada kepadatan lain.Sebenarnya Holing
( 1961 ) dalam Odum (1993) berkesimpulan bahwa di dalam pemangsaan seranggaserangga biasanya merupakan fungsi yang meningkat dari kepadatan binatang mangsa
pada kepadatan rendah dari pemangsanya tetapi merupakan fungsi yang menurun pada
kepadatan kepadatan tinggi (ketergantungan pada kepadatan yang terbalik).
Misalnya,apabila jumlah pemburu yang sama di ijinkan menangkap dua ekor
rusa permusim, mereka akan berburu sampai mereka berhasil memperoleh buruannya
tadi ,maka jumlah rusa yang sama akan di singkirkan setiap tahun,tanpa menghiraukan
jumlah seluruh rusa yang ada .Hal ini dsebut juga faktor yang mempengaruhi
3 | Page
tumbuhan mempengaruhi kepadatan binatang. Aksi dan reaksi di dalam populasi yang
berinteraksi di dalam populasi yang berpopulasi dalam peredaran rantai makanan di
dalam mekanisme umpan balik genetic mengakibatkan evolusi dan pengaturan
populasi.macam koevulasi .
Ringkasan aspek-aspek ketidaktergantungan pada kepadatan lingkungan
cenderung menimbulkan variasi-variasi,kadang-kadang drastis,didalam kepadatan
populasi dan menyebabkan penggeseran assymtote atas atau tingkat-tingkat daya
dukung,sedangkan natalitas dan mortalitas yang tergantung kepada kepadatan
cenderung mempertahankan atau memelihara populasi di dalam tahanan mantap atau
mempercepat pemulihanya ke tinkat demikian.yang terdahulu berperan lebih besar
dalam pengendalian di dalam ekosistem-ekosistem yang tertekan secara fisik,yang
kemudian menjadi lebih penting sementara tegangan atau tekanan dari luar
berkurang.seperti didalam system cybernetic yang bergawai secara hals , pengendalian
umpan balik negative tambahan yang di berikan oleh interaksi-interaksi (keduanya
fenotipik dan genetic)antara populasi-populasi dari jenis yang berlainan yang di
hubungkan bersama rantai-rantai pangan,atau oleh hubungan-hubungan ekologi lain
yang penting.di dalam tiga tahun setudi, keong (acmea) yang hidup dibatu-batu di
daerah pasang surut,frank(1965) dalam Odum (1993) menemukan bahwa kebanyakan
perubahan dalam populasi adalah ketergantungan pada kepadatan kecuali untuk
mortalitas yang terjadi setelah frost musim dingin ketika bagian-bagian dari permukaan
batu rontok berjatuhan, menyingkirkan keong-keong itu tanpa menghiraukan jumlah
yang ada. Seperti telah di tunjukan didalam pembahasan,interaksi antara jenis kurang
memungkinkan untuk menunjukan ketergantungan pada kepadatan linier.pengkajian
yang mendalam tentang lalat bintil suatu jenis gulma (varley,1947) menunjukan bahwa
tindakan serangan parasit utama (eurytoma curta) dapat merupakan ketergantungan
pada kepadatan, karena dia membunuh persentase lebih besar dan juga jumlah yang
lebih besar inangnya apabila populasi inang tinggi: walupun demikin<di dalam
pengkajian lainya, Varley dan Edwards(1957) melaporkan bahwa apabila daerah
penemuan itu rendah,seperti hanya dengan lebih parasit mormoniella,tindakan parasit
pada inang-inang dipternya itu tidak berarti ketergantungan pada kepadatan.
Jadi,perbedan dalam perilaku dapat penting. Holling(1965,1968) dalam Odum
(1993) baik natalitas maupun mortalitas dapat berubah-ubah dengan kepadatan seperti
di perlihatkan oleh dua contoh , satu di ambil dari laboratorium dan satu dari
5 | Page
lapangan ,di lukiskan pada gambar 7-19.dari grafik-grafik tersebut kita melihat bahwa
produksi telur dan serangga muda per betina menurun dengan bertambahnya kepadatan
di dalam pembiakan laboratorium cladoceria (lalat air) dan di dalam populasi liar
burung tit (semacam gelatik). Di dalam kedua hal hubunganya jelas eksponensial (dan
dapat dinyatakan oleh persamaan dasar yang sama seperti yang digunakan untuk
pertumbuhan opulasi.
menunjukkan
penurunan
dalam
produksi
yang
muda-muda
dengan
meningkatnya kepadatan serupa sekali dalam kedua populasi yang berbeda itu ( grafik
atas di gambar dari Frank,1952 ,gambar bawah di gambar kembali Klujiver(1951)
dalam odum (1993).
2.2 Sebaran populasi
6 | Page
Perlakuan atau penyebaran pupulasi adalah gerakan individu-individu atau anakanaknya (biji-biji,spora,larva,dan sebagainya) kedalam atau daerah populasi. Ada tiga
bentuk penyebaran : emigrasi-gerakan ke luar satu arah; imigrasi-gerakan ke dalam satu
arah;dan migrasi-berangkat ke dalam satu arah; dan migrasi-berangkat (pergi) dan
datang (kembali) secara periodik(Odum.19913:243).
Penyebaran membantu natalitas da mortalitas di dalam memberi wujud bentuk
pertumbuhan dan kepadatan populasi. Di dalam kebanyakan kasus berapa indivu atau
hasil reproduktifnya secara tetap meninggalkan atau memasuki populasi. Seringkali tipe
penyebaran yang berangsur-angsur ini pengaruhnya kecil pada seluruh populasi
(terutama apabila satuan besarnya populai besar) baik karena emigraso mengimbangi
imigrasi atau karena pertumbuhan dan pengurangannya itu diimbangi oleh perubahanperubahan dalam natalitas dan mortalitas, namun demikian, pada kasus lain, penyebaran
massa terjadi melibatkan perubahan-perubahan yang cepat dengan pengarhnya yang
serupa pada populasi. Penyebaran inin sangat diengaruhi oleh individu-individu yang
tidak dapat dipisahkan, yang disebut juga dengan vagility. Penyebaran merupakan alat
atau cara dimana daerah-daerah baru atau daerah kosong diduduki dan keanekaragaman
yang imbang terbentuk. Hal ini merupakan kelompok yang penting di dalam arus gene
dan perristiwa spesiasi. Penyebaran organisme-organisme kecil dan tunas-tunas anakan
yang pasif umumnya terbnetuk ekponensial dalam arti bahwa kepadatannya menurun
dengan jumlah yang sama untuk kelipatan yang sama dari jarak dari sumbernya.
Penyebaran binatang-binatang besar dan aktif menyimpang dari pola dan dapat
membentuk penyebran set-distance penyebaran yang terbagi secara normal, atau
bentuk-bentuk lainnya(Odum.1993:249).
Populasi merupakan sesuatu satuan yang terisolisir dari populasi-populasi
lainnya. Pengaruh yang akan ditimbulkan oleh penyebaran-penyebaran ini pada
populasi pertama-tama tergantung kepada status dari bentuk pertumbuhan populasi dan
dua laju oada laju pennyebaran(Odum.1993:249).
Apabila populasi well stocked dan dalam keseimbangan dengan faktorfaktor
lingkungan yang membatasi(yakni opada tingkat assymtotik), immigrasi atu emigrasi
yang moderat akan mempunyai pengaruh umum atau permanen kecil, pertambahan atau
kehilangan oleh penyebaran hanya berakibat dalam perubahan-perubahan yang bersifat
7 | Page
mengimbangi pada natalitas dan mortalitas. Apabila populasi berada pada dibawah atau
di atas daya dukung penyebaran dapat mempunyai pengaruh yang lebih nyata.
Immigrasi, kisalnya dapat mempercepat pertumbuhan populasi atau dalam kasus
pengurangan yang ekstrim, menghalag-halangi kemusnahan. Kita telah melihat
bagaimana emigrasi burung hantu putih di daerah-daerah yang terlampau padat
penduduknya merupakan faktor yang menghasilkan atau menyebabkan penurunan yang
tajam atau kehancuran yang khas dari fluktuasi-fluktuasi populasi jenis tersebut.
Perubahan massa dapat merubah struktur populasi yang seimbang dalam cara-cara lain.
Penyebaran sangat dipengaruhi oleh adanya atau tidak adanyabarier-barier vagilitas,
yang ditafsirkan sebagai kekuatan bergerak berpindah yang tidak dapat dipisahkan.
Vagitalis sering kali lebih besar daripada yang biasanya dijumpai atau daripada
kenyataannya.
Meskipun
burung-burung
dan
serangga-serangga
terkenalm
kemampuannya untuk menyebar, banyak tumbuhan dan lebih sedikit bentuk binatang
sebenarnya mempunyai kekuatan menyebar yang lebih besar. Tidak hanya spora,bijibiji, dan jasad renik, tetapi binatang seperti mialnya laba-laba yang mengamabang
bermil-mil
melekat
pada
payung-payung
semacam
benag
buatan
mereka
sendiri(Odum.1993:249).
Wolfenbarger,(1946) dalam Odum (1993). Ia menemukan bahwa kebanyakan
organisme kecil atau anakan cenderung untuk menyebar sebagai logaritma jarak dari
sumbernya. Jika satuan-satuan jarak yang ditempatkan secara logaritmik dan satuansatuan kejadiannya (sumbu Y) secra seragam (gambar semi logaritma) garus luruslah
yang ering kali diperoleh. Lereng atau kemiringan dari garis regresi menjadi ukuran
kuantitatif dari penyebaran dan berguna untuk membandingkan populasi-populasi yang
berbeda membandingkan misalnya laju berkurangnya bakteri dan serangga, atau spora
dan nyamuk. Penyebaran eksponensial, dengan menggunakan persamaan eksponensial
yang sama seperti yang telah dibahas dalam bab ini. Pengetahuan mengenai vagilitas
nisbi dan kemampuan menduga peluang dari organisme berpidah dalam jarak tertentu
seringkali mempunyai kepentingan praktis yang besar, seperti misalnya, dalam
menentukan berapa jauh dari tempat tinggal manusia harus dilakukan tindakan
pencegahan terhadap nyamuk.
8 | Page
9 | Page
Grafik
Seperti dapat dilihat pada gambar 7-23, jumlah atau banyaknya belalang berada
pada puncaknya pada pertengahan mei, ketika banyak sekali nympha kecil menetas dari
telur musim dingin, dan kemudian menurun cepat sekali selama musim itu. Dalam tahun
10 | P a g e
tertentu dari pengkajian ini terdapat dua periode kematian berat, masing-masing diikuti
pleh pertumbuhan yang dipercepat dari yang hidup, dan juga oleh sedikit anggota baru
(penetesan telur-telur baru pada permulaan musim panas, imigrasi selama akhir musim
panas). Puncak dari arus energi tidak sesuai dengan puncak dalam jumlah maupun
puncak biomassa, tetapi terjadi selama periode ketika populasi terdiri dari jumlah yang
sedang dari nympha-nympha yang sedang besranya, semuanya tumbuh cepat sekali.
Dengan perkataan lain, dampak terbesar dari populasi pada rawa (dalam segi konsumsi
rumput) tidak berimpit dengan jumlah atau biomassa maksimum meskipun lebih lebih
dekatkepada yang terakhir daripada yang pertama. Juga, perhatikan bahwa sementara
jumlah dan biomassa berubah-ubah dan berfluktuasi 5 hingga 6 kali lipat, arus energi
berubah-ubah hanya dua kali lipat. Karena metabolisme pergram nympha kecil
beberapa kali lipat metabolisme serangga dewasa, maka populasi musim semi dengan
jumlah besar tetapi biomassa kecil kurang lebih massa dengan populasi musim kering
akhir yang mempunyai jumlah kecil tetapi biomassa besar. Dari grafik 7-23 kita dapat
melihat bahwa kurang lebih sepertiga dari suatu kkal per hari di asimilasi populasi yang
hidup pada daerah seluas 1 m2 selama kira-kira 2 bulan. Arus energi total per m2 untuk
musim itu kurang lebih 2b kkal atau kira-kira 7 gram berat kering rumput (4 kkal per
gram), karena belalang ini mengasimilasi kurang lebih seperti apa yang mereka makan
(efisiensi asimilasi kurang lebih 33 persen), maka kira-kira 21 gram per m 2 barangkali
yang diambil dari tumbuhan yang tumbuh. Perlu ditegaskan bahwa 14 gram yang tidak
di asimilasi tidak mengubah tingkat-tingkat trofik tetapi tersedia sebagai pakan untuk
konsumen
primer
lainnya,
seperti
bakteri,
atau
binatang
pemakan
detritus(Odum.1993:253-254).
Pengkajian Kale,1965 dalam odum(1993) ini merupakan pengkajian
satu dari pengkajian yang paling lengkap yang memasukkan tidak hanya
energetika terperinci dari populasi tetapi juga dari ekosistem pada mana hal tadi
merupakan
bagian
fungsionalnya.
Pengkajian-pengkajian
semacam
itu
mengungkapkan nilai sebenarnya dari populasi hingga satu tahap yang tidak
dapat ditentukan oleh informasi sensus saja (ialah hanya dengan mengetahui N
saja).
POLA-POLA PENYEBARAN INTERN (DISPERSI)
11 | P a g e
Individu-individu di dalam populasi dapat tersebut menurut tiga pola yaitu, acak,
seragam(lebih teratur daripada acak), dan bergerombol (tidak teratur, tidak secara acak).
Penyabaran secara acak relatif jarang di alam, terjadi dimana lingkungan sangat
seragam dan terdapat padanya kecenderungan untuk berkumpul. Penyebaran seragam
dapat terjadi dimana persaingan diantara individu sangat keras dimana terdapat
antaginisme positif yang mendorong pembagian ruang yang sama. Penggerombolan dari
berbagai dari berbagai derajat mewakili polayang paling umum, hampir merupakan
aturan, apabila yang diperhatikan adalah individu-individu. Walaupun demikian, apabila
individu-individu dari suatu populasi cenderung untuk membuat kelompok-kelompok
dari ukuran tertentu, misalnya, pasangan-pasangan dalam binatang-binatang, atau
kolone-kolone vegetatif dalam tumbuhan, penyebaran dari kelompok-kelompok itu
dapat lebih mendekati acak. Metode pengambilan analisis statistik merupakan cara yang
sangat tepat untuk penyebaran secara acak atau seragam mungkin seluruhnya tidak
memberikan hasil yang diharapkan atau menyesatkan apabila diterapkan kepada
penyebaran menggrombol(Odum.1993:255).
Ketiga pola penyebaran atau dispersi antar populasi secara sederhana
diperlihatkan pada gambar 7-25. Tiap bujur sangkar berisi kurang lebih jumlah individu
yang sama. Didalam kasus penyebaran kelompok (C), kelompok-kelompok dapat sama
atau berubah-ubah besarnya dan mereka dapat tersebar secara acak,seragam,atau
bergerombol sendiri dengan ruang yang luas tidak terisi, dalam kata lain kita dapat
menganggap ada lima tipe penyebaran: seragam, secara acak, menggerombol secara
acak, menggerombol seragam dan menggerombol berkumpul. Semua tipe itu tidak
diragukan di alam. Contoh kecil dari populasi dengan penyebaran bergerombol akan
cenderung memberikan kepadatan yang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah apabila
jumlah yang diperoleh di dalam contoh diperbanyak untuk memperoleh populasi yang
menggerombol memerlukan teknik pengambialan contoh yang lebih hati-hati daripada
untuk populasi bergerombol(Odum.1993: 255-256).
12 | P a g e
13 | P a g e
14 | P a g e
pada temperatur yang cukup rendah yang akan mampu membunuh semua
individu seandainya mereka hidup terpencil-pencil, burung-burung koloni sering
juga gagal bereproduksi jika koloninya mengecil(Odum.1993:259).
Pengumpulan-pengumpulan sosial yang sebenarnya seperti yang tampak pada
serangga-serangga atau vertebrata-vertebrata sosial mempunyai organisasi yang
pasti yang menyangkut heararki sosial dan spesies individu. Heararki sosial
dapat mengambil bentuk peck-order(dinamakan demikian karna kejadianya
yang pertama kali di jelaskan pada ayam) dengan dominansi-subordinansi yang
jelas dalam individu-individu sering kali dalam urutan linier atau dapat juga
mengambil bentuk pola kepemimpinan yang lebih rumit dominansi, koorpirasi
seperti yang terjadi dalam kelompok yang terjalin baik dari burung-burung dan
serangga yang bertingkah laku hampir sebagai satu kesatuan. Jenis-jenis
organisasi sosial ini tidak hanya menguntungkan populasi sebagai keseluruhan,
tetapi
mereka
dapat
sebagai
pengatur
dalam
menjaga
kelebihan
pertumbuhan(Odum.1993:259-260).
Masyarakat-masyarakat serangga yang paling tinggi perkembangannya di
jumpai di antara rayap dan semut-semut serta lebah-lebah. Pembagian kerja di
selesaikan dalam jenis yang paling terspesialisasi oleh tiga kasta reproduktif
(ratu-ratu dan raja) pekerja-pekerja dan tentara-tentara, masing-masing
terkususkan secara morfologi untuk melakukan fungsi-fungsi reproduksi,
mengumpulkan makanan dan melindungi atau mempertahankan
2.4 Isolasi dan teritorialitas
Isolasi, yaitu pengucilan individu anggota populasi oleh yang lainnya
dalam suatu populasi. Isolasi terjadi karena adanya persaingan antara individuindividu yang berbeda jenis terhadap sumber daya alam yang persediaannya
sedikit. Adanya isolasi tersebut akan menyebabkan individu atau kelompok jenis
masing-masing akan membatasi akan membatasi kegiatan mereka pada suatu
daerah tertentu dan berusaha ingin mempertahankan daerah tersebut yang
dinamakan sebagai teritorialitas, sedangkan wilayah atau daerah yang
dipertahankan oleh individu-individu tersebut merupakan daerah teritori yang
15 | P a g e
dapat merupakan seluruh atau sebagian dari daerah tempat organisme hidup
secara normal(Sasmita.2014)
Isolasi (pengucilan) biasanya terjadi akibat dari (1) Persaingan antar
individu terhadap sumber-sumber yang persediaanya sedikit atau (2)
Antagonisme secara langsung. Akibatnya penyebaran populasi menjadi acak
atau seragam. Individu-individu , pasangan-pasangan atua kelompok-kelompok
keluarga vertebrata dan invertebrata yang lebih tinggi biasanya membatasi
kegiatan mereka terhadap atau pada daerah tertentu, disebut homerange (daerah
pengembaraan) Maka disebut territory.
tinggi
odum
(1993).
Dalam
kebanyakan
perilaku
berteritorial
perkelahian
saramhnya
bilaman
individu
lain
mendekati
pejantan
17 | P a g e
yang sangat kompleks. Untuk sepasang jenis tertentu tipe interaksi ini dapat berubah di
bawah keadaan yang berlainan atau selama tahap-tahap yang berturut-turut dalam masa
hidupnya. Jadi, dua jenis dapat memperlihatkan parasitisme pada satu saat,
commensalisme pada saat lain, dan betul-betul netral pada saat lain lagi. Komunitas
yang disederhanakan dan percobaan-percobaan laboraturium memberikan cara-cara
untuk menyendirikan dan mempelajarinya secara kualitatif pelbagai interaksi. Juga,
modal secara matematika deduktif yang diturunkan dari studi demikian itu
memungkinkan kita untuk menganalisis faktor-faktor yang tidak dapat dipisahkan
secara biasa.
Dilihat dari segi gambaran keseluruhan ekosistem kesembilan tipe interaksi itu
dapat dikurangi menjadi dua tipe yang besar, misalnya, interaksi negatif dan interaksi
positif. Dua asas yang mengenai kategori ini wajar untuk ditegaskan: (1) Di dalam
evolusi dan perkembangan ekosistem interaksi negatif cenderung diminimumkan untuk
kebaikan simbiosis positif yang meningkatkan hidupnya jenis-jenis yang berinteraksi
(lihat juga Bab 9), (2) Asosiasi yang sekarang atau baru tampaknya lebih banyak
mengembangkan koaksi negatif yang hebat daripada asosiasi yang telah tua
(Odum.1993:263).
Keadaan yang tidak asing adalah tindakan satu populasi yang mempengaruhi
laju pertumbuhan atau kematian populasi lainnya. Jadi, anggota-anggota satu populasi
dapat memakan anggota-anggota populasi lainnya, bersaing pakan mengeluarkan
kotoran yang merugikan, atau cara lain mencampur-tangani populasi lainnya. Demikian
juga, populasi-populasi dapat saling bantu, interaksinya dapat searah ataupun timbalbalik. Interaksi-interaksi semacam ini dapat termasuk kedalam beberapa kategori yang
pasti seperti dikemukakan padapernyataan diatas atau dalam tabel 7-8. Sebelum
membahas kasus-kasus yang sebenarnya, maka akan ada baiknya membuat bagan
kasus-kasus yang secara hipotetik dan agak disederhanakan untuk melihat bagaimana
interaksi-interaksi ini dapat berlangsung mempengaruhi pertumbuhan dan hidupnya
populasi-populasi. Seperti sebelumnya telah ditunjukkan, model persamaan
pertumbuhan membuat takrip-takrip lebih tepat, pemikiran yang jelas, dan
memungkinkan kita untuk menentukan bagaimana faktor-faktor yang bekerja di dalam
keadaan alam yang kompleks.
19 | P a g e
MENUNJUKKAN PERTUMBUHAN POPULASI ATAU SIFATSIFAT LAIN YANG DIHAMBAT (FAKTOR NEGATIF
DITAMBAHKAN KEPADA PERSAMAAN PERTUMBUHAN).
Spesies
No
Tipe Interaksi
1.
Neutralisme
2.
3.
4.
penggunaan sumber
Amensalisme
5.
Parasitisme
6.
Pemangsaan (predator)
7.
Commensalisme
8.
9.
20 | P a g e
Protocooperasi
Mutualisme
kewajiban.
Interaksi menguntungkan keduanya dan
merupakan kewajiban.
* Tipe-tipe 2 sampai 4 dapat diklasifikasikan sebagai interaksi negatif, tipetipe 7 hingga 9 sebagai interaksi positif, dan 5 dan 6 sebagai keduanya.
Berbagai istilah dapat digantikan menurut tipe interaksi. Misalnya di
dalam persaingan laju pertumbuhan tiap populasi sama dengan laju tak terbatas
dikurangi pengaruh-pengaruh selferowdingnya sendiri (yang bertambah apabila
populasinya bertambah) dikurangi pengaruh yang merugikan dari jenis lainnya
N2, (yang juga bertambah apabila jumlah kedua jenis itu, N dan N 2 bertambah,
atau
dN
dt
= rN -
( Kr N )
2
- C N2 N
][
Pengaruh yang
Laju Laju tidak
Pengaruh
merugikan dari
tumbuh terbatas self crowding
jenis lain
][
][
(Odum.1993:265).
21 | P a g e
hasil
kemungkinan-kemungkinan
ini
sebenarnya
mengatur(Odum.1993:265).
Jika kedua jenis dari populasi yang saling berinteraksi mempunyai
pengaruh yang menguntungkan pada keduanya masing-masing dan merugikan,
faktor positif harus ditambahkan kepada persamaan-persamaan pertumbuhan. Di
dalam kasus demikian kedua populasi itu tumbuh dan subur, dan akan mencapai
tingkat keseimbangan yang menguntungkan keduanya. Apabila pengaruh yang
menguntungkan dari populasi yang lain (faktor positif didalam persamaan)
adalah perlu untuk pertumbuhan dan hidupnya kedua populasi itu, hubungannya
diketahui sebagai hubungan mutualisme. Apabila, dipihak lain, pengaruh yang
menguntungkan hanya meningkatkan besarnya atau laju pertumbuhan populasi
dan bukan atau tidak perlu untuk pertumbuhan hidupnya, hubungannya menjadi
bersifat cooperation protocooperation (sebab cooperation yang dinyatakan tidak
perlu hasil atau akibat dari kesadaran atau intelligensia, mungkin istilah yang
terakhir ini lebih disukai). Pada rotocooperation dan mutualisme hasilnya adalah
serupa, yakni pertumbuhan dari kedua populasi itu lebih kecil atau nol tanpa
adanya populasi lain. Apabila tingkat keseimbangan dicapai kedua populasi itu
hidup berdampingan secara mantap, biasanya di dalam proporsi yang
pasti(Odum.1993:265).
Pertimbangan mengenai interaksi-interaksi populasi seperti yang
disajikan dalam tabel 7-8, atau dari segi persamaan-persamaan pertumbuhan,
menghindari kesimpangsiuran yang sering timbul apabila hanya istilah-istilah
atau faktor-faktor dan takrip-takrip saja yang diperhatikan. Jadi, istilah simbiosis
kadang-kadang digunakan dalam arti yang sama sebagai mutualisme; kadangkadang istilah itu digunakan untuk mencakup komensalisme dan juga
parasitisme. Karena simbiosis secara harafiah berarti hidup bersama, yaitu
kata yang digunakan di dalam buku ini dalam arti yang luas tanpa
memperhatikan sifat dari hubungannya itu. Istilah parasit dan ilmu parasitologi
umumnya dianggap membicarakan organisme kecil apa saja yang hidup pada
atau di dalam organisme lain tanpa memperhatikan apakah pengaruhnya itu
positif, negatif atau netral. Berbagai kata benda telah digunakan atau telah
22 | P a g e
adalah
satu
manusia( Odum.1993:266).
23 | P a g e
konsep
yang
sangat
penting
bagi
BAB III
PENUTUP
31. Kesimpulan
Regulasi
Faktor kepadatan bebas ( densyti independent ) merupakan faktor perubahan
lingkungan yang berpengaruh pada anggota populasi secara merata,sebagai
contoh tsunami yang menimpa sebagian Aceh dan Sumatera Utara akan
mematikan semua anggota populasi tertentu.Secara umum ketersediaan makanan
merupakan kepadatan tak bebas,demikian juga kompetisi,penyakit,dan peristiwa
migrasi.
Penyebaran populasi
Ada tiga bentuk penyebaran : emigrasi-gerakan ke luar satu arah; imigrasigerakan ke dalam satu arah;dan migrasi-berangkat ke dalam satu arah; dan
24 | P a g e
dari
jenis
dan
keadaan-keadaan
karnanya
membatasi.
Isolasi, yaitu pengucilan individu anggota populasi oleh yang lainnya dalam
suatu populasi.
Isolasi (pengucilan) biasanya terjadi akibat dari (1) Persaingan antar individu
terhadap sumber-sumber yang persediaanya sedikit atau (2) Antagonisme secara
langsung. Akibatnya penyebaran populasi menjadi acak atau seragam. Individuindividu , pasangan-pasangan atua kelompok-kelompok keluarga vertebrata dan
invertebrata yang lebih tinggi biasanya membatasi kegiatan mereka terhadap
3.2 Saran
25 | P a g e
Daftar pustaka
Odum, P. Eugne. 1993. DASAR-DASAR EKOLOGI. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
http://adjforter.blogspot.co.id/2014/07/konsep-organisasi-pada-tingkat-populasi.html
26 | P a g e