Anda di halaman 1dari 35

BAB II

Indonesia Pada Masa Reformasi


1. Standar Kompetensi
Merekontruksi perjuangan bangsa Indonesia
sejak masa Proklamasi sampai masa
Reformasi
1.2. Kompetensi Dasar
Merekontruksi perkembangan masyarakat
Indonesia pada masa Reformasi
Materi Pembelajaran :
1. Berakhirnya pemerintahan Orde Baru
2. Perkembangan politik pada masa Reformasi
3. Perkembangan politik setelah 21 Mei 1998
4. Kondisi sosial dan politik bangsa Indonesia
setelah 21 Mei 1998
5. Kondisi sosial dan ekonomi bangsa Indonesia
setelah 21 Mei 1998
I. Berakhirnya pemerintah Orde Baru
 Masa pemerintahan Orde Baru keberhasilan yang telah
dicapai diantaranya :
- Tingkat GNP ( Gross National Product ) tahun 1997 mencapai
US$ 1200 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 7% dan
inflasi di bawah 3%
- Meningkatnya sarana dan prasarana fisik infrastruktur yang
dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia
 Akan tetapi keberhasilan tersebut kurang diimbangi dengan
pembanguan mental ( Character Building ) para pelaksana
pemerintahan ( birokrat ) , aparat keamanan maupun pelaku
ekonomi
 Pertengahan tahun 1997 Korupsi , Kolusi, Nepotisme (KKN)
menjadi budaya bagi penguasa , aparat dan pengusaha
 Utang luarnegeri Indonesia mencapai 137 miliar dollar Amerika
Serikat ,utang swasta 63% dan BUMN / pemerintah 37%

 Berbagai penyelewengan dan penyimpangan dari nilai-nilai


Pancasila dan ketentuan yang terdapat pada UUD 1945 banyak
dilakukan oleh pemerintah Orde Baru , sehingga munculnya
Reformasi.

 Hal-hal yang mendorong timbulnya reformasi, antara lain : -


Terjadinya ketidak adilan dalam bidang politik
- Terjadinya ketidak adilan dalam bidang ekonomi
- Terjadinya ketidak adilan dalam bidang hukum
Faktor – faktor penyebab munculnya Reformasi
1. Terjadinya krisis politik , disebab demokrasi tidak dilaksanakan
dengan semestinya , seperti :
 Anggota MPR diangkat berdasarkan ikatan keluarga
 Anggota DPR dan MPR sarat KKN
 Terdapatnya 5 paket UU politik yang dianggap menjadi sumber
ketidak adilan , yaitu :
1. UU No. 1 tahun 1985 tentang Pemilu
2. UU No. 2 tahun 1985 tentang susunan , kedudukan , tugas dan
wewenang DPR / MPR
3. UU No. 3 tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya
4. UU No. 5 tahun 1985 tentang Referandum
5. UU No. 8 tahun 1985 tentang Organisasi masa
2. Terjadinya Krisis ekonomi , ditandai dengan merosotnya nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS.
- Tanggal 1 Agustus 1997 nilai tukar dari Rp.2.575 menjadi Rp. 2.603 per
dollar
- Bulan Desember 1997 nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp
5000 per dollar
- Bulan Maret 1998 mencapai Rp. 17.000 per dollar AS

 Terjadinya krisis ekonomi , berpengaruh pada bidang – bidang lain seperti :


a. Banyaknya bank yang dilikuidasi karena kredit macet sehingga terjadi
“ rush “ yaitu penerikan dana secara cepat oleh para nasabah
b. Terjadinya pemutusan hubungan kerja ( PHK ) secara besar-besaran
c. Meningkatnya pengangguran sehingga kualitas hidup makin rendah
d. Persedian sembako di pasaran menipis sehingga harga-harga naik tidak
terkandali mengakibatkan biaya hidup semakin bertambah tinggi
e. Banyak daerah yang dilanda kelaparan , seperti di Irian / Papua , Nusa
Tenggara Timur dan daerah – daerah di pulau Jawa
Keberadaan partai-partai politik di legislatif seperti PPP , PDI dan Golkar
dianggap tidak mampu menampung dan memperjuangkan aspirasi rakyat
 Kondisi dan situasi politik semakin memanas setelah terjadinya peristiwa kelabu
pada tanggal 27 Juli 1996 , yaitu pertingkaian internal di Partai Dokrasi Indonesia
(PDI )
 Di dalam kehidupan politik masyarakat menganggap tekanan pemerintah terhadap
pihak oposisi sangat besar .
 Munculnya gugatan-gugatan terhadap praktik-praktik monopoli, nepotisme, kolusi
serta korupsi dan kekaryaan Dwifungsi ABRI
 Terjadinya pertikaian sosial dan politik di dalam kehidupan masyarakat sepanjang
tahun 1996 dan 1997, seperti :
- Kerusuhan di Situbondo ( Jawa Timur ) pada bulan Oktober 1996
- Kerusuhan di Tasik Malaya ( Jawa Barat ) ,bulan Desember 1996
- Kerusuhan di Sangau Ledo ( Kalimantan Barat ) , kemudian
meluas ke Singkawang dan Pontianak bulan Desember 1996
- Terjadinya ketegangan politik menjelang Pemilu tahun 1997 memicu
konflik antar agama dan etnik di Pekalongan dan meluas keseluruh
wilayah Indonesia
- Menjelang kampanye Pemilu tahun 1997 meletus kerusuhan di Banjar
masin
Dampak dari krisis moneter

1. Utang luar negeri Indonesia makin meningkat


2. Terjadinya penyimpangan dari pasal 33 UUD 1945
3. Indonesia tidak mengalami pertumbuhan ekonomi karena lemahnya nilai tukar
rupiah akibatnya bisnis menjadi lesu
4. Berkembangnya praktik KKN menyebabkan runtuhnya perekonomian rakyat
5. Pemerintah Orde Baru berjalan secara sentralitik., akibatnya banyak kekayaan
daerah yang diangkut ke pusat
3. Terjadinya krisis Hukum
a. Indonesia sebagai negara hukum ternya pelaksanaan hukum dijadikan
tameng pemerintah untuk melindungi kekuasaan
b. Banyaknya ketidak adilan dalam bidang hukum , terlebih dalam proses
peradilan
c. Jabatan presiden dilakukan secara terus menerus , sehingga regenerasi
kepemimpinan menjadi terhambat
d. Penyimpangan pasal 24 UUD 1945 yang menunjukkan kekuasaan
kehakiman dibawah eksekutif
4. Terjadinya Krisis Kepercayaan
Akibat dari dari berbagai krisis yang terjadi penyelesaiannya
tidak tuntas , sehingga muncul ketidak percayaan dari
masyarakat Indonesia sendiri maupun dari dunia
Internasional.
 Beberapa hal yang menimbulkan krisis kepercayaan , yaitu :
1. Lambannya menangani masalah kebakaran hutan
2. Banyak terjadi peristiwa pelanggaran Hak Asasi Manusia
(HAM )
3. Pembayaran hutang luar negeri yang terlambat
4. Tidak adanya perlindungan hukum dengan investor asing
dan lain-lain
II. Perkembangan Politik Pada Masa Reformasi

 Krisis multidimensi yang melanda bangsa Indonesia menyebabkan timbulnya


ketidak percayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Soeharto
 Masyarakat dan mahasiswa melakukan berbagai aksi damai , yang akhirnya
melahirkan Reformasi
A. Munculnya Gerakan Reformasi
 Reformasi yaitu : - Suatu perubahan tatanan kehidupan lama ke kehidupan yang
baru secara hukum menuju kearah perbaikan , dijiwai oleh
suatu pandangan keterbukaan dan transparansi
- Perubahan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara
kearah yang lebih baik secara konstitusional dalam berbagai
kehidupan
 Tujuan Reformasi adalah : terciptanya kehidupan dalam bidang politik , ekonomi
, hukum dan sosial yang lebih baik dari masa
sebelumnya
 Reformasi politik teciptanya demokrasi
 Reformasi hukum tercapainya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
 Reformasi Sosial terwujudnya integrasi bangsa Indonesia
 Reformasi ekonomi meningkatnya ketercapaian ekonomi masyarakat
yang lebih baik sebagai mana yang diamanatkan
oleh UUD 1945 pasal 33
 Faktor Pendorang Terjadinya Reformasi
a. Faktor politik : 1. Adanya KKN dalam kehidupan pemerintah
2. Adanya rasa tidak percaya kepada pemerintah Orde
Baru yang penuh dengan nepotisme dan kronisme
serta merajalelanya korupsi
3. Kekuasaan Orba dibawah Soeharto otoriter tertutup
4. Adanya keinginan demokratisasi dalam kehidupan
bangsa dan negara
5. Mahasiswa menginginkan perubahan
b. Foktor ekonomi: 1. Adanya krisis mata uang rupiah
2. Naiknya harga barang-barang kebutuhan masyarakat
3. Sulitnya mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok
c. Faktor Sosial : Adanya kerusuhan tanggal 13 dan 14 Mei 1998
d. Faktor hukum : Belum adanya keadilan dalam pelaku hukum yang sama di
antara warga negara
 Substansi Agenda Reformasi :
A. Bidang politik:
1. Reformasi dibidang ideologi negara dan konstitusi
2. Pemberdayaan DPR , MPR , DPRD maksudnya agar lembaga
perwakilan rakyat benar-benar melaksanakan fungsi perwakilannya
sebagai aspek kedaulata rakyat dengan langkah-langkah sebagai
berikut : - Anggota DPR harus benar-benar terpilih dalam pemilu yang jurdil
- Perlu diadakan perubahan tata tertib DPR yang menghambat
kinerja DPR
- Memperdayakan DPR
- Perlu pemisahan jabatan ketua MPR dan DPDR
3. Reformasi lembaga kepresidenan dan kabinet meliputi :
a. Penghapusan kewenangan khususnya presiden yang berbentuk keputusan
presiden dan instruksi presiden
b. Membatasi penggunaan hak prerogratif
c. Menyusun kode etik kepresidenan
4. Pembaharuan dalam bidang politik yaitu memperdayakan partai politik
untuk menegakkan kedaulatan rakyat, maka harus dikembangkan sistem
multipartai yang demokratis tanpa intervensi pemerintah
5. Penyelenggaraan pemilu
6. Birokrasi sipil mengarah pada terciptanya institusi birokrasi yang netraldan
profesional yang tidak memihak
7. Militer dan dwifungsi ABRI mengarah kepada mengurangi peran sosial
politik secara tahap sampai akhirnya hilang sama sekali, sehingga ABRI
berkosentrasi pada fungsi Hankam
8. Sistem pemerintahan daerah dengan sasaran memperdayakan otonomi
daerah dengan asas desentralisasi
B. Agenda reformasi dibidang ekonomi
1. Penyehatan ekonomi dan kesejahteraan pada bidang perbankkan ,
perdagangan dan koperasi serta pinjaman luar negeri untuk perbaikan
dalam negeri
2. Pengapusan monopoli dan oligopoli
3. Mencari solusi yang konstruktif
C. Agenda reformasi dibidang hukum
1. Terciptanya keadilan atas HAM
2. Diaturnya peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan tuntutan
reformasi , misalnya : - Bidang ekonomi dikeluarkan Uukepailitan
- Dihapuskan UU subversif
- Sesuai semangat HAM dilepaskan napol-napol
( amesti- abolisi )
 Agenda reformasi di bidang hukumdifokuskan pada integrasi nasional
D. Agenda di bidang pendidikan
Ditujukan terutama masalah kurikulum yangharus ditinjau paling sedikit
lima tahun
Kronologis Reformasi
1. Tanggal 12 Mei 1998 puncak aksi mahasiswa
di Universitas Trisakti yang menyebabkan tewasnya 4orang mahasiswa , yaitu :
a. Elang Mulya Lesmana
b. Heri Hertanto
c. Hendriawan Lesmana
d. Hafidhin Royan
2. Tanggal 13 dan 14 Mei 1998 terjadi kerusuhan di Jakarta dan di beberapa
wilayah di Indonesia , ribuan tempat tinggal , pertokoan , kantor dan kendaraan
– kedaraan dibakar dan dijarah terutama keturunan cina
3. Tanggal 19 Mei 1998 puluhan ribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta dan
sekitarnya berhasil menduduki Gedung MPR/DPR , dengan mengusu agenda reformasi
sebagai berikut : 1. Adili Soeharto dan kroni-kroninya
2. Amendemen UUD 1945
3. Penghapusan Dwi Fungsi ABRI
4. Otonomi daerah yang seluas-luasnya
5. Supremasi hukum
6. Pemerintahan yang bersih dari KKN
Mahasiswa Menduduki Gedung MPR
4. Tanggal 20 Mei 1998 ,Presiden Soeharto mengundang tokoh - tokoh bangsa
Indonesia untuk dimintai pertimbangan dalam rangka membentuk Dewan
Reformasi yang akan diketuai Presiden Soeharto , tetapi gagal. Saat itu juga gedung

MPR/DPR penuh sesak oleh para mahasiswa dengan tuntutan reformasi yaitu
turunyan Soeharto dari Kursi kepresidenan
5. Tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 WIB bertempat di Istana Negara ,
Presiden Soeharto meletakaan jabatan sebagai presiden di hadapan ketua
dan anggota Mahkamah Agung . Dan pada saat itu juga berdasarkan pasal
8UUD 1945 , presiden menunjuk wakil presidenB.J.Habibie
menggantikannya menjadi presiden
Soeharto Mengundurkan Diri Sebagai Presiden
III. Perkembangan politik Setelah tanggal
21 Mei 1998
 Setelah jatuhnya Orde Baru , Indonesia memesuki Era Reformasi. Dan
Indonesia dipimpin oleh beberapa presiden seperti :
1. Masa Pemerintahan B.J. Habibie
 Tanggal 21 Mei 1998 awal berlakunya era reformasi di Indonesia , dan
Burhaddin Jusuf Habibie naik kursi kepresidenan , merupakan
mementum awal dari perkembangan politik,ekonomi dan sosial pasca
21 Mei 1998.
 Secara hukum materiil (Normatif yuridis) . Naiknya B.J. Habibie menjadi
presiden sah dan konstitusional .Namun secara hukum formal ( hukum
acara ) , hal itu tidak konstitusional sebab pelimpahan wewenang dari
Soeharto kepada B.J.Habibie harus melalui acara resmi yang
konstitusional, yaitu diangkat oleh MPR. Sebelumnya Soeharto
seharusnya mengembalikan mandatnya terlebih dahulu kepada MPR
yang mengangkatnya.Hal inilah yang menjadi kontoversi dalam
dikalangan masyarakat dan ahli hukum
Pelantikan B.J.Habibie menjadi
Presiden
Langkah-langkah yang ditempuh oleh Presiden B.J.Habibie
A.Membentuk kabinet Reformasi Pembangunan tanggal 22 Mei 1998 , terdiri
atas 36 menteri yang meliputi perwakilan dari militer (ABRI), Golkar, PPP,
dan
PDI . Tanggal 25 Mei 1998 diadakan pertemuan pertama Kabinet Reformasi
Pembangunan dan pembentukan komite untuk :

1. Merancang undang-undang politik


2. Merecanakan pemilu dalam waktu satu tahun
3. Menyetujui masa jabatan presiden dua priode
B. Upaya perbaikan ekonomi
Langkan perbaikan ekonomi yang dilakukan pemerintahan B.J.Habibie
1. Melakukan proses rekapitulasi perbankkan Indonesia
2. Melaksanakan likuidasi ba nk-bank yang bermasalah
3. Memperbaiki angka nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat
hingga mencapai angka di bawah Rp. 10.000
4. Membangun konstruksi baru perekonomian Indonesia
5. Melaksanakan syarat-syarat reformasi ekonomi yang diberikan oleh IMF
C. Reformasi di Bidang Politik masa Pemerintahan B.J.Habibie:
- Memberikan kebebasan kepada rakyat Indonesia untuk membentuk
partai politik
- Merencanakan pelaksanaan pemilu yang langsung ,umum, bebas dan
rahasia, jujur dan adil.
- Membebaskan para tahanan politik , diantaranya Sri Bintang
Pamungkas(mantan anggota DPR), serta Muchtar Pakpahan (pemimpin
buruh)
- Mencabut larangan berdirinya serikat buruh independen

D. Kebebasan menyampaikan pendapat


Masa pemerintahan B.J.Habibie dibuka selebar-lebarnya ruang bagi siapa
saja yang akan menyampaikan pendapat dalam bentuk rapat umum dan
unjuk rasa.
Sidang Istimewa MPR 1998
 Untuk mengatasi krisis yang berkepanjangan akibat mundurnya Soeharto , maka diadakan
sidang istimewa MPR berlangsung dari tanggal 10-13 November 1998.Menjelalang
Diselenggarakan sidang istimewa MPR, aksi unjuk rasa mahasiswa dan organisasi sosial
politik terus berlangsung dengan berbagai tuntutan , yaitu :
1. Tolak dwi fungsi ABRIdan pengangkatan wakil ABRI dalam MPR/DPR dan DPRD
2. Pelaksanaan pemilu yang luber dan jurdil
3. Adili Soeharto dan kroni-kroninya
4. Hapuskan KKN
5. Pelaksanaan otonomi daerah seluas-luasnya
6. Hapuskan P4 dan asas tunggal
7. Pembentukan pemerintah yang bersih dan bebas KKN
 Tanggal 13 November sidang istimewa MPR ditutup , menghasilkan 12 ketetapan , yaitu:
1. Ketetapan MPR No. VIItahun 1998 mengenai Perubahan dan Tambahn atas Ketetapan
MPR No.I tahun1983tentang perubahan tatatertib MPR
2. Ketetapan MPR No. VIII.tahun 1998 , mengenai pencabutan Ketetapan MPR No. IV tahun
1993tentang Referendum
3. Ketetapan MPR No. IX tahun1998 Mengenai pencabutan Ketetapan MPR No. II tahun 1998
tentang GBHN
4. Ketetapan MPR No. X tahun 1998 tentang pokok-pokok reformasi pembangunan dalam
Rangka Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan Nasional sebagai Haluan Nagara
5. Ketetapan MPR No.XI tahun1998 tentang Penyelengara Negara yang bersih dan
Babas dari KKN

6. Ketetapan MPR No. XII tahun 1998 mengenai Pencabutan Ketetapan MPR No. V
tahun 1998 tentang Pemberian Tugas dan Wewenang Khusus kepada Presiden
/Mandataris MPR dalam menyukseskan dan Mengamankan Pembangunan Nasional
sebagai Pengamalan Pancasila
7. Ketetapan MPR No. XIII tahun 1998 tentang Pembatasan Masa jabatan Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia
8. Ketetapan MPR No. XIV Tahun 1998 mengenai perubahan dan Tambahan Ketetapan
MPR No. III Tahun 1998 tentang Pemilu
9. Ketetapan MPR No. XV Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah
, Pengaturan Pembengunanan dan Pememamfaaatan Sumberdaya Daya Nasional yang
Berkeaddilan serta perimbangan Keuangan Pusat daerah dalam Kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia
10. Ketetapan MPR No. XVI Tahun 1998 tentang Politik Ekonomi dalam Kerangka
Demokrasi Ekonomi
11. Ketetapan MPR No. XVII Tahun 1998 tentang Hak Asasi Manusia
12. Ketetapan MPR No. XVIII Tahun 1998 mengenai Pencabutan Ketetapan MPR No. II
Tentang Penghayatan Pengamalan Pancasila (Eka Prasetia Panncakarsa )
Darai 12 ketetapan MPR , 4 diantaranya mengakomudasi tuntutan
Reformasi , yaitu :

1. Ketetapan MPR No. VIII Tahun 1998 yang memungkinkan UUD 1945
diamandemen.
2. Ketetapan MPR No. XII Tahun 1998 mengenai Pencabutan Ketetapan MPR
No. IV Tahun1993 tentang pemberian tugas dan Weweang Khusus kepada
Presiden/Mandataris MPR dalam Rangka Menyukseskan Pembangunan
Nasional sebagai Pengamalan Pancasila
3. Ketetapan MPR No. XIII Tahun 1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan
Presiden dan Wakil Presiden maksimal Dua Priode
4. Ketetapan MPR No. XVIIITahun 1998 menyatakan Pancasila tidak lagi
dijadikan asas tunggal organisasi sosial politik
Pemilihan Umum Tahun 1999
 Dilaksanakan tanggal 7 Juli 1999, diikuti 48 partai pollitik
 Lima partai yang berhasil meraih kemenangan pada pemilu ,yaitu :
1. PDIP mendapat 153 kursi atau 30,60%
2. Golkar mendapat 120 kursi atau 24%
3. PPP mendapat 58 kursi atau 11,54%
4. PKB mendapat 51 kursi atau 10,20%
5. PAN mendapat 34 kursi atau 6,80%
 Pada tanggal 20 Oktober 1999 ,MPR berhasil memilih K.H.Abdurrahman Wahids
sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presiden
Kesepakatan Ciganjur

 Dilaksanakan tanggal 10 November 1997, di prakasai oleh mahasiswa yang


tergabung dalam Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ), ITB
Bandung , Universitas Siliwangi dan 4 tokoh reformasi (K.H. Abdurrahman Wahid ,
Amin Rais , Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan Megawati Soekarno Hatta,
mengadakan dialok di Ciganjur ,Jaksel ( rumah kediaman K.H.Abdurrrahman
Wahid), menghasilkan 8 kesepakatan , yaitu:
1. Mengupayakan tercitanya kesatuan dan persatuan nasional
2. Menegakkan kembali kedaulatan rakyat
3. Melaksanakan desentralisasi pemerintah sesuai dengan otonomidaerah
4. Melaksanakan reformasi sesuai dengan kepentingan generasi baru bangsa
5. Melaksanakan pemilu yang luber dan jurdil guna mengakhiri masalah transisi
6. Menghapuskan Dwifungsi ABRI secara bertahap
7. Mengusut pelaku KKN dengan diawali pengusutan kasus KKN yang dilakukan oleh
Soeharto dan kroni-kroninya
8. Mendesak seluruh anggota Pam Swakarsa untuk membubarkan diri
Masa Pemerintahan K.H.Abdurrahman Wahid (1999-2001)

 K.H.Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarno Putri membentuk


Kabinet Persatuan Nasional , yang dilantik pada tanggal 28 Oktober 1999
 Disamping itu K.H.Abdurrahman Wahid membentukDewan Ekonomi
Nasional ( DEN ), ketuanya Prof. Emil Salim dan wakilnya Subiyakto
Cakrawerdaya.
 Tujuannya untuk memperbaikki ekonomi Indonesia yang belum pulih akibat
krisis yang berkepanjangan.
 Persoalan yang dihadapi K.H.Abdurrahman Wahid :
- masalah KKN - masalah jaringan pengaman sosil (JPS)
- pemulihan ekonomi - munculnya disintegrasi
- masalah BPPN - Konflik antar etnis dan antar umat beragama
- kinerja BUMN - penegakkan hukum
- pengendalian inflasi - penegakkan hak asasi manusia (HAM)
- mempertahankan kurs rupiah
Pemerintahan K.H. Abdurrahman Wahid dihadapkan pada persoalan
kebijakannya yang dinilai banyak kalangan sangat kotroversial
 Puncak ketegangan dalam masalah Bruneigate dan Buloggate , menyebabkab DPR
mengeluarkan memorandum I dan II , Presiden Abdurrahman Wahid tidak
mengindahkan peringatan DPR, akhirnya DPR minta MPR menggelar sidang
istimewa.
 MPR menggelar sidang istimewa pada tanggal 21 Juli 2001 , Presiden direncanakan
memberikan laporan pertanggungjawabannya tanggal 23 Juli 2001 , namun
presiden menolak dan mengeluarkan DektritPresiden berisikan :
1. Membekukan MPR dan DPR RI
2. Mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dan mengambil tindakan serta
menyusun badan-badan yang diperlukan untuk menyelenggarakan pemiliham
umumdalam waktu satu tahun
3. Menyelamatkan gerakkan reformasi total dari hambatan unsur-unsur Orde Baru
dengan membekukan Partai Golkar sambil menunggu keputusan Mahkamah
Agung.
 Dektrit tersebut tidak didukung oleh TNI dan Polri sehingga mempercepat
kejatuhan K.H. Abdurrahman Wahid dari kursi presiden.
 Dalam sidang MPRTanggal 23 Juli 2001 , memilih Megawati Soekarno Putri sebagai
presiden RI dan Hamzah Haz sebagai wakil presiden.
Masa Pemerintahan Megawati Soekarno Putri (2001-2004)
 Presiden Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz menjalankan
pemerintahan dengan membentuk Kabinet Gotong Royong
Kebijakan yang ditempuh Presiden Megawati dalam mengatasi masalah, yaitu:
1. Meminta penundaan pembayaran utang
2. Memutuskan kerjasama dengan lembaga keuangan dunia IMF
3. Berhasil menaikkan pendapatan perkapita yang sangat signifikan yaitu dari US$
465 menjadi US$ 930.
4. Melakukan privatisasi BUMN untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
menekan nilai inflansi.
5. Memperbaiki kenerja akspor.
6. Melakukan pemberantasan korupsi, , yaitu membentuk Komosi
Pemberantasan Korupsi (KPK)
 Megawati dianggap sebagai peletak dasar ke arah demokrasi , karena
pemerintahannya berhasil melaksanakan pemilu 2004 secara aman dan damai
dan untuk pertama kalinya presiden dipilih secara langsung oleh rakyat
Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
• PresidenSusilo Bambang Yudhoyono dan wakil presiden Jusuf Kalla
dilantik menjadi presiden yang keenam pada tanggal 20 Oktober 2004,
dan membentuk Kabinet Indonesia Bersatu.
• Kebijakan yang ditempuh masa seratus hari pemerintahannya:
1. Melakukan penjadwalan utang luar negeri
2. Meningkatkan volume ekspor dan impor
3. Mengurangi subsidi BBM dengan jalan menaikkan harga BBM dan gas
4. Memperpanjang status darurat sipil dan mengadakan perundingan
damai dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, Finlandia dengan
perantara Crisis Management Initiative yang dipimpin oleh Martti
Ahtisaari pada tanggal 28 Januari 2005, mencapai kesepakatan damai dan
penyerahansenjata GAM melalui Aceh Monitoring Mission (AMM).
 Pemilu tahun 2009 Susilo bambang Yudhoyono terpilih kembali menjadi
presiden dan Budiyono sebagai wakil presiden untuk masa jabatan 2009-
2014, membentuk Kabinet Indonesia bersatu jilid II

Anda mungkin juga menyukai