MPR/DPR penuh sesak oleh para mahasiswa dengan tuntutan reformasi yaitu
turunyan Soeharto dari Kursi kepresidenan
5. Tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 WIB bertempat di Istana Negara ,
Presiden Soeharto meletakaan jabatan sebagai presiden di hadapan ketua
dan anggota Mahkamah Agung . Dan pada saat itu juga berdasarkan pasal
8UUD 1945 , presiden menunjuk wakil presidenB.J.Habibie
menggantikannya menjadi presiden
Soeharto Mengundurkan Diri Sebagai Presiden
III. Perkembangan politik Setelah tanggal
21 Mei 1998
Setelah jatuhnya Orde Baru , Indonesia memesuki Era Reformasi. Dan
Indonesia dipimpin oleh beberapa presiden seperti :
1. Masa Pemerintahan B.J. Habibie
Tanggal 21 Mei 1998 awal berlakunya era reformasi di Indonesia , dan
Burhaddin Jusuf Habibie naik kursi kepresidenan , merupakan
mementum awal dari perkembangan politik,ekonomi dan sosial pasca
21 Mei 1998.
Secara hukum materiil (Normatif yuridis) . Naiknya B.J. Habibie menjadi
presiden sah dan konstitusional .Namun secara hukum formal ( hukum
acara ) , hal itu tidak konstitusional sebab pelimpahan wewenang dari
Soeharto kepada B.J.Habibie harus melalui acara resmi yang
konstitusional, yaitu diangkat oleh MPR. Sebelumnya Soeharto
seharusnya mengembalikan mandatnya terlebih dahulu kepada MPR
yang mengangkatnya.Hal inilah yang menjadi kontoversi dalam
dikalangan masyarakat dan ahli hukum
Pelantikan B.J.Habibie menjadi
Presiden
Langkah-langkah yang ditempuh oleh Presiden B.J.Habibie
A.Membentuk kabinet Reformasi Pembangunan tanggal 22 Mei 1998 , terdiri
atas 36 menteri yang meliputi perwakilan dari militer (ABRI), Golkar, PPP,
dan
PDI . Tanggal 25 Mei 1998 diadakan pertemuan pertama Kabinet Reformasi
Pembangunan dan pembentukan komite untuk :
6. Ketetapan MPR No. XII tahun 1998 mengenai Pencabutan Ketetapan MPR No. V
tahun 1998 tentang Pemberian Tugas dan Wewenang Khusus kepada Presiden
/Mandataris MPR dalam menyukseskan dan Mengamankan Pembangunan Nasional
sebagai Pengamalan Pancasila
7. Ketetapan MPR No. XIII tahun 1998 tentang Pembatasan Masa jabatan Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia
8. Ketetapan MPR No. XIV Tahun 1998 mengenai perubahan dan Tambahan Ketetapan
MPR No. III Tahun 1998 tentang Pemilu
9. Ketetapan MPR No. XV Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah
, Pengaturan Pembengunanan dan Pememamfaaatan Sumberdaya Daya Nasional yang
Berkeaddilan serta perimbangan Keuangan Pusat daerah dalam Kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia
10. Ketetapan MPR No. XVI Tahun 1998 tentang Politik Ekonomi dalam Kerangka
Demokrasi Ekonomi
11. Ketetapan MPR No. XVII Tahun 1998 tentang Hak Asasi Manusia
12. Ketetapan MPR No. XVIII Tahun 1998 mengenai Pencabutan Ketetapan MPR No. II
Tentang Penghayatan Pengamalan Pancasila (Eka Prasetia Panncakarsa )
Darai 12 ketetapan MPR , 4 diantaranya mengakomudasi tuntutan
Reformasi , yaitu :
1. Ketetapan MPR No. VIII Tahun 1998 yang memungkinkan UUD 1945
diamandemen.
2. Ketetapan MPR No. XII Tahun 1998 mengenai Pencabutan Ketetapan MPR
No. IV Tahun1993 tentang pemberian tugas dan Weweang Khusus kepada
Presiden/Mandataris MPR dalam Rangka Menyukseskan Pembangunan
Nasional sebagai Pengamalan Pancasila
3. Ketetapan MPR No. XIII Tahun 1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan
Presiden dan Wakil Presiden maksimal Dua Priode
4. Ketetapan MPR No. XVIIITahun 1998 menyatakan Pancasila tidak lagi
dijadikan asas tunggal organisasi sosial politik
Pemilihan Umum Tahun 1999
Dilaksanakan tanggal 7 Juli 1999, diikuti 48 partai pollitik
Lima partai yang berhasil meraih kemenangan pada pemilu ,yaitu :
1. PDIP mendapat 153 kursi atau 30,60%
2. Golkar mendapat 120 kursi atau 24%
3. PPP mendapat 58 kursi atau 11,54%
4. PKB mendapat 51 kursi atau 10,20%
5. PAN mendapat 34 kursi atau 6,80%
Pada tanggal 20 Oktober 1999 ,MPR berhasil memilih K.H.Abdurrahman Wahids
sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presiden
Kesepakatan Ciganjur