Anda di halaman 1dari 33

Pemeriksaan

Laboratorium Dewi Sartika Arif


Darah Lengkap (CBC)
Sel Darah Merah

Indikasi pemeriksaan sel darah merah untuk


mendiagnosis dan mengklasifikasikan anemia, yang
didefinisikan sebagai penurunan massa sel darah merah
atau kandungan hemoglobin (Hgb) di bawah
kebutuhan fisiologis.

mean corpuscular volume (MCV)


mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC)
yang paling berguna dalam mengevaluasi anemia &
kelainan hematologic lainnya

MCV = (Hematocrit [Hct] ×1000)/


RBC
MCHC = Hgb/HCT
Sel Darah Putih

Sel darah putih, atau leukosit ( leucko = putih dan cyte = sel)
Merupakan sistem kekebalan tubuh yang bersirkulasi di
dalam darah dan meningkatkan respons inflamasi dan seluler
terhadap cedera atau patogen.

Pemeriksaan ini menghitung jumlah relatif jenis


sel darah putih (yaitu, neutrofil, limfosit,
eosinofil, dll.) sebagai persentase dari jumlah total
WBC.
Kisaran nilai normal (4.000 hingga 11.000/mL.)
di bawah kisaran (leukopenia )
melebihi kisaran (leukositosis)

Tigner; Sherif A. Histology, White Blood Cell.2022. National library of medicine


Sel Darah Putih
Sel Darah Putih

Deskripsi:
• Neutrofil melawan infeksi bakteri
dan gangguan radang
• Eosinofil melawan gangguan alergi
dan infeksi parasit
• Basofil melawan diskrasia darah dan
penyakit myeloproliferatif
• Limfosit melawan infeksi virus dan
infeksi bakteri
• Monosit melawan infeksi yang hebat
Sel Darah Putih

Implikasi Klinis:

Nilai kritis leukositosis: 30.000/mm3.


Lekositosis hingga 50.000/mm3 mengindikasikan gangguan di luar sumsum tulang (bone
marrow).
Nilai leukosit yang sangat tinggi (di atas 20.000/mm3) dapat disebabkan oleh leukemia.

Leukopenia, adalah penurunan jumlah leukosit <4000/mm3.


Hemoglobin

Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi sebagai


alat transportasi oksigen (O2) dan karbon dioksida
(CO2)
Saat ini sebagian besar pasien ditransfusikan
untuk Hgb <7 g/dL, tetapi pedoman terbaik adalah
tanda dan gejala vital seperti sesak napas dan
intoleransi dalam bergerak .

Hgb×3*=Hct
RBC(jutaan)×3=Hb
RBC×9=Hct
Hematokrit (HCT)

Hematokrit menunjukan persentase sel darahmerah tehadap


volume darah total.

• Penurunan nilai Hct merupakan indikator anemia


• Peningkatan nilai Hct dapat terjadi pada eritrositosis, dehidrasi,
kerusakan paru-paru kronik, polisitemia dan syok.
• Nilai normal Hct = 3 x nilai hemoglobin.
• Nilai Hct <20% : Gagal jantung dan kematian
• Nilai Hct >60% : pembekuan darah spontan
Trombosit

• Jumlah trombosit yang normal adalah 150.000


hingga 440.000/mm3
• Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah
<150.000/mm3 dan gangguan trombosit
kuantitatif.

Perdarahan intraoperatif (jumlah 40.000 sampai 70.000/mm3)


Perdarahan spontan (jumlah <20.000/mm3)
Jumlah trombosit minimal sebelum operasi adalah 75.000/mm3

Trombositopenia (jumlah trombosit yang rendah) yaitu <50.000/mm3


merupakan kontraindikasi mutlak untuk prosedur bedah elektif
karena kemungkinan perdarahan yang signifikan
Kategori kelainan
trombosit

• Gangguan trombosit kuantitatif: Jumlah trombosit menurun


(trombositopenia) atau meningkat (trombositosis).

• Gangguan trombosit kualitatif: Jumlah trombosit mungkin normal, tetapi


trombosit tidak berfungsi normal. Abnormalitas ini juga dapat diturunkan
(misalnya penyakit von Willebrand)
PT/aPTT
Pengukuran Jalur Ekstrinsik
1. Prothrombin time (PT)
waktu (hitungan detik) untuk plasma pasien menggumpal
setelah penambahan kalsium dan activator dari jalur ekstrinsik
(tromboplastin). Dengan demikian,kekurangan atau penghambat faktor
pembekuan dalam jalur ekstrinsik akan mengakibatkan perpanjangan
dari PT

2. International normalized ratio (INR)


Untuk membakukan interpretasi tes koagulasi, yang bisa sangat
bervariasi.
PT/aPTT
Pengukuran Jalur Intrinsik
1. Partial thromboplastin time (PTT)
PTT mengukur kemampuan pembekuan semua faktor dalam
jalur intrinsik dan umum kecuali faktor XIII.

2. Activated PTT (aPTT)


Tes ini lebih sensitif daripada PTT

3. Activated clotting time (ACT)


ACT banyak digunakan untuk memantau terapi heparin di ruang
operasi
Kimia darah
Kimia darah
Natrium
Implikasi klinik :
• Hiponatremia dapat terjadi pada kondisi hipovolemia (kekurangan cairan tubuh), euvolemia atau
hipervolemia (kelebihan cairan tubuh).

Nilai kritis untuk Natrium:


< 120 mEq/L Lemah, dehidrasi
90-105 mEq/L gejala neurologi parah, penyebab vascular
> 155 mEq/L gejala kardiovaskular dan ginjal
> 160 mEq/L gagal jantung
Kimia darah
Kalium
Implikasi klinik :

• Hiperkalemia. Faktor yang mempengaruhi peningkatan ekskresi kalium yaitu: gagal ginjal, kerusakan
sel (luka bakar, operasi), asidosis, penyakit Addison, diabetes yang tidak terkontrol dan transfusi sel
darah merah.
Hiperkalemia juga sering dijumpai pada gangguan ginjal

• Hipokalemia, adalah konsentrasi kalium dalam serum darah kurang dari 3,5 mmol/L. Kondisi
hipokalemia akan lebih berat pada diare, muntah, luka bakar parah
Kimia darah
Klorida
Implikasi klinik :

• Penurunan konsentrasi klorida dalam serum dapat disebabkan oleh muntah, gastritis, diuresis yang
agresif, luka bakar, kelelahan, diabetik asidosis, infeksi akut.

Peningkatan konsentrasi klorida dalam serum dapat terjadi karena dehidrasi, hiperventilasi, asidosis
metabolik dan penyakit ginjal.

Hal yang harus diwaspadai: nilai kritis klorida: >70 atau >120 mEq/L
Penyebab Umum gangguan
elektrolit
SGOT / SGPT

Pemeriksaan fungsi hati

Tes fungsi hati  tes yang menggambarkan kemampuan hati untuk mensintesa protein
(albumin, globulin, faktor koagulasi) dan memetabolisme zat yang terdapat di dalam darah.

Alanin Aminotransferase (ALT/SGPT) Nilai normal : 5-35 U/L

Konsentrasi enzim ALT yang tinggi terdapat pada hati. (jantung, otot dan ginjal) lebih
spesifik menunjukkan fungsi hati daripada AST (SGOT)
SGOT / SGPT

Implikasi klinik:

• Peningkatan kadar ALT dapat terjadi pada penyakit hepatoseluler, sirosis aktif, obstruksi bilier
dan hepatitis.
• Banyak konsumsi obat dapat meningkatkan kadar ALT.
• Nilai peningkatan yang signifikan adalah dua kali lipat dari nilai normal.
• Nilai juga meningkat pada keadaan: obesitas, preeklamsi berat, acute lymphoblastic leukemia
(ALL)
SGOT / SGPT

Aspartat Aminotransferase (AST/ SGOT)


Nilai normal : 5 – 35 U/L

AST  enzim yang memiliki aktivitas metabolisme yang tinggi, ditemukan di


jantung, hati, otot rangka, ginjal, otak, limfa, pankreas dan paru-paru.
Penyakit yang menyebabkan perubahan, kerusakan atau kematian sel pada
jaringan tersebut akan mengakibatkan terlepasnya enzim ini ke sirkulasi.
SGOT / SGPT

Implikasi klinik:
• Peningkatan kadar AST dapat terjadi pada penyakit hati, pankreatitis akut, trauma,
anemia hemolitik akut, penyakit ginjal akut, luka bakar parah dan penggunaan
berbagai obat, misalnya: isoniazid, eritromisin, kontrasepsi oral
• Penurunan kadar AST dapat terjadi pada pasien asidosis dengan diabetes mellitus.
Menilai Fungsi Hati

Albumin

Nilai Normal : 3,5 – 5,0 g% SI: 35-50g/L

Albumin di sintesa oleh hati dan mempertahankan keseimbangan distribusi air dalam tubuh (tekanan onkotik
koloid).

Albumin membantu transport beberapa komponen darah, seperti: ion, bilirubin, hormon, enzim, obat.

Implikasi Klinis:
• Nilai meningkat pada keadaan dehidrasi
• Nilai menurun pada keadaan: malnutrisi, gangguan fungsi hati, infeksi kronik, luka bakar, edema, sirosis,
nefrotik sindrom.
Menilai Fungsi ginjal

Fungsi pemeriksaan faal ginjal adalah:


 untuk mengidentifikasi adanya gangguan fungsi ginjal
 untuk mendiagnosa penyakit ginjal
 untuk memantau perkembangan penyakit
 untuk memantau respon terapi
 untuk mengetahui pengaruh obat terhadap fungsi ginjal
Menilai Fungsi ginjal

Kreatinin
Nilai normal : 0,6 – 1,3 mg/dL

Tes ini untuk mengukur jumlah kreatinin dalam darah. Kreatinin dihasilkan selama
kontraksi otot skeletal melalui pemecahan kreatinin fosfat.

Kreatinin diekskresi oleh ginjal dan konsentrasinya dalam darah sebagai indikator fungsi
ginjal.

Pada kondisi fungsi ginjal normal, kreatinin dalam darah ada dalam jumlah konstan.
Nilainya akan meningkat pada penurunan fungsi ginjal.

Kreatinin paling sering digunakan karena memperkirakan GFR dengan akurasi


sekitar 90%, sedangkan urea hanya mendekati 60%.
Menilai Fungsi ginjal

Implikasi klinik :
• Konsentrasi kreatinin serum meningkat pada gangguan fungsi ginjal baik
karena oleh nefritis, penyumbatan saluran urin, penyakit otot atau dehidrasi akut.

• Kreatinin mempunyai waktu paruh sekitar satu hari. Oleh karena itu
diperlukan waktu beberapa hari hingga kadar kreatinin mencapai kadar
normal untuk mendeteksi perbaikan fungsi ginjal yang signifi kan.
Pengukuran Gas Darah

Pengukuran gas darah digunakan untuk menentukan konsentrasi karbon dioksida dan
oksigen dalam darah yang dapat digunakan untuk mengukur pH darah.

Pemeriksaan dapat dilakukan pada pembuluh arteri untuk melihat keadaan pH, pCO2,
pO2, dan SaO2
Pengukuran Gas Darah
Pengukuran Gas Darah

 Langkah pertama adalah mengevaluasi pH. Jika pH < 7,35, maka temuannya adalah
asidosis. PH >7,45 menunjukkan alkalosis.

 Berikutnya menggunakan PCO2 dan HCO3− untuk menggolongkan kelainan


pernafasan atau metabolik,

Ketika terjadi Asidosis metabolik selanjutnya akan terjadi respon terhadap


gangguan utama dan tubuh akan mengkompensasi atau menormalkan pH.
Pengukuran Gas Darah

Penyebab umum dan kompensasi gangguan asam-basa primer :

• Respiratory acidosis (hypoventilation): PCO2 >45mm Hg; HCO − 3 increase (chronic


2 to 5 days).

Kemungkinan etiologi: penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, edema paru
berat atau pneumonia, obat-obatan (narkotika, obat penenang), benda asing

• Respiratory alkalosis (hyperventilation): PCO2 <35mm Hg; HCO − 3


decrase (chronic).

Kemungkinan penyebab: kecemasan, nyeri, demam, emboli paru, ventilasi


berlebih mekanik, cedera kepala, hipoksia, penyakit paru interstitial, insufisiensi
hati, overdosis aspirin, atau sepsis dini
Pengukuran Gas Darah

• Metabolic acidosis: HCO − 3 <20mEq/L ; PCO2 decrease


• AG normal: diare, fistula, asidosis tubulus ginjal
• AG meningkat = asam ekstra
• Eksogen: aspirin, metanol, etilen glikol, ketoasidosis ETOH
• Endogen: asidosis laktat, DKA atau ketoasidosis kelaparan, uremia,
Dehidrasi berat

Metabolic alkalosis: HCO − 3 >28mEq/L, CO2 increase


Muntah, diuretik, fibrosis kistik, posthiperkapnia, sindrom Cushing,
Pengukuran Gas Darah

Komponen gas darah untuk mengevaluasi oksigenasi


PO2  perkiraan pertukaran gas alveolus dengan udara inspirasi, sehingga pasien
mungkin memiliki ventilasi normal jika PO2 normal.

Jumlah oksigen yang tersedia untuk sel ditentukan oleh %SaO2, yang juga dapat
diperoleh dengan menggunakan oksimetri nadi. Pulse ox telah terbukti mengukur
saturasi Hgb O2 secara akurat antara 70% dan 100%,
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai