Anda di halaman 1dari 16

Bimbel UKOM

(ASKEB)

Oleh : (ERNI HERNAWATI, SST., Bd., MM., M.Keb)


Soal 1
Seorang perempuan, 25 tahun G1P0A0 parturient 39 mg kala II di TPMB. Bidan yang menolong
menggunakan APD lengkap level 2. Lahirlah seluruh badan janin serta plasenta dengan spontan lengkap.
Kala III dan IV berjalan normal. Setelah selesai menolong persalinan Bidan berdiri di area kotor, melepas
sarung tangan dan gaun.
Langkah apakah yang tepat selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Lakukan disinfeksi tangan dengan hand sanitizer
b. Membuka pelindung kepala
c. Membuka pelindung mata
d. Membuka face shield
e. Melepaskan masker
Kunci Jawaban : A. Lakukan disinfeksi tangan dengan hand sanitizer
Kata Kunci : Bidan yang menolong menggunakan APD lengkap level 2. Setelah selesai menolong
persalinan Bidan berdiri di area kotor, melepas sarung tangan dan gaun
Strategi Menjawab Soal : Langkah apakah yang tepat selanjutnya pada kasus tersebut?
Untuk pelepasan APD harus dilakukan dengan seksama serta urutan yang benar agar tidak
mengkontaminasi diri sendiri, serta menyebarkan infeksi pada lingkungan.
1. Berdiri di tempat yg kotor.
2. Lakukan disinfeksi tangan dengan hand sanitizer.
3. Membuka pelindung kepala.
4. Membuka face shield.
5. Membuka pelindung mata.
6. Melepaskan masker.
7. Membuka sepatu boot.
8. Mencuci tangan dengan sabun.
9. Mandi Tips Menjawab : Baca tentang desinfeksi dan dekontaminasi dalam APN
Soal 2
Seorang perempuan, umur 36 tahun P3A0 kala IV di TPMB dengan keluhan merasa keluar
rembesan darah terus menerus dari kemaluan. Bayi dan plasenta lahir spontan lengkap. Hasil
pemeriksaan TD 100/60 mmHg, N 92x/menit S 37°C, P 24x/menit. TFU 2 jari bawah pusat,
kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong, perineum utuh, tampak darah mengalir rembes
dari vagina ± ½ pampers besar.
Apakah penatalaksanaan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Massase uterus
b. Lakukan inspekulo
c. Lakukan eksplorasi
d. Cek kelengkapan plasenta
e. Kosongkan kandung kemih
Jawaban : B. Lakukan inspekulo

Kata Kunci : P3A0 kala IV , TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih
kosong, perineum utuh, tampak darah mengalir rembes dari vagina ± ½ pampers besar.
Strategi menjawab : Apakah penatalaksanaan yang tepat pada kasus tersebut?
Pembahasan :
Diagnosis kasus diatas adalah kemungkinan robekan serviks. Persalinan selalu mengakibatkan
robekan serviks, sehingga serviks seorang multipara berbeda dari yang belum melahirkan
pervaginan. Robekan serviks yang luas menimbulkan perdarahan dan dapat menjalar ke
segmen bawah uterus. Apabila terjadi perdarahan yang tidak berhenti meskipun plasenta sudah
lahir lengkap dan uterus sudah berkontraksi baik perlu diperkirakan perlukaan jalan lahir,
khususnya robekan serviks uteri. Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan spekulum.

Tips Menjawab : Baca tentang Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru lahir . Kemenkes
RI, 2016.
Soal 3
Seorang perempuan umur 26 tahun, G1P0A0 merasa 3 bulan datang ke TPMB ingin
memeriksakan kehamilannya. Hasil anamnesis Riwayat kehamilan lalu pernah
mengalami kejang saat hamil, ini merupakan kehamilan kedua dari suami kedua.
Hasil pemeriksaan TD 130/90 mmHg, Nadi 86x/menit, S 36,6°C, P 20x/menit, TFU 3
jari atas simfisis, ballottement +, DJJ + 152x/menit.
Apakah tujuan pemeriksaan pada kasus tersebut?
a. Melakukan deteksi faktor risiko dan komplikasi
b. Menentukan apakah benar-benar hamil
c. Perencanaan penyuluhan Kesehatan
d. Perencanaan pemberian obat
e. Menentukan usia kehamilan
Jawaban : A. Kunci Jawaban: Melakukan deteksi faktor risiko dan komplikasi

Kata Kunci : G1P0A0 merasa 3 bulan. Hasil anamnesis Riwayat kehamilan lalu pernah mengalami
kejang saat hamil, ini merupakan kehamilan kedua dari suami kedua.
Strategi menjawab : Apakah tujuan pemeriksaan pada kasus tersebut?
Pembahasan : Selama kunjungan antenatal pertama kita mulai mengumpulkan informasi mengenai
ibu untuk membantu Bidan dalam membangun hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi
komplikasi dan merencakanan asuhan khusus yang dibutuhkan, salah satu factor resiko Ibu dengan
riwayat preeklampsia berisiko besar mengalami kembali preeklampsia sebanyak tujuh kali lipat
dibandingkan dengan ibu yang tidak pernah mengalami preeklampsia (Robson, 2011). Teori lain juga
menyebutkan bahwa ibu hamil yang memiliki riwayat preeklampsia berisiko mengalami preeklampsia
kembali dari pada ibu hamil yang tidak mengalami preklampsia (Mitayani, 2013).
Tips Menjawab : pelajari asuhan kebidanan kehamilan topik deteksi dini preeklamsi
Soal 4

Seorang perempuan, umur 22 tahun G1P0A0 38 mg datang ke TPMB dengan keluhan perut terasa mules
sejak 4 jam yang lalu. Hasil anamnesis saat mulas ibu selalu mencubit tangan suaminya dan menjerit-jerit.
Hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, N 82x/menit, S 36,5°C, P 20x/menit, TFU 34 cm, puka, letak kepala
sudah masuk PAP, kontraksi 4x/10’/40”, DJJ 148x/menit teratur. PD pembukaan 6 cm, portio tipis lunak,
selaput ketuban (+), kepala station +1. Bidan meminta ijin kepada keluarga untuk memperdengarkan
lantunan murrotal Quran dan keluarga menyetujuinya.
Apakah tujuan dari tindakan yang dilakukan Bidan pada kasus tersebut?
a. Membangun kepercayaan
b. Mengalihkan perhatian
c. Pemberian sugesti
d. Hypnobirdthing
e. Hypnoterapi
Jawaban : B. Mengalihkan perhatian

Kata Kunci : G1P0A0 38 mg parturient aterm kala I fase aktif dengan nyeri persalinan
Strategi menjawab : Apakah tujuan dari tindakan yang dilakukan Bidan pada kasus
tersebut?
Nyeri persalinan dapat menimbulkan stress yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan
seperti katekolamin dan steroid. Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos
dan vasokonstriksi pembuluh darah. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kontraksi uterus,
penurunan sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya
iskemia uterus yang membuat impuls nyeri bertambah banyak. Kecemasan pada proses persalinan
dapat memperlama kala I, faktor psikis merupakan faktor yang sangat mempengaruhi lancar tidaknya
proses persalinan. Salah satu tehnik distraksi yang digunakan untuk mengatasi kecemasan adalah
terapi murottal. Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien ke hal yang lain sehingga dapat
menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri
Tips Menjawab : Baca manajemen nyeri pada persalinan
Soal 5

Seorang perempuan, umur 39 tahun G4P3A0 parturient aterm kala I di TPMB. Hasil anamnesis ANC
hanya 1x pada saat hamil muda. Hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, N 88x/menit, S 36,2°C, P
20x/menit. TFU 30 cm puki letak sungsang, DJJ + 148x/menit. His + 3x10’45”. PD vulva vagina tidak
ada kelainan, pembukaan 9 cm, portio tipis melingkar, ketuban pecah spontan jernih ± 1000cc, teraba
bokong murni di station +2.
Apakah factor predisposisi yang tepat pada kasus tersebut?
a. Paritas
b. Bayi kecil
c. Hidramnion
d. Tali pusat pendek
e. Deformitas tulang panggul
Jawaban : C. Hidramnion

Kata Kunci : G4P3A0 parturient aterm kala I fase aktif ketuban pecah spontan jernih
± 1000cc, teraba bokong murni di station +2.
Strategi menjawab : Apakah factor predisposisi yang tepat pada kasus tersebut?
Pembahasan : Letak sungsang atau presentasi bokong adalah suatu keadaan yang terjadi
dimana bokong atau tungkai janin sebagai bagian yang terendah di dalam panggul ibu.
Salah satu penyebabnya adalah Distensi rongga uterus oleh cairan amnion yang
berlebihan dapat menyebabkan presentasi bokong.
Tips menjawab : Baca tentang persalinan sungsang
Soal 6
Seorang perempuan, 45 tahun, G6P5A0 parturient aterm datang ke TPMB dengan keluhan
perut terasa mules. Hasil anamnesis : Selama hamil tidak pernah memeriksakan kehamilannya
karena tidak punya uang. Hasil pemeriksaan TD 180/110 mmHg, N 88x/menit, S 36,2°C, P
20x/menit. TFU 34 cm, puki letak kepala sudah masuk PAP. His + 3x10’40”, DJJ + 154x/menit.
PD pembukaan 7 cm, portio tipis lunak, ketuban +, kepala station -1. Protein urine ++. Bidan
memutuskan untuk merujuk ke RS tapi pasien menolak karena tidak punya uang.
Upaya apakah yang tepat dengan kasus tersebut?
a. Veracity
b. Otonomi
c. Responbility
d. Benificience
e. Mendukung keputusan pasien
Jawaban : C. Responbility

Kata Kunci : G6P5A0 parturient aterm kala I fase aktif dengan PEB
Strategi menjawab : Upaya apakah yang tepat dengan kasus tersebut?
Pembahasan :
Pada kasus ini terjadi dilemma etik antara nilai-nilai yang diyakini oleh bidan
dengan kenyataan yang ada. Adapun upaya yang dapat dilakukan apabila
menemukan kasus dilemma etik adalah :
1. Bidan harus mempunyai responbility
2. Bidan harus menghormati keputusan pasien dan melayani dengan hormat
3. Pusat perhatian pelayanan kebidanan safety
4. Bidan harus mendukung pada situasi yang aman
Tips menjawab : Mahasiswa diharapkan mempelajari Kembali tentang dilemma
etik dalam pelayanan kebidanan.
Soal 7
Seorang perempuan P2A0 kala IV di TPMB dengan keluhan pusing. Hasil anamnesis ibu
Riwayat SC dan saat kala II dibantu dengan dorongan fundus oleh bidan karena ibu tidak bisa
mengedan, plasenta lahir spontan lengkap. TD 90/60 mmHg, N 100x/menit, S 36,1°C, P
24x/menit. TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus keras, perineum luka jahitan tertutup.
Hasil eksplorasi didapatkan rupture uteri dibagian SBR ± 5 cm.
Apakah bentuk kelalaian yang sesuai dengan kasus tersebut?
a. Intensional
b. Negligence
c. Recklessness
d. absolute liability
e. malpraktik perdata
a. Jawaban: C. Recklessness

Kata Kunci : P2A0 kala IV, riwayat SC dan saat kala II dibantu dengan dorongan fundus oleh bidan, hasil eksplorasi
didapatkan rupture uteri dibagian SBR ± 5 cm.

Strategi menjawab soal : Apakah bentuk kelalaian yang sesuai dengan kasus tersebut?

 Salah satu bentuk malpraktik sesuai kasus diatas adalah : Kelalaian (medical negligence) dimana harusnnya
kondisi ini terprediksi sebelum bayi lahir, Tetapi tidak semua bentuk kelalaian medis dapat dikategorikan sebagai
kejahatan. apabila kelalaian tersebut sudah mencapai suatu tingkatan tertentu yang tidak memperdulikan jiwa orang
lain, maka sifat kelalaian itu berubah menjadi serius, dan bersifat kriminal.
 Jika kelalaian itu sampai merugikan atau mencelakakan orang lain, maka secara hukum dapat dikualifisir sebagai
kelalaian berat (culpa lata, gross negligence)
 Intensional : Tindakan yang disengaja,
 Recklessness : tindakan seorang secara gegabah, nekat, candang, yang cenderung melalaikan kewajiban serta
akibat- nya dapat membahayakan keselamatan orang lain.
 absolute liability : Prinsip tanggung jawab mutlak (absolut liability) menetapkan bahwa suatu tindakan dapat
dimintakan pertanggungjawaban atas dasar adanya kerugian tanpa mempersoalkan ada atau tidaknya kelalaian
maupun kesalahan.
 malpraktik perdata : malpraktek yang terjadi apabila terdapat hal-hal yang menyebabkan tidak terpenuhinya isi
perjanjian (wanprestasi) didalam transaksi terapeutik oleh tenaga kesehatan, atau terjadinya perbuatan melanggar
hukum
Terima kasih
"Tak ada jalan pintas ke tempat yang layak dituju."

Anda mungkin juga menyukai