Anda di halaman 1dari 11

AKIBAT HUKUM PENERBITAN KARTU KELUARGA

BAGI PASANGAN NIKAH YANG BELUM TERCATAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Hukum (S.H)

Oleh :

Febri Adi Saputra


NIM: 1730101080

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM
TAHUN AJARAN
2022
Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian
MENU
Landasan Teori

Metodologi Penelitian

Hasil Penelitian
LATAR BELAKANG

Pencatatatn perkawinan merupakan suatu upaya yang


diatur melalui perundang-undangan untuk tujuan tertib
administrasi, transparasi dan kepastian hukum dalam
pelaksanaan perkawinan.

Kementerian Dalam Negeri mengeluarkan kebijakan


tentang pencatuman status perkawinan “kawin belum
tercatat” bagi pasangan nikah siri dalam kartu keluarga,
yang awalnya hanya mengenal “Menikah” dan “Belum
Menikah”, sehingga memunculkan akibat hukum dalam
penertiban administrasi dalam pencatatan nikah
Rumusan Masalah

1. Bagaimana Prosedur Penerbitan Karta


Keluarga Bagi Pasangan Nikah Yang Belum
Tercatat?

2. Bagaimana Akibat Hukum Dari Penerbitan


Kartu Keluarga Bagi Pasangan Nikah Yang
Belum Tercatat?
Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui cara penerbitan kartu


keluarga bagi pasangan nikah yang belum
tercatat.

2. Untuk mengetahui akibat hukum dari


penerbitan kartu keluarga bagi pasangan
nikah yang belum tercatat.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan konstribusi ilmiah bagi
para mahasiswa/i sebagai sumber Secara Praktis
bahan belajar atau data penelitian
selanjutnya dalam rangka
mengembangkan wawasan ilmu
pengetahuan

Diharapkan dapat memberikan sumber informasi bagi masyarakat umum


maupun mahasiswa/i terutama Fakultas Syari’ah dan Hukum terkait
tentang akibat hukum dari penerbitan kartu keluarga bagi pasangan
nikah yang belum tercatat.
Landasan Teori

Perkawinan
Kependudukan dan
Catatan Sipil
Perkawinan menurut
Undang-Undang Nomor 1
Kependudukan yaitu ilmu
Tahun 1974 jo. Undang-
yang mempelajari
Undang No. 16 Tahun
kependudukan manusia.
2019, merupakan Ikatan
sedangkan Catatan Sipil
lahir bathin antara seorang
artinya mencatat
pria dengan seorang
mengenai peristiwa
wanita sebagai suami istri
perdata yang dialami
dengan membentuk
seseorang atau untuk
keluarga yang bahagia dan
memastikan status perdata
kekal berdasarkan
seseorang
ketuhanan yang Maha-Esa
Metodologi Penelitian

Jenis penelitian Sumber Data

• Kepustakaan / Library
Research • Data Primer
• Data Sekunder

Teknik
Pengumpulan Data
• Dokumentasi.; dan
• Peraturan-
Peraturan/ Undang-
Undang
Hasil Penelitian

1. Prosedur Penerbitan Karta Keluarga Bagi Pasangan Nikah Yang Belum


Tercatat?

Berdasarkan Permendagri No. 108 Tahun 2019 yang dilakukan di Dinas


Kependudukan menunjukkan bahwa pemerintah berharap bahwa masyarakat yang
menikah secara siri dapat memiliki Kartu Keluarga dengan melaporkan ke Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil untuk kepentingan administratif dan perlindungan
hukum anak dan isteri. Adapun prosedur dalam pembuatan kartu keluarga bagi
pasangan nikah siri yaitu; a. Surat pengantar pembuatan KK ke RT setempat dan
dilanjutkan ke RW, b. Fotocopy buku nikah/akta nikah,
c. Fotocopy ijazah Sd/Smp/Sma bagi yang memiliki, d. Fotocopy akta kelahiran
bagi yang memiliki, e. Kartu tanda penduduk (KTP), f. Surat pernyataan tanggung
jawab mutlak (SPTJM) g. Surat keterangan domisilu dari desa/kelurahan setempat,
bagi yang pindah desa, dan h. mengisi from F101.

Aturan Permendagri No.108 tahun 2019 ini bukan mengesahkan


perkawinan tapi mencatatkan pernikahan yang terjadi di masyarakat dengan
berbagai kondisi apapun.
Hasil Penelitian

2. Akibat Hukum Dari Penerbitan Kartu Keluarga Bagi Pasangan Nikah


Yang Belum Tercatat

Akibat hukum pencatatan nikah siri dalam kartu keluarga adalah ketidak
adanya jaminan hukum Negara dalam perkawinan tersebut, seperti;
a. Bagi anak yang lahir dari perkawinan sirih hanya tercantum nama
ibunya,
b. Pernikahan dianggap tidak pernah ada oleh negara,
c. Istri dan anak tidak memiliki hak waris,
d. Istri tidak berhak atas harga gono-gini jika terjadi perceraian,
e. Tidak bias menuntut hak pengaduan apabila terjadi KDRT
f. Posisi suami tidak tersentuh hukum

Anda mungkin juga menyukai