Anda di halaman 1dari 35

MATERI INTI 3 - POKOK BAHASAN 2

VISUM ET REPERTUM (VER) SESUAI DENGAN ASPEK


MEDIKOLEGAL DALAM PENANGANAN KASUS KTP/A
TERMASUK TPPO

DIREKTORAT KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN


LANJUT USIA

ToT Pelayanan Kesehatan bagi Korban KtP/A dan TPPO


Depok, 29 Agustus 2022
TUJUAN PEMBELAJARAN

UMUM
• Setelah mengikuti materi, peserta mampu melakukan tata laksana korban KtP/A terrmasuk TPPO

KHUSUS
• Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu:
1. Melakukan tatalaksana penanganan medis korban KtP/A
2. Membuat Visum et Repertum (VeR) sesuai dengan aspek medikolegal dalam penanganan kasus KtP/A dan Rape kit,
sesuai dengan kompetensi dan kewenangan
3. Melakukan tata laksana psikososial korban KtP/A
VISUM ET REPERTUM

• Sesuai dengan aspek medikolegal dalam penanganan kasus KtP/A termasuk TPPO
PERAN DOKTER DAN TENAGA MEDIS LAIN DALAM
PROSES PENEGAKAN HUKUM
DOKTER TENAGA MEDIS LAIN

Dukungan diberikan dengan azas: ilmiah, obyektif, imparsialitas


DASAR HUKUM
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA UNTUK MELAKUKAN KEWAJIBAN PASAL 179 TERSEBUT
(KUHAP): TERDAPAT PASAL DALAM KUHP YANG MELINDUNGI YAITU:

• Pasal 120 KUHAP: Penyidik bila dianggap perlu • Pasal 50 KUHP: barang siapa melakukan
dapat meminta pendapat seorang ahli. perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang –
• Pasal 133 KUHAP: Penyidik untuk kepentingan undang, tidak dipidana.
peradilan dalam menangani korban baik luka, • Pasal 51 KUHP ayat 1: barang siapa melakukan
keracunan, kematian dapat meminta keterangan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan
ahli dari dokter ahli kedokteran kehakiman, dokter yang diberikan oleh penguasa yang berwenang,
atau ahli lain. tidak dipidana.
• Pasal 179 KUHAP: Setiap orang yang diminta • Dalam hal tindak pidana diperkuat pasal 108
pendapatnya sebagai ahli kedokteran KUHAP ayat 1 yang mengatakan seseorang yang
kehakiman,dokter atau ahli lainnya wajib mengalami, melihat dan atau korban tindak pidana
memberikan keterangan ahli demi keadilan. berhak melapor atau mengadu. Dan menurut ayat
2, pengawai negeri dalam menjalankan tugas
wajib melapor.
KASUS

Seorang ibu membawa putrinya yang berusia 13 tahun berobat ke


Puskesmas atau RS Anda, sang anak diduga telah disetubuhi secara paksa
oleh tetangganya. Sang ibu menyatakan tidak mau melapor karena biasanya
dengan melapor ke Polisi, kejadian terhadap anaknya akan diketahui orang
banyak sehingga menjadi stigma bagi anak sampai dewasa.
Keesokan pagi, datang berturut dua orang polwan yang menginginkan
informasi hasil pemeriksaan pasien anak yang anda periksa kemarin, karena
polisi telah menangkap tangan tersangka yang hendak memperkosa anak
lain dan mengaku telah memperkosa anak di sekitar Puskesmas atau RS
Anda, bila tidak ada bukti dari saudara, tersangka harus dilepas kembali
dalam 1 x 24 jam.
Apakah anda akan membocorkan hasil pemeriksaan anak tersebut?
KOMPETENSI DOKTER
UMUM DALAM
KEDOKTERAN FORENSIK
DAN MEDIKOLEGAL
(SKDI 2012)

Menolak pembuatan VeR masih menjadi salah satu


masalah dalam profesi dokter (sumber SDKI 2012)
VISUM ET REPERTUM (VER)

• Visum et Repertum (VeR) adalah


laporan tertulis yang dibuat oleh Dokter
atas pemeriksaan yang dilakukan
terhadap barang bukti berupa tubuh
manusia (mati / hidup), bagian dari
tubuh manusia yang memuat hasil
pemeriksaan dan kesimpulan.
• Pengertian Visum et Repertum sesuai
Keterangan Ahli berdasarkan KUHAP:
LANDASAN HUKUM VER:

Istilah Visum et Repertum tidak


tercantum pada KUHAP, namun
yang ada adalah Keterangan Ahli.
Sesuai penjelasan pasal 186
KUHAP. Berdasarkan hal tersebut
Visum et Repertum merupakan
keterangan ahli baik untuk bagian
pemberitaan maupun kesimpulan
sehingga secara keseluruhan Visum
et Repertum menurut KUHAP
merupakan alat bukti sah. Keterangan
ahli sendiri dapat tertulis atau lisan.
VISUM ET REPERTUM (VER)
YANG BERHAK MEMBUAT: TANGGUNG JAWAB GANDA SEORANG DOKTER

• Visum et Repertum harus dibuat oleh dokter • Kedatangan korban ke dokter dalam rangka penyidikan
berdasarkan hasil pemeriksaan medis. adalah sebagai ”barang bukti”, sehingga hak dan kewajiban
sebagai pasien berkurang, hasil pemeriksaan dan
pengobatan akan dituangkan kedalam Visum et Repertum.
• Setiap dokter berwenang membuat Visum et
Repertum dengan memperhatikan ketentuan
bahwa dokter yang akan membuat Visum et • Jika korban datang sendiri, merupakan pasien biasa dengan
Repertum harus memahami prosedur hak dan kewajiban sebagai pasien. Hasil pemeriksaan dan
pengobatan akan dimasukan dalam Rekam medik.
medikolegal dan terlatih secara teknis melakukan
• Bila korban datang sendiri dan kemudian penyidik
pemeriksaan yang diperlukan serta mampu
memerlukan Visum et Repertum, ada dua kemungkinan :
menginterpretasikannya dengan tepat.
• Penyidik menghubungi Korban untuk menjelaskan
kepentingan Visum et Repertum, bila pasien setuju maka
dokter dapat membuat Visum berdasarkan Rekam Medis.
• Dokter berdasarkan kepentingan banyak orang dan diminta
secara legal oleh penyidik dan sesuai dengan Undang -
Undang dapat langsung membuatkan Visum berdasarkan
Rekam medik.
BENTUK UMUM VISUM ET REPERTUM

Pembukaan
•Berupa tulisan “Projustitia”. Bukan hanya untuk bebas meterai, tapi mempunyai arti yang lebih luhur, bahwa Visum et Repertum dibuat /
digunakan untuk kepentingan “Keadilan”. Dalam UU Perpajakan Tahun 1984 meterai hanya untuk perkara perdata – sedangkan perkara
pidana bebas meterai.
Pendahuluan berisi :
•Waktu tempat pemeriksaan

•Identitas Dokter, pemohon, pengantar (label)

•Identitas barang bukti / korban / pelaku

Hasil Pemeriksaan
•Berisi hal-hal yang ditemukan dan dilihat oleh dokter yang sifatnya diskripsi (obyektif) terhadap barang bukti dan hasil laboratorium
/pemeriksaan lain.
Kesimpulan
•Memuat pendapat dokter tentang sebab/akibat dari hal-hal yang ditemukan.

Penutup
•Berisi penegasan bahwa Visum et Repertum ini dibuat berdasarkan sumpah jabatan dan UU yang berlaku serta dibuat dengan sebaik-
baiknya dan sejujur-jujurnya.
CATATAN :
•Pada pengetikan Visum et Repertum angka dan singkatan harus ditulis dengan huruf
JENIS VISUM ET REPERTUM
JENIS VISUM ET REPERTUM

• Hasil pemeriksaan tidak


boleh diberikan tanpa
ada
surat permintaan VeR
secara tertulis dari
Kepolisian
YANG BERHAK MEMINTA VISUM ET REPERTUM

• Sesuai dengan aspek medikolegal dalam penanganan kasus KtP/A termasuk TPPO
ALUR PELAYANAN MEDIKOLEGAL DI RS
CONTOH FORM VISUM ET REPERTUM
Rape Kit
RAPE KIT

• Rape kit adalah alat


bantu yang dapat
digunakan untuk
pengambilan sampel
barang bukti pada
kasus kekerasan
seksual sehingga saat
akan dilakukan
pemeriksaan, alat alat
sudah terkumpul di
dalam satu kotak dan
dapat langsung
digunakan. Rape kit
terdiri dari beberapa
amplop (12) dan 1
kotak besar.
DI ISI SETELAH
SELESAI PEMERIKSAAN
DAN AKAN DI TINDAK’
LANJUTI OLEH PENYIDIK
MOHON DIBACA
PERTANYAAN DIAJUKAN DGN
BAHASA YG DISESUAI DGN UMUR
KORBAN.
HINDARI PERTANYAAN SECARA
VULGAR
CELANA DALAM YANG DIKUMPULKAN ADALAH CELANA DALAM YANG DIPAKAI WAKTU KEJADIAN.
KUMPULKAN BENDA2 ( DAUN –TANAH – KOTORAN ) YG MELEKAT PADA BAJU / TUBUH KORBAN
MASUKKAN PAKAN LUAR
( BAJU /ROK ATAU CELANA PANJANG
SWAB CAIRAN ( SPERMA /DARAH /LIDAH )
YG MELEKAT PADA TUBUH KORBAN.
APABILA DLM KEADAAN KERING
BASAHI SWAB DGN Nacl 0.9 %
- LETAKKAN LEMBARAN KERTAS
PUTIH DIBAWAH BOKONG
KORBAN DGN POSISI LITOTOMI .
- SISIR RAMBUT KEMALUAN KORBAN
DARI ARAH PERUT KEBAWAH. HINGGA
RAMBUT JATUH DIKERTAS PUTIH.
. LIPAT KEMBALI KERTAS SPERTI
SEBELUM DIBUKA.
-CAKUP 5 LEMBAR RAMBUT KEMALUAN
KORBAN UTK PEMBANDING.
CABUT SEKITAR LIMA LEMABAR 9BERSERTA AKAR RAMBUTNYA)
UNTUK PEMBANDING
*AMBIL SWAB 2 KALI ( BAG. LUAR & DLM ALAT
KELAMIN )
•USAPKAN PADA KACA OBYEKTIF HSIL SWAB LUAR &
DLM.
•*KERINGKAN PADA SUHU KAMAR .
• SETELAH KERING MASUKAN
•KEMBAKI PD WADAHNYA..
PD KASUS SODOMI LAKUKAN
SPT PADA SWAB VAGINA
APABILA ADA RIWAYAT KORBAN DISURUH
MENHISAP ALAT KELAMIN PELAKU, LAKUKAN
SWAB MULUT (PIPI BAGIAN DLAM ) .
CABUT RAMBUT KEPALA
SEKITAR 5 LEMABR DGN AKAENYA
SEBAGA I PEMBANDING BILA
DITEMUKAN LEPASAN RAMBUT
LAIN PADA TUBUH KORBAN.
URIN DIAMBIL UTK PEMERIKSAAN
KEHAMILAN TES NARKOBA.
BILA DIBUTUHKAN DARAH
DPT DIAMBIL UTK PEMERIKSAAN
TOKSIKOLOGI & IMUNOLOGI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai