KESADARAN
(CONCIOUSNESS
Apa itu Kesadaran?
Kesadaran merupakan isu utama semua
kebijaksanaan kuno di setiap peradaban manusia
yang kembali digali di era kini.
Kebijaksanaan kuno itu disebut dengan berbagai
nama seperti Tao, Zen, Tradisi Shaman.
Kesadaran juga merupakan wilayah esoteris dari
agama-agama yang dilembagakan di era kini,
seperti Yahudi, Kristen, Islam, Hindu, Buddha.
Hal itu membuktikan bahwa isu tentang
kesadaran inheren dengan manusia.
Apa itu Kesadaran?
Lalu kesadaran seperti apa yang dimaksud?
Midfullness , kini di sini. Istilah sederhana untuk
mengartikan tentang kesadaran.
Kesadaran adalah bagaimana manusia menjadi
sadar akan dirinya saat ini dan di sini (at present),
tidak terjebak pada masa lalu dan atau masa depan.
Sadar akan realitas terdalam dirinya, bukan yang
bersifat luaran.
Terbebas dari maya. Terbebas dari dualitas.
Kesadaran (conciousness) melahirkan kebahagiaan
(happiness) dan kebahagiaan (happiness)
melahirkan keberlimpahan (abundance)/ (Falah).
Realitas Diri Manusia
Jalan mencapai kesadaran adalah memahami realitas diri.
Realitas diri manusia terdiri dari berlapis-lapis realitas. Secara garis besar
terdiri dari diri kasar dan diri halus, materi dan inmateri, lahir dan batin.
Dimana yang halus, inmateri, batin pada diri manusia lebih dalam
dibandingkan sisi kasar, lahir manusia.
Hakekat eksistensi manusia bukan pada diri kasarnya, lahir. Hakekat diri
manusia adalah diri halusnya, batin.
Dalam realitas batin manusia yang berlapis-lapis, ada inti yang merupakan
realitas tuhan/ ilahiah dalam diri manusia. Sebut realitas itu dengan Diri
Sejati, Dewa Ruci, Nur Muhammad, Sang Atman, dsb.
Sejauh mana manusia dapat mengakses diri sejati, sejauh itu pula tingkat
kesadaran manusia. Semakin rendah diri sejati terakses, semakin rendah
tingkat kesadaran. Semakin tinggi diri sejati terakses, semakin tinggi tingkat
kesadaran.
Manusia yang berhasil mengakses dan mendayakan diri sejatinya disebut
manusia tercerahkan, budhha, insan ilahiah, insan kamil, dsb.
Untuk mencapai realitas tersebut, Tuhan membekali manusia dengan tiga
perangkat: indera, akal, rasa.
Menggapai kesadaran adalah bagaimana mengoptimalkan 3 perangkat
tersebut untuk mencapai diri sejati.
Rancangan Agung Manusia
Berbicara tentang kesadaran, maka kita akan
berbicara tentang rancangan agung.
Setiap jiwa mempunyai rancangan agungnya.
Rancangan itu yang idealnya digenapi oleh
manusia. Manusia seharusnya hidup selaras
dengan rancangan agungnya.
Rancangan agung setiap jiwa berbeda-beda,
tetapi memiliki satu rancangan umum: Jiwa
berevolusi mencapai tingkat kesadaran
tertinggi, mencapai happiness + abundance,
mencapai versi terbaik dirinya.
Rancangan Agung Manusia
Untuk mencapai Rancangan Agung itu manusia diberikan
kebebasan berkehendak (free will).
Setiap saat manusia dihadapkan pada pilihan. Pilihan untuk
mengikuti keinginan terdalam jiwa atau hasrat egonya.
Ego adalah hijab manusia untuk mencapai Rancangan
Agungnya.
Oleh karena itu, untuk mencapai Rancangan Agungnya ,
manusia perlu meluruhkan egonya.
Meluruhkan ego berarti melepas semua kemelekatan
terhadap apa saja yang tidak selaras dengan jalan evolusi
jiwa.
Manusia yang berhasil meluruhkan egonya adalah manusia
yang Mahardika.
Manusia Mahardika
Ketika manusia berhasil meluruhkan egonya, manusia itu
akan mahardika, terbebas dari segala bentuk keterikatan,
kecuali keterikatan pada yang Ilahi.
Manusia Mahardika akan terbebas dari maya, terbebas dari
dualitas. Sumeleh, pasrah, nrimo ing pangdum. Pasrah
yang progresif. Melakukan yang terbaik dengan tulus
tanpa memaksakan hasil.
Suka duka akan bernilai sama. Tapi bukan berarti tidak
beremosi.
Bahkan Manusia Mahardika itu akan menjadi realitas itu
sendiri (maksum).
Dengan demiikian manusia seperti itu akan menjalankan
fungsinya untuk Hamemayu Hayuning Buwana
(Memperindah keindahan Buwana)
Rancangan Agung Semesta
Jangan kira dirimu kecil. Dalam dirimu tersimpan semesta yang besar
(Baginda Ali)
Manusia adalah semesta kecil dan alam ciptaan adalah Semesta Besar.
Rancangan Agung semesta adalah berjalan mengarah kepada kesempurnaan.
Layaknya Rancangan Agung manusia adalah untuk mencapai versi terbaik
dirinya, maka Rancangan Agung semesta juga adalah untuk mencapai versi
terbaiknya.
Keberadaan manusia merupakan proses evolusi semesta untuk mencapai
kesempurnaannya, maka manusia perlu menyelaraskan gerak dengan gerak
semesta. Manusia dan semesta sebenarnya tidak ada antara (manunggal).
Manusia tidak teralienasi dari semesta.
Bumi adalah surga yang nyata, namun karena ada manusia yang dengan free
willnya memilih jalan yang tidak selaras, maka bumi ini kehilangan karakteristik
surgawinya. Menjadi dipenuhi oleh angkara murka dan penderitaan.
Sesuai Rancangan Agungnya, bumi dan semesta ini terus bergerak kepada
kesempurnaannya, maka segala sesuatu yang tidak selaras pada akhirnya akan
dilebur.
Dengan demikian hidup kita dan semesta secara keseluruhan sebenarnya
adalah anugerah yang sangat perlu disyukuri.
Prinsip Dasar yang Menjamin Keberhasilan
http://historiesnet.blogspot.com/2017/07/
kapal-leluhur-nusantara-jong-java.html