Anda di halaman 1dari 17

ETIKA DALAM

KEPERAWATAN PALIATIF
OLEH: Ns. UCI LUSIANA, S. Kep
Hukum dan Etik
Hukum adalah suatu kesatuan dari aturan dan
kebijakan dalam tatanan sosial yg diatur dalam suatu
pemerintahan.
Hukum dibuat oleh masyarakat dan di jalankan
oleh masyarakat guna mengatur jalannya tatanan sosial
yg lebih baik.
Etik merupakan suatu ilmu tentang hubungan
prilaku dan keperibadian dan aksi sosial terhadap nilai.
Berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti karakter
berfikir, cara memaknai sesuatu kebiasaan atau perilaku
yang dapat diterima dalam suatu kelompok.
Dalam masyarakat etik di sebut juga prinsif
moralitas yg dapat membedakan baik dan buruk.
Teori Etik
Secara dasar teori etik ada 2 yaitu:
1. Etik non Normatif
Merujuk pada metaetik yang mana fokus
menganalisa satu makna, jastifikasi dan
pengambilan keputusan berdasarkan fakta dan
rasional mengenai konsep moral hingga
menetapkan suatu sikap.
2. Etik Normatif
Berfokus pada norma dan standar dari prilaku
dan nilai, dan memastikan bahwa norma /
standar tadi di aplikasikan ke kehidupan sehari-
hari.
Prinsip Etik
Beauchamp dan Childress mengemukakan ‘The
Four Principles’ yaitu 4 prinsip moral:
1. Menghargai otonomi pasien
2. Beneficience: melakukan hal yang terbaik
untuk pasien
3. Non-maleficience: Menghindari hal yang
merusak/ merugukan pasien
4. Distributive justice: adil dalam
menggunakan dan mendistribusikan
sumber atau fasilitas.
1. Menghargai Otonomi
Menunjukan akan hak individual dalam
menetapkan apa yang menjadi keinginannya
sehingga membuat dan menetapkan keputusan
terkait dirinya.
Memastikan pasien mendapatkan informasi
yang cukup dan memastikan tidak ada tekanan/
paksaan dari pihak mana pun
Mengenai:
-Diagnosa
-Rencana tindakan
-Resiko tindakan
-Keuntungan
-Alternatif lain
-Hal buruk bila tdk dilakukan tindakan
-Pembiayaan
2. Beneficience dan Non-Maleficience
Benefecien adalah tugas/ tindakan yang
dilakukan memberikan manfaat kepada orang
lain.
Non-maleficience adalah tindakan yang
dilakukan tanpa menyebabkan kerusakan/
kerugian thd orang lain.

3. Justice
Prinsip keadilan adalah bagaimana berlaku
adil pada setiap orang
Selain 4 prinsip etika diatas Guido (2010)
menambahkan bebrapa prinsif lain:
4. Varacity
Adalah berkata jujur/ apa adanya

5. Fidelity
Sebuah komitmen ataupun permintaan khusus,
namun perawat juga tahu kapan untuk tidak
berkomitmen.

6. Paternalism/ parentalism
seorang mengambil keputusan untuk orang lain.
Sekali pun pasien mampu mengemukakan keinginan/
harapan, namun perinsif etika ini mengizinkan
tenaga kesehatan membantu mengambil keputusan.
7. Menghargai orang lain
Menghargai dengan memahami hak individu
dalam membuat keputusan, menghargai
orang lain akan hidup dan mati yang menjadi
pilihannya.
Aplikasi etik dalam praktek
A. Pengelolaan gejala dan nyeri secara
proporsional.
Beberapa tenaga medis tdk dapat
menetapkan dosis yang sesuai untuk
mengatasi nyeri yg dirasakan oleh pasien
karena mereka kawatir dengan dosis yang
ditetapkan justru dapat memperpendek
harapan hidup pasien (Nash,2013).
Karena efek medikasi kadang
menimbulkan “Double Efect”.
Pemberian anti nyeri mengakibatkan
kematian lebih cepat karena menimbulkan
masalah pada sistem respirasi.
B . Eutanasia
Eutanasiah secara kebahasaan dapat
diartikan sebagai meninggal dengan baik, atau
meninggal tanpa merasakan sakit.
Terminologi eutanasia pasif tidak di gunakan
dalam kondisi membiarkan kematian secara
alamiah, mempertahankan atau menghentikan
intervensi untuk memperpanjang harapan hidup
secara biologis telah mengalami penurunan fungsi
tubuh, tidak termasuk eutanasia krn hal tersebut
tidak mempercepat proses kematian
Beberapa alasan atau penyebab keputusan
mengakhiri hidup adalah:
1. Nyeri berat,spt tercekik,sesak berat.
2. Ketakutan /tdk mampu bertoleransi terhadap
nyeri
3. Takut proses penyakit memburuk
4. Kawatir/ ketakutan akan ketergantungan alat
bantu hidup
5. Keputusasaan / ketidak mampuan yg
menyebabkan ketergantungan thd orla
6. Depresi
7. Adanya perawaan membebani orang terdekat
8. Perawaan dirinya tidak di inginkan lagi oleh
orang terdekat
C. Resusitasi Jantung Paru
Dengan RJP akan mengembalikan fungsi
jantung sementara, namun hal tersebut hanya
dapat bertahan dalam waktu yg singkat.
Keluarga dijelaskan masalah tindaka
RJP, bila keluarga menolak td tangan di form
penolakan RJP (DNR)
D. Isu Mengenai Hidrasi dan Nutrisi
Melakukan hidrasi pada pasien sekarat karena
proses penyakitnya secara klinismemikliki dampak
buruk di bandingkan manfaatnya.

E. Terminal sedation or sedation therapy


Penggunaan obat sedative untuk mengontrol
keluhan fisik secara moral dan legal telah disetujui
dalam pelayanan keperawatan paliatif.sedangkan
penggunaan obat opioid (ex: morfin, fentanil) lebih
spesipik untuk masalah nyeri dan dispnea.
F. Isu Mengenai Ventilasi Mekanik
Ketika ventilasi sudah tidak memberi
manfaat pada pasien namun pasien tetap
menginginkannya, menjadi delematis bagi
petugas.

G. Mempertahankan dan menghentikan Intervensi


dan pengobatan di saat menjelang ajal.
Disaat tindakan yang dilakukan tidak
memberi manfaat, maka membutuhkan
keterampilan yang khusus bagaiman mengelola
diskusi topik yg sensitive dg pasien dan
keluarga, menjelaskan kapan tindakan
dipertahankan atau di berhentikan.
H. Penelitian Perawatan paliatif
Subjek penelitian merupakan subjek
yang kategori rawan, rentan atau sangat
beresiko (Casarett,2000).
Rawan dan rentan maksudnya kondisi
tidak mampu melindungi diri sendiridari
berbagai hal yang merusak atau merugikan
dirinya sendiri, karena keputusan diambil
atas paksaan akibat ketidak tahuan.
Filosofi Terapeutik dan advokasi
pasien Komite Etik Rumah Sakit
Menghadapi dilema etik sekarang maka
pasien dan keluarga membutuhkan panduan
dalam membuat keputusan yang menyangkut
isu mengenai kondisi di akhir hayat.
Komisi etik dapat menyediakan struktur
dan panduan masalah potensial, menyediakan
form diskusi yang berfokis pada pasien.
Komite etik terdiri dari, perawat, dokter,
rohaniawan, pekerja sosial medikkkk,
deiticien, apoteker, tenaga profesional
hukum.
Struktur komite etik diklasifikasikan:
- Autonomi model: mempasilitasi keluarga atau
pasien yang kompeten membuat keputusan
sendiri,
- Patient benefit model: digunakan sebagai

pengganti keputusan disaat keluarga/ pasien


tidak kompeten.
- Sosial Justice model: lebih menekankan isu

sosial sec luas.

Ns. Uci Lusiana, S. Kep

Anda mungkin juga menyukai