Anda di halaman 1dari 29

MOTIF SOSIAL

Hamidah, M.Psi
Pengertian Motif Sosial dalam Psikologi
• Menurut Heckhausen, motif psikologi sosial merupakan suatu motif
yang menunjukkan bahwa tujuan yang ingin dicapai memiliki interaksi
dengan orang lain.
• Dari pendapat tersebut kemudian dapat ditarik kesimpulan tentang
pengertian motif psikologi sosial secara umum.
• Motif psikologi sosial adalah motif yang timbul untuk memenuhi
kebutuhan individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosial.
Motif ini timbul karena adanya kebutuhan setiap individu yang
berbeda-beda.
Jeni- jenis Motif Sosial
• Motif Primer • Motif sekunder (Teevan dan Smith)
Motif primer merupakan motif motif sekunder termasuk perilaku
yang muncul dari proses kimiawi yang berdasarkan pada motif yang
timbul secara tidak langsung. Hal ini
fisiologis. Selain itu, motif ini juga
berdasarkan proses kimiawi psikologis
diperoleh dengan cara yang tidak dan umumnya berasal dari proses
dipelajari, seperti rasa haus dan belajar. Proses belajar tersebut bisa
lapar. dari pengalaman atau bisa juga dari
lingkungan.
Motif Sekunder
• Motif sekunder juga terbagi menjadi dua, yaitu motif darurat dan
motif objektif.
• Untuk motif darurat, membutuhkan tindakan segera karena tuntutan
keadaan terdekatnya. Sedangkan, motif objektif adalah motif yang
berhubungan langsung dengan lingkungan, baik benda maupun
individu.
Drive (Needs )
• Drive (Needs) ialah sesuatu yang mendorong untuk bertindak yang
didapat melalui proses belajar. Macam macam motif dalam psikologi
sosial dalam hal ini berhubungan dengan sikap memperhatikan
tingkah laku orang lain dan memberi penilaian, dari penilaian tersebut
akan timbul persepsi dan selanjutnya ia akan mengikuti jika menurut
persepsi atau menurut pandangannya hal itu ialah hal yang tepat.
Incentives
• Incentives yaitu situasi atau keadaan yang berbeda dari lingkungan
sekitar yang merangsang adanya tingkah laku tertentu yang juga
menyebabkan seorang individu melakukan suatu tindakan. Motif
psikologi sosial kali ini berhubungan dengan perubahan yang ada di
lingkungannya dan responnya terhadap hal tersebut yang sesuai
dengan apa yang diterima dan dipelajarinya saat ini.
Sosiogenetis
• Ialah macam motif psikologi sosial yang dipelajari dari lingkungan kebudayaan atau
lingkungan sekitar dimana individu tersebut berada dan dibesarkan. Dalam hal ini
tindakan juga dilakukan dari proses pembelajaran, persepsi, dan penilaian terhadap
budaya yang selama ini dijalani dan diterimanya yang mempengaruhi kepribadian dan
karakternya
• Misalnya ialah budaya di pulau Jawa tentu berbeda dengan budaya di Sunda,
bagaimana mereka diajarkan untuk bersikap, untuk memperlakukan orang lain, dan
untuk memandang orang lain semuanya telah diajarkan sejak mereka kecil sehingga
hal itulah yang akan menjadi dasarnya dalam melakukan interaksi sosial ketika ia
dewasa.
Teogenetes
• Berasal dari interaksi manusia dengan Tuhan seperti apa yang terwujud dalam
kehidupannya sehari hari yang diperoleh dari ibadah yang dilakukannya dimana
dalam kehidupan sehari hari ia berusaha menerapkan norma agama yang dianutnya.
Misalnya ialah mengenai ajaran agama islam diajarkan untuk berbuat baik kepada
sesama dan memiliki berbagai norma.
• Norma tersebut yang ia terapkan dalam kehidupan sehari harinya dalam
berhubungan dengan kelaurga dan masyarakat, sehingga ketika mengalami suatu
permasalahan atau mengalami suatu hal yang ia tidak tahu sebelumnya dan
berhubungan dengan orang lain, maka ia akan mengatasi dan menyelesaikannya
berdasarkan norma agama yang selama ini dianutnya.
Keluarga
• Motif psikologi sosial kali ini ialah yang berhubungan dengan
penerimaan keluarga dan kebahagiaannya serta kenyamanannya
berada dalam sebuah keluarga, bagaimana ia merasa nyaman berada
dalam rumah maka akan meminimalisir pelanggaran sosial yang
dilakukannya dan meningkatkan interaksi sosial yang positif dengan
orang lain.
Masyarakat Luas
• Yakni berhubungan dengan lingkungan, bagaimana individu diterima
dalam masyarakat maka itulah yang menjadi respon individu tersebut
terhadap psikologi sosialnya, terhadap interaksi sosialnya. Misalnya
ialah seorang anak yang dianggap berbeda karena berasal dari
keluarga yang disegani akan mempengaruhi anak tersebut dalam
memandang masyarakat dan memperlakukan orang lain.
Pendidikan Formal
• Ialah Macam macam motif dalam psikologi sosial yang merupakan
dampak dari lingkungan pendidikan resminya seperti lingkungan
sekolah, seperti yang telah diketahui bahwa guru memiliki peran yang
penting dalam pembentukan psikologi sosial siswanya, guru yang
mengajarkan kebaikan dari materi dan sikapnya maka akan menjadi
contoh yang baik bagi siswanya, dan sebaliknya.
Kekerasan
• Ialah motif psikologi sosial yang dilakukan karena terpaksa, dengan
cara kekerasan yang umumnya menimbulkan suatu trauma dan
perangai yang lebih berat, misalnya ialah ketika seorang anak dipaksa
untuk bekerja keras sejak kecil dengan cara yang tidak baik atau
dengan cara yang berat maka ketika dewasa ia akan memiliki psikologi
sosial yang juga hampir sama.
Bujukan
• Ialah sebuah bujukan yang dapat berpengaruh pada psikologi
sosialnya, misalnya ialah dalam perusahaan menginginkan target yang
lebih banyak atau hasil yang lebih bagus, perusahaan akan berusaha
membujuk karyawannya untuk mau bekerja lebih keras dengan sistem
kerja lembur dengan bujukan akan mendpaat gaji lebih san
sebagainya sehingga hal itu akan mempengaruhi psikologi sosial
karyawan terhadap perusahaan.
Identifikasi
• Dikenal sebagai macam macam motif dalam psikologi sosial yang
terbaik sebab dalam hal ini individu berbuat sesuatu hal dengan rasa
percaya diri dan cara yang baik bahwa apa yang dilakukan ialah untuk
mencapai tujuan tertentu yang positif dan keinginan tersebut berasal
dari dalam yang awalnya ia identifikasi dan ia rencanakan dengan
matang.
Status
• Merupakan motif psikologi sosial yang terjad karena keinginan
mendapat status, seperti halnya di masa pemilihan kepala atau sosok
pemimpin, setiap calon akan sebaik mungkin melakukan interaksi
psikologi sosial dengan masyarakat untuk mendapat simpati dan
berharap akan dipilih menjadi pemimpin, namun kebaikan tersebut
belum tentu sama ketika status yang diinginkan tercapai.
SITUASI SOSIAL YANG
MEMPENGARUHI
TINGKAH LAKU MANUSIA
Hamidah, M.Psi
Situasi Sosial
• Situasi sosial adalah suatu kondisi tertentu dimana berlangsung
hubungan antara individu yang satu dengan individu yang lain atau
terjadi saling hubungan antara dua individu atau lebih.
• Hubungan yang terjadi antara individu tersebut tidak terlepas dari
rangsangan-rangsangan sosial.
Perangsang Sosial
1. Orang lain 2. Hasil kebudayaan ( materi dan non materi)
a. Individu-individu lain sebagai perangsang. Contohnya : bangunan rumah, perkakas, candi
b. Kelompok, Kelompok ini dapat dibedakan atas : hasil ukiran, bahasa, seni, musik norma dan lain-
lain.
• Hubungan intragroup : hubungan antara
individu lain dalam kelompok lain atau antara Situasi sosial ini dibedakan kepada Togetherness
kelompok dengan kelompok Situation (situasi kebersamaan) dan Group
Situation atau situasi kelompok.
• Hubungan intergroup : hubungan individu Togetherness Situation adalah situasi dimana
dengan kelompok lain dalam kelompok itu sendiri. sejumlah individu berkumpul pada suatu tempat
dan pada waktu tertentu.
Ciri- ciri
• Sejumlah orang berkumpul
• Mempunyai kepentingan yang sama
• Pada tempat tertentu
• Bersifat sementara waktu
• Tidak memiliki ikatan diantara suatu individu dengan individu yang
lain
Contonya : sejumlah orang berbelanja di toko, pasar, bioskop dll.
Lanjut
• Terakadang situasi kebersamaan ini bisa saja berubah menjadi situasi massa. Yaitu
situasi dimana tingkah laku kelompok timbul secara spontan, relatif tidak terorganisasi,
tidak terduga dan tidak terencana dalam arah perkembanganya dan terjadi saling
pengaruh antara individu dengan individu lain. Dalam situasi massa ini para pelakunya
merasa memiliki kedudukan yang sama, tidak ada perbedaan diantara mereka.
• Contoh :
Penonton sepak bola yang gelisah dan kecewa melihat wasit berat sebelah (curang). Sehingga akan
menimbul kemarahan dari para penonton. Para penonton akan berteriak-teriak. Melemparkan kata-
kata kotor bahkan sampai melempar wasit dengan sandal. Move ini akhirnya menggerakkan
penonton untuk bersatu dan memperlihatkan rasa marah kepada wasit
Kenyataan Sosial
a. Social Things (benda-benda sosial)
Nilai dari sosial things ini ditentukan oleh beberapa faktor yaitu : kebutuhan, minat dan keprcayaan.
Jadi suatu barang atau benda akan bernilai tinggi jika memenuhi syarat-syarat tersebut.

b. Social Fact (kenyataan sosial)


Kenyataan sosial ini biasanya akan menimbulkan sikap yang berbeda-beda pada masing-masing
individu. Sebagai contoh kenyataan sosial seperti yang berhubungan dengan hak, pinjam
meminjam, kontrak kerja dan sebagainya. Seseorang dapat saja memiliki sebidang tanah misalnya,
tanpa adanya peran orang lain atau tanpa harus ada pihak ke dua. Tetapi dalam hal jual beli, kontrak
kerja hanya dapat terjadi bila terdapat lebih dari satu orang dengan arti ada harus ada pihak kedua.
Proses Sosial
• Zajonc mengatakan bahwa dengan orang yang baru atau yang belum di kenal ,
faktor yang memudahkan komunikasi adalah pertemuan yang berulang-ulang ,
sejauh reaksi pada saaat kali pertama bertemu tidak terlalu negatif.
• Interaksi adalah masalah yang paling unik yanng timbul dalam diri manusia,
interaksi timbul dari berbagai macam hal yang merupakan dasar dari peristiwa
sosial yang lebih luas, pada dasarnya kejadian yang terjadi di tengah-tengah
masyarakat di sebabkan interaksi yag terjaedi antara individu dengan individu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap orang adalah sumber dan pusat
psikologis yang berlangsung pada kehidupan.
2 macam Interaksi
a. Interaksi antara benda-benda, bersifat statis, memberi respons
terhadap tindakan-tindakan kita, bukan terhadap kita dan timbulnya
hanya pada satu pihak saja yaitu pada orang yang melakukan
perbuatan itu.
b. Interaksi antara manusia dengan manusia ,bersifat dinamis memberi
respons tertentu pada manusia lain; dan proses kejiwaan yang timbul
terdapat pada gejala pihak yang bersangkutan.
Inference Doctrine
• Menurut ajaran Inference Doctrine tiap orang mengalami dan mempuyai
pengalam dan kesadaran dalam kehiduapan dan mewujudkan pemikiran,
perasaan kemauan dan sebagainya, menurut teori Inference Doctrine, orang
bisa mengetahui fakta kesabaran itu disebabkan karena orang mengadakan
penarik kongklusi dari pengalamannya pada dirinya sendiri, misalnya ketika
kita mengalami emosi tertentu maka emosi tertentu akan mengalami
perubahan terhadap gerakan-gerakan jasmani tertentu, akhirnya kita
merasakan sebuah kondisi tertentu dalam diri kita sdeperti takut senang,
marah dan lain sebagainya.
Kelemahan-kelemahan terhadap Inference
Doctrine
a. Dalam kenyataannya kita sering mengetahui psikologis orang lain
secara langsung tanpa melakaukan inferennce.
b. Inference Doctrine menganggab bahwa kita mengamati kejadian
dalam diri kita sendiri dengan cara seperti pengamatan pada orang lain.
c. Bila kita bersendi pada ajaran Interference Doctrine ini, maka kita tidak
mungkin bisa menangkap pengalaman orang lain yangbelum pernah kita
alami, juga kita tidak mungkin menangkap pengalaman orang lain yang
jauh berbeda dengan kita.
Situasi Sosial
Bila seorang individu berada dalam ikatan masa (crowd) maka ia akan merasa, berfikir dan bertingkah
laku yang berbeda dengan apabila individu itu dalam keadaan sendirian atau terpisah dari orang lain,
jadi seolah-olah dalam jiwa individu itu terdapat dua jiwa yaitu:
1. Jiwa individual yaitu jiwa yang terdapat dalam diri individu dalam keadaan sendirian atauperorangan.
2. Jiwa masa, yaitu jiwa yang timbul dalam situasi massa.
Menurut Gustave Le Bon timbulnya jiwa massa ini didorong oleh ada sugesti dari pemimpin atau
antusias atau situasi yang merupakan mucul dalam kerumunan massa, individu yang terkena sugesti ini
ia akan menuruti semua perintah-perintah dari pemimpinnya meskipun terkadan perintah tersebut
bersifat irrasional dan tidak masuk akal sedikitpun, dalam segi negatifnya yang lebih luas individu dalam
kerumunan massa itu akan lebih mudah terprovokasi dan berubah menjadi liar dan brutal, mudah
terbawa emosi sentimental dan kurang rasional.
Ciri-Ciri dan Peranan Situasi Kelompok Sosial
Terhadap Individu dan Sebaliknya
1. Eksperimen Situasi Kebersamaan F.H Allport (1916-1919)
Toghetherness Situatiaon atau situasi kebersamaan itu sudah dapat
mempengaruhi tingkah laku manusia, sehinnga seseorang individu yang berada
dalam situasi bersama akan menjadi lain dibandingkan situasi ketika ia sendirian.
Eksperimen terhadap situasi kebersamaan ini dilakukan terhadap mahasiswa dan
mahasiswa yang diminta untuk menyatakan pendapatnya tentang rangsangan-
rangsagan tersendiri atas cairan-cairan dalam botol yang mempunyai bermacam-
macam baunya, yaitu 10 variasi dari cairan yang bau sekali sampai kepada yang
harum.
Lanjut
• 2. Eksperimen Rosenbaum Dan Blake
• Eksperimen ini dilakuakan untuk menyelidiki akibat dari suatu sikap dan tingkah laku yang dinyatakan
oleh seseorang didalam keadaan kebersamaan terhdap sikap dan tingkah laku orang lain di dalam
keadaaan tersebut apabila menghadapi persoalanyang sama eksperimen ini dilakukan di dalam ruang
baca aau ruang kerja Perpustakaan Universitas.

• Hasil eksperimen ini menunjukkan denga jelas dan cukup pasti, bahwa pengaruh contoh pembantu
dalam keadaan kebersamaan itu memang besar sekali, lebih dari 80% dari orang yang dicoba
mengaami mengimitasi contoh yang di berikan dalam bentuk tingkah laku, maka dapat disimpulkan
hasil dari eksperimen yang dilakukan oleh Rosenbaum dan Blake ini bahwa:

• Dalam keadaan kebersmaan itu orang-orang mudah mengimitasi sebuah contoh (atau mudah
terpengaruh oleh sugesti berdasarkan contoh), ternyata situasi toghederness itu , sebagai bentuk dari
situasi sosial, dan sikap keragu-raguan individu mengenai apa yang harus ia lakukan, sangat
menudahkan terjadinya imitasi dan sugesti terhadap tingkah laku orang dalam keadaan sama.
Lanjut
3. Eksperimen Asch
Dalam eksperimen ini akan nyata peranan sugesti dalam situasi sosial pada umumnya dan
situasi kebersamaan pada khususnya, hasil dari eksperimen yang dilakukan oleh Asch terjadi
pemberian sugesti yang slah terhadap peserta minoritas itu ditertawakan, sedangakan
apabila sugesti tersebut diberikan oleh mayoritas itu malah di ikuti. Dari eksperimen Asch
ternyata bahwa pengaruh sugesti (mayoritas) terhadap penilaian individu dalam keadaan
kebersamaan itu besar apabila individu ragu-ragu dalam penilaianannya. Sugesti mayoritas
tidak berpengaruh apabila individu dengan jelas mengetahui apa yang harus ia lakukan,
pengaruh sugesti (mayoritas) dalam eksperimen Asch akan diperkecil apabila terdapat pula
sugesti minoritas yang berlawanan dengan sugesti mayoritas dalam keadaan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai