Anda di halaman 1dari 17

Sikap, Persepsi dan Perilaku

Pertemuan 4
Pendahuluan
• Ketika para psikolog berbicara tentang sikap seseorang, maka merujukkepada
kepercayaan dan perasaan yang berkaitan dengan seseorang atau suatu kejadian
dan merujuk pada tendensi perilaku tertentu.
• Pada awalnya, sikap dipahami sebagai suatu aksi yang muncul (respon tubuh)
untuk menanggapi segala stimulus,
• Sikap memberikan suatu cara yang efisien untuk menyesuaikan dunia.Ketika kita
harus memberikan respons secara cepat terhadap sesuatu,cara kita merasakan hal
tersebut dapat memberikan petunjuk bagaimana untuk bereaksi (Myers, 2005)
Komponen Sikap
• Afektif (emosi dan perasaan) : segala perasaan yang munculdan menghasilkan
reaksi emosi ketika melakukan penilaian terhadap objek sikap.
• Kognitif (hasil pemikiran) : merupakan hasil pemikiran yangdiyakini sebagai
sesuatu yang benar, yang disertai dengan adanya argumentasi yang logis.
• Konatif (perilaku) : merupakan tindakan nyata (perilaku)yang dilakukan untuk
memperlihatkan adanya representasi hasil pemikiran dan representasi keadaan
emosi.
Pembentukan dan Perubahan Sikap
• Sikap dapat dibentuk oleh pengalaman hidup pribadi,
pengaruh significant others, pengaruh kebudayaan, media
masa, lembaga pendidikan dan agama.
• Sikap dapat berubah melalui; persuasi, atensi, komprehensi,
penerimaan dan respon.
Pengukuran dan Level Sikap
• Metode pengkuran sikap yang dikemukakan oleh Likertmenggunakan rentagan
pilihan yang berada pada rentangan interval (jarak)
• Merupakan metode pengkuran sikap yang dikembangkan oleh Osgood, yang dasar
penilaiannya adalah berdasarkan dimensi : evaluasi, potensi dan aktivitas
• Lost letter procedure merupakan metode untuk mengukur sikap terhadap berbagai
macam kelompok (various group).
• Level sikap terdiri dari implisit (terbentuk secara tidak disadari dan cenderung
tidak terkendali), dan eksplisit (terbentuk secara sadar dan cenderung mudah
diungkapkan.
Penyebab Sikap Tidak Dapat Berubah
• Adanya kekebalan sikap yang sudah dimiliki oleh individu sehingga memiliki
respon yang anti.
• Kesadaran yang kuat membuat individu menjadi lebih waspada dan menjaga jarak
agar sikap yang dimilikinya tidak berubah.
• Kebebasan berkehendak sering dijadikan dasar oleh seseorang untuk menentukan
sikapnya berdasarkan kehendak dari dirinya sendiri, dan sangat diusahakan agar
bebas dari pengaruh orang lain.
• Reaksi balikan adalah usaha dari orang yang sikapnya akan dirubah oleh orang
lain, tetapi justru berbalik memberikan balasan untuk merubah sikap orang lain
yang berusaha merubah sikap dirinya sendiri
Sikap & Perilaku
• B = f (P.E). Perilaku (Behaviour) adalah fungsi (function) dari karakteristik individu (Person) dan
lingkungannya (Environtment).
• Perilaku yang spontan terjadi karena individu tidak banyak berfikir tentang apa yang dilakukannya.
• Sikap berperan untuk memberikan pengaruh kepada perilaku melalui pengambilan keputusan yang teliti dan
beralasan.
• Perilaku manusia dapat berubah, bila lingkungan(keadaan eksternal) memberikan alasan-alasan
yangmembenarkan manusia untuk merubah perilakunya (external justification).
Persepsi Sosial
• Persepsi merupakan proses berfikir untuk arti memberikan arti
terhadap stimulus sehingga terbentuk adanya kesan,
• Proses berfikir yang dilakukan adalah menghasilkan pemahaman
terhadap sesuatu.
• Persepsi Sosial adalah proses tentang cara pembentukan dan
pengelolaan kesan mengenai karakteristik orang lain yang dapat
diketahui melalui cara berperilaku yang ditampilkan (termasuk juga
cara berbicara).
• Diperlukan kesadaran aktif untuk melibatkan indera sebagai jalur
untuk memasukan informasi dari stiumulus kedalam pikiran, untuk
diolah sehingga berubah menjadi makna.
Dimensi Persepsi
• Evaluasi adalah proses berfikir diarahkan untuk memberikan penilaian
kecocokan perilaku dengan kualitas tertentu yang mennggambarkan
mengenai suatu keadaan tertentu.
• Potensi adalah petunjuk yang dipakai sebagai ukuran yang mewakili
gejala perilaku tertentu.
• Aktivitas adalah sisi dari persepsi untuk mengetahui aktif atau
pasifnya gejala perilaku
Kaitannya dengan Kognisi Sosial
• Kognisi memberikan pemahaman pada proses persepsi untuk
mendapatkan adanya kesan yang aneh dari sebuah perilaku.
• Kognisi Sosial adalah proses pengumpulan, pengaturan dan
penginterpretasian informasi tentang orang lain.
• Persepsi dimulai dengan kemampuan kognitif untuk mendapatkan
kesan dari subjek yang dipersepsikan, kesan dijadikan sebagai
petunjuk untuk mengenali makna perilaku.
• Terdapat keterangan yang jelas, bisa berupa pengakuan dari subjek.
Dimana setiap orang bisa mengetahuinya secara jelas. Maka yang
dilakukan adalah sudah dalam bentuk proses kognisi sosial
Cara Persepsi Membentuk Kesan
• Hallo Effect : persepsi yang konsisten tentang sifat yang baik atau yang buruk. Kesan pertama
biasanya lebih didasarkan pada karakter yang dapat diamati, yaitu karakter fisik.
• Forked-tail effect : Pandangan yang konsisten tentang sifat buruk atau kejelekan orang lain,
dikenal dengan sebutan negatif halo dengan melebihlebihkan kejelekan orang lain.
• Kesan yang terbentuk dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengenali lebih dalam lagi keadaan
stimulus:
a. Stereotipe : ciri sekumpulan banyak orang namun dianggap memberikan keterwakian yang luas.
b. Sifat inti : kesan dapat berubah secara drastis karena ada sifat inti
c. Penambahan dan perataan : penambahan, semakin tinggi kesan positifnya seseorang semakin
dinilai memiliki kesan yang baik.
d. Primacy & recency effects : yang awal atau akhir yang diingat
e. Hallo effect : tergantung pada kesan awalnya
Teori Pengelolaan Kesan
• Interaksionisme simbolik : mengambil peran orang lain kemudian
melihat diri sebagai orang lain yang bukan menjalani peran tersebut,
untuk mengetahui kondisi yang ideal.
• Penghadiran diri : mengekspresikan diri dengan tindakan verbal dan
non verbal. Dilakukan untuk memperoleh tanggapan positif dari orang
lain.
• Identitas yang disituasikan : digunakan untuk menentukan suatu
perilaku yang cocok pada situasi tertentu.
• Manajemen kesan : mengendalikan tentang cara membawakan diri
dihadapan orang lain. Sehingga bisa menarik rasa simpatik dan
terbentuk kesan yang positif
Non-verbal Sebagai Pemberi Kesan
• Komunikasi non-verbal memberikan informasi mengenai kesan yang tersirat dari
reaksi tubuh
a. Ekspresi muka : memberikan gambaran tentang keadaan internal melalui wajah
(face display)
b. Gerakan tubuh : memberikan gambarana tentang keadan internal melalui
bahasa tubuh (body gesture).
c. Jarak sosial : memberikan informasi yang dapat membantu menangkap makna
perilaku melalui jarak (social space)
d. Nada suara : memberikan informasi tentang keadaan internal melalui nada
bicara yang dikeluarkan (tonal)
Proses Pembentukan Makna
• Makna merupakan gambaran yang dapat mewakili tentang
pemahaman nilai yang diperoleh dari proses penangkapan kesan.
• Pemberian makna dilakukan dengan cara mengubah kode berfikir.
Dimana informasi yang sudah dimasukan kedalam beberapa kelompok
koding, dianalisa dan dicari tema yang representative.
• Proses-proses yang awalnya hanya sensasi, diganti menjadi
prosesproses interpretatif. Sensasi adalah keadaan dimana stimulus
sudah melanda alat indera, dan masuk kedalam fikiran
Berbagai Bentuk Persepsi
• Persepsi sosial dilakukan terhadap stimulus sosial yang terkait
dengan proses interaksi sosial.
• Persepsi mengenai orang lain, proses untuk memberikan makna
terhadap atribut perilaku yang ditampilkan orang lain.
• Persepsi mengenai kelompok, proses untuk memberikan makna
mengenai nilainilai kelompok berdasarkan dinamika yang terjadi di
dalamnya
Evaluasi Capaian
• Pelajari materi ppt dan buku pegangan, dan simak video
• Apa peran kognitif dan persepsi dalam proses menilai dan memahami
orang lain?
• Bagaimana mekanisme memperoleh pemahaman tentang terhadap
image yang ditampilkan oleh orang lain?
• Jawaban evaluasi diketik ppt

Anda mungkin juga menyukai