Anda di halaman 1dari 31

Kebijakan Pembinaan Kesehatan Jiwa

DESKRIPSI SINGKAT
• Masalah kejiwaan yang terjadi di keluarga dan
masyarakat memerlukan deteksi dan intervensi dini.
• Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK)  orang
yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial,
pertumbuhan dan perkembangan dan/atau kualitas
hidup  risiko mengalami gangguan jiwa.
• Masalah kejiwaan yang diintervensi lebih dini
diharapkan dapat mencegah terjadinya gangguan jiwa.
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
menjelaskan Kebijakan Nasional terkait pembangunan
kesehatan jiwa secara Nasional.
• Indikator Hasil belajar: Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu:
• Menjelaskan Pembangunan Kesehatan Jiwa Secara Nasional
• Menjelaskan Rencana aksi dan peta strategi kesehatan jiwa
2020-2024
• Menjelaskan Kebijakan kesehatan jiwa global (WHO) dan
Nasional
POKOK BAHASAN
A. Pembangunan kesehatan jiwa secara Global dan Nasional:
• Situasi terkini Kesehatan Jiwa secara Global dan Nasional
• Dasar Hukum Pembangunan Kesehatan Jiwa Nasional
• Strategi penyediaan akses dan Sumber Daya Manusia
Pembangunan Kesehatan Jiwa
B. Rencana aksi dan peta strategi kesehatan jiwa 2020-2024
• Rencana Aksi Nasional
• Peta Strategi Kesehatan Jiwa 2020-2024
Situasi terkini Kesehatan Jiwa secara
Global dan Nasional
• Semenjak tahun 1990 hingga saat ini  10 penyakit yang
menyebabkan beban tertinggi di seluruh dunia.
Kondisi Keswa di Indonesia
Dasar Hukum Pembangunan Kesehatan
Jiwa Nasional
• UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
• UU No. 35/2009 tentang Narkotika
• UU No. 18 /2014 tentang Kesehatan Jiwa
• UU No. 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas
• PP No. 25/2011 tentang Wajib Lapor Pecandu Narkotika
• Permenkes No. 13/2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan No 21 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024
• Permenkes No. 4/2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Institusi Penerima Wajib Lapor
• Permenkes No. 54/2017 tentang Penanggulangan Pemasungan Pada Orang Dengan Gangguan Jiwa
• Permenkes No.57 /2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Terapi Rumatan Metadon
• Inpres No.2 /2020 tentang Rencana Aksi Nasional P4GN,
• Permendagri No. 12/2019 tentang Fasilitasi P4GN
Kebijakan dan Strategi Kesehatan Jiwa

Kebijakan
a) Terwujudnya masyarakat peduli kesehatan jiwa
b) Terwujudnya Pelayanan Jiwa & NAPZA yang Komprehensif
c) Terwujudnya Upaya Kesehatan Jiwa dan NAPZA Berbasis Masyarakat

Strategi
d) Penguatan regulasi Kesehatan Jiwa dan NAPZA
e) Advokasi dan Sosialisasi Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA
f) Peningkatan jejaring kemitraan Kesehatan Jiwa dan NAPZA dengan lintas program dan lintas sector
g) Penguatan Pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA di Pelayanan Kesehatan Primer
h) Program Kesehatan Jiwa dan NAPZA sesuai siklus kehidupan
i) Pengembangan dan Penguatan Deteksi Dini dan Surveilans dengan optimalisasi teknologi informasi
j) Peningkatan peran serta komunitas, masyarakat, mitra dan multisektor lainnya dalam peningkatan
Kesehatan Jiwa dan NAPZA
k) Peningkatan kapasitas dan mutu Sumber Daya Kesehatan Jiwa dan NAPZA

9
Strategi penyediaan akses dan Sumber
Daya Manusia Pembangunan Kesehatan
Jiwa
• Menetapkan 754 Fasyankes sebagai IPWL melalui Keputusan Menteri
Kesehatan No. 701/2018)
• Mendorong 34 RSJ/RSKO menyediakan 10% tempat tidur sebagai
tempat rehabilitasi rawat inap NAPZA . Hal ini merupakan amanah dari
UU No18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa.
• Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam promosi kesehatan
jiwa, deteksi dini masalah kesehatan jiwa, penanganan gangguan jiwa
dan rehabilitasi medis NAPZA melalui alokasi dana dekonsentrasi, APBN
dan kerjasama dengan mitra pembangunan.
• Menyediakan alokasi APBN untuk pembiayaan klaim rehabilitasi medis
pengguna NAPZA
Lansia
Upaya promotif – preventif kesehatan jiwa:
• Deteksi dini keswa lansia
• (demensia/ depresi, dll)
Pendekatan siklus kehidupan (continuum of Care) Dewasa
dan Kelompok Risiko (Population at Risk)

Terintegrasi pada semua tingkat layanan kesehatan Pelayanan bagi • Keswa dewasa
remaja • Deteksi dini melalui Posbindu
dan kegiatan LP/LS
& Pandu
• CEGAH PASUNG/
REPASUNG
Pelayanan bagi
anak SD
• Keswa Remaja
• Skrining ASSIST
Pelayanan bagi
• Posbindu di Sekolah
balita
• Life skill remaja
Pelayanan bagi
bayi • Deteksi dini
Persalinan, nifas
keswa anak
& neonatal
Pelayanan Pemeriksaan usia sekolah Populasi khusus lain:
PUS & WUS Kehamilan • Pemantauan
perkembangan Kesehatan jiwa di kampus
• Deteksi Dini
• Pola asuh dan Keswa Anak
• Deteksi dini tumbuh kembang Kesehatan jiwa di tempat kerja
anak
• Konseling • Deteksi dini Keswa Bulin • Deteksi dini
Pranikah keswa ibu hamil dan Bufas Kesehatan jiwa di kelompok khusus - RS
pada gangguan
• Stimulasi janin perkembangan
dalam kandungan anak 10
Rencana aksi dan peta strategi kesehatan
jiwa 2020-2024
Rencana aksi dan peta strategi kesehatan
jiwa 2020-2024
• Upaya promotif preventif sepanjang rentang usia
 Mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan jiwa
 Menghilangkan stigma, diskriminasi dan pelanggaran hak asasi
 Meningkatkan pemahaman, penerimaan dan peran serta
masyarakat
 Mencegah masalah kesehatan jiwa
 Mencegah timbulnya/kambuhnya gangguan jiwa
 Mengurangi faktor risiko
 Mencegah timbulnya dampak masalah psikososial
benchmark program kesehatan jiwa berbasis bukti di beberapa
negara untuk menurunkan angka prevalensi gangguan jiwa di
layanan primer.

•High scope/Perry Preschool program


•Nurse-family partnership
•Bullying prevention
•Program penguatan keluarga utk
orangtua & caregiver
Layanan primer sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan masyarakat
Hal ini juga selaras dengan transformasi sistem kesehatan terkait
layanan primer. Upaya yang dilakukan diantaranya :
• Menurunkan stigma
• Meningkatkan akses layanan kesehatan jiwa
• Mengurangi kronisitas dan meningkatkan integrasi sosial
• Melindungi hak asasi manusia
• Melakukan penatalaksanaan yang lebih baik
• Meningkatkan kapasitas SDM dalam pelayanan kesehatan jiwa
Layanan primer sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan masyarakat
Strategi yang dilakukan adalah :
• Peningkatan jumlah Puskesmas dengan layanan
jiwa
• Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
Puskesmas dalam layanan jiwa
• Optimalisasi ketersediaan obat
Upaya kesehatan jiwa berbasis masyarakat
Peta Strategi Kesehatan Jiwa 2020-2024
Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Kesehatan Jiwa
PERMENKES RI Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas PERMENKES Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024

TARGET
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN
2022 2023 2024

Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko 30%


masalah kesehatan jiwa yang mendapatkan skrining
60% 90%

Persentase penyandang gangguan jiwa yang 30%


2
memperoleh layanan di Fasyankes
60% 90%

Jumlah penyalahguna napza yang mendapatkan


pelayanan rehabiltasi medis 10500 11000 11500

12
EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN JIWA TAHUN 2022
PELAPORAN INDIKATOR PERSENTASE PENDUDUK USIA ≥ 15 TAHUN DENGAN RISIKO MASALAH KESEHATAN JIWA YANG MENDAPATKAN SKRINING

Provinsi: LAMPUNG Tahun : 2022

Jumlah penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko masalah kesehatan jiwa yang Jumlah Hasil Skrining
mendapatkan skrining (yang Bermasalah Kesehatan Jiwa*) Persentase penduduk usia
Sasaran (estimasi penduduk
KABUPATEN/ KOTA ≥ 15 tahun dengan risiko
usia ≥ 15 tahun dengan risiko SDQ (Borderline- ASSIST**
SRQ-20 ASSIST** SRQ-20 (skor ≥6) masalah kesehatan jiwa
masalah kesehatan jiwa) SDQ Abnormal) (Risiko Sedang & Tinggi) TOTAL yang mendapatkan skrining
TOTAL
(15-18 th)
19-59 th ≥60 th 15-18 th 19-59 th ≥60 th 15-18 tahun 19-59 th ≥60 th 15-18 19-59 ≥60 th
Lampung Barat 58.239 1558 3161 192 0 0 0 4.911 12 120 36 0 0 0 168 8,4
Tanggamus 115.361 4011 22068 0 0 0 0 26.079 0 5854 0 0 0 0 5854 22,6
Lampung Selatan 193.055 3449 22135 2807 0 0 0 28.391 344 2167 203 0 0 0 2714 14,7
Lampung Timur 204.101 1775 6881 1906 271 330 107 11.270 126 150 37 13 19 9 354 5,5
Lampung Tengah 249.965 10506 16992 1946 659 1127 60 31.290 1821 487 116 0 0 0 2424 12,5
Lampung Utara 115.722 697 988 315 527 177 64 2.768 0 237 0 0 0 0 237 2,4
Way Kanan 86.355 5008 26932 3727 0 0 0 35.667 337 488 146 0 0 0 971 41,3
Tulang Bawang 85.462 5921 21031 1452 0 0 0 28.404 41 382 176 0 0 0 599 33,2
Pesawaran 85.665 623 10346 4013 0 0 0 14.982 36 735 137 0 0 0 908 17,5
Pringsewu 77.730 865 5998 603 0 0 0 7.466 81 367 9 0 0 0 457 9,6
Mesuji 38.074 394 1417 748 9 4 0 2.572 12 7 21 0 0 0 40 6,8
Tuba Barat 52.851 1237 2293 546 11 8 0 4.095 283 303 94 3 2 0 685 7,7
Pesisir Barat 28.660 444 2187 394 254 324 41 3.644 12 27 12 0 0 0 51 12,7
Bandar Lampung 211.865 2266 7195 1161 0 189 4 10.815 69 1008 21 0 28 0 1126 5,1
Metro 33.802 886 1541 722 0 0 0 3.149 0 0 0 0 0 0 0 9,3
TOTAL 1.636.905 39.640 151.165 20.532 1.731 2.159 276 215.503 3.174 12.332 1.008 16 49 9 16.588 13,2
PELAPORAN INDIKATOR PERSENTASE PENYANDANG GANGGUAN JIWA YANG MEMPEROLEH LAYANAN DI PUSKESMAS

Provinsi: LAMPUNG Tahun : 2022

Jumlah Penderita Gangguan Jiwa Persentase Penyandang Gangguan


Sasaran (estimasi penderita
KABUPATEN/ KOTA Ggn Campuran Jiwa Yang Memperoleh Layanan di
ODGJ) Skizofrenia F20 Psikotik Akut F21# Total
Cemas dan Depresi Fasyankes*
Lampung Barat 1.640 478 92 74 644 39,3
Tanggamus 3.262 339 35 13 387 11,9
Lampung Selatan 5.506 1698 6 104 1808 32,8
Lampung Timur 5.665 1826 111 439 2376 41,9
Lampung Tengah 6.944 1841 200 282 2323 33,5
Lampung Utara 3.304 696 56 67 819 24,8
Way Kanan 2.450 484 60 135 679 27,7
Tulang Bawang 2.474 175 138 280 593 24,0
Pesawaran 2.423 501 54 21 576 23,8
Pringsewu 2.169 577 12 0 589 27,2
Mesuji 1.077 323 22 15 360 33,4
Tuba Barat 1.478 466 8 123 597 40,4
Pesisir Barat 839 192 14 33 239 28,5
Bandar Lampung 5.866 1814 85 97 1996 34,0
Metro 924 303 9 368 680 73,6
TOTAL 46.021 11.713 902 2.051 14.666 31,9
JUMLAH PENYALAHGUNA NAPZA YANG MENDAPATKAN PELAYANAN REHABILITASI MEDIS*

Provinsi : LAMPUNG Bulan :


Tahun : 2022

Jumlah Rehab
Skrining ASSIST Jumlah Jumlah
Sukarela
No. Kabupaten/Kota Rehab Rehab
Jumlah Risiko Jumlah Risiko Jumlah Risiko Rujukan Non
Pembantaran Pidana
Rendah Sedang Tinggi ASSIST Rujukan
1 Lampung Barat 0 0 0 0 0 0 0
2 Tanggamus 0 0 0 0 0 0 0
3 Lampung Selatan 0 0 0 0 0 0 0
4 Lampung Timur 0 0 0 0 0 0 0
5 Lampung Tengah 0 0 0 0 0 0 0
6 Lampung Utara 0 0 0 0 0 0 0
7 Way Kanan 0 0 0 0 0 0 0
8 Tulang Bawang 0 0 0 0 0 0 0
9 Pesawaran 0 0 0 0 0 0 0
10 Pringsewu 0 0 0 0 1 0 0
11 Mesuji 0 0 0 0 0 0 0
12 Tuba Barat 0 0 0 0 0 0 0
13 Pesisir Barat 0 0 0 0 0 0 0
14 Bandar Lampung 0 0 0 0 308 0 0
15 Metro 0 0 0 0 12 0 0

Keterangan:
*) Data didapatkan dari aplikasi Sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Rehabilitasi Medis (SELARAS)
Rekapitulasi Kasus Pasung tahun 2022

KASUS PASUNG DI TAHUN 2022


Jumlah Kasus
Jumlah Kasus Pasung Jumlah ODGJ Yang
Jumlah Kasus Jumlah Temuan Baru Pasung Yang Jumlah Total Kasus
NO KABUPATEN/KOTA Yang Mendapatkan Mengalami Pemasungan
Pasung Sampai TW Kasus Pasung Dibebaskan Pasung Sampai
Layanan Keswa Kembali Sepanjang TW
Sebelumnya Sepanjang TW Berjalan Sepanjang TW Dengan TW Berjalan
Sepanjang TW Berjalan Berjalan
Berjalan
A B C D E F G Rumus = C + D - E + G
1 Lampung Barat 9 2 1 10 0 10
2 Tanggamus 0 0 0 0 0 0
3 Lampung Selatan 13 1 2 14 0 12
4 Lampung Timur 26 3 3 26 0 26
5 Lampung Tengah 21 1 0 22 0 22
6 Lampung Utara 33 11 6 39 0 38
7 Way Kanan 12 0 6 12 0 6
8 Tulang Bawang 8 0 4 8 0 4
9 Pesawaran 4 0 4 0 0
10 Pringsewu 10 6 3 13 0 13
11 Mesuji 2 0 0 2 0 2
12 Tuba Barat 5 0 0 5 0 5
13 Pesisir Barat 0 0 0 0 0 0
14 Bandar Lampung 0 0 0 0 0 0
15 Metro 0 0 0 0 0 0
TOTAL 143 24 29 151 0 138
Capaian Kinerja Program Pembinaan Kesehatan Jiwa
Tahun 2022 setelah SOTK baru dengan indikator baru

NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM TARGET CAPAIAN

1. Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko 30 % 13,2 %


masalah kesehatan jiwa yang mendapatkan skrining

2. Persentase penyandang gangguan jiwa yang 30 % 31,9 %


memperoleh layanan di Fasyankes

3. Jumlah penyalahguna napza yang mendapatkan 437 321


pelayanan rehabiltasi medis
INDIKATOR SPM KABUPATEN/KOTA
PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA ODGJ BERAT TW IV 2022
NO NAMA SASARAN
KABUPATEN/KOTA PREVALENS REALISASI SASARAN (B) (%) Sumber: Komdat SPM
I (A)
1 Lampung Barat 0,17% 525 525 100,00
2 Tanggamus 0,17% 536 1046 51,24
3 Lampung Selatan 0,17% 1704 1770 96,27
4 Lampung Timur 0,17% 1043 1388 75,14

5 Lampung Tengah 0,17% 2212 2550 86,75


6 Lampung Utara 0,17% 940 1060 88,68
7 Way Kanan 0,17% 615 786 78,24
8 Tulang bawang 0,17% 593 758 78,23
9 Pesawaran 0,17% 749 994 75,35
10 Pringsewu 0,17% 589 696 84,63
11 Mesuji 0,17% 345 345 100,00
12 Tulang Bawang Barat 0,17% 474 474 100,00

13 Pesisir Barat 0,17% 204 269 75,84


14 Kota Bandar Lampung 0,17% 1882 1882 100,00

15 Kota Metro 0,17% 320 350 91,43


LAMPUNG 0,17% 12.731 14.893 85,48
PERMASALAHAN

1. Berubahnya SOTK baru di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dimana direktorat


jenderal kesehatan jiwa yang semula berada dibawah
direktorat jenderal P2P pindah ke direktorat jenderal kesehatan masyarakat.
2. Dengan adanya SOTK baru, maka indikator program kesehatan jiwa dan form R/R
juga berubah pada bulan juni 2022.
3. Belum semua puskesmas tersosialisasi dengan indikator yang baru, sehingga
capaian program tidak tercapai.
4. Belum semua Kabupaten Kota mengerti cara mencari dan menentukan sasaran
program pembinaan Kesehatan Jiwa.
5. Baru RSJ, BNNP Provinsi Lampung, RSUD A.Yani, Puskesmas Simpur, RSUD
Pringsewu, IPWL ( puskesmas) yang terdapat di KMK No.701 Tahun
2018 yang aktif.
6. Belum tersosialisasinya sistem pelaporan dan pencatatan
program kesehatan jiwa melalui aplikasi Simkeswa, Sinapza di
puskesmas
Rencana Tindak Lanjut
1. Mensosialisasikan dan memperjelas indikator
keswa yang baru ke 15 KK
2. Mensosialisasikan form pencatatan dan pelaporan
keswa yang baru ke 15 KK
3. Mensosialisasikan aplikasi Simkeswa dan Sinapza
4. Me-mapping ipwl yang tidak aktif dan mengusulkan
IPWL yang baru yang sudah ada SDM terlatihnya
5. Merencanakan pelatihan terkait Napza (Assist dan
Assesment) akan diadakan Bimteks dan Monev
program kesehatan jiwa
PERAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KOTA :

1. Menentukan Sasaran program Kesehatan Jiwa pada tahun 2023-2024


(sasaran program yang dipakai adalah data tahun 2022) dan di
breakdown ke puskesmas.
2. Mensupport kegiatan program kesehatan jiwa dengan menganggarkan
dari dana BOK dalam rangka skrining atau deteksi dini, kunjungan rumah

dan pengadaan obat kesehatan jiwa.


3. Membentuk TPKJM (Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat) dalam
mengatasi masalah kesehatan jiwa

PERAN PUSKESMAS :
1. Integrasi program dengan LP/LS dalam kegiatan skrining
sasaran ≥ 15 tahun (anak sekolah SMA sederajat, wanita hamil, santri,
penghuni lapas, ASN dan non ASN, mahasiswa, lansia + 65 tahun dan
ibu memiliki batita.
PERAN RUMAH SAKIT :
1. Bisa menjadi Fasyankes Rujukan dari Puskesmas
2. Mengusahakan adanya dokter Psikiater di RS nya
3. Bila tidak ada Psikiater nya, diharapkan RS bisa menyediakan minimal 10
tempat tidur untuk rujukan pasien psikiatri dari puskesmas dengan
tenaga kesehatan ( baik dokter dan perawat ) terlatih
Kegawatdaruratan Psikiatri
4. Mengadakan penyediaan obat- obat Psikiatri
SEKARANG SAYA TAHU
• Pembangunan Kesehatan Jiwa di Indonesia tidak akan
terlepas dari situasi masalah kesehatan jiwa baik secara
Internasional (global), regional (ASEAN) ataupun lokal
(Indonesia).
• Diperlukan kerjasama lintas sektor dan lintas program
untuk menurunkan prevalensi gangguan jiwa yang akan
menurunkan beban kesehatan yang akhirkan akan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai