Anda di halaman 1dari 22

KUM 502

HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA


ERNAWATI , SHI. MH.
FAKULTAS HUKUM
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Mahasiswa mampu menguraikan Sejarah


Peradilan Agama di Indonesia &
terbentuknya UU No. 7 Tahun 1989 beserta
amandemennya dengan benar
SEJARAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA
& TERBENTUKNYA UU NO. 7 TAHUN
• 1989
SEJARAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA

• Sebelum Islam datang ke Indonesia, telah ada dua


macam peradilan yang berlaku yaitu:

1. Peradilan Perdata : Mengurus perkara-perkara yang


menjadi urusan raja.
2. Peradilan Padu : Mengurus perkara-perkara yang
bukan menjadi urusan raja.
SEJARAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA
Dengan masuk dan diterimanya agama Islam di Indonesia pada
abad pertama Hijriyah atau bertepatan dengan abad ketujuh
Masehi, maka dalam praktik sehari-hari, masyarakat mulai
melaksanakan ajaran dan aturan-aturan agama Islam yang
bersumber pada kitab-kitab Fiqih.

Di dalam kitab-kitab Fiqih termuat aturan dan tata cara ibadah


seperti thaharah, shalat, puasa, zakat, haji, serta sistem peradilan
yang disebut Qadha.
SEJARAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA
Dalam penyelesaian perkara-perakara antarmasyarakat yang
beragama Islam dilakukan melalui Tahkim, yakni para pihak
yang berpekara secara sukarela menyerahkan perkaranya pada
seorang ahli agama/ulama/mubalig untuk diselesaikan dengan
ketentuan bahwa kedua pihak yang bersengketa akan
mematuhi putusan yang akan diberikan ahli agama itu.

Periode Tahkim ini merupakan cikal bakal dari Perkembangan


Peradilan Agama di Indonesia.
SEJARAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA

Periode berikutnya adalah ahlu halli wa al-aqd dan


Tauliyah. Periode ini dimulai ketika Islam datang dan
diterima oleh raja-raja seperti pada kerajaan Mataram.

Dengan penerimaan agama Islam dalam kerajaan,


otomatis para hakim pelaksana peradilan diangkat oleh
Sultan atau wali amr.
SEJARAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA

Berlakunya hukum perdata Islam diakui oleh VOC pada


tanggal 25 Mei 1760, berupa suatu Kumpulan aturan
hukum perkawinan dam hukum kewarisan menurut hukum
Islam, atau Compendium freijer untuk dipergunakan pada
pengadilan VOC.
SEJARAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA

Pada tahun 1854 Pemerintah Belanda mengeluarkan


pernyataan Politiknya yang dituangkan dalam Regeering
Reglements (RR).
Hal ini juga didukung oleh teori receptie in Complexu yang
diperkenalkan oleh Salomon Keyzer, LWC Van Den Berg
dan C. Frederick Winter, yang mengatakan, bagi orang
Islam berlaku penuh Hukum Islam sebab dia telah
memeluk agama Islam, walaupun dalam pelaksanaan
terdapat penyimpangan. Maka pada tahun 1882 dengan
stbl. 1882 No. 152 ditegaskan pembentukan Pengadilan
Agama di Jawa dan Madura.
SEJARAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA

Dalam teori Receptie yang diperkenalkan oleh C. Van


Vallenhoven dan Snouck Hurgrounje, RR mengalami
banyak perubahan dan pada tahun 1925 berganti nama
IS (Indische Staats Regeling).

Ps. 2 IS:
“ Dalam hal terjadi perkara perdata antara sesama orang
Islam akan diselesaikan oleh hakim agama Islam
apabila hukum adat mereka menghendakinya dan
sejauh tidak ditentukan lain dengan suatu ordonansi”
SEJARAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA

Sebagai tindaklanjut dari kebijakan itu, Pemerintah


Belanda mengeluarkan Stbl. 1937 No. 116 yang
mengurangi wewenang Pengadilan Agama memeriksa
perkara waris sehingga wewenangnya hanya NTCR saja.

Dalam pasal 3 ayat 1 disebutkan bahwa, bila sebuah


keputusan hakim tidak diterima untuk dijalankan, maka
dimintakan executor verklaring ke Pengadilan Negeri.
SEJARAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA

Pada Periode Penjajahan Jepang, lembaga Peradilan


Agama yang sudah ada pada masa penjajahan Belanda,
tetap berdiri dan dibiarkan dalam bentuknya semula.
Perubahan yang nampak dalam penjajahan Jepang ini
yaitu mengubah nama lembaga.
Sooryoo Hooin  Pengadilan Agama
Kaikyoo Kooto Hooin  Pengadilan Tinggi Agama
dll.
SEJARAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA

UU Darurat No.1 Tahun 1951 tentang tindakan sementara


untuk menyelenggarakan susunan kekuasaan dan acara
peradilan pengadilan sipil. Bangsa Indonesia
menghendaki Peradilan Agama yang berdiri sendiri,
sesuai pasal 24 dan 25 UUD 1945. Dan pada tahun 1946
berdasarkan Penetapan Pemerintah No.5 /SD/1946
pembinaan Lembaga Peradilan Agama diserahkan dari
Kementerian Kehakiman kepada Kementerian agama.
STRUKTUR KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA
SEBELUM AMANDEMEN UUD 1945

MAHKAMAH AGUNG

DEP. DEP. (UU. NO. 14/1985)


KEHAKIMAN PANGLIMA ABRI DEP. HANKAM
AGAMA

LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN PERADILAN LINGKUNGAN PERADILAN


PERADILAN UMUM PERADILAN TUN AGAMA MILITER

PENGADILAN TINGGI PENGADILAN TINGGI TUN PENGADILAN TINGGI AGAMA LAKSA MAHMILGUNG

MAHMILTI

PENGADILAN NEGERI PENGADILAN NEGERI PENGADILAN NEGERI

MAHKAMAH MILITER

UU. NO. 2/1986 UU. NO. 5/1986 UU. NO. 7/1989 UU. NO. 28/1997

Kel. 2 14
SEJARAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA
Usaha persiapan RUU Pengadilan Agama telah dimulai oleh
Departemen Agama sejak tahun 1961 yaitu sejak dibentuknya
Panitia dengan keputusan Menteri Agama No.66 tahun 1961.
masa 28 tahun Pembentukan UU No. 7 Tahun 1989 (1961-1989)
itu dibagi menjadi 2 tahap :
1. Selama 27 tahun (1961-1988) merupakan kegiatan
mempersiapkan RUU
2.Satu tahun membahas di DPR/XII/1989 tanggal 3 Desember
1988 dibicarakan di DPR sampai disetujui dalam sidang Pleno
DPR RI tanggal 14 Desember 1989.
SEJARAH PERADILAN AGAMA DI INDONESIA

Undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama


yang telah disahkan dan diundangkan itu, terdiri dari 7 bab dan
108 Pasal dengan sistematis sebagai berikut: Bab I tentang
ketentuan umum, Bab II sampai Bab III mengenai susunan dan
kekuasaannya, Bab IV tentang hukum acara, Bab V ketentuan-
ketentuan lain, Bab VI Ketentuan peralihan dan Bab VII
ketentuan penutup.
Kel. 2 17
Perbandingan UU No. 7/1989, UU No. 3/2006
Perbandingan UU No. 7/1989, UU No. 3/2006
Perbandingan UU No. 7/1989, UU No. 3/2006
KEKUASAAN KEHAKIMAN

Mahkamah
Agung

Peradilan Peradilan Peradilan Peradilan


Umum Agama TUN Militer

Kel. 2
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai