Anda di halaman 1dari 6

Peradilan

Agama Pada
Masa Orde Baru
Fadila amalia 200203110101
Alfina qoiriyah 200203110119
Sejarah Pada masa awal pemerintahan orde baru, tindakan pertama yang

Peradilan dilakukan dalam rangka penataan pelaksanaan kekuasaan kehakiman


secara murni berdasarkan kehendak UUD 1945 pada tanggal 17
Desember 1970 disahkan dan diundangkanlah UU tentang Ketentuan-

Agama Ketentuan Pokok Kehakiamn dengan disahkan UU Nomor 14 Tahun


1970. untuk dapat memantapkan serta memegang teguh tugas dan
fungsi pengadilan agama sebagai salah satu lingkungan Peradilan

Pada Masa dalam jajaran Kekuasaan Kehakiman di Negara Indonesia, pada


tanggal 27 Maret 1982 Presiden Republik Indonesia mengangkat
seorang Ketua Muda Mahkamah Agung Urusan Lingkungan Peradilan

Orde Baru Agama. Pada Tahun 1982 Pemerintah melalui keputusan Mentri Agama
Nomor 95 Tahun 1982, membentuk beberapa cabang Pengadilan
Tinggi Agama dan Pengadilan Agama untuk Indonesia Tengah dan
Indonesia Timur, seperti NTT, Timor Timur, Sulawesi, Maluku dan Irian
Jaya. Kemudian disusul oleh daerah-daerah lainnya dan selanjutnya
Pengadilan Tinggi Agama di Surakarta dipindahkan kembali ke Jakarta,
dan untuk Pengadilan Tinggi Banding bagi propinsi Jawa Tengah,
didirikanlah Cabang Pengadilan Tinggi Agama di Semarang.
Sejarah Akhir sebagai puncak dari kekokohan dan kemapanan Badan Peradilan Agama
sebagai Pengadilan Negara di Indonesia, adalah dengan disahkan dan
diundangkan UU No 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama pada tanggal 27
Peradilan Desember 1989 termasuk didalamnya aturan tentang Susunan Kekuasaan dan
Hukum Acara yang berlaku pada pengadilan Agama. Sebelum RUU Peradilan
Agama disahkan, tepatnya pada dekade80-an, terjadi perubahan drastic dalam
Agama bidang social, agama dan khususnya politik. Dalam DPR-RI proses pembahasan
berlangsung dengan senantiasa menjunjung tinggi asas musyawarah untuk
mufakat dan menempatkan kepentingan seluruh rakyat diatas kepentingan
Pada Masa pribadi atau golongan. Kehadiran KHI melalui instruksi Presiden kepada Mentri
Agama, yang ditindak lanjuti dengan pelaksanaan melalui Keputusan Mentri
Agama RI kepada seluruh Instansi Departemen Agama dan Instansi Pemerintah
Orde Baru lainnya dengan Nomor 154 Tahun 1991 tanggal 22 Juli 1991 untuk
menyebarluaskannya dan sedapat mungkin menerapkannya disamping
perundang-undangan lainnya merupakan hukum yang ditulis dari 13 kitab yang
selama ini menjadi referensi utama Peradilan Agama, KHI merupakan fiqh
Indonesia yang disusun dalam uapay unifikasi berbagai mazhab fiqh untuk
penyatuan persepsi para Hakim menuju kepastian hukum. Ide penyusun KHI
muncul setelah beberapa tahun Mahkamah Agung melakukan pembinaan teknik
yustisial kepada Peradilan Agama berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1970 .
Penataan Pengadilan Agama
pada Masa Orde baru
pada masa awal Orde Baru, persoalan-persoalan yang menyangkut
hukum perdata Islam secara lebih luas termasuk bidang ekonomi
belum menjadi kewenangan Peradilan Agama apalagi menyangkut
hukum pidana. Terhadap kewenangan yang dimilikinya pun, masih
menyisakan persoalan, yakni belum tersusunnya hukum materiil
Peradilan Agama dalam bentuk UU. Perubahan yurisdiksi atau
kompetensi mulai tampak dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan, yang meliputi perceraian, penentuan keabsahan anak,
perwalian, penetapan asal-usul anak, dan izin menikah. UU ini,
walaupun berlaku untuk seluruh warga negara, namun memberikan
porsi yang sangat besar terhadap hukum agama. Bahkan Peraturan
Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dinilai sangat islami.
kewenangan Peradilan Agama juga bertambah ketika keluar
Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah
Milik, terutama Pasal 12.
Dasar hukum dan wewenang
pengadilan agama pada masa orde baru
Peraturan tentang Pengadilan Agama di Jawa dan
01 Madura (Staatsblad Tahun 1882 Nomor 152 dan
Staatsblad Tahun 1937 Nomor 116 dan 610);

Peraturan tentang Kerapatan Qadi dan Kerapatan Qadi


02 Besar untuk sebagian Residensi Kalimantan Selatan-
Timur (Staatsblad Tahun 1937 Nomor 638 dan 639);

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1957 tentang


03 Pembentukan Pengadilan Agama/Mahkamah Syar`iyah
di luar Jawa dan Madura (Lembaran Negara Tahun 1957
Nomor 99)
Thank you

Anda mungkin juga menyukai