Anda di halaman 1dari 89

ON JOB TRAINING

GAWAT DARURAT MATERNAL NEONATUS

TATA LAKSANA KEGAWATDARURATAN PADA


KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SELUMA


RSUD TAIS SELUMA
MATERI INTI 1
Pencegahan Infeksi pada Persalinan
dan Bayi Baru Lahir
Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah selesai mengikuti materi ini, peserta mampu


melakukan pencegahan infeksi pada persalinan dan bayi
baru lahir.
Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah selesai pelatihan ini, peserta pelatihan mampu :


1)Melakukan metode mencuci tangan dan persiapan diri
2)Melakukan persiapan persalinan dan penerimaan bayi baru
lahir dengan memperhatikan kebersihan lingkungan
perawatan
3)Pencegahan infeksi pada pemasangan jalur infus dan
terapi intravena
4)Menjelaskan pengolahan alat, linen dan bahan habis pakai
Pokok Bahasan
Dalam modul ini akan dibahas pokok
bahasan dan subpokok bahasan sebagai
berikut yaitu :

1. Metode cuci tangan dan persiapan diri


a. Metode mencuci tangan (Handhygiene)
b.Lima kesempatan mencuci tangan (5
Moment Handhygiene)
c.Alat Pelindung diri
2. Persiapan persalinan dan penerimaan bayi baru lahir
dengan memperhatikan kebersihan lingkungan
perawatan
a. Persiapan persalinan dengan memperhatikan kebersihan
lingkungan perawatan
b. Penerimaan bayi dengan memperhatikan kebersihan lingkungan
perawatan

3. Pencegahan infeksi pada pemasangan jalur infus dan


terapi intravena
a. Penyiapan cairan infus dan obat – obatan

b. Pencegahan infeksi pada pemasangan infus


4. Menjelaskan pengolahan alat, linen, bahan habis pakai
dan jaringan
a. Pengolahan alat yang akan dipakai ulang

b. Pengolahan linen

c. Pengolahan bahan habis pakai

d. Pengolahan jaringan
URAIAN MATERI

1. Metode Cuci Tangan dan


Persiapan Diri
Mikroorganisme Tangan
Resident Transient
Flora Flora

Kuman yang berasal dari


10 – 20% berada disela kulit lingkungan dan tahan hidup
dan sulit dihilangkan. selama 24 jam, hidup disekitar
Hidupnya terbesar di kuku dan kuku, dan merupakan penyebab
garis tangan, bisa terjadinya HAIs. Akan tetapi
menyebabkan infeksi bila kuman ini bisa dihilangkan
masuk kedalam tubuh melalui dengan melakukan cuci tangan
tindakan invasif. secara benar.
1. Metode mencuci tangan
Metode mencuci tangan ada tiga macam yaitu dengan
menggunakan air dan sabun, menggunakan alkohol
(handrub) dan cuci tangan prosedural.

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir


(handwash) dilakukan apabila:
⮚ Tangan terlihat kotor atau terkontaminasi darah dan
cairan tubuh,
⮚ setelah menggunakan toilet,
⮚ terbukti atau dicurigai kuat memiliki kontak dengan
patogen seperti diare,
⮚ sebelum tindakan invasife.
⮚ Setelah melepas sarung tangan steril atau sarung tangan
tidak steril.
Pelaksanaan handwash dengan menggunakan air
mengalir selama 40 – 60 detik dan melepaskan semua
aksesoris yang ada di tangan
Lingkungan Resusitasi…

Material
• Cairan Antiseptik mengandung chlorhexidine 2% dan atau
dengan alkohol
• Cairan handrub pada negara berkembang berdasarkan
rekomendasi WHO. Komposisi dalam 100 mL dalam solution:
• 84.20 mL dari 96% ethanol
• 3% H2O2 : 4.17 m
• 98% Glycerol qs
• Lemon perfume qs
• 100 mL dari air steril
• Air mengalir
• Disposable wipes
Handrub
Lima Kesempatan Mencuci Tangan (5 moment handhygiene)
Alat Pelindung Diri
Pedoman umum alat pelindung diri
• Tangan harus selalu bersih walaupun
mengunakan APD.
• Lepas atau ganti bila perlu segala
perlengkapan APD yang dapat digunakan
kembali jika sudah rusak atau sobek.
• Lepaskan semua APD sesegera mungkin setelah
selesai memberikan pelayanan dan hindari
kontaminasi antara pasien dan petugas
kesehatan.
• Buang semua perlengkapan APD dengan hati-
hati dan segera cuci tangan.
• Pilih APD sesuai dengan perkiraan resiko
terjadinya pajanan.
• Menyediakan sarana APD yang sesuai.
Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri

Sarung tangan Masker Kacamata pelindung

Sarung tangan Topi pelindung


Apron
APD untuk menolong Persalinan
2. Personal Protective
• Tutup kepala
• Masker
• Gaun steril
• Sarung tangan
• Sepatu boot
2. Persiapan Persalinan dan Penerimaan
Bayi Baru Lahir dengan Memperhatikan
Kebersihan Lingkungan Perawatan
A.Persiapan Persalinan dengan Memperhatikan
Kebersihan Lingkungan Perawatan
• Persiapan penolong
• Persiapan ibu dan keluarga
• Persiapan tempat
• Mengatur kebersihan dan kerapihan
• Pembuangan sampah
• Persiapan alat
B. Penerimaan Bayi Baru Lahir dengan
Memperhatikan Kebersihan Lingkungan
Perawatan

Standar Prosedur Penerimaan Bayi


a) Persiapan Alat dan Bahan :
• Sarung tangan
• Masker
• Lap handuk kecil (3 buah)
• Larutan desinfektan
• Bak tempat handuk kotor
• Timbangan bayi
• Alas bayi
• Popok bayi
• Meja tindakan/infant
warmer/inkubator/Boks bayi, dll.
• Troli obat
b) Penerimaan bayi
• Mencuci tangan sesuai prosedur dan memakai sarung
tangan yang baru.
• Mendapatkan informasi yang lengkap terkait kondisi bayi
baru lahir dan menerima bayi.
• Menimbang bayi dan meletakkan pada infant warmer atau
boks bayi atau inkubator (sesuai kebutuhan perawatan
bayi baru lahir).
• Membuka sarung tangan dan membuangnya pada tempat
sampah infeksius kemudian mencuci tangan sesuai prosedur.
• Memakai sarung tangan yang baru untuk membersihkan
timbangan
• Membuka sarung tangan dan membuangnya pada tempat
sampah infeksius kemudian mencuci tangan sesuai prosedur.
3. PENCEGAHAN INFEKSI PADA PEMASANGAN
JALUR INFUS DAN TERAPI INTRAVENA
Standar Prosedur Pemasangan Infus
(dewasa)
1. Persiapan Alat
2. Tahap pra Interaksi
3. Tahap Orientasi
4. Prosedur Pemasangan Infus
5. Tahap terminasi
Persiapan Alat
• Larutan sesuai kebutuhan
• Jarum/pungsi vena yang terdiri dari keteter plastic, surflo,
venflon, abocath dengan ukuran sebagai berikut:
• Dewasa = 18, 20, 22
• Set infus dengan ukuran:
• Dewasa = makrodrip
• Kapas Alcohol 70%
• Torniquet
• Plester/hipafix
• Tiang infus
• Sarung tangan sekali pakai
• Bengkok
• Gunting
• Baki beralas/troli/dressing car
Tahap Pra Interaksi Tahap Orientasi

• Identifikasi • Beri salam, panggil


kebutuhan/indikasi klien dengan namanya
pasien • Jelaskan tujuan dan
• Cuci tangan prosedur tindakan
• Siapkan alat • Beri kesempatan pada
klien untuk bertanya
Prosedur Pemasangan Infus
• Buka set steril dengan teknik aseptik.
• Cek cairan dengan menggunakan prinsip 6 benar dalam pemberian obat.
• Buka set infus, letakkan klem 2-4 cm di bawah tabung drip dalam keadaan
off/terkunci.
• Buka tutup botol, lakukan desinfeksi tutup botol cairan, dan tusukkan set infus ke
botol/kantong cairan dengan benar.
• Gantungkan botol cairan infus pada tiang infus, isi tabung drip infus ⅓-½ penuh.
• Buka penutup jarum dan buka klem untuk mengalirkan cairan sampai ke ujung
jarum hingga tidak ada udara dalam selang, klem kembali, dan tutup kembali
jarum.
• Pilih jarum intravena/abbocath.
• Atur posisi pasien dan pilih vena.
• Bebaskan daerah yang akan diinsersi, letakkan tourniquet 10-15 cm proksimal
tempat insersi.
• Pakai handscoon
Prosedur Pemasangan Infus
• Bersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam ke luar)
• Pertahankan vena pada posisi stabil
• Pegang IV kateter (abbocath) dengan sudut 20-30º, tusuk vena dengan
lubang jarum menghadap ke atas, dan pastikan IV kateter masuk
intravena dengan tanda darah masuk ke abbocath, kemudian tarik
mandrin ± 0.5 cm
• Masukkan IV kateter secara perlahan, tarik mandrin, dan sambungkan
IV kateter dengan selang infus
• Lepas tourniquet, kemudian alirkan cairan infus
• Lakukan fiksasi IV kateter, kemudian beri desinfektan daerah tusukan
dan tutup dengan kasa
• Atur tetesan sesuai program
• Lepaskan sarung tangan
Tahap Terminasi
• Evaluasi hasil/respon klien
• Dokumentasikan hasilnya
• Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
• Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
• Cuci tangan
Pada Bayi Baru Lahir
•Set Infus
•IV cath no.24
•Handrub
•Alkohol 70%
•Alkohol Swab
•NaCl 0,9% 25 cc
PEMASANGAN JALUR INTRAVENA PERIFER
PEMASANGAN KATETER VENA UMBILIKA
L

Bersihkan tali pusat dengan cairan antiseptik dan pasangkan penjepit steril

Dengan teknik steril 🡪 ikat tali pusat melingkar sebanyak dua kali di bagian bawah
tali pusat
PEMASANGAN KATETER VENA UMBILIKAL

11

Potong tali pusat menggunakan pisau bedah no. 11

Saat tali pusat dipotong, berikan tekanan ringan pada puntung umbilikal

untuk mengontrol perdarahan


PEMASANGAN KATETER VENA UMBILIKAL

Identifikasi arteri dan vena umbilikal


PEMASANGAN KATETER VENA UMBILIKAL

Secara perlahan bersihkan bekuan darah dari dalam vena


PEMASANGAN KATETER VENA
UMBILIKAL…

Masukkan kateter kedalam vena


Lakukan penjahitan melingkar dengan silk no. 3-0
Lepaskan ikatan umbilikal segera setelah prosedur selesai 🡪
observasi perdarahan
TERIMA KASIH
4. PENGOLAHAN ALAT,
LINEN, BAHAN HABIS PAKAI
DAN JARINGAN
4. Pengolahan Alat, Linen, Bahan Habis Pakai
dan Jaringan
• Pengolahan Alat yang di Pakai Ulang
• Dekontaminasi
• Pencucian
• Dekontaminasi Tingkat Tinggi (DTT) :
I. Merebus
II. Mengukus
III. Kimiawi
• Penyimpanan
• Pengolahan Linen
• Pengolahan bahan abis pakai
• Pengolahan jaringan
Efektivitas berbagai proses eradikasi mikroorganisme pada alat
bekas pakai
Pengolahan Alat yang Dipakai Ulang

✔ Merupakan bagian dari Pencegahan


Infeksi
✔ Terdapat 4 langkah pemrosesan alat:
1. Dekontaminasi
2. Pencucian
3. Desinfeksi Tingkat Tinggi
4. Penyimpanan
Dekontaminasi
• Adalah bagian dari langkah pengelolaan alat
pakai ulang
• Tujuan dekontaminasi adalah
1. untuk membunuh berbagai jenis virus dan kuman
2. membuat alat atau barang aman sewaktu pencucian
dan membuat alat atau barang tersebut lebih mudah
dicuci.
Pembuatan Larutan Klorin
• Klorin yang digunakan adalah klorin 0.5% dari konsentrat
yang mengandung 5% klorin
• Formula
% konsentrat tersedia – 1 = bagian air yg ditambahkan
% larutan yg diinginkan

• Jika akan membuat larutan klorin 0.5% dari sediaan klorin


5%, maka caranya adalah sebagai berikut:
klorin 5% -- 1 = 0.05 -- 1 = 50/5 – 1 = 9 bagian air
klorin 0.5% 0.005
🡪 Untuk mendapatkan larutan klorin 0.5% campurkan 1
bagian konsentrat 5% dengan 9 bagian air bersih
Langkah Dekontaminasi
Gunakan APD yang sesuai

Segera sesudah Angkat alat


dipakai, taruhlah dari larutan
alat dalam ember Bilaslah alat
Rendamlah perendam
atau panci plastik dengan air
alat selama 10 dengan
berisi larutan dan keringkan
klorin/kaporit/ menit. menggunakan
segera.
pemutih pakaian sarung
0,5%. tangan.

• Gantilah larutan perendam setiap pagi hari, atau kapan saja bila
larutan sangat terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh
lainnya, atau bila cairan menjadi keruh
catatan
• Jangan biarkan alat terendam lebih dari 10 menit karena
dapat merusak alat atau barang lainnya.
• Selalu gunakan sarung tangan pelindung setiap kali
mengangkat alat dari larutan klorin
Lingkungan Resusitasi…

idealnya alat resusitasi


digunakan hanya sekali.
karena keterbatasan  lalu
dekontaminasi level tinggi,
disinfeksi dan sterilisasi dari
instrumen yang sebelumnya

Sterilisasi  plasma sterilizer,


ethilen oxide, autoclave, dry
heat (oven), sterilisasi kimia
atau radiasi
Lingkungan Resusitasi…

matress tahan air digunakan saat bayi


dibersihkan setelah resusitasi dengan:

• Resiko rendah dari transmisi atau


infeksi gunakan deterjen

• Resiko tinggi transmisi dari infeksi 


deterjen dan disinfeksi di kontaminasi
dengan organisme multi resisten

• Troli resusitasi dan lainnya yang tidak


dihubungkan secara langsung pada bayi
(monitor pulse oxymeter, pompa
infusi) dibersihkan setiap saat
digunakan dengan deterjen
Efektivitas berbagai proses eradikasi mikroorganisme pada alat
bekas pakai
Pembuatan Larutan Klorin
Pembuatan Larutan Klorin (2)
Pencucian
• Tujuan Pencucian adalah untuk menghilangkan darah,
cairan tubuh lain, jaringan dan kotoran yang menempel
pada alat dan bahan habis pakai, mengurangi jumlah
kuman serta membuat sterilisasi atau DTT menjadi efektif.
Langkah Pencucian
Sikatlah bagian-bagian
celah dan sambungan
di mana darah dan
jaringan melekat

Gunakan sarung Sikatlah


tangan berbahan karet alat/barang Bilaslah
(sarung tangan rumah dengan baik dengan air
Gunakan sikat
tangga) bila alat sambil bersih secara
yang lembut,
terkena banyak darah memegangnya di baik untuk
atau cairan ketuban, sabun, dan air. dalam air (jangan menghilangkan
gunakan juga masker mencoba semua sabun
dan pelindung mata menyiramkan air).
Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
• Tujuan DTT adalah untuk membunuh kuman.
• DTT dapat digunakan untuk alat atau barang yang akan
kontak dengan kulit maupun mukosa membran yang tidak
utuh.
• Bila sterilisasi tidak tersedia, DTT merupakan satu-
satunya pilihan.
• DTT dapat dilakukan dengan merebus, mengukus, atau
secara kimiawi.
• Jenis DTT:
1. Merebus
2. Mengukus
3. Kimiawi
Langkah DTT Perebusan (1)
Semua barang harus terendam
dalam air. Permukaan air berada
2,5 cm di atas alat.

Taruhlah semua Tutup dan


Pisahkan/buka
alat atau barang rebus, tunggu
bagian-bagian
lain dalam bak hingga mendidih
peralatan
untuk merebus selama 20 menit

Hitung waktu setelah Jangan menambahkan


air mendidih peralatan lain selama
proses perebusan
Langkah DTT Perebusan (2)
• Angkatlah barang/alat dari bak dengan korentang atau
tang pengambil yang telah di desinfeksi.
• Letakkan alat atau barang dalam bak yang telah di
desinfeksi tingkat tinggi.
• Keringkan dalam udara sebelum memakai atau
menyimpan
Langkah-langkah DTT: Pengukusan
• Taruh air di dasar panci penguap (dandang), sampai 2/3
panci penguap.
• Taruh rak berlubang di atas permukaan air.
• Letakkan semua barang dalam panci kukusan yang
berlubang (pisahkan semua bagian tabung resusitasi dan
alat lain yang memiliki sambungan) dan tutuplah panci.
DTT Pengukusan

Taruh air di
dasar panci Letakkan semua
barang dalam Kukus
penguap Ambil
(dandang),
panci kukusan selama 20 Letakkan
yang berlubang alat/barang Keringkan
sampai 2/3 (pisahkan semua menit. alat/barang
dari panci alat/barang
panci bagian tabung Hitung dalam bak
penguap, resusitasi dan dengan di udara
waktu yang telah
taruh rak alat lain yang korentang terbuka.
berlubang di memiliki setelah air desinfeksi
sambungan) dan DTT.
atas tutuplah panci
mendidih
permukaan air
• Panaskan air sampai mendidih.
• Biarkan mendidih selama 20 menit. Hitung waktu setelah
air mendidih
• Jangan menambahkan peralatan lain selama proses
pengukusan
• Ambil alat/barang dari panci dengan korentang DTT.
• Letakkan alat/barang dalam bak yang telah desinfeksi.
• Keringkan alat/barang di udara terbuka.
• Bila telah kering gunakan atau simpan alat tersebut.
Langkah-langkah DTT: Kimiawi
Cara DTT kimiawi.
• Letakkan peralatan dalam keadaan kering (sudah
didekontaminasi dan cuci bilas).
• Pastikan bahwa peralatan terendam seluruhnya dalam
larutan kimia.
• Rendam peralatan selama 20 menit.
• Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan
sampai kering.
• Setelah kering, peralatan dapat segera digunakan atau
disimpan dalam wadah DTT yang berpenutup.
Penyimpanan
• Rangkai kembali seluruh bagian alat resusitasi. Gunakan sarung
tangan steril pada saat merangkai alat.
• Selalu simpan alat di dalam tromol atau bak instrumen dalam
keadaan kering.
• Jagalah agar tempat penyimpanan bersih, kering dan bebas debu.
• Jangan gunakan kotak karton karena dapat berdebu, dan
berserangga.
• Bak instrumen atau tromol disimpan:
• 20 – 25 cm dari atas lantai
• 45 – 50 cm dari atap/langit-langit
• 15 – 20 cm dari dinding luar
• Beri tanggal dan susun bahan habis pakai (masuk dulu - keluar dulu).
• Batas waktu penyimpanan alat adalah 2 minggu.
• Setelah lebih dari 2 minggu alat tidak dipakai, lakukan proses DTT
ulang.
• Seluruh alat selalu dalam kondisi steril dan siap pakai.
Prinsip Pengelolaan Linen (1)
• Darah dan duh tubuh merupakan sumber infeksi utama
bagi petugas kesehatan. Maka setiap kontak/potensi
kontak dengan darah dan duh tubuh harus digunakan
APD.
• APD dalam mengelola linen dengan potensi sumber
infeksi meliputi: sarung tangan, gown, apron, masker dan
pelindung mata (goggle)
• Petugas berisiko terpapar infeksi hendaknya
menggunakan pakaian yang hanya khusus digunakan di
ruangan bersangkutan.
Prinsip Pengelolaan Linen (2)
Prinsip Umum
• Gunakan APD saat menangani linen terkontaminasi
• Lipat dan gulung linen sehingga bagian yang paling kotor
berada di sisi dalam lipatan
• Jangan mengibaskan pakaian atau linen kotor
• Sediakan wadah yang sesuai untuk memindahkan linen
kotor – ember yang tidak bocor dan bertutup
• Jangan menyentuh bagian dalam dari wadah
pembuangan tanpa perlindungan yang sempurna
• Barang yang bisa dipakai ulang hanya boleh digunakan
setelah melewati proses pengolahan alat pakai ulang
dengan baik
Prinsip Pengelolaan Linen (3)
Mengelola spills (tumpahan)
• Gunakan sarung tangan bersih
• Usap dari arah luar (paling bersih) ke arah dalam
(paling kotor)
• Jangan memungut kaca, sekalipun menggunakan
sarung tangan
• Buang sarung tangan dan perlengkapan
pembersihan (lap sekali pakai)
Pengolahan Linen (4)
• Linen terbagi menjadi linen kotor dan linen
terkontaminasi.
• Linen terkontaminasi adalah linen yang terkena darah
atau cairan tubuh lainnya, termasuk juga benda tajam.
• Penatalaksanaan linen yang sudah digunakan harus
dilakukan dengan hati – hati 🡪 penggunaan perlengkapan
APD yang sesuai dan membersihkan tangan secara
teratur sesuai pedoman kewaspadaan standar
Prinsip kewaspadaan standar
• Terdapat SPO penatalaksanaan linen 🡪 Prosedur
penanganan, pengangkutan dan distribusi linen harus
jelas, aman, dan memenuhi kebutuhan pelayanan
• Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD
(sarung tangan rumah tangga, gaun, apron, masker, dan
sepatu tertutup)
• Linen dipisahkan berdasarkan linen kotor dan linen
terkontaminasi cairan tubuh, pemisahan dilakukan sejak
dari lokasi penggunaannya oleh perawat atau petugas
Pengolahan Linen (5)
• Linen kotor segera dibungkus/dimasukkan ke dalam
kantong kuning di lokasi penggunaannya dan tidak boleh
disortir atau dicuci di lokasi dimana linen dipakai
• Linen yang terkontaminasi dengan darah atau cairan
tubuh lainnya harus dibungkus, dimasukkan kantong
kuning dan diangkut/ditransportasikan secara berhati-hati
agar tidak terjadi kebocoran
Pengolahan Linen (6)
• Buang terlebih dahulu kotoran seperti faeces ke washer
bedpan, spoelhook atau toilet dan segera tempatkan linen
terkontaminasi ke dalam kantong kuning/infeksius.
Pengangkutan dengan troli yang terpisah, untuk linen
kotor atau terkontaminasi dimasukkan ke dalam kantong
kuning. Pastikan kantong tidak bocor dan lepas ikatan
selama transportasi. Kantong tidak perlu ganda
• Pastikan alur linen kotor dan linen terkontaminasi sampai
di laundry TERPISAH dengan linen yang sudah bersih
Pengolahan Linen (7)
• Cuci dan keringkan linen di ruang laundry. Linen
terkontaminasi seyogyanya langsung masuk mesin cuci
yang segera diberi disinfektan
• Untuk menghilangkan cairan tubuh yang infeksius pada
linen dilakukan melalui 2 tahap yaitu menggunakan
deterjen dan selanjutnya dengan Natrium hipoklorit
(Klorin) 0,5%. Apabila dilakukan perendaman maka harus
diletakkan di wadah tertutup agar tidak menyebabkan
toksik bagi petugas
Pengolahan Bahan Habis Pakai
• Letakkan benda-benda tajam di atas baki steril atau disinfeksi tingkat tinggi
atau dengan menggunakan “daerah aman” yang sudah ditentukan (daerah
khusus untuk meletakkan dan mengambil peralatan tajam).
• Hati-hati saat melakukan penjahitan agar terhindar dari luka tusuk secara
tak sengaja.
• Gunakan pemegang jarum dan pinset pada saat menjahit. Jangan pernah
meraba ujung atau memegang jarum jahit dengan tangan.
• Jangan menutup kembali, melengkungkan, mematahkan, atau melepaskan
jarum yang akan dibuang
• Buang benda-benda tajam dalam wadah
tahan bocor dan segel dengan perekat jika
sudah dua per tiga penuh. Jangan
memindahkan benda-benda tajam tersebut
ke wadah lain. Wadah benda tajam yang
sudah disegel tadi harus dibakar di dalam
insinerator.
• Jika benda-benda tajam tidak bisa dibuang
secara aman dengan cara insinerasi, bilas
tiga kali dengan larutan klorin 0,5%
(dekontaminasi), tutup kembali
menggunakan teknik satu tangan dan
kemudian dikubur.
Pengolahan Jaringan
• Seluruh petugas atau karyawan harus mengetahui
tentang penatalaksanaan patogen yang
berhubungan dengan darah, cairan, atau duh tubuh.
• Khusus untuk limbah infeksius dimasukkan ke dalam
kantong plastik khusus yang berlabel sampah
infeksius
• kantong plastik tersebut diambil paling sedikit satu
hari sekali atau bila sudah mencapai tiga perempat
penuh. Kemudian diikat kuat sebelum diangkut dan
ditampung sementara di bak sampah klinis. Bak
sampah tersebut juga hendaknya diikat dengan kuat
bila mencapai tiga perempat penuh atau sebelum
jadwal pengumpulan sampah yang nantinya akan
dimusnahkan dengan insinerator.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai