b. Pengolahan linen
d. Pengolahan jaringan
URAIAN MATERI
Material
• Cairan Antiseptik mengandung chlorhexidine 2% dan atau
dengan alkohol
• Cairan handrub pada negara berkembang berdasarkan
rekomendasi WHO. Komposisi dalam 100 mL dalam solution:
• 84.20 mL dari 96% ethanol
• 3% H2O2 : 4.17 m
• 98% Glycerol qs
• Lemon perfume qs
• 100 mL dari air steril
• Air mengalir
• Disposable wipes
Handrub
Lima Kesempatan Mencuci Tangan (5 moment handhygiene)
Alat Pelindung Diri
Pedoman umum alat pelindung diri
• Tangan harus selalu bersih walaupun
mengunakan APD.
• Lepas atau ganti bila perlu segala
perlengkapan APD yang dapat digunakan
kembali jika sudah rusak atau sobek.
• Lepaskan semua APD sesegera mungkin setelah
selesai memberikan pelayanan dan hindari
kontaminasi antara pasien dan petugas
kesehatan.
• Buang semua perlengkapan APD dengan hati-
hati dan segera cuci tangan.
• Pilih APD sesuai dengan perkiraan resiko
terjadinya pajanan.
• Menyediakan sarana APD yang sesuai.
Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri
Bersihkan tali pusat dengan cairan antiseptik dan pasangkan penjepit steril
Dengan teknik steril 🡪 ikat tali pusat melingkar sebanyak dua kali di bagian bawah
tali pusat
PEMASANGAN KATETER VENA UMBILIKAL
…
11
Saat tali pusat dipotong, berikan tekanan ringan pada puntung umbilikal
• Gantilah larutan perendam setiap pagi hari, atau kapan saja bila
larutan sangat terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh
lainnya, atau bila cairan menjadi keruh
catatan
• Jangan biarkan alat terendam lebih dari 10 menit karena
dapat merusak alat atau barang lainnya.
• Selalu gunakan sarung tangan pelindung setiap kali
mengangkat alat dari larutan klorin
Lingkungan Resusitasi…
Taruh air di
dasar panci Letakkan semua
barang dalam Kukus
penguap Ambil
(dandang),
panci kukusan selama 20 Letakkan
yang berlubang alat/barang Keringkan
sampai 2/3 (pisahkan semua menit. alat/barang
dari panci alat/barang
panci bagian tabung Hitung dalam bak
penguap, resusitasi dan dengan di udara
waktu yang telah
taruh rak alat lain yang korentang terbuka.
berlubang di memiliki setelah air desinfeksi
sambungan) dan DTT.
atas tutuplah panci
mendidih
permukaan air
• Panaskan air sampai mendidih.
• Biarkan mendidih selama 20 menit. Hitung waktu setelah
air mendidih
• Jangan menambahkan peralatan lain selama proses
pengukusan
• Ambil alat/barang dari panci dengan korentang DTT.
• Letakkan alat/barang dalam bak yang telah desinfeksi.
• Keringkan alat/barang di udara terbuka.
• Bila telah kering gunakan atau simpan alat tersebut.
Langkah-langkah DTT: Kimiawi
Cara DTT kimiawi.
• Letakkan peralatan dalam keadaan kering (sudah
didekontaminasi dan cuci bilas).
• Pastikan bahwa peralatan terendam seluruhnya dalam
larutan kimia.
• Rendam peralatan selama 20 menit.
• Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan
sampai kering.
• Setelah kering, peralatan dapat segera digunakan atau
disimpan dalam wadah DTT yang berpenutup.
Penyimpanan
• Rangkai kembali seluruh bagian alat resusitasi. Gunakan sarung
tangan steril pada saat merangkai alat.
• Selalu simpan alat di dalam tromol atau bak instrumen dalam
keadaan kering.
• Jagalah agar tempat penyimpanan bersih, kering dan bebas debu.
• Jangan gunakan kotak karton karena dapat berdebu, dan
berserangga.
• Bak instrumen atau tromol disimpan:
• 20 – 25 cm dari atas lantai
• 45 – 50 cm dari atap/langit-langit
• 15 – 20 cm dari dinding luar
• Beri tanggal dan susun bahan habis pakai (masuk dulu - keluar dulu).
• Batas waktu penyimpanan alat adalah 2 minggu.
• Setelah lebih dari 2 minggu alat tidak dipakai, lakukan proses DTT
ulang.
• Seluruh alat selalu dalam kondisi steril dan siap pakai.
Prinsip Pengelolaan Linen (1)
• Darah dan duh tubuh merupakan sumber infeksi utama
bagi petugas kesehatan. Maka setiap kontak/potensi
kontak dengan darah dan duh tubuh harus digunakan
APD.
• APD dalam mengelola linen dengan potensi sumber
infeksi meliputi: sarung tangan, gown, apron, masker dan
pelindung mata (goggle)
• Petugas berisiko terpapar infeksi hendaknya
menggunakan pakaian yang hanya khusus digunakan di
ruangan bersangkutan.
Prinsip Pengelolaan Linen (2)
Prinsip Umum
• Gunakan APD saat menangani linen terkontaminasi
• Lipat dan gulung linen sehingga bagian yang paling kotor
berada di sisi dalam lipatan
• Jangan mengibaskan pakaian atau linen kotor
• Sediakan wadah yang sesuai untuk memindahkan linen
kotor – ember yang tidak bocor dan bertutup
• Jangan menyentuh bagian dalam dari wadah
pembuangan tanpa perlindungan yang sempurna
• Barang yang bisa dipakai ulang hanya boleh digunakan
setelah melewati proses pengolahan alat pakai ulang
dengan baik
Prinsip Pengelolaan Linen (3)
Mengelola spills (tumpahan)
• Gunakan sarung tangan bersih
• Usap dari arah luar (paling bersih) ke arah dalam
(paling kotor)
• Jangan memungut kaca, sekalipun menggunakan
sarung tangan
• Buang sarung tangan dan perlengkapan
pembersihan (lap sekali pakai)
Pengolahan Linen (4)
• Linen terbagi menjadi linen kotor dan linen
terkontaminasi.
• Linen terkontaminasi adalah linen yang terkena darah
atau cairan tubuh lainnya, termasuk juga benda tajam.
• Penatalaksanaan linen yang sudah digunakan harus
dilakukan dengan hati – hati 🡪 penggunaan perlengkapan
APD yang sesuai dan membersihkan tangan secara
teratur sesuai pedoman kewaspadaan standar
Prinsip kewaspadaan standar
• Terdapat SPO penatalaksanaan linen 🡪 Prosedur
penanganan, pengangkutan dan distribusi linen harus
jelas, aman, dan memenuhi kebutuhan pelayanan
• Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD
(sarung tangan rumah tangga, gaun, apron, masker, dan
sepatu tertutup)
• Linen dipisahkan berdasarkan linen kotor dan linen
terkontaminasi cairan tubuh, pemisahan dilakukan sejak
dari lokasi penggunaannya oleh perawat atau petugas
Pengolahan Linen (5)
• Linen kotor segera dibungkus/dimasukkan ke dalam
kantong kuning di lokasi penggunaannya dan tidak boleh
disortir atau dicuci di lokasi dimana linen dipakai
• Linen yang terkontaminasi dengan darah atau cairan
tubuh lainnya harus dibungkus, dimasukkan kantong
kuning dan diangkut/ditransportasikan secara berhati-hati
agar tidak terjadi kebocoran
Pengolahan Linen (6)
• Buang terlebih dahulu kotoran seperti faeces ke washer
bedpan, spoelhook atau toilet dan segera tempatkan linen
terkontaminasi ke dalam kantong kuning/infeksius.
Pengangkutan dengan troli yang terpisah, untuk linen
kotor atau terkontaminasi dimasukkan ke dalam kantong
kuning. Pastikan kantong tidak bocor dan lepas ikatan
selama transportasi. Kantong tidak perlu ganda
• Pastikan alur linen kotor dan linen terkontaminasi sampai
di laundry TERPISAH dengan linen yang sudah bersih
Pengolahan Linen (7)
• Cuci dan keringkan linen di ruang laundry. Linen
terkontaminasi seyogyanya langsung masuk mesin cuci
yang segera diberi disinfektan
• Untuk menghilangkan cairan tubuh yang infeksius pada
linen dilakukan melalui 2 tahap yaitu menggunakan
deterjen dan selanjutnya dengan Natrium hipoklorit
(Klorin) 0,5%. Apabila dilakukan perendaman maka harus
diletakkan di wadah tertutup agar tidak menyebabkan
toksik bagi petugas
Pengolahan Bahan Habis Pakai
• Letakkan benda-benda tajam di atas baki steril atau disinfeksi tingkat tinggi
atau dengan menggunakan “daerah aman” yang sudah ditentukan (daerah
khusus untuk meletakkan dan mengambil peralatan tajam).
• Hati-hati saat melakukan penjahitan agar terhindar dari luka tusuk secara
tak sengaja.
• Gunakan pemegang jarum dan pinset pada saat menjahit. Jangan pernah
meraba ujung atau memegang jarum jahit dengan tangan.
• Jangan menutup kembali, melengkungkan, mematahkan, atau melepaskan
jarum yang akan dibuang
• Buang benda-benda tajam dalam wadah
tahan bocor dan segel dengan perekat jika
sudah dua per tiga penuh. Jangan
memindahkan benda-benda tajam tersebut
ke wadah lain. Wadah benda tajam yang
sudah disegel tadi harus dibakar di dalam
insinerator.
• Jika benda-benda tajam tidak bisa dibuang
secara aman dengan cara insinerasi, bilas
tiga kali dengan larutan klorin 0,5%
(dekontaminasi), tutup kembali
menggunakan teknik satu tangan dan
kemudian dikubur.
Pengolahan Jaringan
• Seluruh petugas atau karyawan harus mengetahui
tentang penatalaksanaan patogen yang
berhubungan dengan darah, cairan, atau duh tubuh.
• Khusus untuk limbah infeksius dimasukkan ke dalam
kantong plastik khusus yang berlabel sampah
infeksius
• kantong plastik tersebut diambil paling sedikit satu
hari sekali atau bila sudah mencapai tiga perempat
penuh. Kemudian diikat kuat sebelum diangkut dan
ditampung sementara di bak sampah klinis. Bak
sampah tersebut juga hendaknya diikat dengan kuat
bila mencapai tiga perempat penuh atau sebelum
jadwal pengumpulan sampah yang nantinya akan
dimusnahkan dengan insinerator.
TERIMA KASIH