Ilham Hidayatullah
2021
LATAR
BELAKANG
Pemetaan Partisipatif Berbasis
Sistem Informasi Geografis (SIG)
2
Pemetaan Patisipatif
Berbasis SIG
Ringkasan
Kegiatan pemetaan ini dilaksanakan selama kurang
lebih 20 bulan. Tim pemetaan dibentuk untuk terlibat
aktif selama kegiatan ini dilaksanakan. Tim pemetaan
ini terdiri dari:
• Tim Korkot
• Asisten GIS
• Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)
• Tim Inti Perencana Partisipatif
• Relawan
Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tim pemetaan antara lain: mengadakan
pertemuan dalam rangka persiapan, exercise, survey lapangan, evaluasi data dan loka
karya.
Hasil dari kegiatan ini diantaranya: Peta administrasi kelurahan, peta delineasi kumuh 3
2016 dan 2020, titik kegiatan 2017-2021, peta sebaran fasilitas, dan peta permasalahan
indikator kumuh dengan kedalaman data (by name by address)
TAHAPAN PELAKSANAAN
1 2 3 4
6
Keluaran Data Spasial
PEMBANGUNA
N DATA
SPASIAL
Editing
Capaian Pembangunan
Atributing
Data Spasial
Komponen 2020 2021
Join
Batas Administrasi 14 Kel 15 Kel
8
Peran BKM Dalam Pembangunan
Data Spasial
BKM secara formal adalah lembaga kolektif yang
merumuskan unsur-unsur strategis bagi kepentingan
masyarakat, yang dalam merumuskan suatu kebijakan
selalu mengedepankan prinsip-prinsip partisipatif.
Dalam menjalankan tugas tanggungjawabnya, BKM
dituntut mampu mengidentifikasi segala permasalahan
yang ada di wilayahnya sehingga mampu menghasilkan
kebijakan-kebijakan strategis dalam menangani
permasalahan kekumuhan di kelurahan masing-masing.
Kaitannya dengan pembangunan data spasial KOTAKU, keberadaan BKM menjadi sangat
sentral. Dimana data-data yang selama ini hanya berupa data statistik, yang oleh BKM
mampu di spasialkan. Sehingga mempercepat proses pemetaan di lapangan.
9
Penguasaan lapangan serta kemampuan menggerakkan orang banyak menjadi kekuatan oleh para BKM di Kabupaten
Gowa dalam pembangunan data spasial. Hanya dengan berkoordinasi dengan para koordinator BKM, data yang
terkumpul sudah banyak untuk bisa diolah menjadi data spasial.
Lanjut… Peran BKM
Selain menjadi narasumber, para pimpinan kolektif BKM juga mampu
mengkoordinir orang-orang yang dinilai paham terhadap kondisi di lapangan untuk
menjadi sumber data tambahan, mulai dari para kepala RW-RT, tokoh-tokoh
masyarakat, para relawan, kader-kader posyandu, termasuk para KSM kegiatan
BDI/BPM yang notabene merupakan pelaksana kegiatan beberapa tahun yang lalu.
Pemilihan narasumber yang tepat serta memastikan kehadiran para narasumber
dalam setiap kegiatan pengumpulan data baik dilapangan maupun exercise di posko
BKM dan kantor KORKOT 4, tentunya membuat proses pengumpulan data berjalan
efektif dan efisien yang berdampak pada percepatan serta kualitas data spasial.
Para narasumber dihadirkan secara bergiliran untuk menghindari kerumunan, pola
ini dilakukan sebagai bentuk adaptasi selama masa pandemi dan kebiasaan normal
baru, yang mana kita dibatasi untuk dapat berkumpul dan harus menjaga jarak satu
sama lain. Namun hal tersebut tidak mengurangi esensi prinsip-prinsip pemetaan
partisipatif. Sebab pemilihan narasumber memperhatikan keterwakilan dari masing-
masing RW-RT, sehingga tetap menghasilkan data dengan kualitas baik.
Hal tersebut mampu dilakukan oleh BKM, sebab sampai saat ini masih menjalin
hubungan baik dengan semua kalangan.
10
Pilot Project
Pemetaan Data Baseline
Kegiatan pemetaan data baseline dilakukan dalam rangka untuk kebutuhan penajaman Dokumen RPLP. Sebab dokumen
RPLP yang ada saat ini umumnya hanya berisi data-data statistik dan belum dilengkapi dengan peta-peta pendukung. Hal
ini kemudian menjadi dasar mengapa pemetaan data baseline di Kelurahan Parangbanoa dilakukan, harapannya bisa
menjadi percontohan RPLP dengan kualitas baik di Kabupaten Gowa.
Setelah mendiskusikan hal tersebut kepada BKM dan unsur Kelurahan Parangbanoa, kegiatan ini sangat diapresiasi karena
hal itu juga merupakan kebutuhan Kelurahan. Dalam diskusi ini pula, pihak kelurahan menyampaikan beberapa kebutuhan
datanya, yang oleh asisten GIS menilai bahwa, hal tersebut bisa dilakukan apabila pemetaan baseline dilakukan hingga
kedalaman data by name by address. Dan untuk melakukan hal tersebut dibutuhkan effort lebih. Dan setelah diskusi tersebut
pihak BKM dan Kelurahan menyanggupi dan siap untuk mendukung pemetaan by name by address. Sehingga kemudian
kegiatan ini ditetapkan sebagai pilot project pemetaan spasial KOTAKU di Kabupaten Gowa.
Tahap Kegiatan:
11
Tahapan Kegiatan
App Survey
Pendataan by Pendataan 12
13
Cerita BKM
Cerita BKM tentang data spasial
Faktor Penghambat
• Keterbatasan peralatan
• Masih minimnya media belajar SIG
• Secara umum para relawan sudah familiar dengan data spasial, hanya untuk proses membangun data
spasial masih awam. 15
TESTIMONI
“Data GIS dewasa ini sangat dibutuhkan, hamper semua pendataan selalu meminta untuk melampirkan peta dan
titik koordinat. Selama ini para relawan maupun kader yang melakukan pendataan masih membuat peta sketsa.
Sehingga ketika kembali melakukan pendataan mereka kembali harus membuat peta sketsa baru lagi. Ini
tentunya menjadi tidak efektif dan efisien. Maka dari itu, semua BKM siap untuk mereplikasi pilot project yang 17
ada di Parangbanoa”
DOKUMENTASI
Uji Petik Data Spasial Oleh KMP
18
Dokumentasi
19
TERIMA KASIH