Anda di halaman 1dari 64

FISIOLOGI KEHAMILAN,

PERSALINAN, NIFAS DAN BBL

Adaptasi Anatomi dan Fisiologi dalam


kehamilan

AMELIA NUR HIDAYANTI., S.SiT., MPH


KEHAMILAN
DEFINISI

 Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau


penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
 Bila dihitug dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9
bulan menurut kalender internasional.
 Kehamilan terbagai dalam 3 trimester, di mana
TM I berlangsung dalam 12 minggu, TM II 15
minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan TM
III13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kehamilan
 Faktor Fisik
1. Status Kesehatan
Beberapa hal yang mempengaruhi kehamilan:
a. Riwayat penggunaan obat-obatan
b. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang
dialami (penyakit kronis, penyakit infeksi,
riwayat kecelakaan, riwayat operasi)
c. Riwayat melakukan transfusi darah
 Beberapa penyakit yang mempengaruhi
kehamilan:
a. Hyperemesis gravidarum
b. Penyakit cardio vaskuler
c. Penyakit hypertensi, pre-eklampsia dan
eklampsia
d. Anemia
e. Diabetes melitus
f. Penyakit menular seksual (PMS)
g. Infeksi
2. Status Gizi
Asupan gizi yang baik selama kehamilan sangat mempengaruhi
kesehatan dan pertumbuhan janin termasuk kesehatan ibu
selama kehamilan dan untuk persiapan persalinan dan
menyusui.
Pola nutrisi keluarga sangat mempengaruhi sikap ibu terhadap
asupan nutrisi selama kehamilan sehingga akan sangat
berpengaruh terhadap status gizi
3. Gaya Hidup
didefinisikan sebagai pola psikoaktif dari penggunaan
zat/bahan yang beresiko bagi kesehatan. Zat atau bahannya
dapat berupa kafein, tembakau, alkohol dan obat-obatan
terlarang (marijuana, kokain, opate atau narkotik, ampetamin,
heroin).
4. Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD)
Kehamilan yang tidak diinginkan adalah suatu kondisi dimana
pasangan atau seseorang tidak menghendaki adanya kelahiran
akibat kehamilan, baik melalui hubungan seksual yang
disengaja maupun tidak disengaja.
 Faktor Psikologis
1. Stressor
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan
ibu dan janin. janin dapat mengalami keterhambatan
perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress
pada ibu tidak tertangani dengan baik.
Stressor ini terbagi menjadi stressor internal dan stressor
eksternal :
a. Stressor internal
1) Faktor fisiologis saat kehamilan
Ketidakmampuan dalam beradaptasi pada perubahan-perubahan
fisiknya dapat mengakibatkan stress, misalnya dalam hal
perubahan postur tubuh,mual dan muntah.
2) Faktor psikologis saat kehamila
n Faktor psikologis ini seperti : ketakutan dan emosi yang kurang
stabil. Seringkali ketakutan ini timbul dan membayangi pikiran ibu,
seperti : ketakutan meninggal pada saat melahirkan, bayi lahir
mati, rumah sakit, dokter, kesakitan ibu setelah melahirkan. Salah
satu tanda dari kehamilan,adanya kenaikan emosional.
b. Stressor eksternal
Sikap penerimaan atau penolakan orang lain terhadap
individu. Penyebab lain dari stress dapat berasal dari
eksternal dimana terjadinya keretakan dalam ruamah
tangga, pengangguran atau adanya kematian anggota
keluarga.
2. Support keluarga
Dukungan keluarga memegang peranan yang besar
dalam menentukan status kesehatan ibu, karena
selama hamil ibu mengalami perubahan fisik atau
psikologis yang membuat emosi ibu labil. Jika seluruh
keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung
bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai
hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri,
lebih bahagia dan siap dalam menjalani
kehamilan,persalinan dan masa nifas.
3. Substance abuse
Pengaruh psikologis tersebut dalam bentuk ketergantungan,
kecanduan dan penyalahgunaan. Gejala-gejala gangguan
psikologis akibat substance abuse antar alain : gangguan
dalam sosialisasi, gelisah, marah, halusinasi, euphoria
(ketagihan dan over dosis), paranoid, stress.
4. Partner abuse
Merupakan kekerasan atau penyiksaan yang dilakukan oleh
pasangan ibu hamil dan sangat berpengaruh terhadap
proses kehamilan. Kekerasan tersebut dapat berupa
kekerasan emosional, seksual atau fisik. Kekerasan fisik
seperti pemukulan, penyiksaan, dibebani kerja berat.
Kekerasan psikologis, seperti tidak diperhatikan, suami
selingkuh, dimarahi tanpa sebab yang pasti, istri
menanggung beban keluarga, tingkah laku suami yang
buruk (pemabuk, penjudi, pemarah).
Faktor lingkungan, sosial budaya dan
ekonomi
1. Kebiasaan adat dan istiadat
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang
merugikan kesehatan ibu hamil, tenaga
kesehatan harus dapat menyikapi hal ini
dengan bijaksana jangan sampai menyinggung
“kearifan local” yang sudah berlaku di daerah
tersebut.
Penyampaian mengenai pengaruh adatdapat
melalui berbagai teknik, misalnya melalui
media masa, pendekatan tokoh masyarakat dan
penyuluhan yang menggunakan media efektif.
2. Fasilitas kesehatan
 Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat

menguntungkan kualitas pelayanan kepada ibu hamil.


Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan
lebih tepat, sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat
diambil. Fasilitas kesehatan ini sangat menentukan atau
berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kematian
ibu (AKI).
3. Ekonomi
 Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh

terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu


hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ibu hamil
yang baik otomatis akan mendapatkan kesejahteraan
fisik dan psikologis yang baik pula. Status gizi pun akan
meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas,
selain itu ibu tidak akan terbebani secara psikologis
mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari setelah bayinya lahir.
Adaptasi Anatomi dan Fisiologi
dalam kehamilan
 Adaptasi anatomi, fisiologi dan biokimia pada
kehamilan sangat besar.
 Perubahan fisiologi pada wanita hamil telah
dimulai sejak trimester pertama sampai akhir
yang terjadi sebagai respon terhadap stimulus
fisiologis oleh fetus.
 Perubahan yang utama adalah peningkatan volume
darah sampai 4/3 kali volume darah normal.
 Hipervolumia ini menyebabkan pengenceran
darah, sehingga kadar hemoglobin, albumin dan
zat-zat lain menurun
 Selama ibu dalam masa kehamilan dan menyusui
akan mengalami peningkatan kebutuhan zat gizi,
hal ini disebabkan mengalami perubahan baik
anatomi, fisiologi maupun perubahan lainnya.
 Perubahan-perubahan yang menyebabkan
peningkatan kebutuhan nutrien dalam tubuh antara
lain:
1. Pertumbuhan janin
2. Pertumbuhan rahim
3. Pertumbuhan plasenta
4. Penambahan volume darah
5. Pembesaran payudara dan penambahan kelenjar
ASI
6. Peningkatan metabolisme tubuh
Adaptasi sistem kardiovaskuler
dalam kehamilan
Jantung dan Curah Jantung
 Pada masa kehamilan diafragma akan terdorong keatas sehingga
jantung kan terangkat keatas, serta beritasi kedepan dan kekiri,
aspek jantung akan berpindah dan posisinya lateral dari biasanya.
 Perubahan yang terjadi pada curah jantung dimulai pada minggu
ke 5 kehamilan, perubahan itu diantaranya tekanan artetin dan
resistensin pembuluh darah mengalami penurunan namun
volume darah dan metabolisme basal mengalami peningkatan.
 Curah jantung meningkat sebesar 30-50% terutama pada minggu
kr 32 kehamilan dan akan menurun sekitar 20% pada minggu ke
40 kehamilan.
 Oleh karena curah jantung yang meningkat selama kehamilan
maka denyut jantung pada saat istirahat juga naik meningkat
yaitu 80-90 kali per menit dan dalam kondisi normal 70 kali per
menit.
Sirkulasi dan Tekanan
 Darah Tekanan darah arteri biasanya
menunrun ke titik terendah pada minggu ke
24 sampai ke 26 dan meningkat setelahnya.
 Selama pertengahan pertama masa
kehamilan, tekanan sistolik menurun 8-10
mmHg. Sementara itu, tekanan diastolic
menurun 11 lebih dari tekanan siastolik
yaitu sekitar 12 mmHg.
 Namun, tekanan darah tersebut biasanya

kembali normal selam trimester ketiga.


 Pada kehamilan multi janin (gemeli), dibandingkan
dengan janin tunggal, curah jantung ibu lebih
meningkat hampir 20% karena bertambahnya
secungkup (15%) dan kecepatan jantung (3,5%).
 Diameter atrium kiri dan diameter diastolik akhir
ventrikel juga meningkat akibat bertambahnya preload.
Meningkatnya kecepatan jantung dan kontraktilitas
intropik mengisyaratkan bahwa pada kehamilan multi
janin cadangan jantung berkurang.
 Pada akhir kehamilan ibu bisa mengalami hipotensi saat
telentang dan akan merasa lemah bahkan kehilangan
kesdaran atau pingsan. Hal ini disebabkan aliran balik
vena menjadi terhambat saat posisi telentang
.
Adaptasi sistem reproduksi dalam
kehamilan

Uterus
Vagina
servik uteri
Ovarium
Pada genetalia
Vagina / vulva
 Pada ibu hamil vagina terjadi hipervaskularisasi

menimbulkan warna merah ungu kebiruan yang


disebut tanda chadwick.
 Vagina ibu hamil berubah menjadi asam, keasaman

(pH) berubah dari 4 - 6,5 sehingga menyebabkan


wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina
terutama infeksi jamur.
 Hipervaskularisasi pada vagina ibu hamil dapat

menyebabkan hipersensivitas sehingga dapat


sehingga dapat meningkatkan libido atau keinginan
seksual terutama pada kehamilan kedua
Perubahan pada uterus
Selama kehamilan, pembesaran uterus terjadi akibat peregangan dan
hipertrofi sel-sel otot, sementara produksi miosit masih terbatas.
Perubahan pada servik
 Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat
stimulasi esterogen dan perlunakan akibat progesteron
>> tanda goodel
 Sekresi lendir servik meningkat pada kehamilan
memberikan kejala keputihan.
 ismus uteri mengalami hipertropi kemudian
memanjang dan melunak >> tanda hegar
Perubahan pada ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih
plasentas, terutama fungsi reproduksi progesteron dan
esterogen.
Selama kehamilan ovarium tenang/ beristirahat. tidak
terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak
terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstrulasi.
Adaptasi sistem hematologi dalam
kehamilan
Volume Darah
 Perubahan penting yang terjadi adalah peningkatan

volume darah, dimulai sejak usia kehamilan 4 – 8


minggu.
 Meningkat secara progresif dan mencapai
maksimum pada usia kehamilan 32 – 34 minggu
 Setelah usia kehamilan 32-34 minggu, ibu akan

mengalami hipervolemia. Volume darah ibu akan


meningkat selama trimester pertama. Peningkatan
terjadi paling cepat selama trimester kedua,
kemudian naik pada tingkat yang jauh lebih lambat
selama trismester ketiga. Selanjutnya, volume
darah akan stabil selama beberapa minggu terakhir
kehamilan.
Hemoglobin dan Hematrokit Total keseluruhan volume
darah merupakan hasil dari peningkatan volume plasma
dan sel darah merah. Pada akhir kehamilan ekspansi
plasma sedangkan massa hemoglobin terus meningkat.
 Hipervolemia yang terjadi tidak menyebabkan overload

pada ibu hamil yang sehat.


 Perubahan ini berfungsi untuk pertukaran gas nutrien,

metabolik ibu dan janin dan membuat ibu mampu


menerima kehilangan darah yang terjadi saat persalinan.
 Perubahan yang lain adalah penurunan hemoglobin dan

hematokrit, peningkatan jumlah lekosit, peningkatan


protein total pada sirkulasi dan peningkatan proses
koagulasi.
Hipervolemia yang terjadi pada wanita hamil
mempunyai beberapa fungsi : 
 Untuk menentukan kebutuhan uterus yang

membesar dengan hipertropi sistem vaskuler


 Untuk melindungi ibu dan membantu fetus

melawan efek penghilangan akibat gagalnya


venous return pada posisi supine dan posisi
tegak 
 Untuk melindungi ibu melawan efek balik

kehilangan darah yang berhubungan dengan


partus
Leukosit dan Trombosit
 Sel darah putih (leukosit) total akan
meningkat selama trimester kedua dan
mencapai puncaknya pada trimester ketiga,
terutama granulosit dan limfosit T CD8.
 Peningkatan leukosit ini bervariasi leukosit ini

bervariasi selama kehamilan, yaitu berkisar


antara 5000-10.000/L.
 Produksi sel darah merah meningkat selama
kehamilan, peningkatan tersebut tergantung
pada jumlah zat besi yang tersedia
 Meskipun produksi SDM meninglkat tetapi
hemoglobin dan hematrokit menurun, hal ini
disebut anemia fisiologi.
 Ibu hamil TM II mengalami penurunan HB dan
hematokrit yg cepat karena pada saadt itu
terjadi ekspansi volume darah yg cepat.
 Ibu hamil dikatakan anemia apabila HB < 11
gram% pada TM I dan TM III, HB < 10,5 gram
% pada TM III
Adaptasi sistem respirasi dalam
kehamilan
 Untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen ibu dan
menyediakan kebutuhan oksigen janin, maka system
respirasi mengadakan perubahan serta adaptasi.
 Sebagai respons terhadap kebutuhan oksigen ke
uterus dan janin, maka secara otomatis kebutuhan
oksigen ibu akan meningkat.
 Pembesaran uterus akan menyebabkan diafragma
naik sekitar 4 cm selama kehamilan.
 Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan
uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga
mengakibatkan wanita hamil kesulitan bernapas
Adaptasi sistem urinari dalam
kehamilan
 Keluhan miksi akan timbul pada TM I dan III
 Pada TM I akibat dari pembesaran uterus yg mengakibatkan dinding
saluran kemih tertekan.
 Pada kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul.
 Keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan
mulai tertekan kembali.
 Pada TM III kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan sering
kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan
kembali.
 Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih
berdilatasi dari pada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke
kanan.
 Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu
menampung urin dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat
laju aliran urin.
Adaptasi sistem gastrointestinal
dalam kehamilan

Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh


hormon progesteron yang meningkat.
Selain itu perut kembung juga terjadi karena
adanya tekanan uterus yang membesar dalam
rongga perut yang mendesak organ-organ
dalam perut khususnya saluran pencernaan,
usus besar, ke arah atas dan lateral.
Adaptasi sistem endokrinologi
dalam kehamilan

 Pada awal kehamilan hormon progesteron


dihasilkan oleh corpus luteum dan setelah itu
secara bertahap dihasilkan oleh plasenta.
 Kadarhormon ini meningkat selama hamil

dan menjelang persalinan mengalami


penurunan.
Aktivitas progesterone diperkirakan :
1. Menurunkan tonus otot polos:
 Motilitas lambung terhambat sehingga terjadi

mual
 Aktivitas kolon menurun sehingga

pengosongan berjalan lambat, menyebabkan


reabsorbsi air meningkat, akibatnya ibu hamil
mengalami konstipasi.
 Tonus otot menurun sehingga menyebabkan

aktivitas menurun.
 Tonus vesica urinaria dan ureter menurun

menyebabkan terjadi statis urine.


2. Menurunkan tonus vaskuler: menyebabkan
tekanan diastolic menurun sehingga terjadi
dilatasi vena.
3. Meningkatkan suhu tubuh
4. Meningkatkan cadangan lemak
5. Memicu over breathing : tekanan CO2 (Pa
CO2) arterial dan alveolar menurun.
6. Memicu perkembangan payudara
Estrogen
 Pada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah

Ovarium.
 Selanjutnya estrone dan estradiol dihasilkan oleh plasenta

dan kadarnya meningkat beratus kali lipat, out put


estrogen maksimum 30 – 40 mg/hari.Kadar terus
meningkat menjelang aterm.
Aktivitas estrogen adalah :
 Memicu pertumbuhan dan pengendalian fungsi uterus

 Bersama dengan progesterone memicu pertumbuhan

payudara
 Merubah konsitusi komiawi jaringan ikat sehingga lebih

lentur dan menyebabkan servik elastic, kapsul persendian


melunak, mobilitas persendian meningkat.
 Retensi air

 Menurunkan sekresi natrium.


Kortisol
 Pada awal kehamilan sumber utama adalah adreanal

maternal dan pada kehamilan lanjut sumber utamanya


adalah plasenta. Produksi harian 25mg/hari.
 Sebagian besar diantaranya berikatan dengan protein

sehingga tidak bersifat aktif.


 Kortisol secara simultan merangsang peningkatanproduksi

insulin dan meningkatkan resistensi perifer ibu pada


insulin, misalnya jaringan tidak bisa menggunakan insulin,
hal ini mengakibatkan tubuh ibu hamil membutuhkan lebih
banyak insulin.
 Sel- sel beta normalpulau Langerhans pada pankreas dapat

memenuhi kebutuhan insulin pada ibu hamil yang secara


terusmenerus tetap meningkat sampai aterm.
 Ada sebagian ibu hamil mengalami peningkatan gula darah

hal ini dapat disebabkan karena resistensi perifer ibu hamil


pada insulin.
Human Chorionic gonadotropin (HCG)
 Hormon HCG ini diproduksi selama
kehamilan. Pada hamil muda hormon ini
diproduksi oleh trofoblas dan selanjutnya
dihasilkan oleh plasenta.
 HCG dapat untuk mendeteksi kehamilan

dengandarah ibu hamil pada 11 hari setelah


pembuahan dan mendeteksi pada urine
ibuhamil pada 12–14 hari setelah kehamilan.
 Kandungan HCGpada ibuhamil mengalami

puncaknya pada 8-11 minggu umur


kehamilan.
 Kadar HCG tidak boleh dipakai untuk memastikan adanya
kehamilan karena kadarnya bervariasi, sehingga dengan
adanya kadar HCG yang meningkat bukan merupakan
tanda pasti hamil tetapi merupakan tanda kemungkinan
hamil.
 Apabila kadar HCG rendah maka kemungkinan kesalahan
HPMT, akan mengalami keguguran atau kehamilan ektopik.
 Sedangkan apabila kadar HCG lebih tinggi dari standart
maka kemungkinan kesalahan HPMT, hamil Mola
Hydatidosa atau hamil kembar.
 HCG akan kembali kadarnya seperti semula pada 4-6 mg
setelah keguguran, sehingga apabila ibu hamil baru
mengalami keguguran maka kadarnya masih bisa seperti
positif hamil jadi hati–hati dalam menentukan diagnosa,
apabila ada ibu hamil yang mengalami keguguran untuk
menentukan diagnosa tidak cukup dengan pemeriksaan
HCG tetapi memerlukan pemeriksaan lain.
Human Placental Lactogen
 Kadar HPL atau Chorionic somatotropin ini terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan plasenta selama kehamilan.
 Hormon ini mempunyai efek laktogenik dan antagonis insulin.HPL juga
bersifat diabetogenik sehingga menyebabkan kebutuhan insulin
padawanita
 hamil meningkat.

Relaxin
 Dihasilkan oleh corpus luteum, dapat dideteksi selama kehamilan, kadar
tertinggi dicapai pada trimester pertama. Peran fisiologis belum jelas,
diduga berperan penting dalam maturasi servik.

Hormon Hipofisis
 Terjadi penekanan kadar FSH dan LH maternal selama kehamilan,namun
kadar prolaktin meningkat yang berfungsi untuk menghasilkankholostrum.
 Pada saat persalinan setelah plasenta lahir maka kadar prolaktin menurun,
penurunan ini berlangsung terus sampai pada saat ibu menyusui.
 Pada saat ibu menyusui prolaktin dapat dihasilkan dengan rangsangan
pada puting pada saat bayi mengisap puting susu ibu untuk memproduksi
ASI.
Perubahan payudara selama
kehamilan
 Akibat pengaruh hormon estrogen maka dapat memacu perkembangan
duktus (saluran) air susu pada payudara. sedangkan hormon progesterone
menambah sel-sel asinus pada payudara.
 Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin)
menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta
meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-
sel lemak, kolostrum.
 Pada ibu hamil payudara membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi
kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan
papilla akibat pengaruh melanofor, puting susu membesar dan menonjol.
 Hypertropikelenjar sabasea (lemak) muncul pada aeola mamae disebut
tuberkel
 Montgomery yang kelihatan di sekitar puting susu. Kelenjar sebasea ini
berfungsi sebagai pelumas puting susu, kelembutan puting susu
terganggu apabila lemak pelindung ini dicuci dengan sabun.
 Puting susu akan mengeluarkan kholostrum yaitu cairan sebelum menjadi
susu yang berwarna putih kekuningan pada trimester ketiga
Fisiologi plasenta
 Seiring dengan peningkatan usia kehamilan, plasenta
bertumbuh dan secara progresif memproduksi
hormon dalam jumlah besar (misalnya, human
placental lactogen [hPL], estrogen, dan progresteron).
Produksi kortisol oleh kelenjar adrenal juga
meningkatk.
 Estrogen, progresteron, hPL, dan kortisol secara
kolektif menurunkan kemampuan ibu untuk
menggunakan insulin.Akibatnya, tubuh wanita hamil
membutuhkn lebih banyak insulin.Sel – sel beta
normal pulau langerhans di pankreas dapat memenuhi
kebutuhan insulin yang secara kontinu tetap
meningkat sampai aterm.
Adaptasi Anatomi dan Fisiologi
dalam Kelahiran dan persalinan
DEFINISI
 Persalinan adalah rangkaian proses yang
berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi
oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi
persalinan sejati, yang ditandai oleh
perubahan progresif pada serviks, dan
diakhiri dengan pelahiran plasenta.
Adaptasi anatomi dan fisiologi organ
reproduksi dalam persalinan
Uterus
Pada saat persalinan, uterus terjadi perubahan, antara lain :
 Kontraksi uterus yang dimulai dari fundus uteri dan
menyebar ke depan dan ke bawah abdomen.
 Miometrium secara aktif berkontraksi untuk
menimbulkan dilatasi serviks dan mendorong turunnya
janin, sedangkan serviks melunak dan membuka.
 Saat mulai persalinan, jaringan dari miometrium
berkontraksi dan berelaksasi seperti otot pada
umumnya. pada saat otot retraksi, tidak akan kembali ke
ukuran semula tapi berubah ukuran yang lebih pendek
secara progesif.
Dengan perubahan bentuk otot uterus saat
proses kontraksi, relaksasi dan retraksi maka
cavum uteri lama kelamaan menjadi semakin
mengecil.
 Proses ini merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan janin turun ke pelviks.


 Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah

Rahim (SBR).
 Selama memasuki fase aktif, uterus berubah menjadi
dua bagian yang berbeda. yaitu Segmen Atas Rahim
(SAR) dan Segmen Bawah Rahim (SBR).
 Segmen atas yang berkontraksi secara aktif menjadi
lebih tebal ketika persalinan maju, dibentuk oleh corpus
uteri.
 Segmen bawah analog dengan istmus yang melebar dan
menipis panjangnya kira-kira 8-10 cm.
 Segmen bawah secara bertahap terbentuk ketika umur
kehamilan tua dan kemudian menipis sekali pada saat
proses persalinan.
 Jadi secara singkat segmen atas berkontraksi, menjadi
tebal dan mendorong anak keluar, sedangkan segmen
bawah dan serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi
dan menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan
dilalui bayi.
 Karena segmen atas makin tebal dan segmen
bawah makin tipis, maka batas antara segmen
atas dan segmen bawah menjadi jelas. Batas ini
disebut : “Lingkaran / Cincin Retraksi yang
Fisiologis”. Cincin retraksi yang normal akan
secara perlahan naik saat
 segmen uterus bagian atas berkontraksi dan
retraksi sedangkan segmen uterus bagian bawah
akan menipis untuk mengakomodasikan janin
yang menurun setelah serviks sepenuhnya
membuka dan janin bisa meninggalkan uterus
maka cincin retraksi tidak akan naik lagi.
 Ligamentum rotundum Ligamentum yang mengalami perubahan
didalam proses persalinan adalah ligamentum rotundum.
 Ligamentum rotundum terletak pada sisi uterus, yaitu di bawah
dan di depan insersi tuba falopii yang bersilangan pada lipatan
peritoneum, melewati saluran pencernaan dan memasuki bagian
depan (atas) labia mayora pada sisi atas perineum.
 Ligamentum rotundum mengandung otot –otot polos dan kalau
uterus berkontraksi , otot –otot ligamen rotundum ikut
berkontraksi hingga ligamen rotundum menjadi pendek.
 Pada saat kontraksi, fundus yang tadinya bersandar pada tulang
punggung berpindah kedepan mendesak dinding perut depan ke
depan. Perubahan letak uterus pada waktu kontraksi ini penting
karena menyebabkan sumbu uterus menjadi searah dengan
sumbu jalan lahir. Dengan adanya kontraksi pada ligamentum
rotundum, fundus uteri tertambat, sehingga waktu kontraksi
fundus tidak dapat naik ke atas.
Serviks Selama proses persalinan serviks mengalami 2
perubahan yaitu :
 Penipisan Serviks (effacement)

Penipisan serviks adalah pemendekan dari kanalis servikalis,


yang semula berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm,
menjadi suatu lubang saja dengan pinggir yang tipis.
Penipisan serviks disebabkan oleh kontraksi uterus yang
bersifat fundal dominan sehingga seolah-olah serviks tertarik
ke atas dan lama kelamaan menjadi tipis. Batas antara segmen
atas dan bawah (retraction ring) menjadi arah tarikan ke atas
sehingga seolah- olah batas ini letaknya bergeser ke atas.
Serviks terangkat ke atas karena terjadi pemendekan
gabungan otot uterus selama penipisan segmen bawah rahim
pada tahap akhir persalinan.
Hal ini menyebabkan bagian ujung serviks yang tipis saja yang
dapat diraba setelah effacement lengkap. Pada kehamilan
aterm pertama, effacement biasanya terjadi lebih dahulu
daripada dilatasi. Pada kehamilan berikutnya, effacement dan
dilatasi cenderung terjadi bersamaan.
 Dilatasi
Proses ini merupakan kelanjutan dari penipisan
serviks. Dilatasi serviks ialah pembesaran dari ostium
externum yang tadinya berupa suatu lubang dengan
diameter beberapa milliliter menjadi lubang yang
dapat dilalui bayi, kira-kira 10 cm.
Faktor-faktor yang menyebabkan pembukaan serviks
ialah Daya tarikan otot-otot serviks menarik pada
pinggir ostium secara terus- menerus saat uterus
berkontraksi, waktu berkontraksi segmen bawah
rahim dan serviks diregang oleh isi uterus terutama
oleh air ketuban dan ini menyebabkan tarikan pada
serviks, waktu kontraksi, bagian dari selaput yang
terdapat di atas canalis cervicalis ialah yang disebut
ketuban, menonjol ke dalam canalis cervicalis, dan
membukanya.
PROSES DILATASI SERVIKS

Gambar 2 proses dilatasi serviks tersebut memperlihatkan proses


pendataran dan dilatasi serviks melonggarkan membran dari
daerah ostium uteri interna dengan sedikit perdarahan serta
menyebabkan lendir bebas dari sumbatan atau operculum.
Pengeluaran lendir dan darah ini disebut sebagai bloody show
yang mengidikasikan telah dimulainya proses persalinan.
 Kardiovaskuler
Selama proses persalinan terjadi perubahan pada
sistem kardiovaskular, curah jantung meningkat
40 % sampai 50 % dibandingkan dengan kadar
sebelum persalinan dan sekitar 80% sampai 100
% dibandingkan dengan kadar sebelumnya.
Peningkatan curah jantung ini terjadi karena
pelepasan katekolamin akibat nyeri dan karena
kontraksi otot abdomen dan uterus. Seiring
dengan kontraksi uterus sekitar 300 sampai 500
ml darah dipindahkan ke volume darah sentral.
 Tekanan vena istemik meningkat saat darah kembali dari vena
uterus yang membengkak. Pada kala I, sistolik rata-rata
meningkat 10 mmhg dan tekanan diastolik rata- rata
meningkat sebesar 5-19 mmhg selama kontraksi, tetapi
tekanan tidak banyak berubah. Diantara waktu kontraksi kala II
terdapat peningkatan 30/25 mmhg selama kontraksi dari 10/5
sampai 10 mmhg. Jika wanita mengejan dengan kuat, terjadi
kompensasi tekanan darah, seringkali terjadi penurunan
tekanan darah secara dramatis saat wanita berhenti mengejan
di akhir kontaksi.
 Perubahan lain dalam persalinan mencakup peningkatan
denyut nadi secara perlahan tapi pasti sampai sekitar 100 kali
per menit pada persalinan kala II. Tekanan darah meningkat
selama kontraksi, kenaikan sistole 15 (10-20) mmhg, kenaikan
diastole 5-10 mmhg, diantara kontraksi tekanan kembali pada
level sebelum persalinan. Posisi berbaring miring akan
mengurangi terjadinya perubahan tekanan darah selama
proses kontraksi. Rasa sakit/nyeri, takut dan cemas juga dapat
meningkatkan tekanan darah.
Gastrointestinal
 Pada saat mulai persalinan terjadi penurunan hormon
progesteron yang mengakibatkan perubahan pada
sistem pencernaan yaitu : motilitas dan absorbsi
lambung terhadap makanan padat jauh berkurang.
 Perubahan ini menyebabkan makanan lebih lama
tinggal di lambung. Apabila kondisi ini diperburuk oleh
penurunan lebih lanjut sekresi asam lambung selama
persalinan, maka saluran cerna bekerja dengan lambat
sehingga waktu pengosongan lambung menjadi lebih
lama. Kadar natrium dan klorida dalam plasma dapat
menurun sebagai akibat absorbsi gastrointestinal, nafas
terengah-engah, dan diaforesis (perspirasi) selama
persalinan dan kelahiran. Mual dan muntah umum
terjadi selama fase transisi yang menandai akhir fase
pertama persalinan.
 Hormon yang berpengaruh dalam persalinan
Faktor‐faktor yang terlibat didalam mulainya persalinan
salah satunya adalah faktor hormonal yaitu antara lain
progesteron sangat penting untuk pemeliharaan
kehamilan dini, dan hilangnya progesteron akan
mengakibatkan berakhirnya kehamilan. Progesteron
menyebabkan hiperpolarisasi miometrium, mengurangi
amplitudo potensial aksi dan mencegah kontraksi
efektif. Progesteron mengurangi reseptor-reseptor
adrenergik alfa, menstimuli produksi caMP, dan
menghambat sistesis reseptor oksitosin. Progesteron
juga menghambat sintesis reseptor oksitosin,
membantu penyimpanan prekursor,prostaglandin, di
desisua dan membran janin dan menstabilkan lisosom-
lisosom yang mengandung enzimenzim pembentuk
prostaglandin.
 Estrogen merupakan lawan progesteron yang
memiliki peran independen dalam pematangan
serviks uteri dan membantu kontraktilitas uterus.
Oksitosin merupakan hormon yang disekresikan
oleh neurohipofisis yang secara khusus
menyebabkan kontraksi uterus. Kadar oksitosin ibu
maupun janin keduanya meningkat spontan selama
persalinan. Hormon prostaglandin adalah hormon
pencetus kontraksi atau meningkatkan intensitas
kontraksi dan bertugas untuk merangsang
persalinan. Wanita memproduksi hormon ini ketika
janin siap untuk melahirkan. Dampak berkurangnya
kadar hormon ini dalam tubuh seorang ibu dapat
menyebabkan kehamilan lewat waktu. Endorfin
adalah opiat yang terjadi secara alami, mirip dengan
morfin dan heroin. Seperti halnya oksitosin,
sebagian besar muncul selama seks, kehamilan,
kelahiran dan menyusui
 Beta-endorphin mengurangi rasa sakit dan
menekan sistem kekebalan tubuh, yang
penting agar tidak bertindak 'melawan' bayi.
Jika ibu bersalin stres selama persalinan,
akan dilepaskan beta-endorphin yang
berlebihan, yang dapat menghambat
oksitosin dan memperlambat persalinan.
Beta-endorphin juga membantu pelepasan
prolaktin selama persalinan, mempersiapkan
payudara untuk menyusui.
 Perubahan sistem hematologi pada masa persalinan
Haemoglobin akan meningkat selama persalinan sebesar
1,2 gr % dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum
persalinan pada hari pertama pasca persalinan kecuali
terjadi perdarahan. Peningkatan leukosit secara progresif
pada awal kala I (5.000) hingga mencapai ukuran jumlah
maksimal pada pembukaan lengkap (15.000). Haemoglobin
akan meningkat selama persalinan sebesar 1,2 gr % dan
akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan pada
hari pertama pasca persalinan kecuali terjadi perdarahan.
Peningkatan leukosit terjadi secara progresif pada awal kala
I (5.000) hingga mencapai ukuran jumlah maksimal pada
pembukaan lengkap (15.000). Selama persalinan waktu
pembekuan darah sedikit menurun, tetapi kadar fibrinogen
plasma meningkat. Gula darah akan turun selama persalinan
dan semakin menurun pada persalinan lama, hal ini
disebabkan karena aktifitas uterus dan muskulus skeletal.
 Perubahan suhu pada masa persalinan Suhu tubuh
meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan segera
setelah melahirkan. Peningkatan suhu yang tidak lebih
dari 0,5-10C dianggap normal, nilai tersebut
mencerminkan peningkatan metabolisme persalinan. Suhu
tubuh akan sedikit meningkat (0,5-10 0C) selama proses
persalinan dan akan segera turun setelah proses persalinan
selesai. Peningkatan suhu tubuh tidak boleh lebih dari 10
0C), peningkatan suhu tubuh dalam persalinan yang
berlangsung lama dapat mengindikasikan dehidrasi,
sehingga parameter lain harus di cek. Begitu pula pada
kasus ketuban pecah dini, peningkatan suhu dapat
mengindikasikan infeksi dan tidak dapat dianggap normal
dalam keadaan ini.
 Perubahan metabolisme dan basal
metabolisme rate Pada saat mulai persalinan
Basal Metabolisme Rate (BMR), dengan adanya
kontraksi dan tenaga mengejan yang
membutuhkan energi yang besar, maka
pembuangan juga akan lebih tinggi dan suhu
tubuh meningkat. Suhu tubuh akan sedikit
meningkat (0,5-10C) selama proses
persalinandan akan segera turun setelah
proses persalinan selesai. Hal ini disebabkan
karena adanya peningkatan metabolisme
tubuh. Peningkatan suhu tubuh tidak boleh
lebih dari 10C
 hemodinamik ibu Proses persalinan secara sectio
sesarea perlu diperhatikan, karena memiliki
risiko yang dapat membahayakan keadaan ibu
dan janin. Salah satu risiko yang dapat terjadi
adalah perubahan hemodinamik dalam tubuh ibu
yang mengandung sebagai efek samping
penggunaan anestesi sectio caesaria. Hipotensi
merupakan salah satu komplikasi akut anestesi
spinal yang paling sering terjadi. Pada anestesi
spinal terjadi penurunan hemodinamik secara
signifikan terutama pada tensi dan nadi.
Bradikardi dapat terjadi, karena aliran darah
balik berkurang atau karena blok simpatis T1-
4.
 Hipotensi biasanya terjadi pada 15 menit - 30
menit pertama setelah penyuntikan
subarachnoid,bila tidak dilakukan pencegahan
hipotensi akibat anestesi spinal menimbulkan
gejala yang berhubungan dengan hipoksi
jaringan yaitu gelisah, pusing, mual kemudian
apabila tidak diatasi dapat menyebabkan efek
yang lebih parah yaitu syok bahkan kematian.
Hipotensi yang terjadi disebabkan oleh
hambatan vasomotor yang mengakibatkan
penurunan resistensi vaskular yang
menyebabkan aliran darah balik ke jantung
berkurang dan terjadi penurunan curah jantung.
Kontraksi dalam persalinan
 Secara umum, tanda awal bahwa ibu hamil untuk melahirkan adalah
mengejangnya uterus atau dikenal dengan kontraksi. Kontraksi tersebut
berirama, teratur, dan involuter, umumnya kontraksi bertujuan untuk
menyiapkan serviks untuk membesar dan meningkatkan aliran darah di
dalam plasenta. Kontraksi yang sesungguhnya akan muncul dan hilang
secara teratur dengan intensitas makin lama makin meningkat. Mulainya
kontraksi terasa seperti sakit pada punggung bawah berangsur-angsur
bergeser ke bagian bawah perut mirip dengan mules saat haid.
 Kontraksi terjadi simetris di kedua sisi perut mulai dari bagian atas
dekat saluran telur ke seluruh rahim, kontraksi rahim terus berlangsung
sampai bayi lahir. Pada awal persalinan kontraksi uterus terjadi setiap
15‐20 menit dan bisa berlangsung kira‐kira 30 detik. Kontraksikontraksi
ini sedikit lemah dan bahkan bisa tidak terasa oleh ibu yang
bersangkutan. Kontraksi‐kontraksi ini biasanya terjadi dengan
keteraturan yang berirama dan interval (selang antar waktu) diantara
kontraksi secara berlangsung menjadi lebih pendek, sementara lamanya
kontraksi semakin panjang. Pada akhir kala I kontraksi bisa terjadi 2‐3
menit selang waktunya dan berlangsung selama 50‐60 detik dan sangat
kuat.
Adaptasi fetus dalam persalian
 Adaptasi fetus dalam persalinan
Persalinan menimbulkan dampak besar pada janin dan penting untuk
membantu janin beradaptasi ke kehidupan ekstrauterus . Efek persalinan
pada janin perlu dipahami untuk membedakan antara respons normal
sehat dan distres janin. Stres persalinan secara refleks menyebabkan
peningkatan kadar katekolamin ibu jauh di atas kadar yang ditemukan
pada wanita tidak hamil atau wanita hamil sebelum persalinan. Sirkulasi
darah janin dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,diantaranya adalah
posisi ibu, kontraksi uterus, tekanan darah aliran darah tali pusat
kebanyakan apabila janin yang sehat mampu mengompensasi stres
ini,biasanya aliran darah tali pusat tidak terganggu oleh kontraksi uterus
atau posisi janin. Persalinan mendorong permbersihan cairan paru janin.
Takipnea transien, yang disebabkan oleh sisa cairan paru, lebih sering
pada bayi yang lahir dengan seksio sesarea elektif daripada mereka yang
dilahirkan pervaginam. Penekanan dada secara mekanis akan
menyebabkan keluarnya sejumlah kecil cairan. Keadaan janin tidur tenang
dan janin tidur aktif mendominasi sebelum persalinan. Pada kala II
persalinan, lama siklus perilaku menurun, hal ini berkaitan dengan
keseluruhan rangsangan sensorik dan penekanan kepala yang terjadi
selama tahap persalinan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai